Anda di halaman 1dari 11

Assesment Kemampuan

Literasi Anak
Mengapa Literasi?

Menurut World Economic Forum


(2016) peserta didik
memerlukan 16 ketrampilan agar
mampu bertahan dalam abad
ke 21, yakni literasi dasar,
kompetensi dan karakter
Kecakapan Abad 21

Literasi Dasar Kompetensi (HOTS) Karakter

Baca tulis, Berhitung Berpikir kritis, Berpikir Melit, Inisiatif,


(matematika), Sains, kreatif, Berkomunikasi, Kegigihan,
Teknologi informasi, Berkolaborasi Kepemimpinan,
Keuangan, Kebudayaan Keterampilan sosial
dan kewarganegaraan budaya,
Cakupan
Literasi
1. Rangkaian kecakapan
membaca, menulis, berbicara,
berhitung, mengakses dan
menggunakan informasi
2. Praktik sosial penerapan yang
dipengaruhi konteks
3. Membaca dan menulis sebagai
medium menyelidik,
menanyakan, mengkritisi ilmu
dan gagasan
4. Teks yang bervariasi (subjek,
gender, tingkat kompleksitas
bahasa)
Indonesia

PISA
PIRLS INAP
2009 : Peringkat ke 57
2011 : Peringkat ke dari 65 negara 2016 : Nillai
42 dari 45 negara 2012 : Peringkat ke 64 kemampuan
dari 65 negara membaca
2015: Peringkat ke 64 46,83%
dari 70 negara
Hasil Kajian
Tanoto Temuan

Foundation 1. 40% siswa belum bisa membaca


fasih dan pemahaman
2. Semakin fasih membaca, semakin
tinggi pemahaman akan bahan
bacaan yang di baca

Pengukuran Literasi Program PINTAR menggunakan


EGRA (Early Grade Reading Assesment)
Tindak lanjut
1. Program budaya baca 15 menit
Dilakukan di 5 provinsi, 14 kabupaten/kota mitra, 426
sebelum pembelajaran
SD dan SMP Mitra dan 10 LPTK, yang keseluruhan
berjumlah 814 responden 2. Distribusi buku
3. Melatih menggunakan buku antara
lain penggunaan buku besar
4. Melatih membuat buku besar sendiri
Pusat Studi
Pendidikan dan Temuan 

Kebijakan
Siwa yang belum memahami teks pendek::
Kelas 1: 60.4%
Kelas 2: 35.2%
Kelas 3: 38.1%
Kelas 4: 23.7%
Kelas 5 : 25.6%
Tes literasi  dasar anak. Sampel 650 siswa kelas 1 sd Kelas 6 : 16.3%
kelas 6 di kota Mentawai, Batu, Probolinggo dan
Flores. Sampel kelas 1: 270 murid, kelas 2: 318 murud,
kelas 3: 80 murid, kelas 4: 80 murid, kelas 5: 86 murid, Saran Pengembangan
kelas 6: 86 murid
1. Level literasi ditambah
Metode : PEMANTIK (Pengukuran MandiriNumerasi 2. Materi "teaching at the right level"
dan Literasi PSPK)
untuk Indonesia (kolaborasi dengan
Gernastastaka)
Puspendik dengan Temuan 
Direktorat PSMP Perkembangan kemampuan menyusun soal
HOTs peserta didik tahap I dibandingkan tahap
II dalam pemilihan stimulus bacaan untuk tes
literasi membaca adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : wacana yang dipilih relatif


Pengembangan kemampuan guru dalam menyusun soal sederhana, vocabulary mudah serta pendek.
HOTs melalui program BIMTEK tentang penulisan soal. Sudah baik karena mengandung pesan moral
dan kontekstual
Peserta tahap 1 : 59 sekolah sampel SMP setiap sekolah
Tahap 2: Pemilihan wacana lebih kompleks,
mengirimkan 3 guru (Bhs Ind, Mat, IPA)
Peserta tahap 2: 81 sekolah sampel SMP setiap sekolah
vocabulary lebih advance serta
mengirimkan 1 Kepsek dan 4 guru (Bhs. Ind, Mat, Bio, menggabungkan informasi bentuk teks dengan
Fisika) informasi dalam bentuk non teks
Temuan
The SMERU 1. Siswa yang memiliki kemampuan rendah, belajar

Research Institue 
lebih banyak dari siswa yang berkemampuan tinggi
di mapel Bhs. Indonesia dan Matematika
2. 40% guru tidak membuka dan menutup
pembelajaran
3. Sekitar 30 menit tidak ada interaksi guru-siswa
4. Teacher centered
5. Memberika pertanyaan terbuka dan assesment
formatif
Praktik pembelajaran dikelas dan pengaruhnya terhadap
hasil siswa.
6. >50% tidak memerikan stimulasi tugas kelompok
7. Belum mampu melakukan pembelajaran
Observasi dilakukan secara diskret dengan membagi jam terdiferensiasi
pelajaran dalam satuan sesi observasi, yakni per 5 menit

Sampel: 46 SMP di kota Yogyakarta kelas 7 dan 8 pada


Tindak lanjut
mapeel Matematika dan Bhs. Indonesia 1. Analisis observasi isi materi
2. Analisis pengaruh metode pada hasil
belajar
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai