Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Dosen Pengampu
Restu Yulia Hidayatul Umah,S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 5 / PGMI D


1. Choirun Nisa (203190132)
2. Asna Rizki Bintari (203190129)
3. Fadilatul Fitriani (203190142)
4. Faridlatul Munawaroh (203190144)
5. Yuni Pramesti Widyatuti (203190119)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO
2021
A. Hakikat Penilaian Dalam Pembelajaran
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.1
Penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses
pendidikan secara umum, baik mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut
pendidikan atau yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan.2
Penilaian atau assessment, menurut Anthony J, Nitko (1996) merupakan istilah
umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditembuh untuk mendapatkan
informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrument
pendidikan lainya olh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
Menurut Linn dan Gronlund menyatakan bahwa assessment atau penilaian adalah
suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian
kemajuan bekajar (Linn & Gronlund, 1995).
Selain itu Pophom menyatakan bahwa assessment dalam pembelajaran adalah suatu
proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel
penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan kepuusan oleh guru untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Pophom,1995).3
Jadi, Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, data yang diperoleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung
dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau hasil yang akan dinilai.4 Dari proses ini diperoleh potret/profil kemampuan

1
Tianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Kencana, 2010), hlm 252-253
2
Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendiikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm 54
3
Sakardi, Tahapan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013, (Surabaya: Jakad Media
Publishing 2020), hlm. 109
4
Kenentrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik MTs, (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2010), hlm 3
peserta didik dalam mencapai sejumlah sytandar kompetensi inti yang tercantum dalam
kurikulum.

B. Aspek – aspek yang menjadi perhatian dalam penilaian


Macam-macam aspek penilaian pembelajaran Sebelum melakukan penilaian kita
hendaknya mengetahui apa yang harus kita nilai. Penilaian sendiri memiliki makna sebagai
upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai. Dengan kata lain penilaian memiliki fungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran (pengalaman belajar).
Menurut Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni,
1. keterampilan dan kebiasaan,
2. pengetahuan dan pengertian,
3. sikap dan cita-cita.
4. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni,
a. informasi verbal
b. keterampilan intelektual
c. strategi kognitif
d. sikap
e. keterampilan motoris.
Namun dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benjamin S. Bloom yang lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotoris. 5 Ranah Kognitif
Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
1. Ranah kognitif ini dibagi menjadi enam yaitu :
a. Pengetahuan, yaitu merupakan kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengenali, mengingat, memanggil kembali tentang adanya konsep , prinsip, fakta,
ide, rumus-rumus, istilah, nama. Dengan pengetahuan, siswa dituntut untuk dapat

5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Megajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Hal.22
mengenali atau mengetahuai adanya konsep, fakta, istilah-istilah, dan sebagainya
tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.6
b. Pemahaman, yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal- hal lain. Pemahaman
ini dapat dibedakan menjadi tiga kategori diantaranya:
1) Tingkat terendah/ pertama adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan
dalam arti yang sebenarnya, misalnya: dari bahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih,
menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.
2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni yang menghubungkan
bagian- bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Menghubungkan
pengetahuan tentang konjungsi kata kerja, subjek, dan passesive pronoun sehingga
tahu menyusun kalimat yang benar, misalnya My friends is studying bukan My
friend studying.
3) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis,
dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya
4) Penerapan/Aplikasi aitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
mennggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret . Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan
proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman
5) Analisis yaitu kemempuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur- unsur atau komponen pembentuknya
6) Sintesis Yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk
menyeluruh
7) Evaluasi yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedimikian

6
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan, Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cet pertama 2004, hal 35
rupa sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk
mengevaluasi sesuatu.7
2. Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Ada beberapa kategori ranah afektif 8 sebagai hasil belajar yaitu :
a. Penerimaan (Receiving) Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala
dan lain sebagainya. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran unutk
menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang
datang dari luar.
b. Jawaban (Responding) Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar.
c. Penilaian (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan.
d. Organisasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan
suatu perangkat nilai.
e. Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup Mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga pada dirinya dijadikan
pedoman yang nyata dan jelas dalam berbagai bidang kehidupan.
3. Ranah Psikomotoris Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah
psikomotorik dikemukakan oleh simpons (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif,
afektif hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.8
7
Ibid. hlm.22
8
35Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005, Hal 50
C. Prinsip-prinsip Penilaian
Beberapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian perlu dijabarkan.
Dalam Permendikbud nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencans, menyatu dengan
kegiatan pembellajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,pelaksanaan, dan
pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilian, dan dasar pengammbilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
BSNP juga menegaskan bahwa dalam proses penilaian perlu pula prinsip-prinsip-
prinsip khusus sebagai berikut:
1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan Apa
yang seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran.
3. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
4. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut.
5. Penilaian harus sesuai degan pengalaman belajar yang ditempuh dengan proses
pembelajaran.9

D. Faktor Pertimbangan Dalam Menentukan Teknik Penilaian.

9
Umi Salamah. Penjamin Mutu Penilaian Pendidikan. Ma’had Aly Al-Hikam Malang. Jurnal evaluasi vol: 2,
no: 01. (2018)
Dalam menentukan tekniik peniaian yang harus digunakan, maka perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi psikologis siswa.
2. Kesiapan siswa.
3. Adanya sarana prasarana yang memadai.
4. Adanya materi yang mumpuni yang telah disampaikan guru dan diterima oleh siswa.
5. Kondisi linkungan dan sosial siswa.

E. Macam-Macam Teknik Penilaian dalam Penilaian Pembelajaran10


Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang
dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Sikap
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
b. Penilaian Diri
Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian
diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.11
c. Peilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang

10
Salamah, Umi, Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan (STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang: Jurnal
Evaluasi. Vol.2, No.1, 2018), hlm. 283-286
11
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Rapot di SD, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2014), hlm.8
digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara
berkala setelah proses pembelajaran.
d. Jurnal Catatan Guru/Jurnal Pendidik
Jurnal Pendidik adalah instrumen penilaian yang digunakan untuk
menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.12
2. Pengetahuan
a. Tes Tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta
didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap
berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik
tugasnya.13
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:14
a. Penilaian Kinerja atau Performance
Merupakan suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya.
b. Penilaian Proyek

12
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 9
13
Munardi dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013: Membantu Guru dan Calon Guru
Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran, (Jogjakarta: Andi, 2013), hlm. 42
14
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 10
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. Pada penilaian
projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan Pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan
laporan.
2) Relevansi Kesesuaian tugas projek dengan muatan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
3) Keaslian Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap projek peserta didik.15
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu sub tema. Akhir suatu periode hasil karya
tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berkaitan dengan
tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam porto folio harus memiliki suatu nilai
atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan
peserta didik harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (artefak)
dimasukkan kedalam koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan
refleksi baik dari guru ataupun pengamat tertentu yang memiliki keterkaitan dengan
artefak yang dikoleksi.16
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat
oleh guru bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan
secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan

15
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 11
16
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Panduan Bagi Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 118.
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Adapun karya
peserta didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio, antara lain: karangan, puisi,
surat, gambar/lukisan, komposisi music.
Dalam kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai
salah satu bahan penilaian untuk aspek keterampilan. Hasil penilaian portofolio
bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan
penilaian kompetensi peserta didik. Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik.17

F. Beberapa Teknik mengubah skor menjadi nilai atau memonten


Ada beberapa teknik memonten atau mengubah skor hasil tes atau ujian menjadi
nilai. Dalam bagian ini akan diberikan tiga contoh yang memadai untuk diterapkan oleh guru
atau dosen dalam pelaksanaan tugas mengajarnya. Tiga teknit tersebut yaitu :
a. Konversi dengan skala langsung
b. Konversi dengan presentasi
c. Konversi langsung

Adapun rumus untuk mengkonversi skor menjadi nilai yaitu sebagai berikut:

Nilai = (jumlah jawaban benar /jumlah soal ) x 100%

Contoh :
Dalam salah satu program kursus yang diselenggarakan oleh IKABI (Ikatan Ahli Bedah
Indonesia) yaitu ATLS (Advanced Trauma Life Support ), dalam tes terakhir di berikan soal
dalam bentuk pilihan jamak sebanyak 40 soal. Nilai batas kelulusan yang ditetapkan adalah
80% dan untuk menjadi calon instructor harus memperoleh nilai minimal 85%. Penetapan
nilai di lakukan dengan menggunakan presentase.

17
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 11
Hasil pemeriksaan terhadap tiga orang peserta adalah sebagai berikut:
1. Peserta A menjawab dengan benar :30 soal
2. Peserta B menjawab dengan benar :32 soal
3. Peserta C menjawab dengan benar :38 soal
Maka nilai dan kelulusan ketiga peserta adalah sebagai berikut:
1. Peserta A : 30 soal benar =(30/40) x 100%=75%, tidak lulus
2. Peserta B : 32 soal benar =(30/40) x 100%=80%, lulus
3. Peserta C : 30 soal benar =(38/40) x 100%=95%, lulus dan berhak mengikuti Diklat
Calon Instruktur.
a. Teknik konversi dengan skala
Teknik ini dapat dilakukan jika:
1. Digunakan pendekatan PAN dengan mana nilai seorang peserta dibandingkan dengan
nilain peserta lain.
2. Digunakan atau tidak digunakan skor minus untuk setiap kesalahan dalam pengerjaan
soal jenis obyektif.18

DAFTAR PUSTAKA
Salamah, Umi. (2018). Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. STAI Ma’had Aly Al-
Hikam Malang: Jurnal Evaluasi. Vol.2, No.1
Gintings, Abudorrohman.2010. Esensi Praktis Belajr Dan Pembelajaran. Yogyakarta :
humaniora. 2010

18
Abudorrohman Gintings, esensi praktis belajr dan pembelajaran. (Yogyakarta : humaniora. 2010) hlm.199
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian
Rapot di SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Munardi dan Selly Rahmawati. (2013). Penilaian dalam Kurikulum 2013: Membantu Guru
dan Calon Guru Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran. Jogjakarta:
Andi
Masnur Muslich, (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual,
Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
Tianto. 2010.Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana
Arif, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendiikan Islam. Jakarta: Ciputat Press
Sakardi. 2020. Tahapan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013. Surabaya:
Jakad Media Publishing
Kementrian Agama RI. 2010. Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik MTs.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Megajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Anshori, Isa. 2004. Evaluasi Pendidikan. Sidoarjo: Muhammadiyah University Press
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada
Salamah, Umi. 2018. Penjamin Mutu Penilaian Pendidikan. Ma’had Aly Al-Hikam Malang.
Jurnal evaluasi vol: 2, no: 01.

Anda mungkin juga menyukai