Dosen Pengampu
Restu Yulia Hidayatul Umah,S.Pd.I., M.Pd.
1
Tianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Kencana, 2010), hlm 252-253
2
Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendiikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm 54
3
Sakardi, Tahapan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013, (Surabaya: Jakad Media
Publishing 2020), hlm. 109
4
Kenentrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik MTs, (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2010), hlm 3
peserta didik dalam mencapai sejumlah sytandar kompetensi inti yang tercantum dalam
kurikulum.
5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Megajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Hal.22
mengenali atau mengetahuai adanya konsep, fakta, istilah-istilah, dan sebagainya
tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.6
b. Pemahaman, yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal- hal lain. Pemahaman
ini dapat dibedakan menjadi tiga kategori diantaranya:
1) Tingkat terendah/ pertama adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan
dalam arti yang sebenarnya, misalnya: dari bahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih,
menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.
2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni yang menghubungkan
bagian- bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Menghubungkan
pengetahuan tentang konjungsi kata kerja, subjek, dan passesive pronoun sehingga
tahu menyusun kalimat yang benar, misalnya My friends is studying bukan My
friend studying.
3) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis,
dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya
4) Penerapan/Aplikasi aitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
mennggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret . Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan
proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman
5) Analisis yaitu kemempuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur- unsur atau komponen pembentuknya
6) Sintesis Yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk
menyeluruh
7) Evaluasi yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedimikian
6
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan, Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cet pertama 2004, hal 35
rupa sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk
mengevaluasi sesuatu.7
2. Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Ada beberapa kategori ranah afektif 8 sebagai hasil belajar yaitu :
a. Penerimaan (Receiving) Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala
dan lain sebagainya. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran unutk
menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang
datang dari luar.
b. Jawaban (Responding) Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar.
c. Penilaian (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan.
d. Organisasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan
suatu perangkat nilai.
e. Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup Mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga pada dirinya dijadikan
pedoman yang nyata dan jelas dalam berbagai bidang kehidupan.
3. Ranah Psikomotoris Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah
psikomotorik dikemukakan oleh simpons (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif,
afektif hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.8
7
Ibid. hlm.22
8
35Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005, Hal 50
C. Prinsip-prinsip Penilaian
Beberapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian perlu dijabarkan.
Dalam Permendikbud nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencans, menyatu dengan
kegiatan pembellajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,pelaksanaan, dan
pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilian, dan dasar pengammbilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
BSNP juga menegaskan bahwa dalam proses penilaian perlu pula prinsip-prinsip-
prinsip khusus sebagai berikut:
1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan Apa
yang seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran.
3. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
4. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut.
5. Penilaian harus sesuai degan pengalaman belajar yang ditempuh dengan proses
pembelajaran.9
9
Umi Salamah. Penjamin Mutu Penilaian Pendidikan. Ma’had Aly Al-Hikam Malang. Jurnal evaluasi vol: 2,
no: 01. (2018)
Dalam menentukan tekniik peniaian yang harus digunakan, maka perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi psikologis siswa.
2. Kesiapan siswa.
3. Adanya sarana prasarana yang memadai.
4. Adanya materi yang mumpuni yang telah disampaikan guru dan diterima oleh siswa.
5. Kondisi linkungan dan sosial siswa.
10
Salamah, Umi, Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan (STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang: Jurnal
Evaluasi. Vol.2, No.1, 2018), hlm. 283-286
11
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Rapot di SD, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2014), hlm.8
digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara
berkala setelah proses pembelajaran.
d. Jurnal Catatan Guru/Jurnal Pendidik
Jurnal Pendidik adalah instrumen penilaian yang digunakan untuk
menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.12
2. Pengetahuan
a. Tes Tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta
didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap
berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik
tugasnya.13
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:14
a. Penilaian Kinerja atau Performance
Merupakan suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya.
b. Penilaian Proyek
12
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 9
13
Munardi dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013: Membantu Guru dan Calon Guru
Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran, (Jogjakarta: Andi, 2013), hlm. 42
14
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 10
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. Pada penilaian
projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan Pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan
laporan.
2) Relevansi Kesesuaian tugas projek dengan muatan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
3) Keaslian Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap projek peserta didik.15
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu sub tema. Akhir suatu periode hasil karya
tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berkaitan dengan
tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam porto folio harus memiliki suatu nilai
atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan
peserta didik harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (artefak)
dimasukkan kedalam koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan
refleksi baik dari guru ataupun pengamat tertentu yang memiliki keterkaitan dengan
artefak yang dikoleksi.16
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat
oleh guru bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan
secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
15
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 11
16
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Panduan Bagi Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 118.
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Adapun karya
peserta didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio, antara lain: karangan, puisi,
surat, gambar/lukisan, komposisi music.
Dalam kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai
salah satu bahan penilaian untuk aspek keterampilan. Hasil penilaian portofolio
bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan
penilaian kompetensi peserta didik. Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik.17
Adapun rumus untuk mengkonversi skor menjadi nilai yaitu sebagai berikut:
Contoh :
Dalam salah satu program kursus yang diselenggarakan oleh IKABI (Ikatan Ahli Bedah
Indonesia) yaitu ATLS (Advanced Trauma Life Support ), dalam tes terakhir di berikan soal
dalam bentuk pilihan jamak sebanyak 40 soal. Nilai batas kelulusan yang ditetapkan adalah
80% dan untuk menjadi calon instructor harus memperoleh nilai minimal 85%. Penetapan
nilai di lakukan dengan menggunakan presentase.
17
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 11
Hasil pemeriksaan terhadap tiga orang peserta adalah sebagai berikut:
1. Peserta A menjawab dengan benar :30 soal
2. Peserta B menjawab dengan benar :32 soal
3. Peserta C menjawab dengan benar :38 soal
Maka nilai dan kelulusan ketiga peserta adalah sebagai berikut:
1. Peserta A : 30 soal benar =(30/40) x 100%=75%, tidak lulus
2. Peserta B : 32 soal benar =(30/40) x 100%=80%, lulus
3. Peserta C : 30 soal benar =(38/40) x 100%=95%, lulus dan berhak mengikuti Diklat
Calon Instruktur.
a. Teknik konversi dengan skala
Teknik ini dapat dilakukan jika:
1. Digunakan pendekatan PAN dengan mana nilai seorang peserta dibandingkan dengan
nilain peserta lain.
2. Digunakan atau tidak digunakan skor minus untuk setiap kesalahan dalam pengerjaan
soal jenis obyektif.18
DAFTAR PUSTAKA
Salamah, Umi. (2018). Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. STAI Ma’had Aly Al-
Hikam Malang: Jurnal Evaluasi. Vol.2, No.1
Gintings, Abudorrohman.2010. Esensi Praktis Belajr Dan Pembelajaran. Yogyakarta :
humaniora. 2010
18
Abudorrohman Gintings, esensi praktis belajr dan pembelajaran. (Yogyakarta : humaniora. 2010) hlm.199
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian
Rapot di SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Munardi dan Selly Rahmawati. (2013). Penilaian dalam Kurikulum 2013: Membantu Guru
dan Calon Guru Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran. Jogjakarta:
Andi
Masnur Muslich, (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual,
Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
Tianto. 2010.Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana
Arif, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendiikan Islam. Jakarta: Ciputat Press
Sakardi. 2020. Tahapan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013. Surabaya:
Jakad Media Publishing
Kementrian Agama RI. 2010. Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik MTs.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Megajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Anshori, Isa. 2004. Evaluasi Pendidikan. Sidoarjo: Muhammadiyah University Press
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada
Salamah, Umi. 2018. Penjamin Mutu Penilaian Pendidikan. Ma’had Aly Al-Hikam Malang.
Jurnal evaluasi vol: 2, no: 01.