1020-Article Text-3375-1-10-20190626
1020-Article Text-3375-1-10-20190626
Abstract
Hibiscus tiliaceus L. is useful as shade plants, medicinal, and wood carvings. Optimizing utilization of plants
depends on environmental conditions, one of which is sunlight that affects stomatal. Each plant has a different
response to the stress of sunlight such as the ability to open and close the stomatal. This study aims to determine the
differences in the stomatal characteristics of Hibiscus tiliaceus’s leaves based on time estimation and difference of
light intensity were determined using the replica method in Pananjung Pangandaran Nature Reserve, West Java.
The results showed that the lowest and highest average length and width of porous stomatal, the number of open
and closed stomatal, and the density of stomatal in shaded areas were 6 µm (morning and noon), 2.77 µm
(afternoon), 6, respectively. 93 µm (morning), 3.83 µm (afternoon), 43 cells, 8 cells, and 259.86 cells / mm 2,
whereas in the non-shaded area 5.5 µm (morning), 2.97 µm (afternoon ), 7 µm (day and evening), 4.1 µm
(afternoon), 18 cells, 26 cells, and 224.20 cells / mm 2. The opening of stomatal in the non-shaded area is greater
than the shaded. The estimated time, difference light intensity, and physical factors influence the parameters of the
study.
Keywords: Hibiscus tiliaceus L., light intensity, stomatal characteristics, time estimation.
148
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2, Juli 2019
cahaya matahari dan mengubahnya menjadi membuka, sedangkan malam hari terjadi
energi kimia yang tersimpan dalam bentuk pembebasan ion yang menyebabkan stomata
gula melalui proses fotosintesis. Hal tersebut menutup (Hidayat, 1995; Salisbury & Ross,
dibutuhkan tumbuhan untuk dapat tumbuh 1995; Camargo & Marenco, 2011; Lakna,
dan berkembang, serta melakukan aktivitas 2017; Luomala et al., 2005 dalam Wu el at.,
kehidupan lainnya yang memerlukan energi. 2018).
Bagian tumbuhan yang mekanisme kerjanya Jara-Rojas et al. (2009) dalam
dipengaruhi oleh cahaya matahari salah penelitiannya, memaparkan bahwa daun
satunya adalah stomata (Campbell et al., Vitis vinifera menunjukkan pembukaan
2003). stomata paling tinggi terjadi pada pagi hari
Stomata merupakan kombinasi dari pukul 08.00, kemudian semakin menurun
dua sel penutup yang terdiri dari sel-sel pada siang hari sampai sore hari.
epidermis khusus terletak di epidermis daun, Pembukaan stomata pada daun yang terkena
terdapat pula lubang di antara dua sel sinar matahari lebih besar dibandingkan
penutup yang disebut dengan porus stomata dengan daun yang ternaungi. Jose & Rosy
(Lakna, 2017). Karakteristik stomata pada (2004), mengemukakan bahwa stomata
daun meliputi jumlah stomata total, jumlah Dalbergia miscolobium mulai membuka
stomata yang terbuka dan tertutup, lebar pada saat pagi hari pukul 08.00, tetapi
kerapatan stomata, dan jenis stomata (Izza & pada saat intensitas cahaya meningkat tajam
Laily, 2015). Stomata terlibat dalam proses yaitu pada pukul 12.00 stomata menutup.
pertukaran gas dengan lingkungan seperti Pendekatan secara anatomi penting
mengatur hilangnya air melalui proses dilakukan karena kondisi lingkungan yang
transpirasi dan proses pengambilan CO2 semakin dinamis dan setiap tumbuhan
selama fotosintesis. Pengendalian memiliki respon berbeda terhadap cekaman
kehilangan air sangat penting guna cahaya matahari seperti kemampuan
menghindari dehidrasi daun karena membuka dan menutupnya stomata. Tujuan
transpirasi yang berlebihan. Cahaya dari penelitian ini adalah untuk
matahari memengaruhi kerja stomata dalam mendapatkan informasi mengenai panjang
membuka dan menutupnya stomata. Cahaya dan lebar porus stomata, jumlah stomata
matahari merangsang sel penutup untuk terbuka dan tertutup, serta kerapatan stomata
menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata berdasarkan estimasi waktu di daerah
membuka. Selain itu, jam biologis memicu dengan intensitas cahaya berbeda pada daun
serapan ion pada pagi hari sehingga stomata H. tiliaceus L. di Cagar Alam Pananjung
149
ISSN e-journal 2579-7557
Tia Setiawati & Inneke Febrihardianti Syams: Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. di Pangandaran, Jawa Barat
Pangandaran, Jawa Barat. Mengingat belum masing-masing diambil tiga helai daun.
tersedianya informasi mengenai hal tersebut, Pengambilan sampel dilakukan sebanyak
maka penelitian ini perlu dilakukan. empat kali yaitu, pada pukul 07.00 WIB,
METODE PENELITIAN 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB dan
Metode 15.00 WIB di dua lokasi dengan intensitas
Metode yang digunakan dalam cahaya berbeda yaitu area tertutup dan area
penelitian ini adalah metode eksploratif terbuka (terpapar cahaya matahari penuh).
yakni untuk mendapatkan sampel daun H. Kemudian, sampel daun dimasukan ke
tiliaceus yang berlokasi di Cagar Alam dalam ziplock atau plastik pembungkus
Pananjung Pangandaran, Jawa Barat. untuk selanjutnya dilakukan pengamatan.
Penentuan lokasi penelitian berdasarkan Replika stomata langsung dibuat di lokasi
ditemukannya Hibiscus tiliaceus di area pada waktu setiap pengambilan sampel baik
tertutup (ternaungi) dan area terbuka (tidak di area terbuka maupun tertutup. Pembuatan
ternaungi atau terkena cahaya matahari replika stomata diawali dengan sampel daun
secara langsung). dibersihkan menggunakan tissue, lalu olesi
Teknik Pengumpulan Data cat kuku bening pada bagian permukaan
a. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian bawah daun dan biarkan 5-10 menit hingga
Alat yang digunakan dalam penelitian mengering. Selanjutnya, olesan yang sudah
ini adalah alat tulis, buku catatan, gunting, kering ditempeli isolasi bening dan ratakan.
jam tangan, kaca objek, kaca penutup, label, Lalu, isolasi dilepas perlahan dan hasil
luxmeter, mikroskop cahaya, dan cetakan ditempel pada kaca objek. Replika
thermohigrometer, sedangkan bahan yang stomata selanjutnya diamati di bawah
digunakan pada penelitian ini adalah mikroskop cahaya (Haryani, 2010). Pada
aquades, cat kuku bening, daun Hibiscus setiap pengambilan sampel daun dilakukan
tiliaceus L., selotip bening, dan ziplock atau pula pengukuran parameter fisik.
plastik pembungkus. Pengamatan karakteristik stomata
b. Prosedur Kerja yang meliputi panjang dan lebar porus,
Pengukuran parameter fisik dalam jumlah stomata terbuka dan tertutup, serta
penelitian ini terdiri dari intensitas cahaya kerapatan stomata dilakukan menggunakan
menggunakan lux meter serta suhu dan metode replika, sedangkan kerapatan
kelembaban udara menggunakan stomata dihitung dengan rumus (Suhaimi,
thermohigrometer. Pengambilan sampel 2017):
daun dilakukan pada nodus ke-3 yang
150
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2, Juli 2019
151
ISSN e-journal 2579-7557
Tia Setiawati & Inneke Febrihardianti Syams: Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. di Pangandaran, Jawa Barat
Gambar 2. Grafik perubahan panjang (a) dan lebar stomata (b) pada berbagai waktu pengamatan.
masih dalam keadaan porus membuka. kelembaban udara akan menurun, sehingga
Hopkins (2004), menuturkan bahwa pada proses transpirasi berlangsung lebih cepat
pagi hari peningkatan intensitas cahaya (Treshow, 1970). Lakitan (1996)
berpengaruh terhadap peningkatan suhu, menjelaskan bahwa hubungan antara suhu
namun kelembaban udara masih tinggi. dan kelembaban udara adalah berbanding
Kelembaban udara yang tetap tinggi akan terbalik, semakin tinggi suhu udara maka
meningkatkan gradien tekanan uap antara kelembaban udaranya semakin kecil karena
daun dengan udara. Kondisi ini memicu tingginya suhu udara akan memicu
terjadinya transpirasi yang ditunjukkan oleh presipitasi (pengembunan) molekul air pada
masih terbukanya stomata. Pada pukul 13.00 udara, sehingga muatan air dalam udara
WIB di kedua area, lebar porus stomata menurun dan berpengaruh terhadap
semakin menurun. Penutupan stomata pembukaan stomata. Pembukaan dan
bertujuan untuk mengurangi kehilangan air penutupan porus stomata disebabkan oleh
yang berlebihan (Taiz & Zeiger, 2002). Pada pembengkakan dan penyusutan sel penutup
pukul 15.00 WIB di kedua area, intensitas yang digerakkan oleh pertukaran ion dan
cahaya dan suhu mulai menurun, serta perubahan sitoskeleton (Golec & Szarejko,
kelembaban udara mulai meningkat, 2013). Pembukaan stomata juga dapat diatur
sehingga terjadi peningkatan gradien oleh faktor fisiologis dan lingkungan,
tekanan uap antara daun dengan udara yang khususnya CO2, asam absisat (ABA),
kemudian memicu terjadinya transpirasi, kelembaban, kekeringan, patogen, dan ozon
maka stomata mulai terbuka kembali. Proses (Shemer, 2015). Zhou et al. (2010),
pengendalian kehilangan air sangat penting menambahkan bahwa tumbuhan dapat
untuk menghindari dehidrasi daun karena merespon dengan cepat perubahan suhu
transpirasi yang berlebihan (Camargo & dengan cara menyesuaikan fisiologi salah
Marenco, 2011). satunya pembukaan dan penutupan pori-pori
Gambar 2b. menunjukkan bahwa di stomata.
area tertutup rerata lebar porus stomata lebih Lakitan (1996), memaparkan bahwa
rendah dibandingkan dengan di area mekanisme menutup dan membukanya
terbuka. Hal tersebut diakibatkan oleh stomata tergantung dari tekanan turgor sel
adanya perbedaan fisik lingkungan. Pada tanaman, perubahan konsentrasi
area terbuka, intensitas cahaya dan suhu karbondioksida, berkurangnya cahaya, atau
yang lebih tinggi daripada di area tertutup. hormon asam absisat. Saat pagi hari,
Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan stomata masih mengandung amilum di
153
ISSN e-journal 2579-7557
Tia Setiawati & Inneke Febrihardianti Syams: Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. di Pangandaran, Jawa Barat
a c
b d
Gambar 3. Penampang replika stomata pada waktu pengamatan pukul 07.00 WIB pada kondisi
ternaungi (a), pukul 07.00 WIB pada kondisi tidak ternaungi (b), pukul 13.00 WIB pada
kondisi ternaungi (c), dan pukul 13.00 WIB pada kondisi tidak ternaungi (d) dengan
perbesaran 400x
Sumber: Dokumen Pribadi
154
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2, Juli 2019
155
ISSN e-journal 2579-7557
Tia Setiawati & Inneke Febrihardianti Syams: Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. di Pangandaran, Jawa Barat
156
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2, Juli 2019
tertutup yaitu sebesar 259,86 sel/mm2 lebih bahwa tipe parasitik sel penutup diiringi
tinggi daripada area terbuka yaitu sebesar sebuah sel tetangga atau lebih dengan
224.20 sel/mm2. Kerapatan stomata sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan
berhubungan erat dengan proses sumbu sel penutup dan celah.
metabolisme ataupun fisiologis tumbuhan KESIMPULAN
(Mulyani, 2006). Kerapatan stomata Berdasarkan hasil pengamatan dapat
termasuk rendah jika <300 stomata per mm2, disimpulkan bahwa :
sedang jika berkisar 300-500 stomata per 1. Estimasi waktu dan perbedaan intensitas
mm2, dan tinggi jika >500 stomata per mm2 cahaya memengaruhi karakteristik
(Tambaru, 2012). Hasil analisis stomata daun Hibiscus tiliaceus L. di
menunjukkan bahwa kerapatan stomata kedua area (tertutup dan terbuka).
daun H. tiliaceus termasuk ke dalam 2. Rerata panjang dan lebar porus stomata
golongan rendah yaitu <300 stomata per terendah dan tertinggi, jumlah stomata
mm2. Jumlah stomata yang semakin banyak terbuka dan tertutup, serta kerapatan
menyebabkan tingkat kerapatannya semakin stomata di area tertutup berturut-turut
tinggi (Lestari, 2006). Kerapatam stomata adalah 6 μm (pagi dan siang), 2,77 μm
menentukan konduktansi stomata dalam (siang), 6,93 μm (pagi), 3,83 μm (siang),
mengatur proses difusi gas (Kumekana et 43 sel, 8 sel, dan 259,86 sel/mm2,
al., 2013). Hasil pengamatan lainnya sedangkan di area terbuka berturut-turut
menunjukkan bahwa jenis stomata pada 5,5 μm (pagi), 2,97 μm (siang), 7 μm
daun H. tiliaceus yaitu jenis parasitik. (siang dan sore), 4,1 μm (siang), 18 sel,
Pandey dan Chadha, (1996) menuturkan 26 sel, dan 224,20 sel/mm2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Awal AM, Sonia Nazmi, Sonia Nasrin, Rainforest Tree Species in Central
Taauhidur R, & Shaikh Jamal. 2016. Amazonia. Journal Acta Amazoniza,
Evaluation of pharmacological activity 41 (2) : 205-212.
of Hibiscus tiliaceus. J. Springerplus, Campbell NA, JB Reece, &LG Mitchell.
5 (1) : 1290. doi: 10.1186/s40064-016- 2003. Biologi. Alih Bahasa :L.Rahayu,
2891-0. E.I.M Adil, N Anita, Andri ,W.F
BBKSDA Jawa Barat. 2016. Pangandaran. Wibowo, W.Manalu. Jakarta: Penerbit
Artikel online. On line at Erlangga.
http://bbksdajabar.ksdae.menlhk.go.id/ Elevitch C & Thomson LA. 2006. Hibiscus
[diakses 14 November 2018]. tiliaceus L. Journal Spesies Profile for
Camargo M & Marenco R. 2011. Density, Pasific Island Agroforestry, 1 (2).
Size and Distribution of Stomata in 35
157
ISSN e-journal 2579-7557
Tia Setiawati & Inneke Febrihardianti Syams: Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. di Pangandaran, Jawa Barat
158
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2, Juli 2019
159
ISSN e-journal 2579-7557