Anfis Muskuloskeletal
Anfis Muskuloskeletal
Anfis Muskuloskeletal
DI SUSUN OLEH :
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM MUSKULOSKELETAL, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.
Penulis
Sebagai tambahan ada lagi tiga tulang kecil dalam rongga telinga tengah.
Klasifikasi tulang, Tulang – tulang kerangka di klasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya.
Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak. Setiap tulang panjang
terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh
dan memungkinkannya bergerak.
Tulang pendek. Contoh yang baik dapat dilihat pada tulang – tulang karpila di tangan dan tarsila
di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang
ringan dan kuat. Tulang – tulang ini di selubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya maka tulang
pendek mampu mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan.
Tulang pipih terdiri atas dua lapisan seperti spons. Ia dijumpai di mana diperlukan
perlindungan, seperti pada tulang tengkorak. , tulang inominata tulang panggul atau koxa, iga – iga
adan scapula (tulang berikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot – otot,
misalnya scapula.
Tulang sesamoid termasuk kelompok lain. Ia berkembang dalam otot – otot dan di jumpai di
dekat sendi. Patella adalah contoh yang terbear dari jenis ini.
a. Foramen : Suatu Lubang tempat lalunya pembuluh darah, saraf, dan ligamentum.
Misalnya pada tulang kepala belakang yang disebut foramen oksipital
b. Fosa : Suatu Lekukan didalam atau pada permukaan tulang. Misalmya pada scapula
yang disebut fosa supraskapula
c. Prosesus : Suatu tonjola atau taju. Misalnya terdapat pada ruas tulang belakang
yang disebut prosesus pinosus
d. Kondilus : Taju yang bentuknya bundar merupakan tonjolan
e. Tuberkulum : Tonjolan kecil
f. Tuberositas : Tonjolan besar
g. Trokanter : Tonjolan besar pada umumnya tonjolan ini pada tulang paha
h. Kristapinggir atau tepi tulang, Misalnya terdapat pada tulang ilium yang disebut
kristailiaka
i. Spina : Tonjolan tulang yang bentuknya agak runcing terdapat pada tulang ilium
yang disebut spinailiaka
j. Kaput atau kepala tulang bagian ujung yang bentuknya bundar, misalnya terdapat
pada tulang paha yang disebut kaput femoris
TENGKORAK
Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian cranium
(adakalanya di sebut kalvaria) terdiri atas delapan tulang, dan kerangka wajah terdiri atas empat
belas tulang.
Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai dasar tengkorak atau basiss
kranii. Ia ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui serabut saraf dan pembuluh darah.
Tulang Kranium :
Tengkorak otak
Tengkorak otak terdiri dari tulang – tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang
bergerigi yang di sebut sutura, banyaknya delapan buah terdiri dari 3 bagian yaitu :
Tengkorak wajah
Bagian ini pada manusia bentuknya lebih kecil daripada tengkorak otak. Dapat di bagi atas 2
bagian, yaitu:
1. bagian hidung
a. Os lakrimal
b. Os nasal
c. Os konka nasal
d. Saptum nasi
2. bagian rahang
a. Os maksilaris
b. Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang dst
presesus alfeolaris.
d. Os palatum
e. Os mandipularis
f. Os hioid
Kerangka dada
Kerangka dada di bentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada, yaitu:
Ruas – ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan di antara masing – masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang di sebut cakram anar ruas sehingga tulang belakang bias tegak
dan membungkuk. Di samping itu di sebelah depan dan di belakangnya terdapat kumpulan serabut
– serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang. Di tengah bagian dalam ruas –
ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang di sebut saluran sunsum belakang (kanalis
medulla spinalis) yang di dalamnya terdapat sumsum tulang belakang.
a. Vertebrata servikalis (tulang leher) 7 ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya
besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lalunya saraf yang di sebut foramen
transversalis (foramen transversorium). Ruas pertama vertebra servikal disebut atlas yang
memmungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosessus odontoid (aksis) yang
memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ke – 7 mempunyai taju yang di sebut
prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.
b. Vertebra torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kaut, taju
durinya panjang dan melengkung. Pada bagian dataran sendi sebelah atas, bawah, kiri dan
kanan membentuk persendian dengan tulang iga.
Gelang Panggul
Gelang panggul atau tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tulang
sacrum dan koksigis yang bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis.
Pelvis terbagi atas dua bagian : pelvis, mayor atau rongga panggul besar dan pelvis minor atau
rongga panggul kecil. Di antara rongga tersebut di batasi oleh garis tepi atau linea terminalis.
Sendi – sendi pelvis, sendi sakroilaka, adalah sendi anatara ilium yang di sebut aurikuler dan kedua
sisi sacrum. Gerakan ini sangat sedikit karena ligamentumnya sangat kuat menyatukan permukaan
sendi sehingga membatasi gerakan ke seluruh jurusan. Simfisis pubis adalah sendi sehingga
membatasi gerakan ke seluruh jurusan. Simfisis pubis adalah sendi atara tulang duduk dipisahkan
oleh tulang rawan.
Kerangka anggota atas dikaitkan pada kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu,
yang terdiri atas klavikula dan scapula. Dibawahnya terdapat tulang-tulang yang membentuk
kerangka lengan, lengan bawah dan tapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah tulang.
adalah tulang yang melengkung yang membentuk bagian anterior dari gelang bahu. Untuk
keperluan pemeriksaan dibagi atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extermitas sterna
dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extermitas akromial, yang bersendi pada
prosesus akromion dari scapula.
Fungsi :
Klafikula member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian
bekerja sebagai penopang lengan.
Scapula
Scapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang dari gelang bahu dan terletak
disebelah belakang torax lebih dekat permukaan dari pada iga. Bentuknya segitiga pipih dan
memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi.
Permukaan scapula . permukaan anterior atau kostal disebut fossa subskapularis dan
terletak paling dekat dengan iga. Permukaan posterior atau dorsal terbagi oleh sebuah belebas
yang disebut spina dari scapula dan yang berjalan menyebrangi permukaan itu sampai ujungnya
dan berakhir menjadi prosesus akromion. Prosesus akromion ini menutupi sendi bahu.
Humerus
Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang terpanjang dari anggota atas.
Memperlihatkan sebuah batang dan dua ujung.
Batang humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin kebawah menjadi lebih pipih.
Sebuah tuberkel di sebelah lateral batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas
deltoideus. Tuberositas ini menerima insersi atau kaitan otot deltoid. Sebuah celah berjalan
oblik melintasi sebelah belakang batang, dari sebelah medial kesebelah lateral. Karena member
jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis maka celah itu disebut celah spiralis atau
celah radialis.
Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian paling bawah terdapat
permukaan sendi yang dibentuk bersama tulang lengan bawah. Troklea yang terletak di sisi
sebelah dalam berbentung gelendong-benang tempat persendian dengan ulna, dan disebelah
luar terdapat kapitulum yang bersendi dengan radius.
Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat dua epikondil, yaitu
epikondil lateral disebuah luar dan epikondil medial disebelah dalam.
Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan
dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebuah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari
radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung bawah.
Ujung atas ulna kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus
olekranon menonjol keatas sebelah belakang dan tempat masuk di dalam fossa olekranon dari
humerus.
Batang ulna makin mendekati ujung bawah makinmengecil. Member kaitan kepada
otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dari jari. Otot-otot flexor dating dari
permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan
pronasi atau putaran kedepan, dan otot yang mengadakan supinasi atu putaran kebelakang dari
lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna.
Ujung bawah ulna kecil disbanding ujung atasnya. Dua eminens atau peninggian timbul
diatasnya. Sebuah eminens kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi dengan sisi medial dari
ujung bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing,
prosesus stiloideus menonjol kebawah dari belakang ujung bawah.
Radius
Rradius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna.
Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan
permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala radius
bersendi dengan takik radial dari ulna. Dibawah kepala terletak leher dan dibawah serta
disebelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan pada tendon dari insersi otot
bisep.
Batang radius disebelah batangnya lebih sempit dan lebih bundar dari pada dibawah
dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung kesebelah luar dan terbagi
dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna member kaitan kepada flexor dan pronator
yang letaknya dalam disebelah anterior dan disebelah posterior member kaitan pada extensor
dan supinator disebelah dalam lengan bawah dan tangan. Ligamentum interosa berjalan dari
radius ke ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
Ujung bawah agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi.
Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi dengan skafoid dan tulang semilunar
dalam formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan persendian disebelah medial dari
Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok. Karpus (tulang pangkal tangan) atau
tulang yang masuk formasi pergelangan, adalah tulang pendek. Metacarpal membentuk
kerangka tapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Fallanx adalah tulang jari dan berbentuk
tulang pipa.
Karpus terdiri atas 8 tulang tersusun dalam dua baris, empat tulang dalam setiap baris.
Baris atas tersusun dari luar ke dalam adalah berikut, navikular(skafoit), lunatum(semilunar),
trikwetrum dan pisiform. Baris bawah adalah trapezium (multangulum mayus),
trapezoid(multamulum minus), kapitanum,hamatum.
Navikulare atau skafoit adalah tulang berbentuk perahu; lunatum (semi lunare)adalah
berbentuk seperti bulan sabit dan dua tulang itu bersendi diatas dengan ujumg bawah radius
dalam formasi pergelangan, dan dibawah bersendi dengan beberapa dari tulang karpal dari
barisan kedua.
Kapal di cahaya bulan nan terang berputar segitiga hingga pulau kacang pulau besar segi
banyak, pulau kecil segi banyak dikepala seharusnya dikaitnya letak.
Proximal :
Distal :
Falanx juga tulang panjang, mempunyai 2 batang dan 2 ujung. Batangnya mengecil
diarah ujung distal. Terdapat 14 falanx, 3 pada setiap jari dan 2 pada ibu jari.
Persambungan, sendi atau artikulasio, adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka. ilmu yang mempelajari persendian disebut
arrologi. Terdapat tiga jenis sendi utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan, dan sendi sinovial.
Sendi dapat juga diklasifikasikan menburut kemungkinan geraknya: tak bergerak, sedikit
bergerak, dan bergerak luas.
Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat bergarak atau merekat ikat, maka tidak
mungkin ada gerakan diantara tulang-tulangnya:
Sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak.pada gambar 80 pada tanda panah menunjuk sutura
korona, yang menyatukan tulang frontal dan parietal ; sutura sagitalis berjalan dari depan
kebelakang, menunjukkan kedua tulang parietalis, dan sutura lamboid menyatukan kedua parietal
dengan tulang oksipital.
Sendi kaitan dan sendi kantong(gomfoses)-gigi didalam kantongnya.
Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan
persendiannya dipisahkan bahanantara dan hanya mungkin sedikit gerakan misalnya:
(Simfisis adlah istilah yang digunakan untuk melukiskan sebuah persendian yang hanya dapat
bergerak sedikit , sedangkan ujung-ujung tulang dipisahkan sebuah bantalan tulang rawan fibrotik).
Sendi temporer (sementara) atau sendi tulang rawan primer dijumpai antara diafisis dan epifisis
tulang-tulang pipa sebelum pertumbuhan penuhnya sempurna.
Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas danterdapat
banyak ragamnya. Semua mempunyai cirinya yang sama.
Ciri sendi yang bergarak bebas. Ujung tulang-tulang yang masuk dalam formasi
persendian ditutupi tulang rawan hialin.ligmen diperlukan untuk mengikat tulang-tulangnya
bersama. Sebuah rongga persendian: rongga terbungkus sebuah kapsul jaringan fibrus yang
biasanya diperkuat likgmen.
Sirkumduksi adalah istilah untuk melukiskan kombinasi rotasi dan gerakan anguler (bersudut)n,
berputar dalam lingkaran, misalnya membawa lengan ke depan, ke atas, ke belakang, dan ke
bawah: termasuk fleksi, abduksi, ekstensi, aduksi, dan beberapa rotasi.
Pembatasan gerakan sendi dalam banyak hal disebabkan banyak hal disebabkan bentuk
permukaan persendian, misalnya pelurusan siku dibatasi prosesus olekranon ulna yang
membentur pada humerus. Dalam hal ini gerakan dibatasi simpai simpai kuat ligamen, seperti
dlam ligmen ilio femoral didepan sendi pinggul yang membatasi pelurusan paha. Fleksi siku dan
tungkai di atas paha dibatasi bagian lunak yang tersentuh.
Fontanela anterior merupakan fontanela terbesar dan terletak pada pertemuan 2 tulang
parietal dengan tulang frontal. Frontanela ini berbentuk permata dan tidak menutup sempurna
sampai usia 15 – 18 bulan. Dehidrasi pada bayi akan membuat fontanela akan menjadi cekung,
dan hal ini merupakan tanda yang serius.
Fontanela posterior terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang tulang oksipital.
Fontanela ini berbentuk segitiga dan menutup bebberapa saat setelah bayi lahir. Keterlambatan
menutupnya fontanela ini dapat disebabkan hidrosefalus tetapi kadang – kadanf bisa terjadi
pada bayi normal.
Otot-otot kerangka merupaka salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah
istilah untuk pelajaran mengenai otot. Otot dikaitkan pada tulang, tulang rawan, ligamen dan kulit.
Yang langsung terletak dibawah kulit adalah datar, dan yang pada anggota gerak panjang.
Otot kerangka ada kalanya dinamai menurut bentuknya, seperti deltoid : menurut jurusan
serabutnya, sperti rektus abdominis, menurut kedudukan otot, seperti pektoralis mayor; menurut
fungsinya seperti flexsor, ekstensor dan sebagainya.
Otot kerangka biasanya dikaitkan pada dua tempat tertentu, tempat yang terkuat disebut
origo(asal) dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio. Origo dianggap sebagai tempat darimana
otot timbul, dan insersio adalah tempat kearah mana otot berjalan. Tempat terakhir ini adalah
struktur yang menyediakan kaitan yang harus digerakkan oleh otot itu. Kecuali pada sebagian kecil
Tendon, misalnya tendon dari achilles(urat keting), mengikat otot pada tulang. Urat-urat ini
berupa serabut-serabut sampai yang putih, berkilap, tidak elastik. Aponeurosis adalah lembaran-
lembaran datar atau simpai-simpai dari jaringan fibrus dengan maksud unutk membuat kelompok-
kelompok otot dan ada kalanya menggandengkan sebuah otot dengan bagian yang
menggerakannya. Fasia adalah campuran dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan
mengikat jaringan lunak dari tubuh. Fasia tepi terletak dibawah kulit dan mengandung lemak. Fasia
dalam adalah padat dan lebih fibrus dari fasia tepi. Membentuk sarung otot-otot dan dinding
penyekat yang memisahkan berbagai kelompok otot satu dari yang lain. Dalam bagian-bagian
tertentu, seperti didalam telapak tangan, fasia ini sangat padat dan kuat. Misalnya fasis palmaris.
Fasia palmaris. Bagian khusus dari fasia dalam yang lebih padat dan terbentang diatas telapak
tangan dan menambah struktur dalam yang ada dibawahnya.
Fasia plantaris, adalah simpai fasia terletak serupa dengan palmaris dan menambat struktur-
struktur yang ada ditelapak kaki.
Retikulum, adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambat tendon-tendon yang berjalan
melalui pergelangan-pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki.
Fungsi. Pada inspirasi kotraksi otot mendatarkan kubah diafragma dan dengan demikian
melebarkan ukuran ventrikal rongga thorak. Turunnya diafragma menyebabkan udaraditarik masuk
kedalam paru-paru dan karena itu meluas untuk mengisi rongga thorak yang melebar itu.
Pada ekspirasi serabut otot diafragma mengendor, dan kubahnya naik dan, karena dengan
demikian rongga thorak menjadi lebih kecil, udara dipaksa keluar dari paru-paru.
Selain sebagai otot utama dalam pernafasan, maka dafragma juga menekan alat-alat dalam
abdomen sewaktu turun dan dengan demikian membantu kerja kerja miksi(kencing), defekasi(BAB),
dan pada partus(melahirkan).
Tinggi diafragma berubah sejalan dengan perubahan sikap. Tertinggi bila rebahan dan terendah
bila berdiri atau duduk tegak. Karena itulah pasien yang menderita dispneu(sesak nafas) merasa
lebih enak bila duduk tegak.
Dalam diafragma terdapat 3 tembuk atau hiatus : tembuk aorta unutk dimasuki aorta dan
duktus thorakis yang terletak dibelakang diafragma antara krus dan tulang belakang dan yang
sebenarnya tidak masuk kedalam diafragma; tembuk esofageal yang dimasuki esofagus dan urat-
urat saraf vagus, dan tembuk kava untuk dimasuki vena kava inferior. Perbandingan letak pada
diafragma. Disebelah atas berada apex jantung dan perikardium, basis paru-paru serta pleura.
Dibawahnya terdapat hati, lambung, limpa, kedua kelenjar suprarenal dan kedua ginjal. Esofagus,
vena kava inferior dan urat-urat saraf vagus menembusi diafragma, aorta dan duktus thorasikus
menembus dibelakangnya.
Histology otot
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri fiologis yaitu otot
polos, otot lurik, dan otot jantung.
a. Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle)
Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm dan panjang 15 cm.
Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir, dibawah sarcolema.memanjang sesuai
sumbu panjang serabut otot. Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus
jaringan ikat yang disebut endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut
perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia). Otot
lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet,
lidah, diaphragm, bagian atas dinding oesophagus.
c. Otot Jantung
1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan khusus,
gelondong otot
2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea dalam medula
spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang bercabang untuk mempersarafi 50
sampai 200 serat otot. Semua korpus sel mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan dalam
medulla spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya, pada motor end
plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate.
Asetilkolin bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas listrik
untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi.
Kekuatan kontaksi tergantung pada jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot
rileks.
4. Tendon
Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang picak yang bentuknya melengkung, satu sama lain
berhubungan sangat erat sekali, terdiri atas 2 bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah.
Tengkorak otak. Terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang
disebut sutura banyaknya 8 buah dan terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Os oksipital: tulang kepala belakang terletak dibelakang kepala. Pada Os oksipital ini
terdapat sebuah lubang cocok sekali dengan lubang yang terdapat dalam ruas tulang
belakang yang disebut foramen magnum
2. Dasar tengkorak, terdiri dari tulang-tulang:
3. Samping tengkorak dibentuk oleh tulang pelipis-Os temporal dan sebagian dari tulang dahi, tulang
ubun-ubun dan tulang baji.
Tulang pelipis. Terdapat dibagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas 3 bagian:
a. Bagian tulang karang( skuamosa) yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga
tengah dan rongga telinga dalam.
b. Bagian tulang keras (Os petrosum ) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai
taju yang disebut prosesus stiloid.
c. Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan
mempunyai taju bentuknya seperti putting susu yang disebut prosesus mastoid.
Tengkorak wajah. Bagian ini pada manusia bentuknya lebih kecil dari pada tengkorak otak,
didalamnya terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut ( Kavum Oris ), rongga hidung
( Kavum Nasi ), dan rongga mata ( Kavum Orbita ).
1. Bagian Hidung
a. Os Lakrimal : Tulang mata, terletak disebelah kiri atau kanan pangkal hidung disudut
mata.
b. Os Nasal : Tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas
c. Os Konka Nasal :Tulang karang hidung letaknya didalam rongga hibung bentuknya
berlipat-lipat
d. Septum Nasi : Sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak
2. Bagian Rahang
a. Os Maksilaris ( Tulang Rahang Atas ) terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan menjadi
satu didalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang disebut sinus
maksilaris ( Antrum higmori ) yang berhubungan dengan rongga hidung.
Pada tulang rahang atas dan tulang rahang bawah banyak mempunyai lubang-lubang
yaitu tempat lalunya urat syaraf dan pembuluh darah.
f. Os Hioid, tulang lidah. Letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu
terdapat dipangkal leher diantara otot-otot leher.
RUANG-RUANG ANATOMIK
Axila, adalah ruang berbentuk piramid antara lengandan dinding dada. Meidal dibatasi oleh
dinding dada dan struktur ada di dinding itu, lateral dibatasi oleh humerus beserta otot-otot yang
terkait padanya, anterior oleh otot pektoralis, dan posterior oleh otot yang terkait pada tepi axiler
dari scapula. Axila berisi arteri axilaris, vena axilaris, pleksus brachialis dari urat-urat saraf dan
sejumlah besar pembuluh limfe dan kelenjar yang mengaliri lengan, tangan dan dinding dada.
Bagian payudara wanita yang memanjang sampai kedalam axila dikenal sebagai ujung axilaris.
Sebagian besar penyaluran limfe dari payudara adalah kekelenjar yang berada didalam axila. Maka
pertumbuhan ganas (mallignan) dalam payudara dapat tersebar kekelenjar itu serta
membesarkannya. Tiada pemeriksaan klinik dari payudara lengkap tanpa palpasi axila dengan teliti.
Fosa ante-kubitil, adalah ruang lekukan siku. Diatasnya dibatasi oleh garis khayal yang diatrik
melintang melalui ujung bawah permukaan anterior lengan, medial oleh otot pronatorteres, dan
lateral oleh otot brachioradialis. Dasar dari ruang ini dibentuk oleh otot brachialis. Didalamnya
terdapat arteri brachialis, dan tempat ini adalah tempat untuk mendengarkan denyut arteri ini bila
mengukur tekanan darah. Terdapat juga saraf medianus, dan ruang tendon dari otot biceps.
Segitiga sacrpa atau segitiga femoralis terletak langsung dibawah ligamen inguinal (poupart)
yang membentuk dasar dari segitiga itu. Lateral dibatas oleh otot satorius dan medial oleh aduktor
dari paha. Lantainya dibentuk oleh otot-otot dalam paha. Didalamnya terdapat arteri femoralis,
vena femoralis, saraf femoralis, dan saluran limfe dan kelenjarnya.
Saluran Hunteri adalah suatu liang yang berjalan melalui sebelah depan dan medial dari paha
sampai dibelakang.Dimulainya dari segitiga scarpa dan berakhir diruang popliteal.Arteri femoralis
dan vena femoralis dalam berjalan melaui saluran itu.
Ruang Popliteal terletak dibelakang sendi lutut. Permukaan posteriornya membentuk lantai
ruang itu.Ruang itu berbentuk bintang yang dibatasi disebelah ats oleh otot paha medial dan lateral
dan dibawa oleh kepala medial dan lateral gastrognemius.Didalamnya terdapat arteri dan vena
poplitea, saraf poplitea medialis dan lateralis, serta beberapa kelenjar limfe kecil.
PEMERIKSAAN FISIK
Tujuan :
1. Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu
3. Untuk mengetahui adanya gangguan muskuloskeletal pada anak dan bayi
4. Untuk membantu menegakkan diagnosa
Persiapan alat :
1. Meteran/Mistar
2. Hammer
3. Pulpen
4. Kertas
Persiapan perawat :
3. Persiapkan alat yang akan digunakan
4. Menguasai keterampilan yang akan dilakukan
DATA SUBYEKTIF
• Data biografi : umur dan jenis kelamin
• Pengkajian dapat difokuskan pada KELUHAN : adanya nyeri, kekakuan, kelemahan, kram, sakit
pinggang, kemerahan, pembengkakan, deformitas, terbatasnya penggerakan atau ROM (Range
Of Motion ), gangguan sensasi, munculnya sensasi abnormal, atau factor-faktor lain yang
mengganggu aktivitas
• Riwayat penyakit sekarang : (PQRST)
• Riwayat kesehatan dahulu :
Menanyakan kepada klien apakah klien pernah menderita penyakit ini sebelumnya dan apakah
klien pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya,
• Riwayat kesehatan keluarga : tanyakan apakah keluarganya ada yang pernah menderita
penyakit seperti ini.
• Aktivitas sehari-hari : permasalahan dapat saja diketahui setelah klien ganti baju, menutup
resleting, menutup atau membuka kancing, dll.
DATA OBYEKTIF
• Gambaran umum :
• Keadaan umum : TTV, kesadaran.
• Pemeriksaan secara umum dari kepala, leher, dada ( thorak ), perut, kelenjar getah bening,
kelamin, ekstermitas, tulang belakang.
Inspeksi :
• Gaya dalam jalan ( gait, waktu masuk kamar periksa )
• Postur tubuh
Palpasi
• Pada waktu meraba mulai dari posisi netral atau anatomi. Pada dasarnya palpasi ini merupakan
pemeriksaan yang memberikan informasi 2 arah, baik si pemeriksa ataupun klien, karena itu
perlu selalu diperhatikan wajah klien atau menanyakan perasaan klien.
• Perubahan suhi terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit.
• Apabila ada pembengkakan : apakah terdapat fluktuasi atau hanya edema terutama daerah
persendian.
• Nyeri tekan ( tenderness ), krepitasi, catat letak kelainannya (misalnya 1/3 proksimal / tengah /
distal ).
• Tonus otot waktu relaksasi atau kontraksi.
• Benjolan terdapat dipermukaan tulang atau melekat pada tulang. Apabila ada benjolan, maka
sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, dan pergerakan terhadap
permukaan atau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.
• Periksa juga status neurovaskuler.
Pergerakan
• Pada saat menggerakkkan anggota gerak catat adanya keluhan nyeri. Pergerakan yang perlu
dilihat adalah gerakan aktif (apabila klien sendiri disuruh menggerakkan) dan pasif (dilakukan
pemeriksa)
• ROM (Range Of Motion). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajad gerakan dari tiap arah
pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric untuk melihat adanya
gangguan gerak / kekakuan sendi. Bandingkan sisi ektremitas kanan dan kiri.
Prosedur pelaksanaan :
A. Otot
1.Inspeksi ukuran otot (massa otot) bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amatiadanya atrofi
atau hipertrofi. Suruh klien untuk membuka baju sehingga kitaa bisamengamati bentuk ototnya.
2.Jika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan meteran.
3.Amati adanya otot dan tendon untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yangditunjukkan oleh
malposisi suatu bagian tubuh.
4.Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara aktif dan pasif untuk
mengetahui adanya kelemahan (flasiditas), kontraksi tiba-tiba secarainvolunter (spastisitas).
5.Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan pemeriksa,
bandingkan kekuatan otot ektremitas kanan dengan ekstremitas kiri.
Dengan skala 0-5
0 : jika tidak ada tahanan sama sekali
1 : jika ada tahanan tapi lemah
2 : jika ada tahanan tapi tidak mampu melawan gravitasi
3 : jika mampu melawan gaya gravitasi
4: jika mampu melawan gravitasi dan menahan kekuatan pemeriksaan tapi bukak kekuatan penuh
5 : jika kekuatan kontraksinya penuh
6.Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara resisten
7.Perhatian dan palpasi adanya bengkak pada bagian tubuh untuk mengetahui apa ada proses infeksi
yang terjadi atau ada kelainan metabolik dalam tubuh.
8.Periksa refleks dari pasien :
a.Refleks biseps
b.Refleks triseps
c.Refleks babinski
d.Refleks abdomen
B. Tulang
1.Amati kenormalan dan kesejajaran susunan tulang
Suruh klien berjalan, duduk. Amati bentuk tulang dan kesejajaran tulang saat berjalan.Selain itu
perhatikan ada tanda fraktur yang berpengaruh pada bentuk tulang.Perhatikan pada anak kelainan
kongenital yaitu genu varum dan genu valgum.
2.Kaji ada atau tidak adanya pemendekan ekstremitas
Pemendekan atau ketidakseimbangan ekstremitas bisa dilihat ketika pasien disuruhuntuk berdiri dan
berjalan. Jadi pemeriksa bisa melihat dengan jelas kalau terjadideformitas tulang. Pemendekan tulang
dari gaya berjalan klien.
3.Kaji adanya deformitas
4.Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan
5.Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan
6.Pada bayi bisa dilakukan tonic neck asimetris refleks, neck-righting refleks, otolith-righting refleks
7.Selain itu mengukur atau mengetahui adanya kelainan punggung atau punggung atau pelvis pada bisa
digunakan tes-tes yaitu :
Tes ortolani
Manuver barlow
Tanda allis atau galezzi
Pada saat inspeksi tulang belakang, buka baju pasien untuk menampakkan seluruh punggung,
bokong dan tungkai. Pemeriksa memeriksa kulvatura tulang belakang dansimetri batang tubuh dari
pandangan anterior posterior dan lateral. Berdiri dibelakang pasien, pemeriksa dapat
memperhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dan kristailiaka. Lipatan bokong normalnya simetris,
simetris bahu dan panggul, begitu pulakelurusan tulang belakang, diperiksa dengan pasien berdiri
tegak dan membungkuk kedepan. Skoliosis ditandai dengan kulvatura lateral abnormal tulang
belakang, bahuyang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak simetris, dan skapula
yangmenonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk ke depan. Selain itu, lansia akanmengalami
kehilangan tinggi badan akibat hilangnya tulang rawan tulang belakang.
C. Persendian
1.Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian
2.Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul,dan lain-lain.
3.Kaji adanya benjolan disekitar sendi. Jaringan sekitar sendi diperiksa adanya benjolan. Rheumatoid
arthritis, gout, dan osteoarthritis menimbulkan benjolanyang khas. Benjolan dibawah kulit pada
rhemathoid arthritis lunak dan terdapatdidalam dan sepanjang tendon yang memberikan fungsi
ekstensi pada sendi biasanya, keterlibatan sendi mempunyai pola yang simetris. Benjolan pada
goutkeras dan terletak dalam dan tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri. Kadangmengalami rupture,
mengeluarkan kristal asam urat putih kepermukaan kulit.Benjolan osteoartritis keras dan tidak nyeri
dan merupakan pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago dan tulang didalam
kapsul sendi(biasanya ditemukan pada lansia)
4.Kaji adanya bunyi krepitus (arthritis) atau gemelutuk (ligamen tergelincir)
5.Kaji tentang gerak persendian untuk memeriksa luas gerakan dan stabilitas sendi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Arthrogram
• Laminograph
• Bone Scanning
• Biopsy Arthroscopy
• Arthocentesis
• Electromyography (EMG)
Pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta
Watson, Roger. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. EGC: Jakarta
Muttaqin, Arif S.Kep,Ns. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Muskuloskleletal.
EGC : Jakarta