KONTOSIO
KONTOSIO
KLIEN KONTOSIO
DI SUSUN OLEH :
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN KONTOSIO, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penulis
PENATALAKSANAAN
Penanganan kontusi, strain, sprain meliputi istirahat, meninggikan bagian yang sakit,
pemberian kmpres dingin, dan pemasangan balut tekan. Istirahat akan mencegah cedera tambahan
dan mempercepat penyembuhan. Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermiten 20
sampai 30 menit selama 24 sampai 48 jam pertama setelah cedera dapat menyebabkan
vasokontriksi, yang akan mengurangi perdarahan, edema, dan ketidaknyamanan.
Harus diperhatikan jangan sampai terjadi kerusakan kulit dan jaringan akibat suhu ndingin
yang berlebihan. Balut tekan elastis dapat mengontrol perdarahan, mengurangi edema, dan
menyongkong jaringan yang cidera. Status neurovaskuler ekstermitas yang cedera dipantau sesering
mungkin. Bila sprain cukup berat (robekan serabut, otot dan terputusnya ligamen), mungkin perlu
dilakukan perbaikan bedah atau imobilisasi gips sehingga sendi tidak akan kehilangan stabilitasnya.
Selama penyembuhan , otot, ligamen, atau tendon yang cedera harus diistirahatkan dan
memperbaiki diri. Setelah stadium inflamasi akut (misalnya; setealh 24 sampai 48 jam setelah
cedera) dapat diberikan kompres panas secara intermiten (selama 15 sampai 30 menit, 4 kali sehari)
untuk mengurangi spasme otot dan memperbaiki vasodilatasi, absorpsi dan perbaikan. Tergantung
beratnya cedera, latihan aktif dan pasif progesif boleh dimulai dalam 3 sampai 5 hari.
Sprain yang berat mungkin perlu diimobilisasi 1 sampai 3 minggu sebelum latihan dengan
perlundungan dimulai. Latihan awal yang berlebihan dalm perjalanan terapi dapat memperlama
penyembuhan. Strain dan sprain memerlukan berbulan-bulan sampaiberminggu-minggu untuk
sembuh. Pembidaian mungkin diperlukan untuk mencegah cedera ulang.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri
Perubahan Warna (kebiruan)
Bengkak
Hiperklamia
KONSEP AKSKEP
PENGKAJIAN
• Data subyektif :
• Data biografi : umur dan jenis kelamin
• Pengkajian dapat difokuskan pada KELUHAN : adanya nyeri, kekakuan, kelemahan, kram,
kemerahan, pembengkakan, deformitas, terbatasnya penggerakan atau ROM (Range Of
Motion ), gangguan sensasi, munculnya sensasi abnormal, atau factor-faktor lain yang
mengganggu aktivitas.
• Riwayat penyakit sekarang : (PQRST)
penyebab memar, bagaimana keadaannya, dimana letaknya, berapa skala nyerinya, kapan
mulai munculnya.
• Riwayat kesehatan dahulu :
Menanyakan kepada klien apakah klien pernah menderita penyakit ini sebelumnya dan
apakah klien pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
• Aktivitas sehari-hari
tanyakan aktivitas klien atau pekerjaan yang dilakukan klien sehari-hari
• Keluhan yang didapat dari klien umumnya klien mengeluh nyeri.
Data Obyektif
Inspeksi :
terlihat adanya pembengkakan, warna kemerahan / kebiruan pada bagian tubuh tertentu.
Palpasi :
terasa nyeri, perubahan suhu, adanya benjolan.
Diagnose Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya pembengkakan
2. Gangguan citra tubuh b/d adanya bengkak / perubahan bentuk wajah
3. Gangguan pola tidur b/d adnya rasa sakit di sekitar wajah
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya pembengkakan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan klien
hilang dan tidak terdapat edema atau kemerahan lagi
Intervensi :
Observasi letak dan keadaan memar serta TTV klien
R/ mempermudah penatalaksanaan dan mengetahui kondisi fisik klien.
Berikan kompres dingin selama 15-30 menit
R/ pemberian kompres dingin dapat menyebabkan vasokontriksi, yang akan
mengurangi perdarahan dan edema.
Berikan balut tekan elastis
R/ dapat mengontrol perdarahan, mengurangi edema, dan menyokong jaringan
yang cidera.
Kolaborasi dg dokter dalam pemberian analgesik
R/ analgesik dapat mengurangi rasa nyeri secara farmakologi.
Menginstruksikan klien untuk banyak istirahat. Terutama mengistirahatkan bagian
yang sakit.
R/ istirahat akan mencegah cedera tambahan dan mempercepat proses
penyembuhan.
PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak
bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
TUJUAN
1. menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya – agar tidak
bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
MACAM
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril
Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan
ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu
dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang
mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan
desinfeksi luka terbuka:
Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama
didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan
darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak
hanyut ketika disiram dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi
dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang
lebih mantap dapat diberikan.
Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari
di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau
kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu
dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan
kasa steril.
Elevasi bagian yang terluka
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di
sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas.
DAFTAR PUSTAKA