Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN PENILAIAN BEBAN KERJA

UNTUK MENGHILANGKAN WASTE DI UKM SPEAKER


PANDIANGAN

Dosen : Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT, IPM

Disusun Oleh:
Muhammad Aqshal Yusrizal (180403137)

DE PA R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat Proposal penelitian yang berjudul “Penilaian
Beban Kerja Untuk Menghilangkan Waste di UKM Speaker Pandiangan” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi
tugas  pada Metodologi Penelitian dan Komunikasi Ilmiah. 
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda,
MT, IPM selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian dan Komunikasi Ilmiah
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal
ini. Saya menyadari, proposal yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan proposal ini.

Medan, 2 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Judul................................................................................................ i
Kata Penghantar........................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... I-1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... I-3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ I-3
1.4. Manfaat dan Hasil Penelitian.............................................................. I-3
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah................................................ I-4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Kerangka Teoritis............................................................................... II-1
2.2. Defenisi Operasional.......................................................................... II-2
2.3. Deskripsi Teori................................................................................... II-1
2.3.1. Metode Penilaian Secara Langsung.......................................... II-3
2.3.2. Metode Penilaian Secara Tidak Langsung................................ II-4
2.3.2.1. Perhitungan % CVL..................................................... II-4
2.3.2.2. Perhitungan Waktu Istirahat......................................... II-5
2.3.3. Postur Kerja............................................................................... II-6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Model Konseptual............................................................................... III-1
3.2. Rumusan Hipotesis............................................................................. III-2
3.3. Definisi Operasional........................................................................... III-2

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN


4.1. Tipe Penelitian.................................................................................... IV-1
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. IV-1
4.3. Metode Penelitian............................................................................... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

4.3.1. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian................................ IV-1


4.3.2. Teknik Pengumpulan Data........................................................ IV-2
4.3.3. Metode Analisis Data................................................................ IV-2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UKM Speaker Pandiangan merupakan unit usaha yang bergerak di bidang
perakitan atau pembuatan model speaker. Ukm speaker pandiangan memiliki
permasalahan adanya pemborosan (waste) yaitu adanya produk cacat dimana
kualitas produk yang di hasilkan tidak sesuai dengan keinginan konsumen seperti
produk bahan kayu yang patah atau retak dan juga kayu yang kropos, sehingga
hasil yang di produksi sangat mengecewakan konsumen, adanya paku timbul serta
adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah (Non Value Added Activities) seperti
waktu menunggu (waiting time) dan memindahkan (transportation).
UKM Speaker Pandiangan berdiri sejak tahun 2004 dengan kapasitas
produksi nya setiap hari mampu memproduksi 30 buah speaker setiap harinya.
Tetapi dengan adanya kendala situasi pandemic covid seperti sekarang ini hanya
mampu memproduksi sekitar 15 buah speaker. Dengan adanya situasi ini pihak
ukm juga sangat terkendala apabila adanya pemborosan saat proses produksi yang
dapat merugikan.
Manusia merupakan aset utama dalam organisasi, sehingga sumber daya
manusia (SDM) harus dikelola dan dimanfaatkan secara seimbang dan manusiawi.
Sudah merupakan hal yang umum bahwa SDM merupakan aset terbesar bagi
organisasi dikarenakan perusahaan memerlukan sumberdaya untuk mencapai
tujuannya. (Bandar dan Manar, 2012)
Salah satu ukuran keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja
perusahaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Seperti dikutip Brahmasari
dan Suprayetno (2008) mendefinisikan kinerja sebagai suatu hasil kerja yang
dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan diantaranya adalah dengan
memperhatikan beban kerja, baik itu beban kerja fisik maupun beban kerja
mental. Untuk mencapai kinerja yang maksimal pentingnya perusahaan
memperhatikan kondisi karyawan karena tubuh manusia memiliki batasan untuk
dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Dengan pemberian beban kerja
yang optimal, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana karyawannya dapat
diberikan beban kerja yang maksimal dan sejauh mana pengaruhnya terhadap
kinerja perusahaan itu sendiri, karena beban kerja sangat perlu diperhatikan oleh
perusahaan.
Selain beban kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah sebagai salah faktor utama yang
memicu karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang
tidak kondusif akan membuat karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit
berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Jika ruangan kerja tidak
nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, akan berpengaruh besar pada
kenyamanan kerja karyawan (Tanjung, 2016).
Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
(waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan/atau
jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Tujuan lean
adalah meningkatkan terus-menerus rasio antara lain tambah terhadap waste (the
value-to-waste ratio) (Gasperz, 2007).

1.2. Rumusan Masalah


Berikut ini merupakan rumusan masalah pada analisis ergonomic dan
perancangan system kerja untuk mengurangi waste pada ukm speaker pandiangan.
a. Apakah terdapat pemborosan (waste) dalam proses produksi speaker di
ukm pandiangan?
b. Mesin apa yang paling mempengaruhi adanya waste saat digunakan pada
proses produksi speaker di ukm pandiangan?
c. Proses apa yang paling mempengaruhi adanya waste saat proses produksi
speaker ?
d. Bahan baku apa yang paling mempengaruhi adanya waste saat proses
produksi speaker ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk menganlisis secara ilmu ergonomic dan perancangan system kerja
untuk mengetahui penyebab terjadinya pemborosan (waste) saat proses
produksi speaker di ukm Pandiangan.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara beban kerja terhadap kinerja
karyawan di ukm Pandiangan.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan di ukm Pandiangan
4. Mampu memberi usulan perbaikan yang efektif terhadap masalah beban kerja
yang dialami karyawan sehingga mampu meningkatkan produktivitas kinerja
dari karyawan di ukm Pandiangan

1.4. Manfaat dan Hasil Penelitian


Manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh mahasiswa selama perkuliahan
di lapangan kerja.
b. Mahasiswa dapat mempelajari metode yang digunakan untuk melakukan
penilaian beban dan resiko kerja.
2. Bagi perusahaan
Diperoleh gambaran awal tentang beban, resiko, serta perbaikan terhadap
postur kerja yang baik pada proses perakitan speaker.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Ukm speaker pandiangan merupakan usaha yang bergerak dibidang
pembuatan body speaker..
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan terhadap pekerja di ukm speaker pandiangan pada proses
perakitan speaker.
2. Usulan yang diberikan berupa jumlah waktu istirahat yang dibutuhkan, kalori
yang dibutuhkan untuk pemulihan energi dan juga postur tubuh yang baik
pada proses kerja.
3. Fokus penelitian ada pada objek penelitian yaitu pekerja.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teoritis


Manusia merupakan aset utama dalam organisasi, sehingga sumber daya
manusia (SDM) harus dikelola dan dimanfaatkan secara seimbang dan manusiawi.
Sudah merupakan hal yang umum bahwa SDM merupakan aset terbesar bagi
organisasi dikarenakan perusahaan memerlukan sumberdaya untuk mencapai
tujuannya. (Bandar dan Manar, 2012)
Salah satu ukuran keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja
perusahaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Seperti dikutip Brahmasari
dan Suprayetno (2008) mendefinisikan kinerja sebagai suatu hasil kerja yang
dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan diantaranya adalah dengan
memperhatikan beban kerja, baik itu beban kerja fisik maupun beban kerja
mental. Untuk mencapai kinerja yang maksimal pentingnya perusahaan
memperhatikan kondisi karyawan karena tubuh manusia memiliki batasan untuk
dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Dengan pemberian beban kerja
yang optimal, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana karyawannya dapat
diberikan beban kerja yang maksimal dan sejauh mana pengaruhnya terhadap
kinerja perusahaan itu sendiri, karena beban kerja sangat perlu diperhatikan oleh
perusahaan.
Selain beban kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah sebagai salah faktor utama yang
memicu karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang
tidak kondusif akan membuat karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit
berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Jika ruangan kerja tidak
nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, akan berpengaruh besar pada
kenyamanan kerja karyawan (Tanjung, 2016).
Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
(waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan/atau
jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Tujuan lean
adalah meningkatkan terus-menerus rasio antara lain tambah terhadap waste (the
value-to-waste ratio) (Gasperz, 2007).
Pemborosan (waste) merupakan kegiatan atau aktivitas kerja yang tidak
memberikan nilai tambah dalam proses disepanjang value stream. Menurut
Gasperz (2007) secara umum mengenal dalam kata “Seven plus One” Types of
Waste yaitu overproduction, delay, transportation, processes, inventories, motion,
defective product, defective design. Sistem kerja merupakan rangkaian tata kerja
dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu
dalam rangka melaksanakan suatu bidang pekerjaan (KBBI, 2005). Menurut
Kleiner (2006), sistem kerja terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerja
bersama-sama (personel sub-sistem), berinteraksi dengan teknologi (technological
sub-system) dalam sistem organisasi yang dicirikan oleh lingkungan internal (both
physical and cultural). Menurut Freivald (2010), elemen-elemen sistem kerja
terdiri dari organisasi, human, tasks, environment, dan tools/teknologi.
a. Mesin
Mesin merupakan alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel.
b. Proses Produksi
Proses produksi merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai tingkat
kualitas produk dengan adanya nilai tambah pada produk tersebut yang bisa
memberikan nilai lebih pada perusahaan. (Heizer & Render 2009).
c. Bahan Baku
Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan (Syamsuddin, 2001:281). Seluruh perusahaan yang berproduksi
untuk menghasilkan satu atau beberapa macam produk tentu akan selalu
memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya. Bahan baku
merupakan input penting dalam berbagai produksi.

Gambar 1.1 Kerangka Teoritis Penguruangan Waste

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus


diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu Sunarso (2010). Permendagri No. 12/2008 menyatakan bahwa beban
kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit
organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Jika
kemampuan pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan,akan muncul
perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah
daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang lebih. Beban kerja
yang dibebankan kepada karyawan dapat dikategorikan kedalam tiga kondisi,
yaitu beban kerja yang sesuai standar, beban kerja yang terlalu tinggi (over
capacity) dan beban kerja yang terlalu rendah (under capacity). Menurut Putra
(2012) ada 4 indikator dalam beban kerja yaitu:
1) Target yang Harus Dicapai : Pandangan individu mengenai besarnya target
kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pandangan mengenai
hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
2) Kondisi Pekerjaan : Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki
oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan
dengan cepat pada saat pengerjaan barang, serta mengatasi kejadian yang tak
terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu yang telah
ditentukan.
3) Penggunaan Waktu : Kerja waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan
yang langsung berhubungan dengan produksi (waktu lingkaran, atau waktu
baku atau dasar).
4) Standar Pekerjaan : Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai
pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Pengukuran beban kerja memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi.
Cain (2017) menjelaskan bahwa alasan yang sangat mendasar dalam mengukur
beban kerja adalah untuk mengkuatifikasi biaya mental (mental cost) yang harus
dikeluarkan dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat memprediksi kinerja
sistem dan pekerja. Tujuan akhir dari langkah-langkah tersebut adalah untuk
meningkatkan kodisi kerja, memperbaiki desain lingkungan kerja ataupun
menghasilkan prosedur kerja yang lebih efektif.
Menurut Tarwaka (2011) pengukuran kerja bisa dilakukan melalui
pengukuran kerja mental secara subjektif (Subjective Methode) salah satunya
menggunakan teknik Beban Kerja Subjectif dalam performasi kerja manusia
terdiri dari tiga 3 dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan dengan
performasi, yaitu: (1) Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang
tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja; (2)
Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental
dalam melaksanakan suatu pekerjaan; (3) Beban tekanan Psikologis
(psychological stress load) yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan,
kebingungan, dan frustasi.
2.2 Defenisi Operasional
Berikut ini merupakan defenisi operasional dari ukm speaker pandiangan.
a. Mesin
Mesin merupakan alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel.
b. Proses Produksi
Proses produksi merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai tingkat
kualitas produk dengan adanya nilai tambah pada produk tersebut yang bisa
memberikan nilai lebih pada perusahaan. (Heizer & Render 2009)
c. Bahan Baku
Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan (Syamsuddin, 2001:281).

2.3. Deskripsi Teori


2.3.1. Metode Penilaian Secara Langsung
1
Cara penilaian langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan
melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin
banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi.
Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme,
respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (2008) pada tabel
berikut:
1
Soleman, Aminah. Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia dengan Pendekatan
Recommended Weight Limit. 2011, hlm 4
Tabel 2.1. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu
Tubuh dan Denyut Jantung
Denyut
Kategori Beban Konsumsi Ventilasi Suhu
Jantung
Kerja Oksigen Paru (1/m) Rektal (oC)
(Denyut/min)
Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100
Sedang 1,0 – 1,5 20 – 30 37,5 – 38,0 100 – 125
Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 – 150
Sangat Berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 – 175
Sangat Berat Sekali 2,5 – 4,0 60 – 100 >39 > 175

Perhitungan konsumsi energi dengan menggunakan denyut jantung lebih


mudah bila dibandingkan dengan perhitungan konsumsi oksigen. Jumlah energi
dapat dihitung dengan persamaan regresi berikut:
Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71711 . 10-4 X2
Dimana:
Y = energi (Kkal/menit)
X = kecepatan denyut jantung/menit
2
Klasifikasi beban kerja berdasarkan konsumsi energi sebagai berikut:
Beban kerja ringan : 100  200 Kkal/jam
Beban kerja sedang : >200  350 Kkal/jam
Beban kerja berat : >350  500 Kkal/jam
2.3.2. Metode Penilaian Secara Tidak Langsung
3
Metode penilaian tidak langsung adalah metode penilaian dengan
menghitung denyut nadi selama operator bekerja. Pengukuran denyut nadi selama
bekerja merupakan suatu metode untuk menilai Cardiovascular Strain (% CVL).

2
Mutia Mega, “Pengukuran Beban Kerja Fisiologis dan Psikologis pada operator pemetikan teh
dan operator produksi teh hijau di PT Mitra Kerinci”, 2014, hlm 7
3
Puba Emitua, dkk, “Analisis Beban Kerja Fisiologis Operator Di Stasiun Penggorengan Pada
Industri Kerupuk”, 2014, hlm 16.
2.3.2.1. Perhitungan % CVL
CVL merupakan suatu perhitungan untuk menentukan klasifikasi beban
kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum. Berikut ini ditunjukkan persamaan %CVL
(DNK-DNI)
%CVL = x 100
DNmaks - DNI
Denyut nadi maksimum adalah sebagai berikut:
Laki-laki = 220 – umur
Wanita = 200 – umur
Dari hasil perhitungan CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
X < 30% = tidak terjadi kelelahan
30% < X < 60% = diperlukan perbaikan
60% < X < 80% = kerja dalam waktu singkat
80% < X < 100% = diperlukan tindakan segera
X > 100% = tidak diperbolehkan beraktivitas.

2.3.2.2. Perhitungan Waktu Istirahat


4
Waktu istirahat yang sebaiknya dilakukan pekerja diberikan pada saat
tingkat denyut jantung, suhu tubuh, dan tingkat mengantuk sedang berada pada
puncaknya. Untuk menentukan waktu istirahat berdasarkan denyut jantung,
terlebih dahulu dihitung rata-rata denyut jantung pekerja keseluruhan. Kemudian
dihitung konsumsi energi pekerja menggunakan rumus
Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71711 . 10-4 X2
Dimana:
Y = energi (Kkal/menit)
X = kecepatan denyut jantung/menit
Setelah melakukan penghitungan di atas dapat dihitung konsumsi
energi dengan menggunakan persamaan :
4
LR Rizky Silalahi, “Penentuan Tingkat Beban Kerja dan Waktu Istirahat Berdasarkan Kriteria
Fisiologis dan Postur Kerja Pekerja (Studi Kasus Pada Ukm Mi Kricak Yogyakarta)”. 2001. hlm
208
RT = 0 untuk K < S
K T (K-S)

RT =
S (
−1 ×100+ )
K −BM
2 untuk S ≤ K<2S
T ( K-S)
RT = ×1 ,11
K-BM untuk K ≥ 2S
Dimana:
RT = Waktu istirahat
K = Energi yang dikeluarkan selama bekerja (kkal/menit)
= Konsumsi energi saat bekerja  Konsumsi energi saat istirahat
S = Energi rata-rata yang digunakan manusia (untuk wanita 4 kkal/menit,
untuk pria 5 kkal/menit)
BM = Metabolisme basal (untuk wanita 1,4 kkal/menit, untuk pria 1,7
kkal/menit)
T = Total dari durasi kerja yang dilakukan

2.3.3. Postur Kerja


Metode yang digunakan untuk menentukan postur kerja baik atau tidak
adalah Rapid Entire Bady Assessement (REBA). 5Rapid Entire Body Assessment
adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat
digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung,
lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga
dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta
aktifitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan. REBA tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar
aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang
diakibatkan postur kerja operator (Hignett dan Mc Atamney, 2009).
Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan
factor coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang±ulang.
Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko
5
Sulaiman, Fahmi.” Analisis Postur Kerja Pekerja Proses Pengesahan Batu Akik Dengan
Menggunakan Metode Reba”. 2016. hlm 18
antara satu sampai lima belas, yang mana skor tertinggi menandakan level yang
mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini
berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari
ergonomic hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang
beresiko dan melakukan perbaikan sesegera mungkin. REBA dikembangkan tanpa
membutuhkan piranti khusus. Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam
melakukan pemeriksaan dan pengukuran tanpa. biaya peralatan tambahan.
Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa menggangu
pekerja. Berikut ini adalah Range dan score Pergerakan Tubuh berdasarkan
metode REBA.
Menurut Murti (2013) beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan
dalam jangka waktu tertentu. Indikator-indikator beban kerja mencakup:
1. perbaikan yang terus menerus dalam bekerja
2. peningkatan mutu hasil pekerjaan
3. sikap terhadap pegawai
4. pemahaman substansi dasar tentang bekerja
5. etos kerja
6. perilaku ketika bekerja
7. menyelesaikan tugas yang menantang 22
8. kondisi fisik tempat bekerja, dan sikap terhadap waktu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Model Konseptual


Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah perancangan
kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis.
Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan
penelitian (Sinulingga, S. 2011).
Dalam perancangan sistem ini, metodologi penelitian yang penulis pakai
adalah sebagai berikut :
a) Analisis
Penulis melakukan analisis permasalahan yang terjadi dan melihat kebutuhan
dari sistem yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan. Dimulai dengan
melakukan analisis system kerja pada produksi speaker.
b) Studi literatur
Penulis mencari literatur untuk mendapatkan informasi - informasi yang
berhubungan dengan permasalahan ergonomic dan perancangan sistem kerja
dalam kehidupan sehari-hari melalui buku dan karya tugas akhir sebelumnya.
c) Pengamatan/Observasi
Cara ini dilakukan untuk mengamati dan meneliti cara kerja operator dalam
menjalankan proses produksi.
d) Desain
Penulis kemudian merancang hasil analisa dalam bentuk diagram cara kerja
aplikasi dan Use Case Diagram, flowchart hinggal metode pembuatan
aplikasi.
e) Implementasi dan evaluasi
Merupakan tahapan penerapan dan pengujian dari aplikasi sistem antrian
yang telah dibuat
3.2. Rumusan Hipotesis
Pada penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif dikarenakan dugaan
sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara
fisiologi dan postur kerja dengan kelelahan pekerja di departemen perakitan di
UKM Speaker Pandiangan..
Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka penelitian di atas,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di UKM
Speaker Pandiangan.
H1 : Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di
UKM Speaker Pandiangan.
3.4. Metodologi Penelitian
3.4.1 Data Kecacatan Berdasarkan Pengukuran Pekerja
Untuk mengetahui bagaimana persentase perbandingan cacat terhadap
jumlah total cacat yang terjadi, maka jenis cacat harus diurutkan berdasarkan
persentase terbesar, kemudian dihitung persentase kumulatifnya. Persentase
perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.1. Data Jumlah Speaker Cacat
Number Jumlah Kecacatan
Number of
of
Sub Grup Nonconformitie
Inspectio Sompel (R) Retak (R) Patah s
n (P)
1 10 0 1 1 2
2 15 2 0 0 2
3 10 1 1 2 4
4 15 1 1 1 3
5 10 0 1 1 2
6 15 2 0 0 2
7 10 2 1 2 5
8 15 1 2 0 3
9 10 0 1 0 1
10 15 0 1 1 2
11 10 1 0 0 1
12 15 0 0 1 1
Total 12 10 9 9 28

Persentase 35,71% 32,14% 32,14% 100% Persentase Cacat


Cacat
BAB IV
RANCANGAN PENELITIAN

4.1. Tipe Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research) karena
penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata di perusahaan.
Berdasarkan metodenya, Jenis penelitian yang dilakukan ialah Penelitian
deksriptif yaitu penelitian analisis kerja dan aktivitas.
Selain itu jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kausal, artinya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga
hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2009) desain
penelitian kausal adalah desain penelitian yang di susun untuk meneliti
kemungkinan ada hubungan sebab akibat antara variabel.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di UKM Speaker yang bergerak dalam bidang
pembuatan macam-macam kotak speaker. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan
dari tanggal 1 Januari sampai 1 Februari.

4.3. Metode Penelitian


Pada penelitian ini digunakan metode kausal komparatif yaitu menyelidiki
hubungan sebab akibat, dengan melakukan pengamatan antara sebab dan akibat.
Dilakukan pengamatan untuk mengetahui penyebab waste dan analisis ergonomic.

4.3.1. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini, objek yang menjadi populasi adalah pekerja pada bagian perakitan
pada UKM speaker pandiangan yang berjumlah 2 orang

4.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam perancangan sistem ini, metodologi penelitian yang penulis pakai
adalah sebagai berikut :
f) Analisis
Penulis melakukan analisis permasalahan yang terjadi dan melihat kebutuhan
dari sistem yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan. Dimulai dengan
melakukan analisis system kerja pada produksi speaker.
g) Studi literatur
Penulis mencari literatur untuk mendapatkan informasi - informasi yang
berhubungan dengan permasalahan ergonomic dan perancangan sistem kerja
dalam kehidupan sehari-hari melalui buku dan karya tugas akhir sebelumnya.
h) Pengamatan/Observasi
Cara ini dilakukan untuk mengamati dan meneliti cara kerja operator dalam
menjalankan proses produksi.
i) Desain
Penulis kemudian merancang hasil analisa dalam bentuk diagram cara kerja
aplikasi dan Use Case Diagram, flowchart hinggal metode pembuatan
aplikasi.
j) Implementasi dan evaluasi
Merupakan tahapan penerapan dan pengujian dari aplikasi sistem antrian
yang telah dibuat

4.3.3 Teknik Analisis Data


Setelah data-data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data. Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling
menentukan dari suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk
menyimpulkan hasil penelitian. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, metode analisis yang digunakan
adalah analisis kuantitatif dengan uji statistik yaitu regresi linier berganda.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rohman, Ai Nunung. 2020. Fungsi Pembagian Kerja Dalam Usaha


Memperlancar Kerja Pegawai Pada Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan
Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat .
Jurnal Politeknik Piksi Ganesha Bandung dan CV Syntax Corporation , Vol.
VI, No.1.
Arsi dan Partiwi. 2012. Analisis Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Optimal
Karyawan Dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job
Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS Surabaya). Jurnal
Teknik ITS Vol.1, No. 01 (September 2012) ISSN: 2301-9271
Chakim, Lukmanul. 2013. Analisis beban kerja dan kebutuhan pegawai (Studi
Kasus di Sekar Sari Farm dan Swalayan Pada Koperasi Peternakan Sapi
Perah Setia Kawan Nongkojajar). Skripsi pada Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Dharma, Agus. 1989. Manajemen Supervise (Petujuk Praktis Bagi Para
Supervisor). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Djunaidi Ghony dan
Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif : edisi revisi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Cain, B. 2007. A Review of the Mental Workload Literature. Defence Research
and Development Canada Toronto Human System Integration Section.
Canada.
Hasibuan, Malayu S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Reinhad Tjiabrata, Fernando. 2017. Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sabar Ganda Manado. Jurnal
EMBA Vol.5, No.2.
Sedarmayanti, 2007, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung,
Penerbit Mandar Maju.
Sinulingga, Sukaria. 2018. Metode Penelitian Edisi 3. Jakarta: USU Press.
Sugiharto, Joko. 2018. Pengaruh Beban Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan BPJS Ketengakerjaan Cabang Salemba. Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis, Vol.4, No.1.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Edisi ke-7. Bandung (ID):
CVAlfabeta.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung:
Penerbit ITB.
Sutrio, 2011. Analisis Pengukuran RULA dan REBA Petugas pada Pengangkatan
Barang di Gudang dengan Menggunakan Software Ergolntelligence
(Studi kasus: Petugas Pembawa Barang di Toko Dewi Bandung).
Prosiding Seminar Nasional Ritektra, ISBN: 978-602-97094-3-8.
Wahyuniardi, Rizki dan Dhia Malika. 2018. Penilaian Postur Operator dan
Perbaikan Sistem Kerja dengan Metode RULA dan REBA (Studi Kasus).
Jurnal Teknik Industri, Vol.13 No.1.

Anda mungkin juga menyukai