Anda di halaman 1dari 11

Perilaku Mengemudi Mobil : Case Study

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera


Utara
Nismah Panjaitana, Fauzi Ramadhana Suryab
1
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jl Dr. T.
Mansyur, Kota Medan, Indonesia, 20222.
a
nismah.panjaitan.ac.id, bramadhanafauzi27@gmail.com

ABSTRAK. Fenomena konsentrasi dunia sekarang ini mengenai transportasi yaitu kecelakaan lalu
lintas. Ini didasarkan pada pernyataan WHO di tahun 2011 diluncurkannnya Decade of Action for
Road Safety 2011-2020. Gagasan untuk mengakhiri dan mengembalikan jumlah korban meninggal
dunia karena kecelakaan. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 1,35 juta manusia
meninggal dunia setiap tahun diakibatkan dari kecelakaan lalu lintas. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh tingkat stress dan tingkat kualitas tidur terhadap perilaku pengemudi mobil
pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Metodelogi penelitian menggunakan pengumpulan
data dari hasil kuesioner Pittsburgh sleep quality index (PSQI) dan perceived stress scale (PSS)
dengan melakukan beberapa uji statistik yang diantaranya uji validitas konstruk, uji asumsi klasik,
dan uji koefisien regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres dan kualitas
tidur berpengaruh secara bersamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
mengemudi pengendara mobil pada mahasiswa/I Universitas Sumatera Utara dan Besarnya nilai R-
square adalah 0,443. Angka 0,443 berarti 44,3% besarnya pengaruh stress dan kualitas tidur,
terhadap perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I USU.

Kata kunci: Kualitas Tidur, Mahasiswa, Perilaku Mengemudi , PSQI, PSS, Stress

ABSTRACT. One of the phenomena of the world's concentration in the field of transportation is
traffic accidents. WHO demonstrated this in 2011 when it launched the 2011-2020 Decade of Action
for Road Safety. With a call to stop and reverse the trend of high death rates due to road accidents.
The report reveals that around 1.35 million people die each year as a result of traffic accidents. The
purpose of this study was to determine the effect of stress levels and sleep quality levels on the
behavior of car drivers at University of North Sumatra students. The research methodology uses
data collection from the results of the Pittsburgh sleep quality index (PSQI) questionnaire and the
perceived stress scale (PSS) by conducting several statistical tests including construct validity tests,
classical assumption tests, and multiple linear regression coefficient tests. The results showed that
stress and sleep quality had a significant effect on the driving behavior of car drivers in students at
the University of North Sumatra and the R-square value was 0.443. The number 0.443 means 44.3%
of the influence of stress and sleep quality on deviant driving behavior of USU students.

Keyword: Sleep Quality, Student, Driving Behavior, PSQI, PSS, Stress

1
1. Pendahuluan
Meningkatkan kasus kecelakaan lalu lintas pada kota Medan khususnya untuk
pengendara mobil pada setiap tahunnya dipengaruhi oleh perilaku pengemudi yang
lalai saat berkendara. Kelengahan yang mengakibatkan kecelakaan, contohnya
pengendara tidak fokus saat mengemudi, letih dan ngantuk, pengaruh minuman
keras dan obat, kecepatan yang tinggi terkesan ugal-ugalan, keadaan mobil yang
kurang baik serta kurang pahamnya pengemudi tentang aturan berlalu lintas.
Kecelakaan biasanya akibat sopir mengantuk dan tidak dapat mengontrol laju
kendaraan. Human error diakibatkan dengan kelengahan yang terjadi terhadap
supir yang lengah, kejadian dimana aktivitas mental ataupun aktivitas fisik yang
direncanakan mengalami kegagalan untuk mencapai hasil yang diinginkan [1].

Berdasarkan data Dishub Provinsi Sumatera Utara per Januari - Oktober


Tahun 2021, kota Medan menduduki peringkat paling atas Polres dengan jumlah
Kecelakaan Lalu lintas tertinggi. Dari hasil data Kementerian Perhubungan Darat
Republik Indonesia, sebesar 61% kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh faktor
manusia, 9% karena adanya faktor kendaraan, dan 30% karena faktor prasarana dan
lingkungan.

Kecelakaan diakibatkan dengan kurangnya tingkat waspada. Tingkat


waspada diakibatkan dengan beberapa penyebab diantaranya kualitas tidur,
kelelahan kerja, monoton, keadaan psikofisiologi (keadaan dari dalam diri manusia
yang mana mengakibatkan respons emosional dimulai kebahagian sampai pada
emosi yang berdampak kerusuhan), dan sesuatu yang menganggu perhatian jalan
[2].
Perilaku ialah faktor yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Perilaku
merupakan balasan dan reaksi orang mengenai dorongan dari luar (stimulus) [3].
Perilaku mengemudi dalam bentuk balasan pengemudi akibat adanya pengaruh
eksternal dan internal selama berkendara meliputi sifat yang dimiliki pengemudi
dan juga distraksi yang terjadi [4].
Menurut John et al., melakukan penelitian investigasi terhadap perilaku
menyimpan pengemudi di Ghana menggunakan kuisoner DBQ, menunjukkan
bahwa Error dan Violation (pelanggaran) sebagai perilaku menyimpang menonjol
yang dilakukan pengemudi. [5].

2
Menurut Reason et al., melakukan penelitian bahwa bentuk perilaku
menyimpang dalam berkendara menjadi 3 jenis, yaitu Error, Lapses, dan Violation.
Error menggambarkan kesalahan yang tidak disengaja selama mengemudi meliputi
kegagalan dalam mengamati rambu lalu lintas atau kesalahan dalam menilai
lingkungan lalu lintas, Lapses mengacu pada gangguan perhatian dan memori,
sedangkan Violation mengacu pada penyimpangan yang dilakukan secara sengaja
oleh pengemudi [6].
Menurut Kopp et al., melakukan penelitian bahwa stres merupakan fenomena
modern yang mempengaruhi hampir semua orang. Para peneliti umumnya
mengkonseptualisasikan stres sebagai respons tubuh terhadap setiap permintaan
yang melebihi kapasitas adaptif individu [7].
Kualitas tidur diartikan seseorang yang terkesan untuk mudah tertidur dalam
sewaktu-waktu, selain itu kualitas tidur juga dapat didefenisikan sebagai
terpenuhnya jam istirahat seseorang dengan mengurangi rasa kelelahan sehingga
dapat menjalankan beberapa kegiatan tanpa keadaan kualitas tidur yang berlebih.
[8].
Menurut Dorrian et al., melakukan penelitian mengenai saat tidur pada 5 jam
atau sedikit akan mengakibatkan kelelahan dan mudah mengalami kekeliruan.
Pengaruh negatif diakibatkan oleh kualitas tidur ialah penurunan kemampuan
psikologis, jam tidur yang buruk, serta melakukan perilaku yang tidak wajar [9].
Mahasiswa mempunyai kegiatan yang cukup padat dalam keseharian.
Sehingga tidak menutup kemungkinan kegiatan tersebut berpengaruh terhadap
tingkat stress yang dihadapi dan kualitas tidur. Mahasiswa sering konsumsi kafein
untuk meningkatkan kemampuan yang berpengaruh buruk terhadap kualitas tidur
dan kejiwaan. Sebagian mahasiswa mempunyai kesibukan, tidak memperhatikan
jam tidur yang sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan data jumlah kasus
kecelakaan di daerah Universitas Sumatera Utara dapat disimpulkan jumlah kasus
kecelakaan mahasiswa/i USU khusus nya pengguna mobil lebih banyak
dibandingkan kasus kecelakaan lainnya. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
menilai dan mengetahui pengaruh stress dan kualitas tidur terhadap perilaku
mengemudi pengemudi mobil pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

3
2. Literatur
Pada penelitian ini ada beberapa literatur yang digunakan sebagai berikut.

2.1. Kecelakaan Lalu Lintas


Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 mengenai lalu lintas dan
angkutan jalan menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kondisi
di jalan yang tidak diprediksi sebelumnya dan tidak sengaja mengaitkan kendaraan
dengan pengguna jalan lainnya berdampak adanya korban manusia atau kerugian
lainnya.

2.2. Kelelahan
Kelelahan dapat diartikan sebagai dorongan keinginan untuk beristirahat untuk
memulihkan diri. Kelelahan memiliki efek yang negatif. Keadaan kelelahan yang
menimbulkan perasaan tidur malam yang nyenyak dapat melemahkan kekuatan,
kecepatan, tanggung jawab, penyelarasan, keseimbangan, dan juga kemampuan
pengambilan keputusan.

2.3.Kantuk
Kantuk diartikan suatu proses yang diakibatkan dari tempo sirkadian dan keiinginan
untuk tidur.

2.4.Pittsburgh Sleep Quality Index


Suatu instrument yang berfungsi untuk menguji kualitas tidur seseorang dapat
dikatakan cukup atau tidak adalah Pittsburgh Sleep Quality Index.

2.5.Stres Kerja
Menurut International Labour Organization (ILO), stres adalah balasan fisik dan
emosi merugikan disebabkan kesenjangan pada tuntutan yang didapatkan dengan
sumber daya serta kemampuan untuk mengatasi desakan tersebut.

4
2.6. Perceived Stress Scale
Perceived Stress adalah perasaan atau pikiran yang dimiliki seseorang terhadap hal-
hal dalam kehidupannya yang dapat membuat stress serta kemampuannya untuk
mengatasi stress tersebut.
2.7. The Driver Behavior Questionnaire (DBQ)1
DBQ adalah ukuran yang banyak digunakan untuk mengukur aktivitas perilaku
pengemudi yang menggambarkan kekeliruan pengemudi, pembelokan, dan aksi
disengaja.

3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menerapkan
metode survey. Data didapat menekankan pada analisis data numerical (angka)
yang diolah menggunakan metode statistika [10].

Penelitian ini dilakukan di wilayah Universitas Sumatera Utara, alasan


pemilihan lokasi wilayah tersebut, dikarenakan subjek yang akan diteliti dapat di
temui di lokasi tersebut. Penelitian dimulai pada bulan Maret-Juli 2022.

Subjek penelitian adalah batasan penelitian yang mana peneliti bisa


menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya variabel penelitian
[11]. Subjek penelitian yaitu mahasiswa yang menggunakan kendaraan mobil.
Objek penelitian yang diamati ialah tingkat kewaspadaan pengemudi mobil pada
Mahasiswa USU.

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:


1. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan
masalah yang terjadi dilapangan yang dilakukan oleh pengemudi mobil pada
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
2. Keseluruhan responden kemudian disaring kembali sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
3. Tahapan penelitian selanjutnya adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Penyebaran kuesioner dilakukan
dengan manual dan juga online.
4. Melakukan pengujian terhadap data kuesioner yang terkumpul.

5
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Tidak melakukan uji validitas karena kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner pada penelitian terdahulu. Dimana kuesioner tersebut sudah mengalami
uji validitas sebelumnya dan pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Tidak melakukan uji reliabilitas dikarenakan kuesioner yang dipakai adalah
kuesioner pada penelitian terdahulu. Dimana kuesioner tersebut sudah mengalami
uji reliabilitas sebelumnya dan pernyataan pada kuesioner dinyatakan reliabel.

4.2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Hasil pengujian one sample kolmogrov-simornov dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan analisis statistik dengan uji statistik non-parametic K-S dapat


dilihat pada gambar bahwa nilai berdistribusi normal dengan nilai Asymp.sig (2-
tailed) adalah 0,104 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan uji multikolinieritas dengan menggunakan SPSS 24 dapat
dilihat pada Gambar 2.

6
Gambar 2. Hasil Uji Multikoliniearitas

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 24 dapat


disimpulkan nilai VIF dari ketiga variabel independen < 10 dan nilai tolerance juga
> 0,1. Artinya tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan software SPSS 24 dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan scatterplot terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik titik
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. Berdasarkan hal tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model
regresi dapat dipakai untuk penelitian ini.

4.3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda


Koefisien b1 (X1) = 0,7 menunjukkan bahwa variabel stress berpengaruh positif
terhadap perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I USU. Koefisien b2 (X2) =
2,133 menunjukkan bahwa variabel kualitas tidur berpengaruh positif terhadap
perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I USU. Dengan kata lain, nilai

7
koefisien kualitas tidur lebih tinggi dibandingkan nilai variabel stress sehingga
dapat disimpulkan kualitas tidur lebih besar pengaruhnya dibandingkan tingkat
stres mahasiswa USU.
4.4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Hasil uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Uji T

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 24 maka dapat


diketahui penjelasan uji-t ialah variabel stres mempunyai angka signifikansi sebesar
0,043 dan lebih kecil dari 0,05 yang artinya variabel stres secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I
USU. Variabel kualitas tidur mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 dan
lebih kecil dari 0,05 yang artinya variabel kualitas tidur secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I USU.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji f)
Uji simultan (Uji F) variabel independent yang berupa stress dan kualitas
tidur secara bersamaan terhadap variabel dependen perilaku mengemudi
menyimpang mahasiswa/I USU dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hasil Uji F


Melalui uji ANOVA atau F-test pada dapat dilihat bahwa nilai Fhitung (80,174)
> Ftabel (3,21) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan nilai ini berarti stress

8
dan kualitas tidur sangat berdampak terhadap perilaku mengemudi menyimpang
mahasiswa/I USU.
c. Uji Koefisien Determinasi
Hasil koefisien determinasi (R2) simultan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Besarnya nilai R-square pada hasil pengujian dengan SPSS 24 adalah 0,443.
Angka 0,443 berarti 44,3% besarnya pengaruh variabel independen variabel stress
dan kualitas tidur, terhadap variabel dependen (perilaku mengemudi menyimpang
mahasiswa/I USU). Yang artinya pengaruh stress dan kualitas tidur dapat
berpengaruh sebesar 44,3% pada perilaku mengemudi menyimpang mahasiswa/I
USU.

4.5. Diskusi
Penelitian ini menghasilkan hasil yang berupa nilai pengaruh variable independen
yaitu stress dan kualitas tidur mahasiswa/I USU berpengaruh sebesar 44,3 %
terhadap variable dependen nya yaitu perilaku mengemudi menyimpang
mahasiswa/i USU. Dan sisa sebesar 55,7 % lainnya dapat disebabkan oleh faktor-
fakor lainnya seperti faktor jalan, faktor kendaraan dan faktor perilaku menyimpang
pengemudi lainnya seperti minum minuman beralkohol dan menggunakan gadget
saat mengemudi yang sudah terdapat di penelitian lainnya.

5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu stress
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku mengemudi pengendara mobil
pada mahasiswa/I Universitas Sumatera Utara dan kualitas tidur berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku mengemudi pengendara mobil pada
mahasiswa/I Universitas Sumatera Utara. Stres dan kualitas tidur berpengaruh

9
secara bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
mengemudi pengendara mobil pada mahasiswa/I Universitas Sumatera Utara. Nilai
pengaruh variable independen yaitu stress dan kualitas tidur mahasiswa/I USU
berpengaruh sebesar 44,3 % terhadap variable dependen nya yaitu perilaku
mengemudi menyimpang mahasiswa/i USU. Dan sisa sebesar 55,7 % lainnya dapat
disebabkan oleh faktor-fakor lainnya

Acknowledgement

Pelaksanaan penelitian ini di dukung oleh universitas sumatera utara.

Daftar Pustaka
Reason, J., Manstead, A., Stephen, S., Baxter, J., &
Campbell, K. .1990. Errors and violations on the
roads: A real distinction? Ergonomics, 33(10–11), 1315–1332.

Desai, A. V., M. A. Haque. 2006. Vigilance Monitoring for Operator Safety: A


simulation Study on Highway Driving. Journal of Safety Research.

Yayan Adhanudin. Dkk. 2017. Analisis Perilaku Safety Riding Pada Warga
Kampung Safety di Kelurahan Pandean Lamper Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.

Singh, H., & Kathuria, A. 2021. Analyzing Driver Behavior Under Naturalistic
Driving Conditions: A Review. Accident Analysis and Prevention, 150.
doi.org/10.1016/j.aap.2020.105908

Johns, M.W. (2009). What is Excessive Daytime Sleepiness? Melbourne:


Swinburne University of Technology.

Reason, J., Manstead, A., Stephen, S., Baxter, J., &


Campbell, K. .1990. Errors and violations on the
roads: A real distinction? Ergonomics, 33(10–11), 1315–1332.

Kopp, P., 2011. The unpredicted rise of motorcycles: a cost benefit analysis.
Transp. Policy 18 (4), 613–622. https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2011.03.002.

Stefan L, Sporis G, Kristicevic T, Knjaz D.


Associations between sleep quality and its domains and insufficient physical
activity in a large sample of Croatian young adults:a cross-sectional study BMJ
Open.2018;8(7):1-11

Dorrian, J., Baulk, Stuart D., Dawson, Drew. 2011. Work hours, Workload, sleep
and fatigue in Australian Rail Industry employees. Applied Ergonomics, 42, 202-
209

10
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai