Anda di halaman 1dari 14

LIBRALISME & KAFITALISME

Nama Kelompok :
1. Siti Jubaedah
2. Siti Soleha
3. Tyara Hadlya Norma
4. Vita Almaedah Sari
5. Yuspida Apriliani
PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
SMA NEGERI 2 CIKAMPEK
JL.JENDRAL A.YANI DAWUAN CIKAMPEK (41373) KAB.KARAWANG JULI 2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………… i


Daftar Isi ……………………………………………………………………… ii
Bab 1 pendahulua
A. Latar belakang ………………………………………………………………………. 1
B. Masalah yang dibahas ………………………………………………………………………. 2
C. Tujuan ………………………………………………………………………. 3
Bab 2 pembahasan
Pembahasan ………………………………………………………………………. 4
Daftar pustaka ………………………………………………………………………. 5
Dokumentasi ………………………………………………………………………. 6
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik
modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar
guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-
besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Jadi, inti dari Kapitalisme itu
sendiri adalah bagaimana memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Libralisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan Filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik
yang utama. Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas, dicirikan oleh kebebasan berfikir bagi para individu.

Paham liberalise menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan


agama. Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaanya,
Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme adalah “
Perilaku berfikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada
nilai-nilai kemerdekaan individu, minioritas dan bangsa”.

Liberalisme muncul setelah Perang Dunia I pada tahun 1914-1918. Latar


belakang dan pemikiran liberalisme merupakan efek dari setelah Perang Dunia
tidak boleh terulang lagi seperti terbunuhnya 20 juta jiwa, kehancuran
infrastuktur, serta kerugian ekonomi.

Presiden AS pada saat itu, Woodrow Wilson melalui perumusan konsep dalam
empat belas poin disebuah kongres pada bulan Januari 1918nmengungkapkan
system liberalisme yang mampu menjaga kestabilan tatanan internasional.

Hal ini kemudian menjadi dasar terbentuknya Liga Bansa-Bangsa (LBB) yang
berdiri pada tahun 1919 melalui Konferensi Perdamaian Prancis. Setelah Perang
Dunia II, pemikiran liberal berkembang sebagai bentuk dari neoliberalisme yang
menganggap bahwa manusia adalah homo oeconomicusdamnkebebasan ekonomi
pasar adalah yang terbaik.

Pemikiran liberalpun dibagi menjadi empat aliran. Pertama, liberalism


sosiologis yang menganggap bahwa hubungan internasional bukan hanya antara
pemerintah, namun lebih kompleks, antar individu, kelompok, dan masyarakat.
Kedua, liberalism interdependensi yang menganggap modernisasi merangsang
meningkatnya saling ketergantungan antar Negara yang semakin kompleks serta
diiringi mnculnya actor transnasional.

Ketiga, liberalisme institusional, memiliki pandangan bahwa ketakutan dan


kecurigaan kepada Negara lain semakin berkurang, sebaliknya terdapat
peningkatan kerjasama antarnegara melalui institusi internasional sebagai
perantara. Dan yang terakhir adalah liberalism republican, yang melihat sebuah
prinsip penyelesaian konflik melalui perdamaian yang memilikin ciri-ciri
demokratisasi .

Perkembangan paham-paham di Eropa semakin hari semakin mengalami


kemajuan yang pesat. Dalam hal ini adalah Liberalisme dan Kapitalisme.
Liberalisme mempunyai makna positif dan negative tergantung dalam kontek apa
menempatkanya.

Perkembangan Liberalisme di Prancis dan Inggris tidaklah sama, masing-masing


dengan konteks historisme sendiri-sendiri. Dalam bidang sosial ( menyangkut
individu), liberalisme klasik menciptakan pengusaha dan perusahaan raksasa.
Keahlian berkembang menjadi semacam ideology, sehingga amat menentukan
kehidupan Negara.

Dalam perkembanganya liberalisme klasik menuai badai yang ditaburkannya,


prakteknya kontra produktif , kebebasan individu yang ingin dilindungi justru
digerogoti sendiri. Sejarah akhirnya memaksa liberalisme klasik harus dibongkar
menjadi liberalisme individualitas setiap orang dan memanusiakan manusia.
Begitu pla dengan faham Kapitalisme yang selalu mendapat tanggapan pro dan
konta dalam perkembangannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai Liberalisme dan Kapitalisme serta oerkembangannya di Eropa.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan liberalisme dan prakteknya di eropa?
2. Bagaimana perkembangan kapitalisme dan prakteknya?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan liberalisasi dan prakteknya
2. Untuk mengetahui perkembangan kapitalisme dan prakteknya.
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan Liberalisme dan Prakteknya

Liberalisme adalah sebuah ideology, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Liberalisasi dapat diartikan sebagai paham kebebasan, yaitu paham yang mnghendaki
adanya kebebasan individu, sebagai titik tolak dan sekaligus tolak ukur dalam
interaksi sosial.

Liberalisasi tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan.


Menurut paham liberal, individu mempunyai kedudukan sangat fundamental , maka
kebebasan individu harus dijamin. Saat ini, praktik liberalisme sudah terjadi dalam
berbagai aspek kehidupan manusia yang memperjuangkan kebebasan dan
kemerdekaan. Berdasarkan masanya liberalisme modern dan liberalisme klasik.

a. Liberalisme Klasik

Liberalisasi Klasik timbul pada awal abad ke-16. Paham ini mengutamakan
keberadaan dan kebebasan setiap individu. Namun, kebebasan ini tidak bersifat
mutlak karena kebebasan disini bukan berarti kebebasan yang masih dapat
dipertanggung jawabkan serta memenuhi peraturan tertentu yang diberlakukan.

b. Liberalisme Modern

Liberalisasi Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Paham ini hamper sama
dengan paham liberalisme klasik, tetapi diberi beberapa tambahan baru sebagai
penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Setiap istilah, ideologi atau paham
pastilah memiliki suatu proses dan sejarah panjang dalam kemunculannya, begitu
pula dengan liberalisasi beserta tokoh-tokoh penting yang terkait.

Namun, bukan berarti setelah ada liberalisme Modern, karena hingga ini, nilai-
nilai dari liberalisasi klasik itu masih ada. Liberalisasi Modern tidak mengubah hal-
hal mendasar, hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (
core values ) tidak berubah hanya ada tambahan-tambahan saja dalam versi yang
baru. Jasi, sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.
Negara-negara yang menganut paham liberal di Benua Amerika : Amerika
Serikat, Argentina, Bolvia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada,
Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang
ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh Negara Aruba, Bahamas, Republik
Dominika, Greenland, Grenada, Koata Rika, Puerto Rico dan Suriname.

Di Eropa : Albania, Armenia, Australia, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,


Republik Cekoslovakia, Denamrk, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani,
Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova,
Netherland, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan Untited Kingdom.
Negara penganut paham liberal lainnya adalah Andora, Belarusia, Bosnia-
Herzegovina, Kepulauan Feroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.

Di Asia : India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan
Turki. Saat ini banyak Negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, antara
lain adalah Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Di Kepulauan Oceania : Australia dan Selandia Baru.

Di Afrika : Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di
Mesir, Sanegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah
dipaham oleh Negara Aljazair, Angola,Benin,Burkina,Faso,Mantol Verde, Cote
D’Ivoire, Equatorial Guniea, Gambia, Gana, Kenya, Malawi, Maroko, Mojambik,
Seychelles, Tnzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.

Pokok-Pokok Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari ideology Liberalisme
yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini
, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi.

o Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa
manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena
kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan
kezempatan itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai
yang mutlak dari demokrasi.
o Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang
mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam
setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan
politik, sosial, ekonomi , kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi
dan dilaksanakan dengan persetujuan dimana hal ini sangat penting untuk
menghilangkan egoism individu. (Treat the Others Reason Equally).
o Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak
menurut kehendak rakyat (Government by the Consent of the People or The
Governed ).
o Berjalannya hokum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela
dan mengabdi pada rakyat terhadap hak asasi manusia yang merupakan hokum
abadi dimana seluruh peraturan atau hokum dibuat oleh pemerintah adalah
untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of
law, harus ada patokan terhadap hokum tertinggi (Undang-Undang ),
persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
o Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu ( The Emphasis of
Individu )
o Negara hanyalah alat ( The State is Instrumen ). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingakan Negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
bahwa masyrakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri,
dan Negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara
sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
o Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme ( Refuse
Dogatism ). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke
( 1632-1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

Penerapan Atau Praktek Liberalisme di Amerika Serikat

Kita tahu bahwa paham liberalisme semakin merajarela diberbagai


Negara diberbagai dunia. Dan tampaknya keberhasilan sistem liberal di
Amerika Serikat yang notabene Negara maju mampu menyedot perhatian
khalayak dunia akan pentingnya menengok suatu ideology yang mendasari
sebuah kebebasan sebagai nilai luhur politik yang utama.

Yang perlu kita kaji pertama kali adalah bagaimana sebenarnya teori
dari ideology ini, dimana ideology ini mencita-citakan sebuah masyarakat yang
bebas dalam artian sistem pemerintahan bisa dikatakan transparan dan
mendukung serta menolak adanya pembatasan hak individu. Dan fenomena
yang sekarang terjadi dimasyarakat modern, liberalisme sangat mudah
ditumbuh dinegara yang menganut sistem demokrasi. Sesuatu yang lazim kita
temukan di Negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat, kebebasan
dijunjung tinggi disana, karena pada dasarnya, latar belakang Amerika merdeka
dalah menuntut kebebasan yang sebenarnya tidak mutlak, karena dalam
ideology ini kebebasan harus dipertanggung jawabkan. Maka dari itu sampai
sekarang, kebebasan hak individu, kebebasan pasar dan juga pengembangan
kemampuan individu secara bebas dan maksimal. Tentu saja Negara yang
emegang ideology liberalisme yang cukup sukses adalah Amerika Serikat,
dimana penggunaan sistem demokrasi yang memang sangat mendasari
aktivitas perpolitikannya. Apakah demokrasi berarti identic dengan kebebasan?

Faktanya bahwa Negara maju seperti Amerika Serikat tak dipungkiri


menjadi poros dan figure Negara demokrasi yang besar dan mendulang
kesuksesan dalam penerapan demokrasi dinegaranya. Dimasa unsur-unsur
Liberalisme sangat lekat dan bisa jelas dirasakan, karena berbeda dengan
Negara otoriter yang mana kepentingan masyarakat luas adalah yang
terpenting,sedangkan bagi liberalis, kepentingan individulah yang harus
didahulukan, itulah kenapa kita sering dengar istilah ‘apapun bisa kamu lakukan
di Negara Amerika sana’, itu merupakan pernyataan yang sebenarnya
menggambarkan kebebasan individu yang dijunjung tinggi di Negara demokrasi
sebesar Amerika Serikat.

Paham liberal di Amerika Serikat disebut liberalisme modern. Dewasa


ini para politis di AS mengakui, bahwa paham liberalisme klasik sebenarnya
terdapat kaitan yang cukup erat dengan kebebasan individu yang notabene
bersifat luas. Dan sebenarnya sistem ekonomi liberal klasik merupakan suatu
filosofi ekonomi dan juga politis.

Namun mereka karena ada kasus saat kegagalan pasar yang membuat
Amerika sempat goyah karena krisis maka mereka menolak ekonomi yang
bersifat laissez faire atau liberalisme klasik yang kemudian mendekali pada
pemerintahan interventionism yang merupakan pernyatuan persamaan sosial
dan ekonomi.

Pada umumnya, hal itu disepakati pada dekade pertama abad ke-20
yang bertujuan adanya pencapaian menuju keberhasilan suatu hegemoni para
politisi dalam negeri. Tapi, kesuksesan tersebut mulai menurun dan menghilang
pada sekitar tahun 1970-an. Dan pada saat itu, consensus liberal sudah harus
dihadapkan pada suatu death-blow atau bisa dikatan berupa fenomena
robohnya pemerintah Bretton Woods, yaitu sampai pada sistem yang
dikarenakan kemengan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980,
yang menjadikan liberalisme merupakan suatu arus kuat dalam politik AS pada
tahun tersebut.
Unsur Negara demokrasi adalah salah satu paham yang berasal dari
ideology liberalisme, dimana kebebasan pers di Amerika bisa kita lihat sendiri
yang sangat signifikan dalam kegiatan perpolitikan, begitu juga dengan
keterlibatan rakyat dalam menyuarakan pendapat. Karena pada dasarnya
kemerdekaaan pers merupakan salah satu wujud dari kedaulatan rakyat dan
menjadi unsur yang begitu vital dalam menciptakan kehidupan yang
bermaksyarakat, berbansa dan bernegara yang diaplikasikan secara
demokratis.

Dan sejatinya pers juga dipercaya sebagai suatu wadah yang


mempunyai peran untuk senantiasa menjaga ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan. Namun jangan salah, justru dengan kebebasan pers
yang terlalu kuat pengaruhnya terhadap suatu rezim, akan sangat berbahaya
untuk sistem pemerinah.

Walaupun tak dipungkiri pers dapat mengontrol jalannya pemerintah


sebagai watchdog, dan kasus yang terjadi di Amerika Serikat sendiri adalah
bahwa. Dan tentunya sebagai media, pers juga sangat berbahaya dan juga
berpotensi mengancam ketentraman masyarakat, jika tidak dibatasi dengan
hukum dan prinsip-prinsip agama dan moral.

Oleh karena itu, sangat perlu ada usaha yang bisa dilakukan untuk
mengoptimalkan supremasi hokum terhadap kejahatan pers, terlebih jika
memang bertentangan dengan norma kesusilaan, baik yang secara kultur
maupun yang berlaku dalam kehidupan beragama.

Dan lebih jelasnya, liberalisme yang dianut Amerika Serikat seperti yang
dikatan oleh Wilson dan Roosevelt, adalah suatu penekanan terhadap
kerjasama serta kolaborasi timbal balik dan usaha individu, justru bukan
dengan membuat ancaman dan pemaksaan yang di tujukan pada pemecahan
permasalahan politis baik didalam maupun luar, sepertinya dianut oleh
Presiden AS saat itu, George W Bush.

Suatu paham liberal di AS bisa dikatakan sepertininstitusi dan prosedur


politis yang mendorong kebebsan ekonomi, perlindungan yang lemah dari
agresi oleh yang kuat, dan kebebasan dan norma-norma sosial bersifat
membatasi.

Karena sejak Perang Dunia II, liberalisme di AS telah dihubungkan


dengan liberalisme modern, pengganti paham ideology liberalisme klasik
dimana kepemilikan individu sangat bebas. Sehingga pada saat itu banyak
berdiri perusahaan-perusahaan swasta akibat dari sistem ekonomi liberalisme
ini. Sebenarnya saat ini Amerika Serikat tidak semata-mata hanya menganut
sistem ekonomi liberalisme atau kapitalisme. Pemerintah Amerika Serikat
dewasa ini juga sudah mulai ikut mengatur perekonomian dinegaranya karena
bagaimanapun peran pemerintah dalam kegiatan perekonomian sangatlah
signifikan.

Maka dari itu, sekarang sudah terhitung banyak perusahaan-


perusahaan yang tadinya milik individu kemudian mulai diambil alih oleh
negaranya contohnya Pemerintah Amerika Serikat yang akhirnya mengambil
alih dua perusahaan dalam bidang pembiayaan perumahan Fannie Mae dan
Freddie Mac guna mencegah adanya krisis finansial yang mungkin dapat
berlanjut dan juga beberapa sumber-sumber produksi yang notabene
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas juga sudah mulai diambil
haknya oleh Negara. Ini membuktikan bahwa Amerika Serikat sudah
mengarahkan sistem ekonominya mendekati atau mengadopsi nilai-nilai sistem
ekonomi sosialisme. Ini disebabkan pemerintahan Amerika Serikat mulai
ketakutan dan khawatir terhadap keadaan perekonomiannya yang kita tahu
sedang kacau.

Dimana tak sedikit perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut,


kemudian banyak pula kredit macet yang menghantui ekonomi Amerika Serikat
yang akhirnya hanya akan berimbas pada krisis global. Maka berdasarkan apa
yang tadi kita diskusikan di atas, Amerika Serikat untuk saat ini menganut
sistem ekonomi campuran antara kapitalisme dan sosialisme. Dan memang
pada dasarnya taka da sistem yang sempurna, semua sistem sejatinya bekerja
saling melengkapi satu sama lain.

Inilah yang kemudian membuat beberapa Negara terbuka hatinya untuk


tdak selalu focus pada suatu sistem yang dianut oleh Negara maju hanya
karena keberhasilan yang berhasil diulang. Sejatinya setiap sistem pasti pernah
didesain untuk sebuah keadaan tertentu, dan mungkin memang keadaan
Amerika Serikat sampai sekarang cocok dengan sistem demokrasi. Namun
faktanya seperti yang dikuak diatas bahwa Amerika Serikat pun yang notabene
Negara demokrasi besar juga memasukan unsur-unsur sosialis yang dominan
dinegara komunis.

Ini membuktikan bahwa setiap Negara pada dasarnya mencari sistem


yang paling cocok dan pas dengan keadaan yang sekarang. Dan memang setiap
sistem pada dasarnya juga saling melengkapi, tinggal bagaimana memilah-
milah nilai-nilai yang terkandung pada sebuah sistem atau ideology dan
menyempurnakannya dengan unsur-unsur ideology lain yang bisa dijalankan
dengan selaras.

2.Perkembangan Kapitalisme dan Prakteknya

Dasar pemikiran Kapitalisme adalah sebuah ssistem ekonomi yang


filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik
pribadi dan pemeliharaanya serta perluasan paham kebebasan sistem ini telah
banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukab
tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultular terhadap
bangsa-bangsa didunia. Secara sederhana, kapitalisme adalah sistem dan
paham ekonomi yang modalnya (penanamn modal dan kegiatan industrinya)
bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta guna bersaing
bebas di pasaran internasional atau nasional ataupun lokal. Kapitalisme
merupakan respons terhadap merkantilisme yang menempatkan Negara
sebagai pemilik kekayaan Negara. Kapitalisme, sebaliknya, menempatkan
individu sebagai pemilik modal yang menguasai kekayaan alam.

Seorang kapitalis adalah mereka yang memiliki modal (capital),


biasanya berbentuk uang, guna mengembangkan usaha industrinya. Dalam
istilah Karl Marx, Kapitalis adalah pemilik alat-alat industry atau mesin dalam
tataran infrasruktur dan seorang buruh/karyawan yang bekerja dalam
perusahaan kapitalis maka ia memiliki ha katas alat-alat tersebut ia hanya
diharuskan bekerja dan menerima upah atau gaji sebagai konsekuensi. Paham
kapitalisme ini bergandengan erat dengan liberalisme, dimana pihak swasta
atau partikelir diberikan kebebasan oleh Negara untuk mengolah dan
memperjual belikan kekayaan alam. Dalam hal ini, pemerintah atau Negara tak
berhak ikut campur dalam mengatur kaum kapitalis-liberalis dalam
memperkayai diri mereka.

Tokoh-tokoh kapitalisme-liberalisme antara lain :


1. Adam Smith
2. David Ricard
3. Robert Malthus
4. John Locke.

Prinsip-prinsip Kapitalisme
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan saran kecuali yang
terang-terangan dilarang Negara karena merusak masyarakat
seperti heroin dan semacamnya.
2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-
lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi
yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta
tidak ada yang menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-
peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan melancarkan usaha
dan tidak ada campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi
kecuali dalam batas-batas yang sangat diperlukamn oleh peraturan
umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
3. Perfect Competition.
4. Price System sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan
dan bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka
mengendalikan komoditas dan perjualannya.

Bentuk Kapitalisme :

a. Kapitalisme perdagangan yang muncul pada abad ke-16 setaelah


dihapusnya sistem modal. Dalam sistem ini seorang pengusaha
mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain
sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi
sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
b. Kapitalisme industry yang lahir karena ditopang oleh kemajuan
industry dengan penemuan mesin uap oleh Jamet Watt tahun 1765
dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan
revolusi industry di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19.
Kapitalisme industry ini tegak diatas dasar pemisahan antara modal
dan buruh yakni antara manusia dan mesin.
c. Sistem kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar
dalam membagi pasaran internasional. Sistem ini memberi
kesempatan untuk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-
luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
d. Sistem Trust yaitu sebuah sistem yang membentuk satu perusahaan
dari berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut
lebih mampu berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan
menguasai pasar.
BAB III
KESIMPULAN

Liberalisme bisa saja berhasil diterapkan di Negara Amerika, namun


penerapan tersebut tidak luput dari kenegatifan. Dalam kapitalisme, meskipun
keuntungan yang didapat sangatlah besar kemudian tercipta kompetisi sehat
antar pasar tanpa risau terhadap campur tangan pemerintah, dan setiap
pemilik modal bebas menentukan pekerjaan atau usaha apa yang akan mereka
jalankan, tetap saja menciptakan beberapa nilai negative dan juga anomali.

Liberalisme adalah sebuah ideology, pandangan filsafat, dan tradisi


politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik
yang utama. Liberalisasi dapat diartikan sebagai paham kebebasan, yaitu
paham yang mnghendaki adanya kebebasan individu, sebagai titik tolak dan
sekaligus tolak ukur dalam interaksi sosial.

Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah ssistem ekonomi yang filsafat


sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi
dan pemeliharaanya serta perluasan paham kebebasan sistem ini telah banyak
melahirkan malapetaka terhadap dunia.

Tokoh-tokoh kapitalisme-liberalisme antara lain :

1. Adam Smith
2. David Ricardo
3. Robert Malthus dan;
4. John Locke.
DAFTAR PUSTAKA :

1. http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-kapitalis/
2. http://ridhana-s-c-
3. fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-71008-Umum-
4. Praktek%20Kapitalisme%20Neoliberalisme%20dalam%20menaklukan
%20Perekonomian
5. http://hannan-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-
6. 43519-Umum-LIBERALISME.html
7. http://gudangilmu-
8. bloody.blogspot.com/2010/11/apakah-ideology-

liberalisme-cocok-untuk.html

Anda mungkin juga menyukai