Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PERMAINAN TRADISIONAL

Dosen :
Teten Hidayat, M.Pd
Disusun oleh:

Dian Pieshelsha 2100055


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa permainan tradisional di
indonesia sangatlah beragam. Permainan tradisional ini juga bisa menjadi kegiatan berolahraga
yang sangat menyenangkan.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan permainan tradisional.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi
lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Teten Hidayat,
M.Pd. Dosen pengampu mata kuliah PJOK. Serta tak lupa juga terimakasih Kepada pihak yang
sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.

Bandung, 17 Maret 2023.

( Kelompok 3 )
A. Permainan Tradisional
Permainan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Permainan tradisional
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya secara lisan. Umumnya permainan tradisional sudah hada sejak zaman dahulu,
karena sudah dimainkan turun-temurun dari nenek moyang. Permainan tradisional
dimainkan dalam suatu gerakan fisik, nyanyian, dialog, tebak-tebakan dan perhitungan.

Setiap daerah tentu memiliki permainan tradisional masing-masing. Di mana permainan


tradisional tersebut menjadi kebiasaan sebagai interaksi sosial serta membentuk ikatan
antarsesama.

B. Manfaat Permainan Tradusional


Berikut beberapa manfaat dari permainan tradisional, di antaranya:
a. Anak menjadi kreatif
b. Mengembangkan kecerdasan logika anak
c. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak
d. Bisa digunakan sebagai terapi untuk anak
e. Mengembangkan kecerdasan intelektual anak
f. Mengembangkan kecerdasan emosi antarpersonal bagi anak Mengembangkan
kecerdasan natural anak
g. Mengembangkan kecerdasan musikan anak

C. Nilai – Nilai Permainan Tradisional


Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional, adalah :
a. Nilai kejujuran
Permainan tradisional melatih kejujuran seseorang. Artinya jika berbuat kesalahan
maka akan kalah dan permainannya diganti. Selain itu tidak curang untuk
memenangkan permainan.
b. Nilai sportivitas
Dalam permainan tradisional ada sikap mematuhi aturan permainan. Setiap pemain
harus mengikuti aturan yang disepakati. Jika pemain mengikuti aturan dan tidak
berbuat curang, maka ia akan memenangkan permainan.
c. Nilai kerja sama
Nilai kerja sama dalam permainan rakyat dapat dilihat dalam tim bermain.
Kekompakan tim menjadi kunci memenangkan permainan. Sebaliknya, jika tim tidak
kerja sama, maka tidak akan menang.
d. Nilai kecerdasan dan ketangkasan
Untuk mengalahkan lawan bermain tidak hanya dengan ketangkasan, tetapi juga harus
memikirkan strategi. Berpikir untuk memperoleh kemenangan tanpa berbuat curang.
Dengan strategi yang bagus, kemenangan dapat diraih.
e. Nilai kepemimpinan
Dalam permainan dipimpin oleh ketua atau induk, sedangkan pemain lainnya menjadi
anggota. Tugas pemimpin adalah untuk mengatur anggota kelompoknya dan menyusun
strategi untuk memenangkan permainan. Kepemimpinan yang baik akan menghasilkan
kerja sama yang baik pula.
f. Nilai tenggang rasa
Kelompok satu menghormati kelompok lainnya dan menghargai orang lain.
g. Nilai solidaritas Permainan tradisional juga menumbuhkan rasa solidaritas. Kelompok
yang menang akan menghibur kelompok yang kalah dan yang kalah akan menerima
kekalahannya.

D. Macam – Macam Permainan Tradisional

1. Oray orayan
Oray-orayan lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai permainan ular naga
panjang. Permainan tradisional Jawa Barat ini dimainkan oleh pemain dalam jumlah
banyak. Minimal sekitar 7 orang. Jadi, nantinya dua orang akan berhadapan sambil
berpegangan tangan membentuk terowongan.

Sementara pemain lainnya akan berbaris


seperti kereta dan melewati gerbang
sambil menyanyikan lagu. Di akhir lagu,
dua orang pemain yang berpegangan
tangan akan menangkap satu pemain
yang lewat.

Pemain yang tertangkap tersebut akan diberi pilihan ingin memilih bulan atau bintang. Jika
barisan pemain sudah habis, maka akan ada dua kubu, yaitu bintang dan bulan harus adu
kekuatan. Caranya dengan saling menarik tangan menyerupai permainan tarik tambang.

2. Cing Ciripit
Cing ciripit adalah permainan Jawa Barat yang terbilang sederhana karena tidak
memerlukan bantuan alat apa pun. Dalam bahasa Indonesia.

Permainan cing cipirit sebenarnya adalah


permainan tangkap kucing. Untuk
memainkannya, para pemain akan
berkumpul membentuk lingkaran. Lalu,
salah satu pemain harus membuka telapak
tangan supaya nantinya pemain lain bisa
meletakkan satu telunjuk di atasnya.
Setelah siap, para pemain akan menyanyikan lagi cing cipirit yang bunyinya seperti:
Cing ciripit
Tulang bajing kacapit
Kacapit ku bulu pare
Bulu paré seuseukeutna
Saat lagu hampir berakhir, para pemain harus mengangkat telunjuknya.
Jika ada telunjuk yang tertangkap, maka ia akan kalah dan diharuskan menjadi kucing.

3. Galah Asin
Galah asin adalah permainan tradisional Jawa Barat lainnya yang menurut bahasa
Indonesia disebut nama gobak sodor. Permainan tradisional ini dimainkan dengan cara
berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang lebih.

Nantinya, satu tim akan menjaga garis depan hingga belakang. Sedangkan tim yang
satunya akan berusaha masuk ke area permainan hingga garis akhir tanpa tersentuh oleh
tim lain.

4. Anjang-anjangan
Permainan tradisional Jawa Barat lainnya yang juga banyak dimainkan adalah anjang-
anjangan. Dalam bahasa Sunda, kata anjang-anjangan memiliki arti berkunjung ke rumah
orang lain.

Tapi dalam permainan ini, para pemain


melakukan suatu permainan dengan
meniru kebiasaan orang tua dalam
berkeluarga, mencari nafkah, dan
sebagainya.
5. Ucing Sumput

Ucing sumput dalam bahasa Sunda memiliki


arti permainan petak umpet. Permainan ini
dimainkan dengan satu orang yang mencari
pemain-pemain lain yang sedang
bersembunyi. Jika pemain yang bersembunyi
tertangkap pertama kali, maka pemain
tersebut menjadi orang yang nantinya akan
berjaga di permainan selanjutnya.

6. Pacublak-cublak Uang
Pacublak-cublak uang adalah salah satu permainan tradisional Jawa Barat yang sering
dimainkan anak-anak di sore hari saat berkumpul bersama teman-temannya. Pacublak-
cublak uang dimainkan dengan cara, yaitu seorang pemain yang membungkuk.

Sementara itu, pemain yang lainnya meletakkan telapak tangan di atas punggung pemain
yang membungkuk. Nantinya para pemain akan bernyanyi sambil mengoper benda kecil,
seperti batu atau kelereng secara bergantian.

Setelah nyanyian selesai, maka


salah satu pemain akan
menyimpan benda tersebut di
tangan. Lalu, pemain yang
membungkuk akan menebak
pemain mana yang menyimpan
benda tersebut.

7. Jajangkungan
Jajangkungan adalah sebuah permainan keseimbangan yang menggunakan bambu sebagai
penyangga tubuh. Kita harus menjaga keseimbangan badan dalam memainkan permainan
tradisional ini.
Nama permainan ini diambil dari
kata ‘jangkung’ yang memiliki arti
tinggi. Hal ini dikarenakan bambu
yang digunakan sebagai penyangga
tubuh akan membuat tubuh menjadi
lebih tinggi.

Permainan jajangkungan di Jawa


Tengah dan Jawa Timur lebih
dikenal dengan nama permainan
engrang.

Egrang ini merupakan olahraga atau permainan tradisional yang jika diteliti, cukup sulit
untuk menemukan dari mana asal mulanya, tetapi beberapa peneliti mengatakan permainan
ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan permainan ini mendapat pengaruh dari
budaya China. Kosakata Egrang itu sendiri berasal dari Bahasa Lampung yang berarti
terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang.

8. Sorodot Gaplok
Sorodot gaplok menjadi permainan tradisional Jawa Barat lainnya yang juga populer,
terutama di daerah Karawang. Sorodot gaplok adalah permainan yang membutuhkan batu
sebagai media permainannya. Jadi, pemain akan meletakkan batu di atas punggung kaki
lalu melemparkannya ke batu lawan. Jika batu lawan bergerak atau menggelinding, maka
tandanya pemain tersebut menang. Permainan tradisional ini sangat menantang dan sering
dimainkan oleh anak laki-laki.
9. Sunda Manda
Permainan tradisional Jawa Barat ini mungkin lebih dikenal dengan nama permainan
taplak. Sunda manda atau yang menurut masyarakat Sunda lebih sering disebut dengan
nama engklek adalah permainan di mana harus membuat petak atau kotak-kotak dengan
ukuran sekitar 30-60 cm.

Setelah menggambar petak dengan menggunakan kapur atau arang.


Setelah menggambar petak, pemain diharuskan untuk melemparkan batu atau pecahan
keramik ke dalam petakan tersebut. Pemain harus mengambil batu atau pecahan keramik
tersebut dengan melompat menggunakan satu kaki. Pemain yang berhasil sampai di ujung
adalah pemenangnya.

10. Paciwit-ciwit Lutung


Paciwit-ciwit lutung adalah permainan tradisional Jawa Barat yang harus dimainkan
dengan banyak pemain. Untuk memainkannya, tangan para pemain akan ditumpuk hingga
membentuk menara.
Nantinya. para pemain harus mencubit telapak tangan atas pemain lainnya. Pemain yang
tidak tahan sakit akan melepaskan cubitannya dan menjadi orang yang kalah

Anda mungkin juga menyukai