Anda di halaman 1dari 22

MACAM-MACAM PERMAINAN

DiajukanuntukMemenuhiTugasMataKuliahPembelajaran Permainan Tradisional


Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Program Studi
PendidikanJasmani,Kesehatan,danRekreasi(PJKR)
Dosen Pengampu : Dr.Gugun Gunawan,M.Pd

Oleh

KELAS 18 A

SEKOLAHTINGGIKEGURUANDANILMUPENDIDIK
AN(STKIP)PASUNDAN
CIMAHI
2024

i
Nama : Dian Mardiana
Kelas : 18A reguler sore
Mata kuliah: Pembelajaran Permainan tradisional
Tugas UAS.

Perepet jengkol

Pérépét jéngkol merupakan permainan tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Hingga saat ini,
masih belum diketahui mengapa nama permainan ini disebut demikian. Permainan ini sering
dimainkan oleh anak-anak, pada jaman dulu permainan ini berkembang dengan populer di
kalangan suku Sunda. Di Jawa Tengah, permainan ini disebut dengan “dhingklik oglak aglik”.
Walaupun namanya pérépét jéngkol, permainan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan
jengkol. Anak-anak biasanya memainkan pérépét jéngkol di halaman pada saat malam terang
bulan. Permainan ini sangat mudah dimainkan, dalam memainkan pérépét jéngkol pemain harus
bisa mengatur keseimbangan dan kerja sama tim. Biasanya, permainan ini dimainkan secara
berkelompok oleh tiga sampai empat orang. Agar lebih paham cara memainkannya, mari kita
lihat caranya.

Cara memainkan perepet jengkol:


Pertama, para pemain berdiri saling berpegang tangan dan membelakangi badan satu sama lain.
Kemudian, kaki dari para pemain dikaitkan satu sama lain dari arah belakang. Setiap pemain
harus berkonsentrasi penuh untuk menjaga keseimbangan kelompok mereka agar tidak terjatuh.
Para pemain akan bergerak dan meloncat baik ke arah kiri atau kanan sesuai kesepakatan
bersama. Sambil berputar, para pemain melantunkan sebuah lagu, seperti ini lagunya.

Pérépét jéngkol jajahean


Kadempet kohkol jejeretean
Eh jaja eh jaja eh jaja eh jaja

2
Aturan permainan perepet jengkol :

Saat sebuah kelompok sudah terbentuk, anak-anak berdiri saling membelakangi satu sama lain
sambil berpegangan tangan. Salah satu kaki kemudian para pemain saling dikaitkan dari arah

belakang. Nah, jangan sampai goyah, ya. Para pemain harus bisa menjaga keseimbangan agar
tidak jatuh.
Setelah kaitan kaki kokoh. Para pemain meloncat ke kiri atau ke kanan. Arah loncatan ini bisa
disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Para pemain saling melompat sambil
melantunkan lirik lagu. Agar lebih seru, sesuaikan irama lagu dengan loncatan.
Semakin lama, tempo putarannya akan semakin cepat, sehingga satu per satu pemain akan
terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Permainan ini dimainkan hanya untuk bersenang-
senang saja, sehingga tidak ada pihak yang dinyatakan menang ataupun kalah. Pérépét
jéngkol dapat melatih keseimbangan para pemainnya. Selain itu, pérépét jéngkol dapat melatih
ketangkasan, keakraban, dan kerja sama dalam tim.

Nilai Positif yang Terkandung Dalam Permainan:

 Melatih Kekompakan
Dalam memainkan permainan ini, para pemain harus bekerja sama menjaga keseimbangan
kaki agar tidak akan yang jatuh. Meloncat dengan satu kaki sementara kaki lainnya
dikaitkan pada kaki pemain lain bukan hal yang gampang, kan? Karena itulah pemain
harus menjaga kekompakan.
 Melatih Ketahanan
Coba deh praktikan permainan ini dan rasakan sulitnya menjaga keseimbangan agar tidak
jatuh. Sering memainkan permainan ini dapat melatih ketahanan tubuh karena setiap orang
dilatih untuk terus meloncat sampai akhir tanpa terjatuh.

 Kepemimpinan
Agar bisa kompak, perepet jengkol memerlukan satu perintah yang menggerakkan
permainan. Dalam permainan ini biasanya akan ada satu orang yang mengambil inisiatif
untuk memimpin arah permainan sedang yang lainnya mengikuti arahan.

3
Nama: Muhammad Darwisy Jilan (22520149)
Kelas: 18 A

Galah Jidar (ucing Jidar)

Provinsi Jawa Barat sejak dahulu telah dikenal sebagai salah satu wilayah dengan
beragamnya permainan tradisional khas. Salah satu di antaranya adalah Galah Jidar. Sebuah
permainan budak Sunda yang memiliki fungsi untuk melatih ketangkasan.
Cara Memainkan Galah Jidar
- cara memainkan Galah Jidar terhitung sederhana yaitu para pemain melompat
bergantian di sebuah lintasanyang biasanya terbuat dari kayu.
- Hal yang perlu disiapkan adalah beberapa item penggaris atau papan kayu pendek
dan kecil sebagai pembatas arah lompatan.
- Sebelum memulai permainan penggaris atau papan lompatan tadi ditaruh di lokasi
yang cukup luas (biasanya halaman atau lapangan sekolah).
- setelah itu para pemain mencari siapa yang akan menjadi kucing (penjaga kayu), si
kucing ini tidak dapat kebagian melompat dan biasanya jika permainan berakhir
orang yang terakhir menjadi kucing akan mendapat hukuman..

Aturan permainan galah jidar:


Aturan dari galah jidar sendiri bisa berbeda beda di setiap daerah salah satu contohnya
adalah seperti ini:
- Pemain yang menginjak kayu akan menjadi kucing
- Pemain diharuskan berbaris dan jika keluar dari barisan maka si kucing bisa
mengejarnya dan jika tertangkap dia menjadi kucing
- Pemain harus bisa melompati kayu dengan dengan lompatan seminimal mungkin
yang ia bisa
- Jika ada satu pemain yang lompatannya paling banyak maka dia menjadi kucing
Tugas kucing
- menginjak kayu
- memindahkan kayu jika semua pemain telah selesai melompat
4
- mengejar pemain yang keluar barisan
cara memindahkan kayu
- posisi awal kayu

- Setelah semua pemain melompat di ronde pertama:

- Setelah ronde kedua selesai:

v
5
- ronde selanjutnya caranya sama
jarak akan terus bertambah sampai jarak tertentu lalu lintasan akan mengecil setelah itu
dan akhirnya kembali ke posisi awal, orang yang menjadi kucing saat permainan
berakhir akan mendapat hukuman sesuai yang ditentukan oleh para pemain sebelumnya.
Manfaat dari permainan galah jidar
Permainan Galah Jidar juga bisa dijadikan sebagai referensi permainan
tradisional yang bisa dilakukan untuk melatih ketangkasan fisik ketika dimainkan.
Saat bermain kita bisa mengatur koordinasi antara gerakan lompat dengan intuisi
mengukur jarak sebelum melakukan lompatan. Dari situ kualitas lompatan dan
pengukuran jarak akan terasah.

6
Nama: Ichan Mochamad Maulana (22520504)
Kelas: 18 A

Gambar Permainan Ucing Kup

Ucing Kub adalah sebuah permainan tradisional anak-anak di kawasan Jawa


Barat,Di Era ini mungkin sudah jarang sekali yang memainkan permainan ini,realitanya
anak-anak sekarang lebih memilih untuk bermain gadget dibandingkan bermain
bersama teman-teman disore hari seperti dahulu kala.

 Cara Bermain

Ucing dalam bahasa sunda artinya adalah kucing sedangkan kub bisa diartikan
dengan meletakan tangan di dada dengan posisi menyilang,permainan sunda biasanya
banyak menggunakan kata ucing,misalnya ucing-ucingan,biasanya penggunaan kata
ucing ini didefinisikan dengan permainan yang berlari-lari.Permainan ucing kub
dimainkan oleh paling sedikit 3 orang,semakin banyak orangnya akan semakin
seru.Teknis permainan ini adalah diawali dengan hom pim pa,yaitu menentukan siapa
yang menjadi ucing nya(yang mengejarnya) lalu pemain langsung berlarian tetapi ucing
tidak bisa menangkap pemain yang meneriakan "kub" sembari memnyilangkan kedua
tangan di dada.Pemain yang kub bisa dibangunkan kembali oleh teman yang
berlarian.Ucing akan menangkap pemain dengan meneriakan "Jadi ucing" kepada
pemain yang tertangkap dan si pemain pun berganti jadi ucing.

Permainan ini cukup simpel dan sangat asyik untuk dimainkan bersama teman-
teman.Banyak sekali positifnya,olahraga fisik,konsentrasi,lapang dada dan juga
kesabaran.Ayo anak Indonesia lestarikan permainan tradisonal yang tentunya lebih
positif dibandingkan permainan gadget.

7
Ganjar Rahayu (22520614)
Kelas 18A
SEJARAH PERMAINAN BOLA BEKEL
Permainan bekel yang awal mulanya berasal dari tanah Jawa ini merupakan permainan
tradisional yang cukup populer di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan menyebarnya
permainan bekel di berbagai daerah di Indonesia sebagai media permainan namun dengan
beberapa variasi. Contohnya, di Jawa Timur permainan ini dimainkan menggunakan bola karet
seukuran bola pingpong dan biji bekel yang terbuat dari kuningan atau plastik. Sementara di
Jawa Barat, permainan bekel disebut dengan beklen umumnya menggunakan biji kuwuk kerang
sebagai biji bekel. Lain halnya di Kepulauan Riau, permainan bekel memiliki
sebutan besimbang, dimainkan dengan bola bekel yang terbuat dari kulit kerang yang telah
dipoles sehingga permukaannya menjadi licin dan berbentuk seperti bola. Ada pula ditemui di
Gorontalo, anak-anak pada umumnya menggunakan bola kasti sebagai bola ponti atau bola
bekel.

HAKIKAT PERMAINAN TRADISIONAL BEKEL

Bermain bola bekel bermanfaat untuk melatih gerak motorik serta keterampilan si Kecil dalam
mengatur ritme antara waktu pemantulan bola dan mengambil atau membetulkan biji bekel,
koordinasi antara indera penglihatan dengan kecepatan tangan, serta kemampuannya untuk
fokus dan berkonsentrasi.

Pada awal permainan, seluruh biji dan bola dipegang dalam satu genggaman tangan. Pemain
akan melontarkan bola ke atas sambil melepas semua biji bekel yang ada di tangan. Satu kali
pantulan, bola harus ditangkap lagi dengan tangan. Setelah itu lempar lagi untuk mengambil
satu biji yang ada di lantai dan begitu seterusnya sampai habis bila pemain tidak melakukan
kesalahan maka pemain tersebut akan melanjutkan ke level selanjutnya dengan mengambil biji
dengan kelipatan dua dan seterusnya

8
BOY-BOYAN
Nama : Fahmi Fakhrurijal
Npm : 22520374
Kelas : 18A

Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat
khususnya di daerah Sunda. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Tentu saja
bukan dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan juga bisa bermain boy-boyan.
Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misalnya,
di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah
Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Dan di
beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa
ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari
pemain akan menimbulkansuara “Gebok”.
Permainan boy-boyan tradisional ini dahulu sangat terkenal di daerah Banten. Dalam
permainan ini menggunakan bola kasti atau bola bekel. Namun sebelum digunakan bola
tersebut dilapisi kain supaya lebih empuk dan tidak sakit ketika dilempar oleh lawan. Lalu tidak
akan melukai meskipun dilempar sangat keras. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok,
yaitu kelompok penjaga dan kelompok pemain dengan pemain masing masing 5-10 orang dan
dilakukan di tempat yang cukup luas seperti lapangan.
Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan
ini adalah sama. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motoric anak dan
juga mengasah kemampuan membuat strategi.
9
Alat dan bahan yang digunakan dalam permainan Boy-boyan adalah bola yang dibuat
dari koran bekas dibungkus plastik. Bola dilemparkan ke arah seorang anak, tapi tidak boleh
kena kepala. Jika ia terkena bola tersebut, ia kena giliran melemparkan bola mengejar
kawankawannya.
Permainan tradisional boy-boyan ini memang sederhana. Tetapi dibalik kesederhanaan
itu, pada permainan ini kita diajarkan untuk bekerja sama dalam satu tim, yaitu berusaha untuk
melindungi kawan supaya tidak terkena lemparan bola lawan. Di sisi lain, permainan ini juga
melatih konsentrasi. Konsentrasi diperlukan ketika hendak melempar bola agar tepat mengenai
tumpukan genteng dan dapat merobohkannya. Permainan boy-boyan juga memerlukan
ketepatan dan kecepatan ketika harus menghindari lemparan bola lawan dan menyusun kembali
genteng yang berserakan.
Permainan ini memiliki nilai tinggi dalam menjunjung sportivitas. Karakter positif lain
yang dapat diambil dari permainan ini yaitu kewaspadaan, kegesitan, serta kehati-hatian dalam
mengambil tindakan. Sebagai permainan tim, boy-boyan juga mengajarkan nilai-nilai
kebersamaan dan kerja sama.

Cara bermain :
1.Sebelum dimulai harus suit dahulu supaya bisa mengetahui kelompok mana yang akan
bermain dulu.
2.Cara memainkannya dimulai dengan menyusun pecahan genting supaya membentuk
meninggi. Biasanya jumlah pecahan genting mencapai sepuluh buah.Anggota yang
bermain dahulu harus wajib melempar tumpukan pecahan genting dengan jarak yang sudah
10
ditentukan sebelumnya. Biasanya jarak itu mencapai 6-10 meter dari tempatnya genting.
Tumpukan itu harus rubuh atau berantakan semua. Jika sudah berserakan, maka anak-anak
yang lain harus berlari untuk menghindari dari lemparan bola. Selain itu, harus bisa mencuri
kesempatan untuk menata kembali pecahan genting yang berantakan tadi.
3.Anggota kelompok yang bertugas menjaga yaitu untuk memburu anak pada lawan
kelompok serta melempar bola supaya terkena oleh anggota tubuh. Aturan bagian tubuh
yang tidak boleh terkena bola adalah bagian wajah dan kemaluan. Selain itu, bebas saja
untuk dilempar.
4.Bola tersebut dapat dioper ke anak yang lain dengan anak pada kelompok lawan. Jika ada
anak yang akan berusaha untuk menyusun pecahan genting, maka harus langsung dilempar
bola tersebut.
5. Pada anak yang pintar menghindari bola pada permainan boy-boyan sangat berperan
penting atau sangat dibutuhkan. Karena bola yang terlempar atau meleset jauh, anak
pemain lawan dapat dengan bebas untuk menyusun kembali pecahan genting yang
berserakan.
6. Apabila sudah tersusun semua, kemudian anak yang berhasil menyusun akan berteriak
“boy”. Hal ini sebagai tanda bahwa kelompok mereka sudah menang dan mendapatkan satu
poin. Namun pada anak yang akan mendapat giliran sudah terkena lemparan, maka telah
selesai dan bergantian untuk menjaga.
7. Ini dilakukan secara terus-menerus sampai setiap anggota mendapat dan mengumpulkan
sebuah poin yang didapat.

Teknik dan Aturan Permainan :


1. Permainan dimulai membentuk regu bertahan dan regu penyerang dengan melakukan suit
atau hompimpa, Tim yang menang menjadi tim penyerang, dan yang kalah suit akan
menjadi tim penjaga.
2. Anak-anak dari tim penyerang akan bergantian melemparkan bola ke arah susunan genteng
supaya roboh. Ketika susunan genteng tersebut berhasil ditembak dan roboh berserakan,
maka anggota tim penyerang akan berlarian menjauhi anak-anak dari tim jaga.
3. Selanjutnya, tim penyerang harus menyusun kembali menara genteng yang berserakan
tersebut sambil menghindari tembakan bola dari pemain jaga. Jika pemain penyerang

11
terkena tembakan akan menjadi pemain bertahan dan sebaliknya.
4. Biasanya yang menjadi tim jaga akan berteriak-teriak untuk mengoper bola supaya sedapat
mungkin berhasil menembakan bola ke arah anggota badan tim penyerang. Sedangkan tim
penyerang akan berusaha sebaliknya, yaitu menjauhi tim penjaga supaya bisa menghindari
tembakan. Tim penjaga berusaha untuk menyusun genteng tersebut menjadi susunan utuh
kembali.
Jika tidak ada yang terkena lemparan bola oleh tim jaga, dan susunan genteng berhasil
kembali disusun tegak, maka permainan berakhir dengan skor 1-0 untuk tim penyerang.
Selanjutnya permainan akan diulang seperti itu hingga dapat ditentukan .tim pemenang
permainan

Manfaat permainan Boy-boyan :


Selain sebagai hiburan permainan tradisional boy-boyan ternyata memiliki banyak
manfaat yang sangat dibutuhkan oleh anak. Manfaat permainan boy-boyan dapat
dikelompokkan dalam kelompok kognitif, afektif, psikomotor, dan emosional.
1. Aspek kognitif. Nilai kognitif yang terkandung didalam permaianan boy-boyan ini
yaitu para pemain penyerang harus ber4ikir agar mereka dapat menyusun kembali
menara tanpa terkena bola dari kelompok penjaga, begitu juga dengan kelompok
penjaga harus berusaha menggagalkan usaha yang dibuat kelompok pemenang untuk
menyusun menara. 6leh kerana itu, pemain harus memikirkan dan merencanakan
strategi dengan baik agar dapat menjadi pemenang.
2. Aspek afektif. Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini
diantaranyaadalah memahami konsep sportivitas. Melalui permainan ini anak belajar

12
bersikap sportiif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai
pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kekalahan
secara terbuka. Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari anak
melalui permainan tradisonal ini. Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan
tradisional rasa percaya diri anak dapat ditumbuhkan. Rasa percaya diri ini sangat
penting sebagai bekal dirinya menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya di
kemudian hari.
3. Aspek psikomotor yang terkandung didalam permaianan tradisional boy-boyan yaitu,
melatih kemampuan fisik anak. Dalam permainan tradisional ini gerak fisik sangat
ditekankan. Memainkan permainan ini amat baik untuk meyalurkan energi anak yang
berlebih karena anak memang harus banyak bergerak. Dalam permainan ini anak
dituntut untuk aktif berlari, kelompok pemenang berusaha menghidari bola yang
dilempar kelompok penjaga dan kelompok penjaga berusaha melempar bola agar
mengenai kelompok pemain.

4. Aspek sosial, melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan teman
dalam permainan tradisonal mendorong anak untuk belajar tentang konsep berbagi,
menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan arti kemenangan dan
kekalahan. Melalui kontak nyata dengan orang lain, anak belajar menemukan siapa
dirinya di tengah ruang lingkup pergaulan, apa yang bisa dilakukan, bagaimana dia
mampu menyesuaikan diri dengan situasi di sekitanya.
5. Aspek emosinal. Dengan adanya permainan ini anak akan belajar mengelola emosi.
Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat mengendalikan diri di
kehidupans osialnya. Selain itu, permainan ini dapat memberikan rasa senang
sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang dialami anak-anak setelah mengkuti
palajaran di sekolah.
NAMA : HILMAN NURUL FUADI
KELAS : 18 A
NPM : 22520193

UCING SUMPUT

13
Ucing sumput adalah permainan tradisional Sunda. Ucing sumput memiliki banyak nama sesuai
daerahnya masing-masing. Dalam bahasa Indonesia ucing sumput dikenal dengan nama
permainan Petak Umpet. Permainan ini dapat dimainkan mulai dari dua orang atau lebih, tetapi
lebih banyak yang ikut bermain tentu lebih seru. Ucing dalam bahasa Indonesia artinya kucing.
Tetapi ucing disini memiliki makna bahwa dia yang sedang ber”jaga”, sedangkan pemain
lainnya bersembunyi.
Meskipun petak umpet sudah sangat terkenal di kalangan anak-anak Indonesia, ternyata
permainan ini sebenarnya bukan berasal dari negara kita, lho. Petak umpet diduga berasal dari
Yunani. Dugaan ini berasal dari tulisan seorang penulis novel asal Yunani, Julius Pollux, di dua
abad sebelum masehi.
Dalam tulisan tersebut, Pollux menyebut permainan petak umpet dengan nama Apodidraskinda.
Pollux turut membahas tentang peraturan dan cara bermain Apodidraskinda yang memang
mirip dengan petak umpet.

Cara bermain[sunting]
1. Semua pemain bersepakat menentukan batasan untuk bermain dan tempat jaga. Batasan
bisa ditandai dengan pohon, tiang atau rumah tertentu. Pemain yang melewati batas dinyatakan
kalah dan harus ucing diputaran selanjutnya.
2. Semua pemain melakukan hompimpah atau cingciripit untuk menentukan siapa
yang ucing diputaran pertama.
3. Pemain yang mendapat giliran ucing menghitung bilangan tertentu sambil menutup mata
di tempat jaga. Biasanya bilangannya antara 10 – 50.
4. Pemain lainnya bersembunyi ditempat pilihannya masing-masing selama ucing masih
menghitung dan menutup mata.
5. Setelah ucing selesai menghitung, ucing akan berteriak “geus atau udah” untuk
menunjukan bahwa permainan dimulai dan ucing mulai mencari pemain yang bersembunyi.
6. Pemain yang paling pertama ketahuan tempat persembunyiannya akan menjadi ucing pada
giliran berikutnya.
7. Pemain yang sudah ketahuan menunggu ditempat jaga sampai semua pemain ditemukan.
8. Pemain yang masih bersembunyi saat ucing sudah menemukan pemain lainnya, memiliki
kesempatan untuk menyelamatkan pemain yang ketahuan dengan cara menyentuh tempat jaga
tanpa diketahui oleh ucing sambil berteriak “hong”. Biasanya pemain yang mencoba
menyelamatkan pemain lainnya akan berlomba dengan ucing untuk mencapai tempat jaga. Jika
pemain yang berhasil sampai terlebih dulu, maka semua pemain yang sudah ditemukan
oleh ucing selamat dan tidak perlu menjadi ucing digiliran berikutnya termasuk yang
menyelamatkan. Jika ucing yang berhasil sampai terlebih dulu, maka aturannya tetap sama.
Yaitu pemain yang paling awal ketahuan yang menjadi ucing digiliran berikutnya.
9. Permainan selesai jika semua pemain telah ditemukan.[1]

14
Aturan-aturan tersebut merupakan gambaran umum cara bermain ucing sumput. Tetapi
biasanya setiap permainan ucing sumput menggunakan aturan yang sudah disepakati terlebih
dulu oleh para pemainnya.
Berikut beberapa variasi aturan dalam permainan ucing sumput.
1. Pemain yang sudah ketahuan oleh ucing ikut mencari pemain yang belum ditemukan.
2. Pemain yang belum ditemukan tidak bisa menyelamatkan pemain yang sudah ketahuan.
3. Ucing harus kembali ketempat jaga sambil meneriakkan nama pemain yang ketahuan.
Jika ucing yang sampai terlebih dulu, pemain kalah. Tetapi jika pemain yang sampai terlebih
dulu, maka pemain selamat dan tidak perlu menjadi ucing digiliran berikutnya.
4. Pemain yang ucing selanjutnya ditentukan oleh undian. Yaitu semua pemain berbaris
secara acak dibelakang ucing dan ucing akan menyebutkan nomor urut. Pemain yang nomor
urutnya disebut akan menjadi ucing.

Nama : Soleh Hidayatulloh


NPM : 22520490
Kelas : 18A

PERMAINAN DAM-DAMAN

15
Dam-daman merupakan salah satu jenis permainan tradisional Jawa yang mirip
dengan catur. Namun yang membedakannya adalah jika catur memiliki aksi untuk setiap
bidaknya, seperti kuda yang bisa bergerak ke segala arah selama gerakannya membentuk
huruf L, maka bidak dam-daman bergerak dengan lebih sederhana. Ada 16 pion atau bidak
untuk kedua belah pihak yang bermain dam-daman. Semua bidak hanya memiliki aksi-aksi
yang sama, yaitu secara horizontal, vertikal, dan diagonal serta hanya diberi satu kali
kesempatan melangkah.Selain itu, tidak ada aturan skakmat seperti catur, hanya ada aturan
makan atau dimakan.
Untuk bermain dam-daman, kita hanya membutuhkan beberapa media yang mudah
ditemukan. Papan untuk bermain dam-daman bisa terbuat dari kertas karton bahkan tanah
yang digambar dengan pola khusus. Untuk pion atau bidaknya, bisa menggunakan batu-
batuan kecil atau kerikil. Untuk membuat permainan ini caranya juga sangat mudah, kita
hanya perlu menggambar pola tertentu di papan permainan. Ketika kita bermain dam-daman
kita harus siap dan fokus, karena untuk memainkannya diperlukan strategi dan konsentrasi
agar menang. Tidak salah juga kalau kita menyebut dam-daman sebagai jenis permainan yang
mengasah otak.

Untuk aturan permainan seperti berikut:


 Cara permainannya seperti bermain catur. Kedua pemain memiliki kesempatan secara
bergantian dalam menggerakkan bidak masing-masing.
 Bidak hanya bisa dijalankan sebanyak satu kali kesempatan. Pergerakan bidak
mengikuti jalur yang ada di papan permainan.
 Cara memakan bidak lawan dengan melompati bidak lawan yang berada di depannya.
Pemain hanya bisa memakan lawan sebanyak satu bidak milik lawannya.
 Penentuan kalah berdasarkan habisnya bidak milik pemain.

Makna yang terkandung dalam permainan dam-daman

Dalam bermain dam-daman, seluruh bidak atau pion hanya bisa bergerak sama. Baik
itu maju, mundur, menyerong, atau menyamping. Agar bisa memakan lawan, pada umumnya
kita harus berani untuk mengumpan salah satu pion kita. Pada waktu diberi umpan, lawan
main kita harus memakan dengan cara melompatinya. Jika pionnya habis berarti kita
16
dinyatakan kalah dalam permainan. Nah, agar tidak cepat kalah, kita harus bisa mengatur
strategi dan mencari ide yang tepat untuk menjebak lawan agar tidak bisa berkutik saat akan
dimakan.

Konsep permainan itu mengandung suatu makna yang dalam, yaitu bahwa semua
manusia hakikatnya sama di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan tidak membedakan manusia
berdasarkan pangkat dan jabatan. Selain itu, bermain dam-daman juga mengajarkan kepada
kita agar dalam melangkah harus hati-hati. Meski bebas dan banyak pilihan, tetapi untuk
setiap langkah yang kita jalankan akan ada dampak yang ditimbulkan. Bisa positif dan juga
bisa negatif.

Nah sebagai manusia biasa, kita juga harus berani dalam menghadapi cobaan dari
Tuhan supaya seseorang bisa lebih maju. Permainan ini memang terkesan sangat sederhana,
tapi seperti diuraikan di atas, punya banyak makna kehidupan. Di samping itu semua, bermain
dam-daman juga bisa bermanfaat untuk melatih kecerdasan dan melatih kita dalam
mengambil resiko di setiap pilihan hidup kita.

17
NAMA : Muhammad Pajar Zulkarnaen
KELAS : Reguler Sore 18A
NPM : 22520610
PEMBAHASAN : PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN
Oray-orayan adalah permainan khas Jawa Barat, yang dikenal juga di Kabupaten
Ciamis. Oray-orayan adalah permainan berkelompok yang cukup mudah, namun begitu
mengasyikan. Oray-orayan sendiri berasal dari kata oray, yang artinya ular. Jadi permainan ini
adalah permainan yang meniru-niru ular. Oray-orayan ini bisa dilakukan oleh laki-laki atau pun
perempuan, dan oray-orayan ini termasuk ke dalam permainan berkelompok. Oray-
orayan merupakan permainan yang memerlukan atau diiringi kakawihan atau lagu.
Dan kakawihan pada permainan oray-orayan adalah sebagai berikut:
Oray-orayan

Luar-léor mapay sawah

Entong ka sawah

paréna keur sedeng beukah

Oray-orayan

Luar-léor mapay leuwi

Entong ka leuwi

di leuwi loba nu mandi

Saha nu mandi

Anu mandi pandeuri

Oray-orayan

Luar-léor mapay kebon

Entong ka kebon

Di kebon loba nu ngangon

Mending ka leuwi di leuwi loba nu mandi

Saha nu mandi

Anu mandi pandeuri

SEJARAH SINGKAT PERMAINAN ORAY – ORAYAN


Oray-orayan sudah dikenali sudah sejak lama oleh masyarakat Jawa Barat, dan tersebar
hampir di seluruh wilayah Jawa Barat. Penamaan pada permainan oray-orayan ini sepertinya
didasari karena permainannya menyerupai ular, atau meniru ular. Tapi pengertian meniru ular
18
ini hanyalah meniru gerakannya saja. Dan esensi dari permainan oray-orayan ini adalah hal
yang tidak dilakukan oleh ular yang sebenarnya. Gerakan ini, tentu memiliki makna tersendiri.
Makna tersebut ada yang mengartikan bahwa oray-orayan adalah permainan yang identik
dengan simbol ouroboros atau uroborus, yaitu simbol kuno yang merepresentasikan seekor
naga atau ular yang memakan ekornya sendiri. Simbol ini sangatlah sarat akan makna, yaitu,
mencerminkan refleksi diri atau siklus penciptaan diri. Dikatakan dalam Giyartini (2014),
bahwa oray-orayan adalah permainan yang memerankan binatang mitologi, dan merupakan
wujud penyatuan mitos dengan dunia manusia.
CARA DAN ATURAN BERMAIN :
POLA PERTAMA

 Sebelum permainan dimulai, ditentukan dulu dua orang penjaga atau yang akan
menjadi gawangnya. Menentukannya bisa dengan cara menggunakan
permainan hompimpah atau cingciripit.
 Dua orang tersebut harus memberikan nama kepada masing-masing timnya.
 Anak-anak yang lain dibagi ke dua kelompok dan berbaris berjajar ke belakang,
sesuai dengan urutan tinggi badan. Yang paling depan dianggap kepala ular, dan
harus anak yang paling tinggi. Yang paling belakang dianggap sebagai ekornya.
 Setelah berjajar ke belakang, mereka saling memegang bahu teman yang berada di
depannya.
 Setelah semua siap, kedua kelompok tadi berjalan meliuk-liuk
sambil kakawihan atau menyanyikan lagu oray-orayan, dan harus melewati gerbang
yang dibuat oleh dua orang teman tadi.
 Jika kakawihannya atau lagunya selesai, maka, dua orang penjaga gawang tadi harus
berusaha menangkap salah satu dari kedua kelompok tadi.
 Setelah tertangkap, oleh kedua penjaga ditanya mau ikut ke penjaga gawang atau
diberikan pertanyaan, sebelum kemudian memilih bergabung ke kelompok mana.
 Permainan terus dilanjutkan dengan aturan yang sama, sampai semua anak habis
dalam barisan di kelompoknya masing-masing. Dan pemenangnya dia yang
mendapatkan anggota terbanyak.

POLA KEDUA

 Sejumlah anggota dibagi ke dalam ke dalam dua kelompok dengan adil


 Setelah masing-masing mendapatkan kelompok, lalu berjejer ke belakang sesuai
tinggi badan dan saling memegang bahu teman di depannya
 Setelah siap semua berjalan atau bahkan berlari kecil, mengelilingi lapangan sambil
menyanyikan kakawihan oray-orayan.
 Ketika lagu hampir selesai, maka si kepala ular, berusaha menangkap ekornya.
Peserta yang menjadi badan, harus menyesuaikan dan mengikuti gerakan kepala
ular, dan jangan sampai pegangannya lepas.
 Sang ekor harus berusaha menghindari si kepala ular, dan kepala ular pun harus
berusaha menangkap si ekor.
 Jika si ekor berhasil lepas, maka si ekor harus dikeluarkan dari area lapangan, dan
permainan terus dilakukan seperti aturan tadi hingga badan ular semakin lama-
semakin memendek.

19
 Apabila badan ular terlepas dari pegangannya, maka permainan diulangi dari awal,
membentuk formasi kembali, dan memulai permainan kembali.

NILAI PERMAINAN
Permainan oray-orayan banyak sekali mengandung nilai dalam mengolah jiwa sosial
anak, kebersamaan, mengolah emosi, serta melatih sportivitas anak.

Selain itu oray-orayan juga bukan sekedar permainan seru-seruan saja, tapi memiliki
nilai filosofis dari rangkain permainan dalam mempertahankan kearifan lokal sebagai local
genius, yaitu kita harus mampu bertahan terhadap budaya luar.

GAMBAR ILUSTRASI :

Sumber : https://id.wikibooks.org/wiki/Permainan_Tradisional_Kabupaten_Ciamis/Oray-orayan

20
Muhammad Razan Fajrian
22520420
PJKR 18 A
UCING SENDAL

Ucing Sendal adalah permainan sederhana yang bahan atau alat yang dimainkan adalah sandal.
Di sini diperlukan empat buah sandal, tiga buah sandal disusun seperti pada gambar diatas, dan
satu buah digunakan untuk melempar sandal yang tersusun tersebut dan juga melempar pemain.
Cara Bermain
1. Para pemain dibagi kedalam dua tim.
2. Setelah dibagi, kedua tim suit, diwakili masing-masing satu anggota.
3. Tim yang menang akan melempar ketiga sandal yang tersusun, kemudian menyusun kembali
sandal tersebut. Sementara tim yang kalah melempari pemain dari tim menang dengan satu
sandal yang telah disediakan tadi.
4. Semua pemain tim menang harus mampu menyusun kembali sandal dengan baik, sebelum
semua pemain terkena lemparan sandal.
5. Tim yang kalah harus mampu melempari semua pemain dari tim yang menang sebelum
sandal tersusun.
6.Jika tim yang menang suit tadi memenangi permainan dengan berhasil menyusun ketiga
sandal, maka tim tersebut mendapatkan point 1 dan bergiliran dengan tim yang kalah suit tadi.
Maksudnya adalah tim yang kalah yang sekarang bermain sebagai penyusun sandal.
7. Jika tim yang menang suit telah kehabisan pemain (karena dilempari), maka mereka harus
berganti peran dengan tim yang kalah suit tadi.
Aturan Permainan
1. Masing-masing pemain dari tim penyusun sandal memiliki 3 kali kesempatan untuk
melempar susunan sandal. Misalnya dalam 1 tim terdapat 5 pemain, masing - masing pemain
memiliki 3 kali kesempatan, dan jika pemain tersebut gagal melempar dalam 3 kali, maka
diganti dengan pemain yang lain. Jika semua pemain gagal maka tim tersebut bertukar peran
dengan tim yang kalah.
21
2. Tidak boleh melempar pemain sambil mengejar, apalagi menipu. Maksudnya adalah
mengeluarkan gaya melempar, padahal tidak melempar. Sehingga pemain / lawan yang akan
dilempar sandal tetap melakukan gerakan menghindar.
3. Saat menyusun sandal, musuh (tim yang kalah) tidak boleh melempar sandal yang sedang
disusun, kecuali terkena oleh pemain sendiri (pemain dari tim penyusun sandal)

22

Anda mungkin juga menyukai