Anda di halaman 1dari 5

SMA BINA PERSADA

GELAR AKSI KARAKTER SISWA INDONESIA


(GALAKSI)
KA ULINAN BARUDAK

PENYUSUN : Ai Nuraeni
Apriliani Maulida
Hilmi Asmiyatin Sa'adah
Varlita Divani
Bab 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan tradisional adalah permainan yang dimiliki oleh suatu daerah dimasyarakat. Permainan
tradisional dimainkan dalam satu gerakan fisik, nyanyian, dialog dan tebak-tebakkan. Permainan
tradisional sudah ada sejak dahulu, karena sudah dimainkan oleh nenek moyang kita kemudian
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara lisan. Namun permainan tradisional mulai luntur
karena adanya perrkembangan zaman . Anak-anak lebih memilih bermain permainan modern dibanding
dengan bermain permainan tradisional. Sangat disayangkan permainan dari warisan leluhur kita
tersingkirkan begitu saja. Bahkan tak banyak dari kita yang sudah melupakan permainan tradisonal.

Setiap daerah memiliki permainan tradional masing-masing. Dimana permainan tradisional tersebut
menjadi kebiasaan sebagai interaksi sosial dan membentuk ikatan antar sesama. Salah satunya
permainan dari sunda, Jawa Barat. Permaianan tradisonal sunda antara lain Ja Leu Leu Ja, Punten
Mangga, Cingciripit, Ucing Udag, Hom Pim Pa, Oray-Oray-an, Prepet Jengkol, Cici Putri, Babangkongan,
dan sebagainya. Diantara permainan tersebut kini semakin jarang kita temui Anak-ank yang
memainkannya. Seharusnya kita sebagai generasi muda sudah selayaknya mengajak anak-anak
melestarikam permainan tradisional kita.

B. Rumusan Masalah

1. Mengnalkan jenis-jenis permainan tradisional Indonesia khususnya di Jawa Barat kapada generasi Z.

2.Menggali kembali permainan tradisional anak dan memperkenalkannya kepada mereka.

3.Menanamkan nilai-nilai budaya, norma sosial dan pandangan hidup untuk membangun kepribadian
mereka.

C. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan lunturnya permainan tradisional di Indonesia?

2. Mengenalkan permainanan tradisional pada generasi z?

3. Diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya kita.

4. Menanamkan nilai-nilai budaya, norma sosial dan pandangan hidup untuk membangun kepribadian
mereka.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Ja Leu Leu Ja
Sorak sorai anak untuk memanggil teman-temannya supaya berkumpul, permainan ini untuk
menambah keseruann yang bermainnya.
B. Punten Mangga
Mereka saling berbagi kata, menyambung kata-kata akhir, ada yang dimainkan sambil tepuk
tangan ada juga yang bermain sambil bermain, ada juga yang bermain sambil goyang atau joget
sehingga seperti permainan, tetapi tidak ada kalah dan menang. Mereka melakukannya secara
berpasang-pasangan dua orang berhadapan, lagu ini biasa dinyanyikan dengan tempo semakin
cepat dan lagupun semakin cepat sampai ada tepukan-tepukan yang salah dan liriknya sudah
habis. Manfaat permainan ini yakni sebagai mengisi ketangkasan untuk mengingat,
menyambung dari suku kata akhir. .
C. Cing ciripit
Dari sejumlah literatur lagu ini tidak memiliki makna yang berarti. Bahkan bila diartikan, tidak
memiliki makna yang rumit tertuju pada satu hal. Dalam bahasa Sunda lagu ini masuk dalam
kategori kakawihan meskipun demikian, lagu ini banyak dinyanyikan anak-anak ditanah sunda.
Tentu permainan ini sangat seru dan digemari anak-anak, apalagi kalau yang memainkannya
banyak orangnya. Permainan ini untuk menentukan siapa yang harus jaga dipermainan tertentu.
D. Ucing Udag
Permainan yang dimana salah satu harus ada yang menjadi kucingnya, dan yang lainnya
berlarian agar tidak tertangkap oleh yang jadi kucing. Jika dia tertangkap maka dirinyalah yang
jadi kucing.
E. Oray-orayyan
Permainan yang berasal dari Jawa Barat ini termasuk dalam permainan tradisional khas anda
dimana jenis permainan ini meniru atau menyerupai oray atau ular. Permainan yang dimainkan
antara 4 atau 6 orang lebih. Oray-oray-an sendiri dimainkan bersama lagu atau kawih sunda.
Didalam permainan anak-anak sebisa mungkin harus menghindari tangkapan saat melewati
gerbang yang dibuat oleh kedua tangan teman penjaga. Permainan yang dapat dimainkan
dihalaman rumah, lapangan, atau tempat luas. Cara bermain permainan ini yaitu:
1) Menentukan dua orang pemain yang akan dijadikan sebagai penjaga. Biasanya dilakukan
hom Pim Pa terlebih dahulu. Hom Pim Pa sendiri adalah permainan dengan cara
menggunakan telapak tangan, diiringi dengan lagu khasnya.
2) Anak-anak kemudian membuat barisan berjejer kebelakang. Anak yang paling depan
menjadi kepala ular dan yang terakhir jadi ekornya.
3) Anak-anak yang berbaris kemudian berjalan memutar dan melewati gerbang yang dibuat
oleh dua orang penjaga. Sambil menyanyikan lagu oray-orayyan.
4) Setelah lagu selesai sampai akhir lagu, penjaga gerbang menurunkan tangannya untuk
menangkap Anak-anak.
5) Anak-anak yang berhasil ditangkap penjaga, diberi pilihan untuk memilih pada siapa dia
akan bergabung dengan penjaga gerbang.
6) Permainan dilanjutakan sampai semua pemain habis dan masuk ke tim masing-masing.
F. Perepet Jengkol

Perepet Jengkol merupakan permainan tradisional Jawa Barat kemudian berkembang dan
populer. Di Jawa Tengah permainan ini disebut dengan "dingklik ogak-aglik". Dalam permainan ini
pemain harus mengatur keseimbangan dan kerja sama. Biasanya permainan ini dimainkan secara
berkelompok 3 sampai 4 orang. Cara memainkan permainan ini adalah:

1) Para pemain berdiri membelakangi badan satu sama lain kemudian kaki kiri dari pemain saling
dikaitkan satu sama lain dari arah belakang.
2) Para pemain akan memutar ke arah kiri atau kanan sesuai kesepakatan, sambil berputar pemain
melantunkan lagu, seperti ini : Perepet jengkol jajahean, kacempet kohkol jejeretean.

G. Cici Putri
Permainan ini sebetulnya beasal dari betawi tetapi sudah populer didaerah pedesaan.
Permainan ini dapat dimainkan oleh 3 sampai 5 orang. Permainaan ini dilakukan dilantai sambil
duduk. Permainan yang menguji ketangkasan persamaan kata dengan menyebutkan nama
bunga dan dijawab oleh ketua dengan jawaban yang lain, dengan nama orang atau panggilan
lain.
H. Bang Kalima Gobang
Lagu bang kalima gobang ini biasanya dibawakan anak-anak saat bermain. Mereka
menyanyiknnya bersama-sama atau berkelompok. Adakalanya mereka menantikannya semakin
cepat menuju bait selanjutnya. Bila ada teman salah lirik, merekapun tertawa bersama-sama
dan menyanyikannya dari awal. Uniknya dikaulinan bang kalima gobang ada diakhiri bagian
kalimat untuk meneruskan kata, menjadi awalan kalimat selanjutnya. Permainnan ini tidak
menentukan kalah menang sipemain.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Permainan tradisional merupakam permainan yang harus kita lestarikan ada banyak sekali
permainan tradsional khususnya di daerah Jawa Barat seperti yang sudah kita bahas dalam bab
sebelumnya. Ternyata setelah kita membahas dan mengenal lebih jauh mengenai permainan
tradisional, saya dapat menyimpulkan bahwa:

1. Permainan tradisional anak merupakan sarana untuk menumbuhkembangkan fisik yang sehat,
dasar ketrampilan dan sikap anak yang baik ke arah kebersamaan, kemandirian, kejujuran,
disiplin, dan tanggung jawab. Seperti pada permainan Ja Leu Leu Ja, Punten Mangga, Cingciripit,
Ucing Udag, Hom Pim Pa, Oray-Oray-an, Prepet Jengkol, Cici Putri, dan Babangkongan.
2. Permainan tradisional anak disamping sebagai hiburan, juga sebagai kekayaan budaya bangsa
yang berharga untuk memelihara tata nilai kehidupan bangsa.

B. Saran

Agar permainan tradisonal tetap dikenal dan diminati oleh anak-anak jaman sekarang kami
menyarankan kepada pihak pemerintah / sekolah supaya :

1. Mencantumkan dikurikulum / dibidang studi tentang kaulinan barudak

2. Pemerintah memfasilitasi kegiatan pagelaran kesenian tradisional dengan cara perlombaan,


dengan cara seperti ini anak ada ketertarikan anak untuk mengikutinya.
3. Peran orang dewasa penting untuk mengenalkan dan mewariskan berbagai budaya termasuk
permainan tradisonal.

Anda mungkin juga menyukai