Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SENI TARI

Progres 1
“Tari Kreasi Nusantara”

Disusun Oleh:
Neva Sansao E1E020137
Nisaunnasithah E1E020142
Nofita Kartika Astuti E1E020145
Novi Lestari E1E020146
Novia Ramadany E1E020148
Nurafiati E1E020154
Nurul Hafazah E1E020158

KELAS 3E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MATARAM
2021
Progres 1

Link : https://youtu.be/jrF6o69gLvI

A. Sinopsis

1. Soleram
Soleram atau Suliram (disebut juga Soreram atau Suriram) adalah lagu daerah
yang berasal dari Provinsi Riau, Indonesia. Isi lagunya terutama menceritakan tentang
cinta dan persahabatan. Lirik lagu Soleram cukup pendek, mendayu-dayu, merdu, dan
mudah diingat. Iramanya yang pelan dan damai membuat pendengarnya merasa nyaman
dan bisa tidur dengan cepat. Tidak hanya orang Indonesia, lagu daerah Soleram ini juga
banyak digemari oleh warga asing yang menganggapnya sebagai lagu pengantar tidur.
Bahkan lagu ini pernah menjadi polemik dan perdebatan antara Indonesia dan negara
tetangganya, Malaysia karena diklaim sebagai lagu milik Malaysia.
Lagu Soleram merupakan lagu pengantar tidur yang berisi pesan yang ingin
disampaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya menjelang tidur, di antaranya pesan
untuk menjaga kehormatannya, pesan untuk menjaga harga dirinya, dan pesan untuk
mempertahankan malu sebagai budayanya. Selain itu, Soleram juga memiliki lirik yang
mendidik anak-anak untuk senantiasa menyambung tali persaudaraan dan menghindari
perpecahan antargolongan. Lagu Soleram ditutup dengan pesan agar melestarikan budaya
yang mencerminkan identitas bangsa Indonesia.
2. Ampar-ampar pisang
Ampar-ampar Pisang adalah lagu daerah Indonesia berbahasa Banjar, ciptaan
Hamiedan AC. Lagu ini bercerita tentang pisang yang diolah dengan cara
diamparkan/dijemur dalam proses pengolahan pisang menjadi makanan khas. Lagu ini
merupakan lagu khas dari Kalimantan Selatan dan dinyanyikan oleh anak-anak sebagai
lagu pengiring dalam permainan.
Dalam permainan yang diiringi dengan lagu Ampar-Ampar pisang ini diikuti oleh
beberapa anak sambil bernyanyi dan seiring dengan berakhirnya lagu ini anak terakhir
disentuh, kemudian anak tersebut melipat kakinya ibarat kaki yang buntung karena
digigit bulus. Sang anak yang melipat kakinya tersebut berarti telah kalah dalam
permainan tersebut.
Lagu ini juga menggambarkan kebiasaan masyarakat Kalimantan Selatan yang
suka menyusun buah pisang yang mulai masak. Kalaupun sudah masak dan hanya sebiji,
anak-anak mulai menggerumuti pisang tersebut dan memakannya. Anak-anak tersebut
memakan pisang dengan lahap seperti api memakan batang kayu.
3. Cublak-Cublak Suweng
Adalah salah satu permainan anak-anak yang berasal dari Jawa Timur. Permainan
ini dibuat oleh salah seorang Wali Songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau yang
biasa dikenal dengan Sunan Giri. Sunan Giri menyebarkan agama islam di Indonesia
khususnya pulau Jawa melalui jalur kebudayaan. Permainan anak-anak ini berkembang
hingga wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Nama Suweng yang digunakan dalam pemainan ini sebenarnya berasal dari alat
yang digunakan saat memainakn permainan ini, yaitu sejenis suweng (subang) yang
terbuat dari tanduk. Alat itu biasa digenggam oleh anak-anak yang bermain cublak-
cublak suweng. Jika tidak ada suweng, maka dapat diganti dengan kerikil (batu kecil)
yang dianggap sebagai suweng. Biasanya, anak-anak yang memainkan permainan ini
adalah anak-anak yang berusia 6-14 tahun, laki-laki maupun perempuan, dan minimal
adalah 3 anak.
Tarian ini menggambarkan kegembiraan anak-anak yang sedang bermain
bersama-sama yang diekspresikan dengan gerakan-gerakan tari. iringan Iringan music
tarian ini menggunakan lagu cublek-cublek suweng dari kaset CD yang beredar
dipasaran.

Koreo :

Gerak 1 Gerak 2

: Masuk panggung dengan berjalan ditempat : Tangan kiri telentang dan tangan kana
membentuk sudut siku- siku dilakukan secara bergantian.

Gerak 3 Gerak 4

: melakukan gerakan pedet kanan 2 kali dan pedet kiri 2 kali

Gerak 5

: Gerak memutar badan ke kiri dan ke kiri kanan 4 menghitung dengan tangan
direntangkan didepan perut dan diayun-ayun : Tangan kiri telentang dan tangan kanan
membentuk sudut siku-siku dilakukan secara bergantian

Gerak 6 Gerak 7

: melakukan gerakan pedet kanan 2 kali dan pedet kiri 2 kali : Gerak memutar badan ke
kiri dan ke kanan 4 hitungan dengan tangan direntangkan didepan perut dan diayun-ayun

Gerak 8

: Gerak berakhir dengan posisi diam mematung

4. Yamko Rambe
Adalah judul lagu daerah yang berasal dari Provinsi Papua, Indonesia.
LaguYamko Rambe Yamko adalah lagu yang bertemakan tentang peperangan. Walaupun
tempo lagunya cepat dan terkesan riang, sebenarnya makna dari lagu ini cukup
menyedihkan. Lagu ini menceritakan tentang sebuah pertikaian yang terjadi di dalam
negeri. Di dalam lagu ini, pelantun lagu ingin menjadi bunga bangsa. Bunga bangsa yang
dimaksud adalah pahlawan yang rela berkorban, bahkan sampai mati, untuk
mempertahankan negara Indonesia ini dari para penjajah.
Tari Yamko tergolong tarian kelompok, yang juga dapat dilakukan secara kolosal
dalam jumlah banyak karena tidak ada pembatasan jumlah. Bisa dilakukan oleh laki-laki
maupun perempuan, atau bercampur sekaligus tetapi bukan berpasangan. Tarian ini
sangat energik dengan gerakan meloncat dan melompat khas tari Papua. Gerakan dasar
seperti pancar dan pale-pale ada dalam tarian ini. Teriakan dan lengkingan suara para
penari serta nyanyian yang dilantunkan sambil menari merupakan representasi semangat
untuk berperang. Tari Yamko mempunyai banyak variasi gerakan yang dapat disesuaikan
dengan gender dan usia penari. Gerakan tari Yamko sederhana sehingga bisa diikuti oleh
semua tingkatan usia.
Para penari mengenakan busana tradisional seperti rok yang terbuat dari akar,
hiasan kepala dari bulu burung cendrawasih, tato khas Papua, gelang, kalung, dan
rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Properti tari (tidak selalu) berupa tombak dan
busur tanpa tali atau anak panah. Musik pengiring aslinya adalah “tifa”, alat musik pukul
khas Papua, terbuat dari kayu Lenggua yang sangat tebal dan kuat serta kualitasnya
nomor satu. Tifa berbentuk seperti gendang di Jawa tetapi diameternya lebih kecil dan
agak langsing. Bagian dalamnya kosong, dan salah satu sisi permukaannya ditutupi kulit
hewan (biawak, soa-soa, rusa) untuk menghasilkan suara. Semakin kering lapisan kulit
ini, maka suara yang akan dihasilkan juga akan terdengar makin enak. Bunyinya nyaring,
lebih ringan dibandingkan gendang. Biasanya terdapat ukiran di seluruh permukaan tifa
yang berkisah tentang seputar kehidupan dan ungkapan syukur pembuatnya.

B. Penari Terdiri dari 7 orang :


1. Neva Sansao
2. Nisaunnasithah
3. Nofita Kartika Astuti
4. Novi Lestari
5. Novia Ramadany
6. Nurafiati
7. Nurul Hafazah

Anda mungkin juga menyukai