Anda di halaman 1dari 5

1 Pencegahan dan promosi kesehatan

- Pencegahan melalui perilaku seksual:

• Absen hubungan seksual - tidak melakukan hubungan seksual. Pencegahan ini terutama bagi
mereka yang belum pernah berhubungan seks atau belum menikah. Pesan inti dari pencegahan
tipe A ini yaitu agar perilaku tersebut dipertahankan selama mungkin sampai menemukan
pasangan tetap atau menikah.

• Berlaku saling setia - hanya melakukan hubungan seksual dengan satu orang dan saling setia.
Sekalipun kita sudah pernah berhubungan seks, jika kita hanya berhubungan seks dengan orang
yang juga hanya berhubungan seks dengan kita, maka HIV bisa dicegah. Tentu saja dengan
catatan, baik kita atau pasangan tidak melakukan perilaku lain yang juga dapat menularkan HIV
seperti: memakai narkoba suntik atau menerima transfusi darah yang sudah tercemar HIV.

• Cegah dengan kondom - apabila salah satu pasangan sudah terkena HIV atau tidak dapat saling
setia, gunakan kondom. Hal ini juga berlaku jika kita atau pasangan melakukan perilaku berisiko
lain seperti memakai narkoba suntik. Kondom merupakan alat berbahan dasar latex yang
berfungsi mencegah kehamilan dan penularan IMS serta HIV.

- Pencegahan melalui darah:


 Pastikan hanya menerima transfusi darah yang tidak mengandung HIV.

• Orang yang terkena HIV sangat disarankan tidak menjadi pendonor darah maupun organ tubuh.
• hanya menggunakan alat-alat yang menusuk kulit (jarum suntik, jarum tattoo, dan lain
sebagainya) yang masih baru atau sudah disterilkan. Pastikan kita melihat bahwa alat-alat
tersebut masih baru atau sudah disterilkan.

- Pencegahan melalui ibu ke bayi:

• bagi perempuan yang positif HIV, supaya mempertimbangkan lagi untuk hamil.
• bagi ODHA yang hamil, hubungi layanan PPTCT di rumah sakit terdekat. PPTCT (Prevention from
Parent to Child Transmission) merupakan pelayanan yang dikhususkan kepada ibu yang terinfeksi
HIV. Pelayanan yang diperoleh antara lain konseling, pemeriksaan rutin kehamilan, terapi ARV,
proses kelahiran dan penanganan ibu dan anak dari pasca kelahiran. Termasuk di dalam
penanganan ibu dan anak tersebut yaitu penanganan gizi dan nutrisi bayi dan pemeriksaan untuk
kepentingan status HIV bayi.
- Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan pada remaja dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS di sekolah bisa
dilakukan dengan memakai media KSPAN (Kelompok Siswa Peduli HIV/AIDS) yang dilatih dan
dibina dengan baik oleh guru. Selanjutnya kelompok ini diharapkan dapat menularkan informasi
kepada teman-teman yang tidak masuk KSPAN melalui program-program kegiatan yang telah
disusun.

Memasukkan dalam kurikulum terutama dalam pelajaran biologi, agar siswa mengetahui
pendidikan mengenai seks, apa itu HIV/AIDS dan bagaimana cara pencegahannya. Media untuk
mempromosikan HIV/ AIDS bisa dimasukkan dalam internet yang bisa diakses melalui facebook
maupun twitter, karena hampir semua siswa membawa hp yang bisa mengakses facebook
mAupun twitter.

Namun menurut peserta ada beberapa kendala yang dialami dalam mempromosikan HIV/AIDS
adalah banyak anak-anak yang tidak berminat dengan KSPAN, kurangnya fasilitas yang disediakan
oleh sekolah, kurangnya perhatian para siswa terhadap HIV/AIDS, kurangnya sarana dan
prasarana yang memadai, HIV/ AIDS masing dianggap tabu, kendalnya foto-fotonya/ gambar yang
jorok dan mengerikan, sifatnya privasi malu membahasnya , kurangnya kepedulian masyarakat
tentang HIV/AIDS , situasi waktu dan media, orang malas mengikuti penyuluhan karena
menganggap dirinya tidak mungkin terkena, tidak semua siswa menganggap penting informasi
HIV/AIDS, harus mempunyai dana.

2. Bagaimana system kesehatan nasional untuk mengatasi masalah kesehatan nasional?

Upaya pembangunan kesehatan di Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah yang bekerja sama
dengan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) dan berbagai negara
berkembang lainnya untuk membuat sebuah program yaitu Millenium Development Goal’s
(MDG’s) yang ditargetkan dapat terlaksana selama lima belas tahun sejak tahun 2000 hingga
2015, dimana dalam program ini terdapat 8 (delapan) goal yang harus dicapai, salah satunya yaitu
penanggulangan HIV/AIDS. Namun selama lima belas tahun tersebut MDG’s tidak bisa mencapai
semua goal yang ditargetkan sehingga program ini harus dilanjutkan dengan nama yang berbeda
yang dikenal saat ini yaitu SDG’s atau Sustainable Development Goal’s. Dalam lima belas tahun
kedepan sejak 2016 hingga 2030 SDG’s harus menyelesaikan apa yang tidak bisa dicapai oleh
MDG’s pada lima belas tahun sebelumnya. Salah satu diantaranya goal ke enam HIV/AIDS.
HIV/AIDS.

3 Apa peran manajemen kesehatan terhadap permasalahan ini

Seiring munculnya isu tentang HIV/AIDS di Indonesia, pemerintah harus bergegas membentuk
suatu unit pelayanan penanggulangan penyakit tersebut sebagaimana diketahui bahwa penyakit
HIV/AIDS belum diketahui obatnya. Dan sebagai negara berkembang Indonesia juga harus
waspada karena pertumbuhan penyakit ini cenderung besar di negara-negara berkembang.
Merujuk pada Perpres No. 75/2006, salah satu ketentuan yang ditetapkan di dalamnya adalah
pemerintah propinsi dan kabupaten/kota wajib membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di
wilayahnya. Hal tersebut dipertegas lagi dengan Permendagri No. 20/2007 tentang pedoman
pembentukan KPA di tingkat propinsi dan kabupaten / kota. Dengan melihat beberapa sebab di
atas maka dari itu dibentuklah Komisi Penaggulangan AIDS (KPA).

Sebagai organisasi pemerintah, Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) berkewajiban memberi


pelayanan kesehatan terkait penanggulangan HIV/AIDS. Pemberian pelayanan penanggulangan
HIV/AIDS dan pelayanan kesehatan lainnya juga harus membutuhkan manajemen pelayanan yang
optimal menyangkut rencana, pengorganisasian, implementasi dan evaluasi proses jalannya
pelayanan terhadap masyarakat. Hal inilah yang sering disebut dengan manajemen pelayanan di
dalam suatu organisasi

4 Epidemiologi

Dewasa ini penyakit AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrom) telah menjadi pandemik, yaitu
telah menyebar keseluruh dunia dengan tingkat penyebaran yang sangat mencemaskan. Pada
tahun 2010, menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan penyakit ini telah
diderita lebih dari 33,3 juta penduduk dunia kemudian berdasarkan data statistik badan
kesehatan dunia, diketahui dalam setiap tahunnya terjadi pertambahan infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) sebagai pasien baru

diatas 2,6 juta, serta 1,8 juta diantaranya mengalami kematian setiap tahunnya dan secara global
kelompok remaja diatas 15 tahun yang banyak terinfeksi HIV/AIDS. Data Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Utara tahun 2012 menunjukkan Di Indonesia jumlah kumulatif HIV sampai
Desember 2013 tercatat berjumlah 127.416 kasus dengan kasus HIV tertinggi yakni di Provinsi DKI
Jakarta (28.790 kasus), Jawa Timur (16.253 kasus), Papua (14.087 kasus), dan Jawa Barat (10.198
kasus).

5. Apa yang dapat kita lakukan sebagai anggota masyarakat untuk menyikapi masalah yang ada?

Berdasarkan laporan Masyarakat membutuhkan edukasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS dan
bagaimana cara penularannya yang benar agar stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dapat
diluruskan. Untuk itu perlu diadakannya seminar dan penyuluhan tentang HIV/AIDS serta
diselenggarakannya acara testimonial dari para ODHA untuk pelajar dan mahasiswa.

6. Apa saja hambatan yang di hadapi pemerintah dalam menangani kasus ini

jumlah kasus atau penderita HIV/AIDS yang diketahui oleh pemerintah belum terdata secara
keseluruhan karena hingga saat ini pemerintah kesulitan untuk mendapatkan data yang akurat
tentang penderita HIV/AIDS. Selain kesulitan mendapatkan data yang akurat, hingga saat ini pun
belum ditemukan obat maupun vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Oleh karena itu,
diperlukan peran penting dari pemerintah dalam melakukan penanggulangan HIV/AIDS

a. Lebih meningkatkan dukungan bagi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS baik dari aspek
kebijakan maupun aspek pendanaan.
b. Pertimbangkan posisi ketua sebaiknya jangan berasal dari pemerintahan karena keadaan politik
bisa mempengaruhi kinerja KPA karena tidak menutup kemungkinan jumlah kasus HIV/AIDS juga
akan tepengaruh.

c.Lebih memperhatikan sektor kesehatan sebagai salah satu poin dalam indeks pembangunan
manusia yang bisa mempengaruhi keadaan bangsa.

7. Apa peran sebagai dokter layanan primer untuk menangani kasus ini

Dokter keluarga memberikan pelayanannya dengan menerapkan paradigma Mandala of


health/Human ecosystem model dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan/kedokteran, yang
menyangkut masalah fisik, mental psikososial pasien dan keluarganya. Menegakkan diagnosis
holistik yang meliputi aspek personal, diagnosis klinis, aspek internal dan eksternal penderita,
serta status fungsional pasien.

Dokter keluarga sebagai dokter layanan primer dan bekerja di lini terdepan layanan kesehatan
mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam membantu menjaring penderita HIV maupun ikut
berperan dalam pendampingan pengobatan bagi penderita yang terinfeksi HIV maupun yang
sudah masuk dalam stadium AIDS. Selain itu kita juga mempunyai kewajiban memberikan
konseling/KlE kepada penderita, keluarga maupun komunitas/lingkungannya. Selain itu kita juga
mempunyai kewajiban memberikan konseling/KlE kepada penderita, keluarga maupun
komunitas/lingkungannya. Tujuannya supaya penderita, keluarga maupun lingkungannya dapat
saling bahu membahu menghadapi permasalahan yang akan muncul nantinya sehingga penderita
mampu hidup secara berkualitas hingga akhir hayatnya dan keluarga serta lingkungan mampu
mendukung sampai akhir sebagai tim yang solid.

Sumber

Taruna I. Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern. Jakarta: Cempaka Internasional; (2013).

Kusmiran E. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika; (2011).

Ayuningtyas, D. 2014. Kebijakan Kesehatan dan Prinsip dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Depkes RI. Statistik kasus AIDS di Indonesia, Jakarta, Depkes, 2009.

WHO. Rapid saran: terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja, (2009,
November)

KPAP, 2010. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014.
Jakarta: KPAN.

Satrianegara, M. Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Wibowo A, dan Tim. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia Konsep, Aplikasi dan Tantangan.
Jakarta: Rajawali Pers.

Perda Sulut. 2009. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS. Manado: Pemerintah Daerah Sulawesi Utara.

Anda mungkin juga menyukai