Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit yang tidak
bersifat infektif. Biasanya memiliki durasi yang panjang dan perkembangan yang relatif
berkembang lambat. Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia,
termasuk pola makan, merokok, konsumsi alkohol sehingga penderita penyakit degeneratif
(penyakit karena penurunan fungsi organ tubuh) semakin meningkat dan mengancam
kehidupan
Promosi kesehatan dan pencegahan serta kebijakan sistem kesehatan nasional dalam
mengatasi penyakit tidak menular
Indonesia menyadari bahwa PTM menjadi salah satu masalah kesehatan dan
merupakan penyebab kematian yang merupakan ancaman global bagi pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.
Upaya Promotif dan preventif
Peran Promosi Kesehatan dalam pencegahan maupun Pengendalian Penyakit Tidak
Menular cukup besar terutama dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk ber-Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terkait dengan Faktor Risiko Bersama penyebab
Penyakit Tidak Menular. Dari 10 indikator PHBS di Rumah Tangga, tiga diantaranya
merupakan pencegahan faktor risiko bersama PTM yaitu Aktivitas fisik, Konsumsi sayur dan
buah serta tidak merokok.
Penguatan kesadaran masyarakat adalah Kunci Utama keberhasilan upaya promotif
preventif PTM, untuk itu sejak tahun 2015, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM
sudah membuat terobosan peningkatan kesadaran masyarakat melalui website dan media
sosial secara masif dan berkesinambungan.
Upaya juga dilakukan dengan berbagai mitra swasta, pers online maupun cetak,
blogger, bioskop, kereta api, media televisi serta internet.
Departemen kesehatan, melalui Pusat promosi kesehatan memfokuskan pada :
Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat
maupun Propinsi dan Kabupaten.
Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu :
rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah
terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.
Mengembangkan System Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT)
PTM.
Kampanye pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun
local spesifik.
Pencegahan serta kebijakan sistem kesehatan nasional dalam mengatasi kesehatan
Kerangka konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular didasari
oleh kerangka dasar blum, bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat
memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud
antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok,
konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi, Hiperkolesterol, dan perilaku yang
berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar.
Pencegahan dan Pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
1.Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
2.Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat
3.Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan
profesional
4. Penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM
Sumber:
1. Kementrian Kesehatan RI. 2019. STRATEGI PENCEGAHAN dan
PENGENDALIAN PTM di INDONESIA. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-
pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-indonesia
2. Kementrian Kesehatan RI. 2017. PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR di INDONESIA. Jakarta: Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz0
9/2017/10/PTM_Pencegahan_dan_Pengendalian_Penyakit_Tidak_Menular_di
_Indonesia_2017_01_16.pdf
3. Universitas Indonesia..2019. Peluncuran Komunitas Sehat: Menggiatkan
Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Kampus UI Salemba. http://padanglawaskab.go.id/wp-
content/uploads/2019/10/Fact-Sheet-Narasi-Tunggal-Posbindu.pdf
4. Kementrian Kesehatan RI.Rencana Aksi Program (RAP) Tahun 2020-2024.
Jakarta: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. https://e-
renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-465827-3tahunan-684.pdf
5. Sekeon, Sekplin. 2018. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2018-04-
30berkas19750921200501100219.pdf
6. Dinas Kesehatan Kediri. 2019. RENCANA AKSI NASIONAL
PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2015-
2019. Kediri.
https://dinkes.kedirikab.go.id/konten/uu/79950PMK_5_2017_ttg_Rencana_A
ksi_Nasional_Penanggulangan_PTM_2015-2019_.pdf
7. Dinas Kesehatan Kediri. 2019. RENCANA AKSI NASIONAL
PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2015-
2019. Kediri https://www.kemkes.go.id/article/view/20070400003/penyakit-
tidak-menular-kini-ancam-usia-muda.html
8. Kementerian PPN/Bappenas.2019. TRANSISI DEMOGRAFI DAN
EPIDEMIOLOGI: PERMINTAAN PELAYANAN KESEHATAN di
INDONESIA. Jakarta.
https://www.bappenas.go.id/files/8515/9339/1872/FA_Preview_HSR_Book01
.pdf
9. Nugraheni, Wahyu. dan Hartono, Risky. 2018. STRATEGI PENGUATAN
PROGRAM POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA
BOGOR. Palembang: Universitas Sriwijaya.
file:///C:/Users/Windows10/Downloads/312-Article%20Text-482-1-10-
20181211%20(1).pdf
10. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. 2017.PENYAKIT TIDAK MENULAR.
Bandung.https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1380