Anda di halaman 1dari 11

1.

Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas


LEMBARAN PUBLIKASI
Menggunakan MINYAK
Sumur Berarahdan
dan GAS BUMIAir (Usman dan Arie Haans)
Pendesakan
Vol. 51, No. 1, April 2017 : 1 - 7
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
LEMIGAS
Journal Homepage: http://www.journal.lemigas.esdm.go.id

MENGOPTIMALKAN PEROLEHAN MINYAK PADA LAHAN


TERBATAS MENGGUNAKAN SUMUR BERARAH DAN
PENDESAKAN AIR

(Optimizing Oil Recovery on Limited Land Area


using Directional Wells and Waterflooding )
Usman dan Arie Haans
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
Jl. Ciledug Raya Kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon: +62-21-7394422, Fax.: +62-21-7246150
E-mail: upasarai@lemigas.esdm.go.id; ariehaans@lemigas.esdm.go.id
Teregistrasi I tanggal 20 Februari 2017; Diterima setelah perbaikan tanggal 29 Maret 2017;
Disetujui terbit tanggal: 28 April 2017

ABSTRAK
Makalah ini membahas studi kasus sebuah lapangan minyak yang memerlukan pengembangan tahap lanjut untuk
optimisasi faktor perolehan namun terkendala oleh ketersedian lahan. Letak lapangan minyak tumpang tindih dengan
konsesi batubara. Studi ini bertujuan menentukan skenario pengembangan lapangan tahap lanjut sehingga faktor
perolehan minyak optimal dan pada saat yang sama produksi batubara juga optimal. Berdasarkan rencana operasi
penambangan serta geologi area tumpang tindih, sumur-sumur pengembangan yang terdiri atas sumur produksi dan
injeksi berarah diletakkan dalam satu kluster pada area antiklin radius 500 meter. Lokasi sumur aktif juga terletak
dalam kluster ini. Metode simulasi reservoir digunakan untuk evaluasi berbagai skenario pengembangan lapangan.
Model simulasi reservoir divalidasi dengan metode kesetimbangan materi dan penyelarasan dengan data produksi.
Skenario yang menghasilkan faktor perolehan minyak paling optimal adalah dengan menggunakan lima sumur
produksi eksisting, satu sumur injeksi eksisting, empat sumur produksi, dan satu sumur injeksi tambahan. Sumur-sumur
tambahan didesain sebagai sumur berarah. Faktor perolehan minyak yang diperoleh sebesar 23.7% atau mengalami
kenaikan 6.7% dibandingkan faktor perolehan pada akhir penyelarasan. Pendekatan yang dikembangkan dalam studi
kasus ini dapat menjadi model dalam optimasi perolehan minyak dan gas bumi pada wilayah kerja tumpang tindih.

Kata Kunci: faktor perolehan minyak, sumur berarah, pendesakan air, simulasi reservoir, kluster sumur

ABSTRACT
This paper presents a case study of an oil field that requires further development to optimize the oil recovery factor on
limited land area. The oil field location overlaps with coal concessions. This study aims to define a further development
scenario to optimize the oil recovery factor and at the same time allow the coal to be mined optimally. Based on the
mining operations plan and the geological of overlapping area, the directional development wells for production
and injection will be placed in a cluster on the anticline area within radius of 500 meters, in which the active wells
are situated. Reservoir simulation method is applied to evaluate various further development scenarios. Reservoir
model used is validated by the material balance method and history matching process. The optimal oil recovery factor
resulted by using the existing five production wells, the existing injection well, four additional productions and one
additional injection wells. The additional wells are designed as directional wells. The obtained oil recovery factor

1
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 1, April 2017: 1 - 12

is 23.7%, increased 6.7% compared to the recovery factor at the end of history matching. Approach developed in
this case study is expected to be a model in optimizing of oil and gas recoveries within an overlapping working area.

Keywords: oil recovery factor, directional well, waterflooding, reservoir simulation, cluster well

I. PENDAHULUAN tanpa menghentikan produksi minyak. Kegiatan


penambangan batubara dibatasi sampai jarak 500
Tujuan utama pengelolaan suatu lapangan minyak meter (m) dari sumur produksi sebagai asumsi
adalah mengoptimalkan faktor perolehan dengan jarak aman jika kegiatan pertambangan minyak dan
skenario produksi yang optimal. Strategi optimisasi batubara dilakukan bersamaan, dan sumur-sumur
produksi dikontrol oleh karakteristik geologi dan yang tidak produksi ditutup. Pilihan teknologi untuk
reservoir, tahap pengembangan, serta lingkungan optimasi faktor perolehan minyak pada kondisi lahan
operasi. Karakteristik geologi dan reservoir akan yang terbatas adalah menggunakan sumur berarah
menentukan jenis, jumlah, lokasi, dan teknik yang dikombinasikan dengan metode pendesakan
komplesi sumur-sumur produksi dan injeksi. Tahapan air. Aplikasi sumur berarah untuk mengoptimalkan
pengembangan primer, sekunder, dan tersier akan perolehan minyak telah terbukti efektif di daerah rawa,
berpengaruh pada pilihan teknologi pengangkatan ketersediaan lahan sulit dan mahal untuk membangun
minyak. Lingkungan operasi di darat atau di laut dan landasan sumur atau well pad (Liu dkk. 2016).
situasi harga minyak dapat berpengaruh terhadap Kombinasi sumur berarah dan pendesakan air juga telah
batas keekonomian produksi. Dengan demikian, digunakan untuk meningkatkan e¿siensi pendesakan
elemen strategi optimalisasi perolehan dan produksi minyak dengan injeksi air pada bagian sayap (flank)
minyak suatu lapangan sangat spesi¿k, tergantung suatu reservoir karbonat (Khan dkk. 2012).
pada kondisi masing-masing lapangan.
Teknologi pemboran berarah mulai berkembang
Makalah ini membahas sebuah studi kasus dalam skala industri tahun 1980-an, dan semakin
lapangan minyak yang sudah berproduksi sejak pesat sejak ditemukan sistem kendali putar (rotary
1977 dan dalam fase pengembangan sekunder steerable system, RSS) tahun 1997. Laju produksi
dengan pendesakan air. Faktor perolehan minyak sumur berarah 2-8 kali sumur vertikal dengan biaya
berdasarkan data produksi status waktu batas pisah hanya 1.5-3 kali lebih mahal (Ling dkk. 2012). Sumur
(cut-off date) adalah 17%. Estimasi faktor perolehan berarah memiliki keunggulan meningkatkan indeks
tanpa upaya tambahan hingga 22 tahun ke depan produktivitas sumur, mencegah gas atau air masuk ke
sebagai batas akhir kontrak adalah 19%. Untuk dalam kolom sumur, mengurangi masalah kepasiran,
mengambil sisa minyak tertinggal di reservoir meningkatkan area pengurasan dan mempercepat
yang masih relatif besar, diperlukan pengembangan laju pengurasan, serta mengurangi kebutuhan lahan
lapangan tahap lanjut. Namun, letak lapangan yang untuk area pengeboran. Hampir semua cekungan
tumpang tindih dengan konsesi batubara menjadi hidrokarbon produktif telah ditembus sumur-sumur
konstrain utama. Pada area tumpang tindih terdapat berarah, sehingga teknologi ini sudah menjadi suatu
lapisan batubara dengan ketebalan dapat mencapai kebutuhan standar dalam industri perminyakan.
50 m, memiliki kemiringan lapisan antara 30 o Aplikasi sumur berarah juga telah digunakan untuk
sampai 50o. Tujuan studi ini adalah menentukan optimasi produksi reservoir yang relatif tipis (Chan
skenario pengembangan lapangan yang dapat dkk. 2014) atau reservoir dengan permeabilitas
mengoptimalkan tingkat produksi minyak dan rendah (Clemens dkk. 2015).
batubara pada saat yang bersamaan.
Teknologi pendesakan air sudah diterapkan secara
Berdasarkan rencana operasi penambangan serta komersial sejak tahun 1920-an. Teknologi ini telah
kondisi geologi area tumpang tindih, maka salah diakui industri sebagai metode perolehan minyak
satu opsi pengembangan lapangan tahap lanjut yang sangat eknomis dan handal (Alvares dan
adalah mengoptimalkan pengurasan minyak dari Sawatzky 2013; Vittoratos dkk. 2014). Pendesakan
area sumur aktif yang terletak pada struktur antiklin. air yang sukses dapat meningkatkan faktor perolehan
Dengan opsi ini maka ketebalan batubara pada minyak dari tipikal 5-25% pada tahap primer menjadi
antiklin di luar area sumur aktif dapat ditambang tipikal 45% dari isi awal minyak atau original oil

2
1. Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas
Menggunakan Sumur Berarah dan Pendesakan Air (Usman dan Arie Haans)

in place (Usman 2015). Hampir setiap lapangan II. BAHAN DAN METODE
minyak yang tidak mempunyai tenaga dorong Studi ini dilakukan dengan sistematika metodologi
air alami telah, sedang, atau dalam pertimbangan sebagai berikut. Pertama, survei lapangan untuk
untuk menerapkan pendesakan air. Injeksi air akan mendapatkan peta permukaan area tumpang tindih
menaikkan tekanan reservoir mendekati tekanan dan veri¿kasi lapangan atas rencana penambangan
awal. Perbedaan tekanan antara reservoir dengan minyak dan batubara. Tahap berikutnya adalah
lubang sumur menyebabkan air akan bergerak melakukan pengumpulan data bawah permukaan
mendesak minyak yang masih tertinggal dalam pori meliputi data geologi dan reservoir serta data
batuan, mendorong ke sumur produksi sehinga laju produksi lapangan minyak. Selanjutnya, membangun
alir produksi minyak meningkat, yang pada akhirnya model geologi dan model reservoir serta validasi
meningkatkan perolehan minyak. Proses pendesakan model. Menetapkan area pengembangan lapangan
air dalam pori batuan relatif efektif karena umumnya yang memenuhi aspek lingkungan dan keamanan
batuan reservoir memiliki sifat kebasahan suka-air jika penambangan minyak dan batubara dilakukan
atau campuran suka-air dan suka-minyak. bersama. Tahap akhir adalah simulasi berbagai
skenario pengambangan lapangan dalam area
Kombinasi sumur berarah dan pendesakan air terbatas untuk mengoptimalkan perolehan minyak
untuk mengoptimalkan faktor perolehan minyak dan saat bersamaan produksi batubara bisa optimal.
dalam studi kausus ini dievaluasi menggunakan
Validasi model geologi dan reservoir dilakukan
simulasi reservoir. Sumur-sumur berarah, produser menggunakan metode kesetimbangan materi secara
dan injektor diletakan dalam area antiklin radius 500 volumetris (material balance). Perhitungan volume
m. Di dalam area ini terdapat delapan sumur produser Àuida dan prediksi produksi suatu reservoir dengan
aktif dan satu sumur injektor. Simulasi reservoir pada metode kesetimbangan materi berdasarkan prinsip
berbagai skenario pengembangan telah dilakukan perubahan tekanan dan volume Àuida reservoir.
untuk mendapatkan skenario yang menghasilkan Perubahan ini dapat terjadi antara lain karena
faktor perolehan minyak maksimal. Pendekatan yang pengaruh kompresibilitas Àuida dan batuan serta
dikembangkan dalam studi kasus ini dapat menjadi berkurangnya volume Àuida dan penurunan tekanan
model dalam optimalisasi perolehan minyak dan gas karena produksi. Persamaan kesetimbangan materi
bumi pada wilayah kerja tumpang tindih. menyatakan bahwa volume reservoir selalu konstan,

MODEL 3D GEOLOGI-RESERVOAR 1/2 DATA-DATA RESERVOIR DAN PENGOLAHAN

Distribusi Distribusi Data SCAL Data PVT Data Produksi


Porositas Facies
Pb = Tidak Performance
End Point Produksi dan
Tidak f(depth)
Pc = 0 Data SCAL Tekanan
Ya
Ya Distribusi Normalisasi Plot: Pb vs
Distribusi
Water depth, Bob, 1 Bubble
Permeabilitas
Saturasi Rs, Sg Map
2
Rekonstruksi Bob, Rs, S, oAPI
SCAL @f(datum) Tidak Aquifer
Distribusi
Rock Region
Metode PVT Ya

Distribusi PVT = f(p,T)


Fluid Region Input Input
HISTORY History History
Equilibrium Matching = Matching =
MATCHING
Oil rate Liquid rate
INITIALIZATION
PI MATCHING

Production
Prediksi
Constraint
Key Well 1
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Gambar 1
Diagram alir proses simulasi reservoar.

3
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 1, April 2017: 1 - 12

atau jumlah perubahan volume Àuida dalam reservoir reservoir, yaitu porositas, permeabilitas, net to
adalah sama dengan nol. Dengan kata lain jika gross (NTG), tekanan, dan saturasi Àuida. Model
terjadi pengurangan volume Àuida karena produksi statik menggunakan ukuran grid Kartesian 25
maka kekurangan volume ini harus sama dengan meter x 25 meter (m) dengan dimensi 48 x 161
penambahan volume Àuida karena ekspansi, inÀux, x 54 grid blok arah i, j, dan k. Jumlah grid aktif
atau injeksi, dan pengurangan volume pori akibat adalah 344,900 sel dari total 417,312 sel. Gambar
ekspansi batuan. Penjelasan metode kesetimbangan 2 menunjukkan model distribusi lateral beberapa
materi selengkapanya dapat merujuk pada publikasi parameter reservoir. Sebelum digunakan untuk
Ahmed dan McKinney, (2005). simulasi skenario pengembangan lapangan, model
Simulasi reservoir untuk prediksi pro¿l produksi yang sudah dibangun ini perlu divalidasi dengan cara
dan faktor perolehan minyak pada berbagai skenario membandingkan isi awal minyak hasil perhitungan
pengembangan lapangan menggunakan model model dengan hasil metode kesetimbangan materi.
minyak hitam (black oil model). Dalam model ini, Perhitungan kesetimbangan materi memerlukan data
formulasi aliran Àuida dalam reservoir dinyatakan input kumulatif produksi minyak versus tekanan,
dengan persamaan konservasi massa komponen air, kumulatif injeksi air, dan sifat-sifat Àuida fungsi
serta komponen semu minyak dan gas. Model minyak tekanan pada temperatur reservoir. Tekanan dan
hitam valid untuk sistem Àuida reservoir yang terdiri temperatur awal reservoir adalah 1835 psi dan 136oF.
atas komponen berat dan ringan (Kozlova dkk. Saturasi air sisa atau connate water saturation (Swc)
2015), sesuai kasus dalam studi ini. Proses studi diambil dari data special core analysis (SCAL)
simulasi reservoir secara rinci ditampilkan dalam sumur yaitu 39%. Sedangkan porositas rata-rata
Gambar 1 (Rukmana dkk. 2012). sebesar 18%. Produksi gas dan air yang relatif rendah
menunjukkan bahwa reservoir tidak mempunyai
III. HASIL DAN DISKUSI tudung gas (gas cap) dan tidak ada air masuk ke
Subbab berikut menguraikan validasi model dalam reservoir (water influx).
yang dikembangkan, estimasi isi awal minyak, Hasil perhitungan kesetimbangan materi
dan simulasi reservoir dengan berbagai skenario ditampilkan pada Gambar 3. Estimasi isi awal
pengembangan lapangan pada suatu kluster. minyak sebesar 42.9 juta barel stock tank (MMstb).
Dibandingkan hasil model geologi 3D yaitu 45.1
A. Validasi Model Statik
MMstb, terdapat perbedaan sekitar 6%. Perbedaan
Model geologi tiga dimensi (3D) tersusun atas ini masih dalam batas toleransi (Kanu and Obi
peta distribusi parameter statik dan kondisi awal 2014), sehingga dapat disimpulkan bahwa model

Net to Gross Ratio 1977-03-01 K layer: 28 Pressure (psi)1977-03-01 K layer: 28 Water Saturation 1977-03-01 K layer: 28
32,026

32,024,000 32,026

1,121,000 1,123,000 1,125,000 1,127,000 1,121,000 1,123,000 1,125,000 1,127,000


342,000 343,000
9,760,100

9,760,100

0.00 1045.0020 90.00 feet


32,024,000

32,024,000
32,024,000

0.00 1060.0021 20.00 feet 0.00 1060.002120.00 feet


0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km
32,022,000
32,022,000
32,022,000

32,022,000
9,760,000

9,760,000

32,020,000
32,020,000
32,020,000

32,020,000

1.00 2,100 1.00

0.90 2,050 0.90


32,018,000
32,018,000
32,018,000
9,759,000

32,018,000

2,000
9,759,000

0.80
0.81
1,950
0.71 0.70
1,900
32,016,000

0.60
32,016,000

0.61
32,016,000

32,016,000

1,850
0.52 1,800 0.50
1,750 0.40
9,7580,000

0.42
9,7580,000

32,014,000
32,014,000
32,014,000

1,700
32,014,000

0.32 0.30
1,650
0.23 0.20
1,600
0.13 0.10
32,012,000

1,550
32,012,000

0.03 1,500 0.00


342,000 343,000
1,121,000 1,123,000 1,125,000 1,127,000 1,121,000 1,123,000 1,125,000 1,127,000

Gambar 2
Distribusi lateral NTG, tekanan, dan saturasi air.

4
1. Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas
Menggunakan Sumur Berarah dan Pendesakan Air (Usman dan Arie Haans)

geologi 3D cukup valid. Tenaga dorong utama yang dorong menggunakan data produksi sebelum aplikasi
bekerja dalam reservoir adalah ekspansi gas terlarut, diterapkan pendesakan air.
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4. Tipikal
B. Validasi Model Dinamik
faktor perolehan minyak dengan tenaga dorong ini
antara 15 - 20%, namun terkadang bisa serendah 5% Model dinamik reservoir terdiri atas data SCAL,
atau setinggi 30% (Bradley 2005). Analisis tenaga hasil pressure - volume - temperature (PVT)

2000
Match Point Status:
Off
High
1600 Medium
Low
Tank Pressure (psig)

1200

800

400

-3 0 3 6 9
Calculated Oil Production (MMSTB)
Tank Temperature 136 (deg F) Aquifer Model None
Tank Pressure 1835.35 (psig) Aquifer System Radial Aquifer
Tank Porosity 0.18 (fraction)
Connate Water Saturation 0.3889 (fraction)
Water Compressibility Use Corr (1/psi)
Formation Compressibility 3.66593e-6 (1/psi)
Initial Gas Cap 0
Oil in Piece 42.8794 MMSTB
Production Start 03/01/1977 (date m/d/y)

Gambar 3
Estimasi isi awal minyak dengan metode kesetimbangan materi.

1 1
Fluid Expansion Fluid Expansion
PV Compressibility PV Compressibility

0.75 0.75

0.5 0.5

0.25 0.25

0 0
11/01/1978 06/24/1985 02/15/1992 10/08/1998 06/01/2005 0 2 4 6 8
Time (date m/d/y) Cumulative Oil Production (MMSTB)

Tank Temperature 136 (deg F)


Tank Temperature 136 (deg F) Tank Pressure 1835.35 (psig) Aquifer Model None
Aquifer Model None Aquifer System Radial Aquifer
Tank Pressure 1835.35 (psig) Aquifer System Radial Aquifer Tank Porosity 0.18 (fraction)
Tank Porosity 0.18 (fraction) Connate Water Saturation 0.3889 (fraction)
Connate Water Saturation 0.3889 (fraction) Water Compressibility Use Corr (1/psi)
Water Compressibility Use Corr (1/psi) Formation Compressibility 3.66593e-6 (1/psi)
Formation Compressibility 3.66593e-6 (1/psi) Initial Gas Cap 0
Initial Gas Cap 0 Oil in Piece 48.103 MMSTB
Oil in Piece 48.103 MMSTB Production Start 03/01/1977 (date m/d/y)
Production Start 03/01/1977 (date m/d/y)

Gambar 4
Prediksi tenaga dorong alami reservoar.

5
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 1, April 2017: 1 - 12

(a)
(a) 1 1
(b)
(b)
1 1
0.9 0.9
0.9
0.8 0.8 Kro* Krg* Kro*-Norm Krg*-Norm
0.8
0.8
0.7 0.7
Kro* Krw* Kro*-Norm Krw*-Norm
0.6 0.6 0.7
0.6

Krw*
Kro*

0.5 0.5 0.6

Kro*

Krw*
0.4 0.4 0.5
0.4
0.3 0.3 0.4
0.2 0.2 0.2
0.3
0.1 0.1
0.2
0 0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
0.1
Sw*
0 -0.2
Kro* = 37.03 x5 - 130.5x5 + 183.6x4 - 131.8x3 + 51.40x2 - 10.63x +0.980
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Krw* = 1.085 x2 - 0.135x + 0.015
Krg* = -0.805x3 + 2.171x2 -0.371x + 0.012 Sg* Kro* = -1.044x3 + 2.859x2 - 2.810x + 0.993
R2 = 0.986 R2 = 0.985

Gambar 5
Normalisasi kurva permeabilitas relatif: (a) sistem air-minyak, (b) sistem ga-minyak.

analisis, data produksi, dan data sumuran.


Hasil pengukuran SCAL di laboratorium
berupa data permeabilitas relatif batuan pada 342.000 -006 343.000 344.000

berbagai nilai Swc. Karakteristik permeabilitas 1,593 -007

relatif menggambarkan interaksi sifat ¿sik 1,550


-017
batuan dan Àuida reservoir. Untuk keperluan 1,507

input simulasi, data permeabilitas relatif harus 1,464


dinormalisasi untuk menghasilkan kurva yang Injector
1,421
representatif (Jahanbakhsh dkk. 2014). Kurva Monitor
permeabilitas relatif sistem air-minyak dan 1,378 Production
Water Source
gas-minyak hasil normalisasi diberikan dalam 1,335
011 Suspended
Gambar 5. 1,292 Pluged &
Abandoned
Data PVT terdiri atas sifat-sifat ¿sik Àuida 1,249 -003

fungsi komposisi, tekanan, dan temperatur. 1,206

Komposisi fluida hidrokarbon diperoleh 1,163

berdasarkan hasil rekombinasi sampel gas dan -002

liquid yang diambil pada kondisi tekanan dan 0.00


0.00
0.25
0.25
0.50
0.50 0.75
0.75
1.00 km
1.00 mi

temperatur reservoir dengan rasio gas terhadap 342.000 343.000 344.000


liquid 350 standar kubik feet per barel (scf/
bbl) di separator. Kelarutan gas dalam minyak
dimodelkan dengan persamaan Standing, Gambar 6
viskositas minyak menggunakan persamaan Lokasi dan status masing-masing sumur.
Beal, dan faktor volume formasi minyak
dimodelkan dengan persamaan Standing. Pemilihan sumur produksi, tiga sumur injektor, dan tiga sumur
model persamaan tersebut berdasarkan karakteristik sumber air injeksi. Sisanya tercatat sebagai sumur
minyak yang bersifat moderat, densitas 33oAPI, yang tutup sementara serta tutup permanen. Puncak
dengan produksi gas relatif kecil (Bradley 2005). produksi minyak tertinggi dicapai pada tahun
Hasil pengolahan data produksi menghasilkan kelima sebesar 2.795 barel minyak per hari (bopd).
data sejarah produksi lapangan, jumlah serta status Produksi rata-rata pada waktu batas pisah adalah
sumur produksi dan injeksi, pro¿l produksi dan 218 bopd. Kumulatif produksi ekuivalen dengan
injeksi sumuran, sejarah komplesi tiap sumur, 17% isi awal minyak. Ada sembilan sumur kunci
serta profil sumur-sumur kunci. Sejak pertama dengan kontribusi produksi mencapai 97% dari total
kali produksi 34 tahun lalu, jumlah sumur yang produksi lapangan. Sumur-sumur kunci ini sebagian
telah dibor sebanyak dua puluh sembilan, namun besar terletak pada daerah antiklin sebagaimana
yang aktif hinga waktu batas pisah hanya delapan ditunjukan dalam Gambar 6.

6
1. Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas
Menggunakan Sumur Berarah dan Pendesakan Air (Usman dan Arie Haans)

Inisialisasi model reservoir yang dibangun kecil. Gambar 7 menunjukkan kurva penyelarasan
berdasarkan data di atas menghasilkan isi awal laju alir minyak dan rasio volume air terhadap total
minyak sebesar 48.1 MMstb. Perbedaan dibandingkan volume liquid (water cut) hasil perhitungan versus
dengan hasil model statik 45.8 MMstb kurang dari data aktual. Penyelarasan untuk data produksi
batas toleransi 5%. Dengan demikian, model sumuran dilakukan terbatas pada sembilan sumur
dinamik dapat dianggap representatif digunakan kunci. Hasil penyelarasan masing-masing sumur
dalam tahap berikutnya yaitu penyelarasan (history kunci menunjukan selisih kumulatif produksi
matching). Proses penyelarasan menggunakan laju
hasil perhitungan dengan data aktual antara 0.6%
alir liquid aktual sebagai kontrol. Melalui proses
- 6.3%. Secara total, selisihnya sebesar 1.2%,
coba coba, hasil perhitungan produksi minyak, air,
dan tekanan diupayakan sedemikian agar selaras menunjukkan keselarasan yang baik antara model
dengan data aktual. Hasil perhitungan produksi gas dengan data aktual serta menjadi indikasi validitas
tidak diselaraskan karena tidak tersedia pengukuran model. Gambar 8 menampilkan kurva penyelerasan
data aktual disemua sumur serta produksi gas relatif beberapa sumur kunci.

3,000 1.00e+7 100

(a)
(a) Oil Rate SC His_Match_LMG.irf
Oil Rate SC His_Match_Actual.fhf
(b)
(b) His_Match_LMG.irf
His_Match_Actual.fhf
Cumulative Oil SC His_Match_LMG.irf
Cumulative Oil SC His_Match_Actual.fhf 8.00e+6 80
Oil Rate SC (bbl/day)

Cumulative Oil SC (bbl)

Water Cut SC %
2,000
6.00e+6 60

4.00e+6 40
1,000
mulai
Mulai
injeksi air
Injeksi air
2.00e+6 20

0 0.00e+0 0
Y-3 Y-8 Y-13 Y-18 Y-23 Y-28 Y-33 Y-3 Y-8 Y-13 Y-18 Y-23 Y-28 Y-33
Time (date) Time (date)

Gambar 7
Kurva penyelarasan hasil simulasi versus data aktual: (a) laju alir minyak, (b) water cut.

W-005 W-012
2.50e+6 1,000 5.00e+5 300

2.00e+6 800 4.00e+5


Cumulative Oil SC (bbl)

Cumulative Oil SC (bbl)


Oil Rate SC (bbl/day)

Oil Rate SC (bbl/day)


200
1.50e+6 600 3.00e+5
Cumulative Oil SC His_Match_LMG.irf
Cumulative Oil SC His_Match_Actual.fhf
Oil Rate SC His_Match_LMG.irf
1.00e+6 Oil Rate SC His_Match_Actual.fhf 400 2.00e+5
100

5.00e+5 200 1.00e+5

0.00e+0 0 0.00e+0 0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Y-3 Y-8 Y-13 Y-18 Y-23 Y-28 Y-33
Time (Date) Time (Date)

W-013 W-024
2.00e+6 600 6.00e+5 200

500 5.00e+5
1.50e+6 150
Cumulative Oil SC (bbl)

Cumulative Oil SC (bbl)


Oil Rate SC (bbl/day)

Oil Rate SC (bbl/day)

400 4.00e+5

1.00e+6 300 3.00e+5 100

200 2.00e+5
5.00e+5 50
100 1.00e+5

0.00e+0 0 0.00e+0 0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Time (Date) Time (Date)

Gambar 8
Kurva penyelarasan laju alur dan produksi kumulatif minyak pada sumur kunci.

7
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 1, April 2017: 1 - 12

C. Optimisasi Pengembangan Lapangan Simulasi Skenario Dasar menghasilkan faktor


perolehan minyak maksimal sebesar 19.7% dari
Kluster sumur aktif yang termasuk dalam area
isi awal minyak, atau terdapat penambahan 2.7%
radius 500 m dari sumur terluar terdiri atas delapan
dari faktor perolehan pada akhir penyelarasan.
produser dan satu injektor (Gambar 9). Empat
Penambahan tersebut diperoleh hanya dengan
diantara sumur produser menyumbang 85% dari
mengandalkan tenaga alami reservoir dari ekspansi
total produksi harian. Berdasarkan pada konstrain
gas terlarut.
lahan dan kondisi sumur aktif, maka skenario
pengembangan lapangan untuk optimasi faktor Skenario-1 menggunakan kombinasi teknologi
perolehan minyak pada area terbatas adalah: sumur berarah untuk memperluas area pengurasan
1. Skenario Dasar (base case): Meneruskan reservoir dan pendesakan air untuk memperbesar
produksi kedelapan sumur aktif hingga
batas akhir kontrak atau salah satu
batasan dalam simulasi telah dicapai.
- Skenario-1: Menggunakan lima sumur
eksisiting dengan produksi terbesar, satu
sumur injeksi eksisting, dan tambahan
empat sumur berarah.
- Skenario-2: Skenario-1 ditambah satu
sumur injeksi.
Batasan yang digunakan dalam simulasi
ketiga skenario adalah:
- Tekanan dasar sumur (BHP) minimum
100 pound per square inch (psi);
- Rasio minyak gas (GOR) maksimum
5.500 scf/bbl;
- Rasio laju alir air terhadap laju alir likuid
Gambar 9
total (water cut) 95%; dan
Area radius 500 m dari sumur terluar
- Laju alir minyak lapangan minimum 500 dan sumur aktif dalam area tersebut.
stb/hari.

1.00e+7 3,000

( )
8.00e+6
Cumulative Oil SC
Oil Rate SC
Cumulative Oil SC (bbl)

2,000
Oil Rate SC (bbl/day)

6.00e+6

4.00e+6
1,000

2.00e+6

0.00e+0 0
1980
Y-3 1990
Y-13 2000
Y-23 2010
Y-33 2020
Y-43 2030
Y-53 2040
Y-63
Time (Date)

Gambar 10
Prediksi laju alir dan kumulatif produksi minyak skenario sasar.

8
1. Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas
Menggunakan Sumur Berarah dan Pendesakan Air (Usman dan Arie Haans)

-1120 1200 1600 2000 2400 2800 3200 3600 4000 4400
0 400 800 1200 1600 2000 2400

-1120

-1200

-1200
-1200

-1200

-1280

-1280
-1280

-1280

-1360

-1360
-1360

-1360

-1440

-1440
-1440

-1440

-1520

-1520
-1520
-1520

400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200

-1120

-1120
-1120
-1120

-1200

-1200
-1200
-1200

-1280

-1280
-1280

-1280

-1360

-1360
-1360

-1360

-1440

-1440
-1440

-1440

Gambar 11
Penampang lintasan keempat sumur berarah.

1.20e+7 3,000

1.00e+7
Cumulative Oil SC (bbl)

8.00e+6 Cumulative Oil SC 2,000


Oil Rate SC (bbl/day)

Oil Rate SC

6.00e+6

4.00e+6 1,000

2.00e+6

0.00e+0 0
1980
Y-3 1990
Y-13 2000
Y-23 2010
Y-33 2020
Y-43 2030
Y-53 2040
Y-63
Time (Date)

Gambar 12
Prediksi laju alir dan kumulatif produksi minyak Skenario-1.

9
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 1, April 2017: 1 - 12

tekanan reservoir melengkapi lima sumur eksisting minyak ke sumur-sumur produksi dan akan
dengan produksi terbesar. Semua sumur tersebut memberikan tambahan tekanan reservoir. Efek
diletakkan dalam kluster radius 500 m pada area tambahan tekanan terlihat pada pro¿l produksi,
antiklin (Gambar 9). Gambar 11 menunjukan bagian yang landai relatif lebih tinggi dibandingkan
penampang lintasan keempat sumur berarah. pada Skenario-1 (Gambar 14). Hasilnya, faktor
Keempat sumur tersebut menembus
semua horizon produktif reservoir.
Sumur berarah mulai produksi dua tahun 0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800
setelah waktu batas pisah, ditandai oleh
peningkatan produksi yang tajam pada

-1120
-1120
Gambar 12. Kemudian produksi turun
drastis diikuti dengan pro¿l produksi
yang cenderung landai. Estimasi faktor
perolehan minyak maksimal sebesar

-1200
-1200
22.3%. Kombinasi sumur berarah dan
pendesakan air memberikan tambahan
perolehan sebesar 5.3% dari faktor
perolehan pada akhir penyelarasan.

-1280
-1280

Tambahan ini dua kali lebih besar


dari Skenario Dasar yang hanya
mengandalkan tenaga dorong alami
reservoir.

-1360
-1360

Skenario-2 adalah Skenario-1 dengan


tambahan satu sumur injeksi berarah.
Lokasi sumur injeksi di permukaan
berada dalam area radius 550 m,

-14
-40

kemudian diarahkan menembus bagian


Gambar 13
sayap lapisan-lapisan reservoir (Gambar
Penampang lintasan sumur injeksi air berarah.
13). Air injeksi ini akan mendorong

1.20e+7 3,000

1.00e+7

e ( ate)
Cumulative Oil SC (bbl)

8.00e+6 2,000
Oil Rate SC (bbl/day)

Cumulative Oil SC
Oil Rate SC

6.00e+6

4.00e+6 1,000

2.00e+6

0.00e+0 0
1980
Y-3 1990
Y-13 2000
Y-23 2010
Y-33 2020
Y-43 2030
Y-53 2040
Y-63
Time (Date) 

Gambar 14
Prediksi laju alir dan kumulatif produksi minyak Skenario-2.

10
1. Mengoptimalkan Perolehan Minyak pada Lahan Terbatas
Menggunakan Sumur Berarah dan Pendesakan Air (Usman dan Arie Haans)

perolehan minyak meningkat menjadi 23.7% of Thin-Oil Rim Reservoirs in Malaysia”, the 2014
atau terdapat kenaikan 6.7% dibandingkan faktor International Petroleum Technology Conference,
perolehan pada akhir penyelarasan. Skenario-2 Kuala Lumpur, Malaysia.
menghasilkan faktor perolehan minyak paling Clemens, T., Finkbeiner, T., Chiotoroiu, M. M.,
optimal untuk pengambangan lapangan tahap lanjut Pettengell, K., Hercus, S., Suri, A., dan Sharma,
pada kondisi area pengembangan yang terbatas. M. M., 2015, ”Reservoir Management of a Low
Permeability off-Shore Reservoir Utilizing Water
IV. KESIMPULAN Injection into a Watered-out Horizontal Well
under Fracturing Conditions”, SPE 174352-MS,
Skenario pengembangan lapangan untuk EUROPEC 2015, Madrid, Spain.
mengoptimalkan tingkat produksi minyak dan
batubara pada saat yang sama adalah dengan Jahanbakhsh, A., Shahverdi, H., dan Sohrabi, M.,
2014, “Relative Permeability Normalization -
sistem kluster sumur. Sumur-sumur pengembangan
Effects of Permeability, Wettability, and Interfacial
diletakkan dalam satu kluster, yaitu di area antiklin
Tension”, SPE 170796-MS, the SPE Annual
dalam radius 500 m. Lokasi sumur aktif juga terletak
Technical Conference and Exhibition, Amsterdam,
dalam kluster ini. Dengan skenario ini maka lapisan Netherlands.
batubara pada antiklin di luar area sumur aktif dapat
ditambang tanpa menghentikan produksi minyak. Kanu, A. U. dan Obi, O. M., 2014, “Advancement in
Material Balance Analysis”, SPE 172415-MS, the
Simulasi Skenario Dasar menghasilkan faktor
SPE Nigeria Annual International Conference and
perolehan minyak maksimal sebesar 19.7%, atau
Exhibition, Lagos, Nigeria.
terdapat penambahan 2.7% dari faktor perolehan
pada akhir penyelarasan. Skenario-1 menghasilkan Khan, S. A., Al-Shabeeb, A. N., Jani, Z., Azoug, Y.,
faktor perolehan minyak maksimal sebesar 22.3%, Minh, N., dan Patel, H., 2012, “Development
atau meningkat sebesar 5.3% dari faktor perolehan of Flank Areas in A Giant Carbonate Field with
Optimal Well Placement of Horizontal Wells”, SPE
pada akhir penyelarasan. Tambahan ini dua kali lebih
161591-MS, Abu Dhabi International Petroleum
besar dari Skenario Dasar yang hanya mengandalkan
Conference and Exhibition, Abu Dhabi, UAE.
tenaga dorong alami reservoir. Skenario-2
menghasilkan peningkatan faktor perolehan 23.7% Kozlova, A., Li, Z., Natvig, J. R., Zhou, Y., Bratvedt,
atau naik 6.7% dibandingkan faktor perolehan pada K., dan Lee, S. H., 2015, “A Real-Field Multiscale
akhir penyelarasan. Dengan demikian, Skenario-2 Balck-Oil Reservoir Simulator”, SPE 173226-
MS, the SPE Reservoir Simulation Symposium,
merupakan skenario pengembangan lapangan tahap
Houston, Texas, USA.
lanjut yang menghasilkan faktor perolehan minyak
paling optimal. Liu, B., Wang, X., Tu, A., Zhang, S., Jiang, Z.,
dan Fu, J., 2016, “Cluster Wells Applied in
UCAPAN TERIMA KASIH Wetland Environment in North Azadegan”, SPE
178191-MS, the SPE/IADC Middle East Drilling
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Technology Conference and Exhibition, Abu Dhabi,
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak UAE.
dan Gas Bumi “LEMIGAS” atas izin dan dukungan Ling, K., Han, G., Shen, Z., dan Zhang, H., 2012,
yang diberikan sehingga studi ini bisa diselesaikan. “Optimization of Horizontal Well Design to
Maximize Recoverable Hydrocarbon”, SPE
KEPUSTAKAAN 151531-MS, the SPE International Production &
Ahmed, T. dan McKinney, P. D., 2005, “Advanced Exhibition, Doha, Qatar.
Reservoir Engineering”, Gulf Professional Rukmana, D., Kristanto, D., dan Aji, D. C., 2012,
Publishing - Elsevier, USA. “Teknik Reservoir: Teori dan Aplikasi”, Percetakan
Alvarez, J. M. dan Sawatzky, R. P., 2013, Pohon Cahaya, Yogyakarta.
“Waterflooding: Same Old, Same Old?”, SPE Usman, 2015, “Investigation the Risk of Introducing
165406-MS, the SPE Heavy Oil Conference- Produced Water to Freshwater Injection System”,
Canada, Calgary, Alberta, Canada. Scienti¿c Contributions Oil & Gas, Vol. 38(1),
25-37.
Bradley, H. W., 2005, “Petroleum Engineering
Handbook”, Society of Petroleum Engineers, Ninth Vittoratos, E. S., Zhu, Z., dan West, C. C., 2014,
Printing, Richardson, TX, USA. “Optimal Waterflooding Voidage Management
Signi¿cantly Increases Oil Recovery with Minimal
Chan, K. S., Masoudi, R., Karkooti, H., Shaedin, Incremental Cost”, SPE 171937-MS, Abu Dhabi
R., dan Othman, M. B., 2014, ”Smart-Horizontal International Petroleum Exhibition and Conference,
Drilling and Complettion for Effective Development Abu Dhabi, UAE.

11

Anda mungkin juga menyukai