Anda di halaman 1dari 22

BAB II TINJAUAN UMUM

Fasilitas produksi permukaan (surface facility) adalah rangkaian beberapa


fasilitas untuk memproses fluida dari dasar sumur (subsurface). Separator adalah
bagian dari fasilitas produksi yang digunakan pada proses produksi di semua
lapangan minyak. Alat ini berbentuk tabung bertekanan yang berfungsi sebagai alat
pemisahan fluida dari sumur menjadi dua fasa atau tiga fasa. Di dalam alat tersebut,
fasa cairan yang terdiri dari minyak dan air akan mengalir ke bagian bawah
separator, sedangkan gas akan mengalir ke bagian atasnya. Separator dapat
dioperasikan untuk di darat maupun di lepas pantai (offshore). Perancangan yang
tepat dari sebuah separator sangat penting dilakukan untuk mendapatkan fluida
produksi yang diinginkan berdasarkan flowrate serta fluid properties dari fluida
tersebut.

II.1 Prinsip Pemisahan Pada Separator


Separator adalah sebuah tabung bertekanan yang digunakan untuk
memisahkan fluida sumur yang terdiri dari cairan (minyak dan air) dan gas,
dimana pemisahannya terjadi dari beberapa proses, yaitu:
- Prinsip penurunan tekanan
- Gravity settling
- Turbulensi aliran atau perubahan aliran
- Pemecahan atau tumbukan fluida
Untuk mendapatkan efisiensi kerja yang stabil dengan kondisi yang
bervariasi, gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai
berikut:
- Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran
fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar.
- Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran
kecil dengan prinsip gravity settling.
- Mist Extractor, alat ini berbentuk filter yang berfungsi untuk memisahkan
tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut).

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
- Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama pada
kondisi over pressure.
Gravity settling adalah proses fluida yang masuk dari inlet separator jatuh
ke bawah di dalam bejana tersebut akibat gaya gravitasi. Di dalam block station
atau stasiun pengumpul, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat
juga separator uji yang berfungsi untuk melakukan tes produksi suatu sumur dan
dari separator tes ini laju produksi sumur bisa didapat dimana Qo dan Qw diperoleh
dari flow meter, sedangkan Qg diperoleh dari pencatatan orifice flow meter (orifice
plate) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya.
Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi
tiga yaitu:
- Separator tekanan tinggi (750 hingga 1500 psi)
- Separator tekanan sedang (230 hingga 700 psi)
- Separator tekanan rendah (10 hingga 225 psi)

II.2 Jenis Separator


Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator produksi
berdasarkan bentuknya, jumlah fasa yang dipisahkan, dan tekanan operasi yang
dibutuhkan.

II.2.1 Jenis Separator Berdasarkan Bentuknya


Berdasarkan bentuknya, umumnya separator di lapangan minyak dan gas
memiliki tiga macam bentuk yang berbeda dan memiliki keuntungan dan kerugian
dari masing-masing bentuknya. Dalam pemilihan bentuk separator yang akan
diaplikasikan harus memperhatikan beberapa parameter diantaranya adalah
efisiensi tempat, nilai Gas Oil Ratio (GOR), Efisiensi pemisahan, kapasitas, dan
yang paling penting adalah keekonomisan. Tiga macam bentuk separator yaitu;
separator horizontal, separator vertikal, dan separator spherical.
a) Separator Horizontal
Separator jenis ini memiliki bentuk tabung yang posisinya
melebar/horizontal. Separator jenis horizontal merupakan jenis separator yang
paling efisien untuk mengolah volume gas dalam jumlah besar dan cocok untuk
fluida yang memiliki GOR (Gas Oil Ratio) yang tinggi. Beberapa keuntungan dari

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
separator ini adalah pengiriman yang lebih mudah, baik untuk minyak yang
berbuih maupun yang tidak, dan tidak diperlukan diameter yang besar untuk jenis
gas tertentu.
Karena permukaannya yang lebar dan panjang, separator horizontal ini
memiliki retention time fluida yang relatif lebih lama sehingga proses
pemisahannya lebih optimal. Kekurangan dari separator jenis ini adalah sukar
membersihkan pasir, karena membutuhkan luas alas yang besar dan pengontrolan
level cairan tidak mudah (Arnold, 2008). Berikut adalah Gambar II.1 yaitu
separator yang berbentuk horizontal dengan beberapa alat tambahan didalamnya.

Gambar II.1 Separator Horizontal (Arnold k. d., 2008)

b) Separator Vertikal
Separator jenis vertikal memiliki bentuk yang serupa seperti tipe
horizontal namun dipasang secara vertikal. Umumnya separator jenis vertikal
digunakan di lapangan lepas pantai. Jenis separator ini digunakan untuk
memisahkan fluida produksi yang memiliki Gas Liquid Ratio (GLR) yang tinggi,
separator ini memiliki kelebihan dapat menampung jumlah pasir yang besar dan
mudah dibersihkan dibandingkan dengan separator jenis horizontal serta memiliki
jumlah kapasitas penampungan cairan yang rendah. Kelebihan lain yang dimiliki
separator jenis vertikal adalah pengontrolan cairan yang terbilang mudah, dan
sedikit sekali kecenderungan akan penguapan kembali dari cairannya. Adapun
beberapa kekurangan yang dimiliki oleh separator jenis ini adalah proses
pengiriman sulit dilakukan, membutuhkan diameter yang lebih besar untuk
kapasitas gas tertentu, serta memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
dengan separator horizontal (Arnold, 2008). Berikut adalah Gambar II.2 yaitu
separator yang berbentuk vertikal dengan beberapa alat tambahan didalamnya.

Gambar II.2 Separator Vertikal (Arnold k. d., 2008)

c) Separator Spherical
Separator spherical memiliki bentuk yang berbeda dari separator
horizontal dan separator vertikal, separator ini memiliki bentuk bundar seperti
bola. Jenis separator ini digunakan untuk memisahkan zat yang memiliki GLR
kecil hingga sedang namun dapat beroperasi pada tekanan tinggi, karena jenis ini
memiliki pemisahan dan kapasitas gas yang terbatas (Abdel Aal, 2003). Pada
penerapan di industri minyak dan gas bumi separator jenis ini jarang digunakan
karena dianggap kurang efisien dalam memisahkan fluida jika dibandingkan
dengan separator jenis horizontal maupun separator jenis vertikal.
Kelebihannya dari jenis ini adalah lebih mudah untuk dibersihkan serta
dikeringkan, mempunyai bentuk yang kompak sehingga tidak memakan banyak
tempat di area fasilitas produksi, dan memiliki harga yang lebih murah jika
dibandingkan dengan separator jenis vertikal maupun separator jenis horizontal.
Kekurangan dari separator jenis ini adalah memiliki ruang pemisah dan kapasitas

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
surge lebih kecil, dan sistem pengontrolan cairan yang kompleks (Arnold, 2008).
Berikut adalah Gambar II.3 yaitu separator yang berbentuk spherical dengan
beberapa alat tambahan didalamnya.

Gambar II.3 Separator Spherical (Arnold k. d., 2008)

II.2.2 Jenis Separator Berdasarkan Fasa Hasil Pemisahannya


Berdasarkan jumlah fasa pemisahannya separator dapat memisahkan
fluida menjadi dua macam fasa pemisahan, yaitu terdiri dari pemisahan dua fasa
dan pemisahan tiga fasa.
a) Separator Dua Fasa
Separator ini dapat memisahkan fluida sumur dari fasa yang masih
bercampur menjadi dua fasa terpisah yaitu fasa gas dan fasa cair (Gas-Liquid
Separator) serta dapat memisahkan 1 fasa yaitu minyak dan air (Liquid-Liquid
Separator) (Indrayanto, 2017).
b) Separator Tiga Fasa
Separator jenis ini dapat memisahkan fluida sumur dari fasa yang masih
bercampur menjadi tiga fasa terpisah yaitu fasa minyak, fasa air, dan fasa gas.

II.3 Bagian Utama Separator


Di dalam bejana separator dapat dibagi menjadi empat bagian pemisahan
utama yaitu pada saat fluida memasuki separator, fluida cairan jatuh ke bawah

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
akibat gravitasi, fluida gas naik keatas yang memenuhi ruang, dan pengumpulan
liquid di dekat outlet fasa cair.
a) Primary Separation Section
Bagian utama separator yang digunakan untuk mengumpulkan sebagian
besar fluida yang masuk ke separator. Alat yang digunakan pada bagian ini adalah
inlet diverter. Pada bagian ini, fluida dari inlet yang menubruk diverter akan
mengalami perubahan kecepatan dan arah.
b) Secondary Separation atau Gravity Settling Section
Bagian dari separator yang digunakan untuk memisahkan butiran cairan
yang sangat kecil (mist). Prinsip utama dari proses pemisahan pada bagian ini
berdasarkan sistem gravitasi. Prinsip dasarnya adalah masing-masing fluida akan
terpisah berdasarkan berat jenis yang dimiliki (API, 2008).
c) Mist Extraction Section
Bagian utama separator yang digunakan untuk memisahkan butiran cairan
yang sangat kecil untuk membentuk butiran cairan yang besar.
d) Liquid Accumulation Section
Bagian utama separator yang digunakan sebagai tempat penampungan
semua cairan yang sudah terbebas atau terpisahkan dari gas.

II.4 Peralatan Separator


Peralatan yang ada di separator dibedakan menjadi dua yaitu di dalam
separator dan di luar separator.

II.4.1 Peralatan Bagian Dalam Separator


Umumnya separator memiliki prinsip gravitasi, namun lebih efektif jika
ditambahkan peralatan di dalam separator seperti; inlet diverter, mist extractor,
standpipe, vortex breaker, straightening vanes, dan weir.
a) Inlet Nozzle dan Output Nozzle
Pada separator terdapat inlet nozzle yang merupakan mulut pipa sebagai
tempat masuknya fluida dari flowline/line sementara output nozzle merupakan
mulut pipa sebagai tempat keluarnya fluida meninggalkan separator. Pada
penentuan ukuran inlet/outlet nozzle beberapa kriteria yang menentukan adalah
velocity campuran fluida, momentum, densitas campuran fluida, dan jenis inlet

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
device yang digunakan. Dalam menentukan ukuran diameter nozzle dapat
disamakan dengan ukuran diameter pipa yang terhubung namun tetap harus
mempertimbangkan kriteria yang telah disebutkan.
b) Inlet Devices/Inlet Diverter
Untuk meningkatkan performa dari separator yang dipakai maka di
perlukan penggunaan inlet device yang cocok. Terdapat beberapa jenis inlet
devices diantaranya yaitu half open pipe, vane type inlet, flat impact plates, dan
cyclone-cluster inlet. Penggunaan masing-masing jenis tersebut bergantung pada
segi ekonomis dan karakteristik fluida pada formasi. Inlet Device/Inlet Diverter
adalah plat setelah inlet nozzle pada separator yang memiliki fungsi untuk
menahan laju aliran fluida. Fluida dari inlet yang menubruk diverter akan
mengalami perubahan kecepatan dan arah, biasanya fluida cair akan jatuh dan
terkumpul di bawah, sementara gas akan tetap dilalui karena sifatnya yang
menyebar ke segala arah. Di fabricator lain, mungkin akan menyebut diverter
sebagai deflector. Deflector dan diverter adalah sama fungsinya, hanya mungkin
berbeda penamaannya saja (Arnold k. d., 2008). Berikut adalah Gambar II.4 yaitu
inlet diverter yang dapat memecahkan aliran, mengubah arah aliran.

Gambar II.4 Inlet Diverter (Abdullah, 2017)

c) Mist Extractor
Alat ini berbentuk filter yang berfungsi untuk memisahkan cairan dari gas
sebelum gas keluar dari separator. Selain Mist Extractor dapat digunakan juga
beberapa alat serupa yang memiliki fungsi yang sama yaitu demister pad, vane
pack, dan wire mesh. Cara kerja dari mist extractor adalah setelah gas dan liquid
terpisah secara gravitasi maka akan melewati mist extractor untuk ditangkap

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
butiran-butiran cairan atau kabut yang memiliki ukuran lebih besar dari 10 micron
(Arnold k. , 1986). Berikut adalah Gambar II.5 yaitu mist extractor yang dapat
menangkap droplet cairan yang masih terdapat di area gas.

Gambar II.5 (Abdullah, 2017)

d) Standpipe
Standpipe adalah pipa yang dipasang tegak lurus yang terletak pada bagian
dalam separator dan mempunyai outlet untuk fluida yang ringan. Tujuannya agar
fluida yang lebih ringan yaitu minyak dapat mengalir masuk melalui pipa yang
sudah diatur ketinggiannya agar outlet minyak tidak bercampur dengan air.
e) Vortex Breaker
Vortex breaker merupakan alat yang berada di dalam separator yang
memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya pusaran pada saat pengeluaran cairan
atau pada saat liquid control valve terbuka. Alat ini memiliki bentuk berupa pipa
yang memiliki lubang di bagian bawahnya untuk tempat masuknya cairan.
Penggunaan dari Vortex breaker juga bertujuan untuk mencegah keluarnya
gas/vapor pada outlet cairan. Berikut Gambar II.6 adalah vortex breaker.

Gambar II.6 Vortex Breaker (Abdullah, 2017)

10

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
f) Straightening Vanes
Pada umumnya ditemukan pada separator horizontal yang di letakan
seperti plate yang disusun keatas pada permukaan liquid section, dimana alat ini
akan merubah arah gas dari inlet dan mengurangi turbulensi dari inlet deflector.
Berikut adalah Gambar II.7 yaitu straightening vanes yang dapat mengurangi
turbulensi aliran.

Gambar II.7 Straightening Vanes (Abdullah, 2017)

g) Weir
Weir adalah dinding yang dipasang tegak lurus di dalam separator.
Peralatan ini mempunyai fungsi untuk pemisah ruangan dan menahan cairan di
dalam separator sebelum cairan meninggalkan separator sehingga membantu
meningkatkan waktu tinggal yang lama dari cairan.

II.4.2 Peralatan Bagian Luar Separator


Di luar separator juga terdapat alat-alat yang wajib dipasang untuk
memaksimalkan proses pemisahan pada hidrokarbon seperti; pressure gauge,
sight glasses, safety valve, level controller, pressure controller.
a) Pressure Gauge
Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur tekanan-tekanan pada inlet
separator, bejana, dan outlet separator dalam satuan psia. Biasanya pressure
gauge terletak bersebelahan dengan sight glasses.
b) Sight Glasses
Pada separator tiga fasa, permukaan cairan terbagi atas dua fasa
yaitu condensate dan air, maka dengan menggunakan sight glass dapat dilihat
posisi permukaan antara kedua cairan tersebut. Biasanya alat ini diletakkan
dibadan pada bagian luar separator.

11

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
c) Safety Relief Valve
Alat ini akan bekerja bila tekanan didalam bejana melebihi tekanan yang
sudah diatur pada safety relief valve, dengan cara membuka safety relief valve,
untuk membuang tekanan lebih di dalam separator secara otomatis. Biasanya alat
ini diletakkan di bagian luar separator.
d) Rupture Disc
Prinsip alat ini sama dengan safety relief valve yang berguna untuk
melindungi separator jika tekanan terlalu tinggi dan safety relief valve tidak
berfungsi, tekanan separator akan memecah plate di dalam rupture disc.
Umumnya alat ini diletakkan di bagian luar separator.
e) Level Controller
Sebagai pengontrol permukaan liquid (liquid level controller). Tinggi
permukaan liquid di dalam separator diatur sedemikian rupa agar separator dapat
bekerja sebagaimana mestinya. Kontrol alat ini dipasang pada liquid outlet dan
dihubungkan dengan floater atau displacer dan control valve (Arnold k. , 1986).
f) Pressure Controller
Valve ini dipasang untuk menjaga agar tekanan sesuai pada
pengaturannnya. Separator diatur pada tekanan tertentu agar pemisahan gas dan
liquid berhasil dengan baik. Untuk menjaga tekanan separator agar sesuai dengan
tekanan yang sudah ditentukan, dan untuk mengatur tekanan pada outlet minyak,
gas, dan air. Sementara itu, pressure controller pada gas juga berfungsi untuk
mengontrol serta mengatur jumlah gas yang keluar dari separator. Biasanya alat
ini diletakkan dekat dengan separator (Arnold k. , 1986).

II.5 Macam-Macam Instrumen Separator


Instrumen tambahan biasanya dipasang pada bagian dalam separator untuk
memaksimalkan proses pemisahan. Terdapat tiga macam instrumen separator
yang biasanya digunakan pada industri migas, yaitu; weir, boot, dan standpipe.
Dalam aplikasi di lapangan masing- masing instrumen yang telah disebutkan
sebelumnya memiliki persyaratan desain yang berbeda-beda sesuai dengan laju
alir fluida, besar separator, dan karakteristik fluida produksi. Pemilihan
instrumen separator yang tepat sangat penting dilakukan untuk memaksimalkan
fluida hasil pemisahan.

12

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
a) Separator dengan Weir
Separator dengan weir tetap menggunakan prinsip gravity settling, namun
ditambahkan instrumen seperti plat. Weir digunakan untuk pemaksimalan
pemisahan antara minyak dan air. Pada separator dengan weir pemisahan dibagi
menjadi 2 compartment yaitu daerah yang berisi dominan air dan daerah yang
berisi dominan minyak. Dalam mendesain separator dengan weir kecepatan
horizontal gas harus lebih kecil dari kecepatan terminal gas agar terjadi pemisahan
antara gas dengan cairan (Gas Processors Supplier Association, 2012). Berikut
adalah Gambar II.8 yaitu separator horizontal dengan menggunakan weir.

Gambar II.8 Separator dengan Weir (Arnold k. d., 2008)

b) Separator dengan Boot


Boot umumnya digunakan ketika laju alir dari air relative kecil yaitu
berkisar 15-20% dari total laju alir liquid. Tinggi boot minimal 800 mm dan
maksimal 1500 mm. Selain itu, diameter boot juga harus disesuaikan dengan
panjang dari separator horizontal agar terjadi pemisahan. Untuk separator dengan
diameter kurang dari 750 mm maka tidak disarankan memakai boot. Boot dapat
diterima apabila kecepatan maksimal liquid lebih kecil daripada kecepatan
terminalnya sebab apabila kecepatan liquid lebih besar daripada kecepatan
terminalnya maka pemisahan tidak akan terjadi (Gas Processors Supplier

13

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
Association, 2012). Berikut adalah Gambar II.9 yaitu separator horizontal dengan
menggunakan boot dan menggunakan baffle.

Gambar II.9 Separator dengan Boot (Arnold k. d., 2008)

c) Separator dengan Standpipe


Standpipe adalah pipa yang berada didalam separator sebagai outlet untuk
fasa yang lebih ringan yaitu minyak. Biasanya digunakan di lepas pantai juga
memiliki laju alir air yang tinggi (Gas Processors Supplier Association, 2012).

Gambar II.10 Separator dengan Standpipe (Arnold k. d., 2008)

14

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
Pada Gambar II.10 diatas akan dibahas lebih detail kalkulasi tinggi dari
level-level liquid dan volume dari liquid-liquid tersebut.

II.6 Perhitungan Desain Separator Horizontal


Dalam melakukan perhitungan desain untuk separator horizontal tiga fasa,
metoda dan pedoman yang digunakan menggunakan Gas Processors Suppliers
Association (GPSA) Engineering Data Book 13th Edition (Electronic).
Parameter-parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan ini mengacu kepada
pemisahan dan penempatan level liquid, misalnya; droplet size, kecepatan
terminal, retention time, settling time, surge time, volume tiap-tiap level liquid,
dibahas secara rinci pada bab ini.

II.6.1 Ukuran Droplet


Droplet adalah butir-butir suatu larutan fasa dispersi yang terlarut dalam
fasa larutan lainnya yaitu fasa kontinyu. Pada kasus ini, terdapat tiga macam
droplet yaitu; oil in water, water in oil, dan oil in gas.
a) Oil in Water
Droplet oil in water mencerminkan air berada pada fasa kontiyu,
sedangkan minyak pada fase dispersi; yang mengartikan terdapatnya butir-butir
minyak pada larutan air. Sebagian dari droplet minyak ini dapat terbawa oleh fasa
air di outlet air, dan droplet inilah yang harus dipisahkan dari fasa air. Umumnya,
droplet ini memiliki ukuran 200 sampai 500 micron (Abdullah, 2017).
b) Water in Oil
Droplet water in oil memiliki prinsip yang sama seperti oil in water,
namun larutan air berada pada fasa dispersi, sedangkan minyak pada fasa
kontinyu. Umumnya, droplet air memiliki ukuran yang lebih besar dari droplet
minyak yaitu 300 sampai 600 micron.
c) Oil in Gas
Droplet oil in gas mencerminkan gas berada pada fasa kontiyu, sedangkan
minyak pada fasa dispersi. Pada pemisahan dengan prinsip gravitasi tidak mudah
untuk memisahkan droplet minyak yang berukuran kecil pada fasa gas. Efisiensi
dari pemisahan minyak pada fasa gas bergantung dari kebutuhan pemisahan

15

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
droplet minyak. Umumnya, separator dapat membawa droplet minyak di dalam
fasa gas dengan ukuran 150 micron.
Ukuran droplet diperlukan untuk mengetahui kecepatan terminal dari
masing-masing jenis droplet. Penentuan ukuran droplet dapat diasumsikan.
Berikut Tabel II.1 adalah ringkasan ukuran droplet berdasarkan Gas Processing
Suppliers Association (GPSA) Standard.

Tabel II.1 Range Droplet (Gas Processors Supplier Association, 2012)

Droplet Size Removal Micron (m)


Oil in Gas 150
Oil in Water 200-500
Water in Oil 300-600

Droplet size dapat dihitung dengan persamaan Stoke’s Law Region:


1
μ2 3
Dp = K CR [ ]
gρl (ρl − ρg )
Keterangan:
Dp = Droplet size (µm)
KCR = Konstanta Proporsionalitas, konstanta ini tergantung pada Reynold
Number
g = Percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
µ = viskositas (cP)
ρl = densitas cairan (kg/m3)
ρg = densitas gas (kg/m3)

II.6.2 Kecepatan Terminal


Gravity Settling merupakan salah satu cara pemisahan yang terdapat dalam
separator, droplet dari liquid akan terpisah menggunakan hukum gaya gravitasi.
Droplet liquid yang berada dalam gas mempunyai kecepatan sendiri yaitu
terminal velocity. Kecepatan terminal adalah kecepatan yang dibutuhkan partikel
dispersi untuk memisah dari fasa dispersi menuju fasa kontinyu, memiliki arah
keatas atau kebawah. Pada masing-masing fluida baik minyak, air, dan gas apabila

16

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
memasuki tahap pemisahan di separator, tidak semua fluida dapat terpisah secara
sempurna. Range droplet minimal yang dapat dipisahkan dapat dilihat pada tabel
II.1 Jika ukuran lebih kecil dari tabel II.1 maka droplet tersebut akan terbawa
pada fasa kontinyu. Untuk menentukan terminal velocity terdapat tiga hukum
yaitu; Stoke’s Law, Intermediate Law, dan Newton’s Law.
Stoke’s Law digunakan apabila Reynold Number tidak lebih dari 2.
Biasanya Stoke’s Law dapat diaplikasikan untuk ukuran droplet yang kecil
dan/atau viskositas yang tinggi pada fasa liquid, menggunakan nilai Kcr 0.033.
Rumus untuk Stoke’s Law adalah:
1000𝐷𝑝 2 (𝜌𝑙 − 𝜌𝑔 )
𝑉𝑡 =
18𝜋
Keterangan:
Vt = Kecepatan terminal (m/s)
Intermediate Law digunakan untuk Reynold Number berkisar antara 2
sampai 500; menggunakan nilai Kcr 0,435. Hukum ini biasanya berlaku untuk
kebanyakan pengaplikasian gas-liquid yang dihadapi di proses gas. Berikut rumus
Intermediate Law:
2.94𝑔0.71 𝐷𝑝 1.14 (𝜌𝑙 − 𝜌𝑔 )0.71
𝑉𝑡 =
𝜌𝑔 0.29 𝜋 0.45
Newton Law berperan saat Reynold Number berkisar antara 500 sampai
200,000. Dan kebanyakan droplet yang dipisahkan terbilang cukup besar. Kcr yang
digunakan yaitu 23.64. Berikut rumus untuk Newton’s Law:

𝑔𝐷𝑝 (𝜌𝑙 − 𝜌𝑔 )
𝑉𝑡 = 1.74√
𝜌𝑔

II.6.3 Liquid Accumulation Section


Tujuan dengan adanya pembagian seksi dalam separator ini adalah untuk
menjaga atau mengontrol waktu pemisahan yang sudah seharusnya menjadi
standar dalam perhitungan pemisahan fluida berdasarkan prosedur yang sudah
ditetapkan sesuai dengan petunjuk buku Gas Processors Suppliers Association
(GPSA) Engineering Data Book 13th Edition. Gambar-gambar yang akan
dipaparkan dibawah merupakan batas-batas dari level-level minyak yang ada di

17

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
separator horizontal tiga fasa dengan Weir, Standpipe, dan Boot yaitu light liquid
phase maupun level-level air yaitu heavy liquid phase. Dimana level-level liquid
tersebut ditentukan dari faktor surge time, retention time, dan settling time yang
akan dijelaskan selanjutnya. Berikut adalah gambar dari liquid level pada
masing-masing instrumen separator.

Gambar II.11 Fasa-fasa Separator Horizontal dengan Standpipe (Abdullah, 2017)

Gambar II.12 Fasa-fasa Separator Horizontal dengan Weir (Abdullah, 2017)

18

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
Gambar II.13 Fasa-fasa Separator Horizontal dengan Boot (Abdullah, 2017)

Keterangan:
Liqht Liquid Phase = Seksi fasa minyak
Heavy Liquid Phase = Seksi fasa air
Selanjutnya, untuk perhitungan tentang pemisahan level-level liquid,
terdapat beberapa istilah yang didefinisikan dibawah ini yaitu; retention time,
settling time, surge time, total surge time, high level surge time, low level surge
time; perhitungan tersebut harus dikalkulasi agar dapat menentukan durasi waktu
pemisahan dari droplet yang berada di fasa dispersi keluar menuju fasa
kontinyunya. Berikut adalah Gambar II.14 yaitu penjelasan dari level-level liquid
minyak dari Low-Low Level Liquid (LLL) sampai High-High Level Liquid
(HHLL).

Gambar II.14 Level Heights and Surge Volumes (Arnold k. , 1986)

19

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
a) Retention Time
Retention time adalah waktu paling lama yang dibutuhkan droplet fasa
dispersi untuk keluar dari fasa kontinyu. Umumnya, retention time yang
digunakan adalah 10 menit. Retention time dapat diartikan sebagai perbandingan
antar selisih volume dari liquid level dengan laju alirnya (Arnold K. , 1990).
V1 − V2
retention time =
Q

Dimana:
V1 = Volume liquid level pertama (m3)
V2 = Volume liquid level kedua (m3)
Q = Laju alir fasa kontinyu (m3/h)

b) Settling Time
Settling Time adalah waktu yang sebenarnya dari pemisahan droplet fasa
dispersi untuk keluar dari fasa kontinyu, atau waktu yang dibutuhkan untuk terjadi
pemisahan dari level yang paling bawah; yang berisi fasa kontinyu air; hingga
yang paling atas; yang berisi fasa kontinyu minyak. Satuannya adalah menit.
Besarannya diambil dari membandingkan nilai dari selisih ketinggian liquid level
terhadap kecepatan terminalnya. Dibawah ini adalah rumus dari settling time:
H1 − H 2
Settling time =
Vt
Dimana:
H1 = Ketinggian liquid level pertama (m)

H2 = Ketinggian liquid level kedua (m)


Vt = Kecepatan terminal (m/s)

c) Surge time
Definisi surge time sama dengan settling time, namun untuk perhitungan
surge time digunakan antara Low Liquid Level (LLL) sampai High Liquid Level
(HLL), satuannya menit. Dapat diartikan surge time digunakan untuk perhitungan
level-level minyak, dan digunakan juga untuk dua hingga tiga level dalam satu
perhitungan. Waktu yang dibutuhkan antara dua level tersebut adalah setengah
dari retention time (Gas Processors Supplier Association, 2012).

20

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
H1 − H2
Surge Time = x 60
Vt

Dimana:

H1 = Ketinggian liquid level pertama (m)

H2 = Ketinggian liquid level kedua (m)

Vt = Kecepatan terminal (m/s)


d) Total Surge time
Total surge time adalah waktu yang dibutuhkan dari level High-High
Liquid Level (HHLL) hingga Low-Low Liquid Level (LLLL) dalam operasi
pemisahan tanpa adanya shutdown. Waktu ini diatur berdasarkan dengan masing
masing kisaran level yang telah ditentukan sebelumnya.
e) High Level Surge Time
High Level Surge Time merupakan waktu minimum yang dibutuhkan dari
level HLL sampai ke HHLL. Umumnya waktu yang digunakan untuk mencapai
HHLL adalah sekitar satu hingga dua menit.
f) Low Level Surge Time
Low Level Surge Time adalah waktu minimum yang dibutuhkan untuk dari
level LLLL sampai ke LLL. Umumnya waktu yang digunakan untuk mencapai
LLL adalah sekitar satu hingga dua menit.

II.6.4 Volume Separator


Untuk mengetahui volume yang dapat ditampung di separator tersebut
perlu diperhitungkan volume separator. Volume separator juga dapat ditentukan
secara sebagian (partial volume). Volume secara partial dapat disesuaikan dengan
ketinggian aktual seperti ketinggian dari dasar hingga LLL ataupun ketinggian
dari dasar hingga Normal Liquid Level (NLL). Berikut rumus dari partial volume
berdasarkan GPSA:
1 1
Partial Volume =  K1 D3   f ( Ze ) +  D2 L   f ( Zc )
6 4
  − sin ( )  cos ( ) 
2
H   2 H1 
f ( Ze ) = −  1    −3 +  f ( Zc ) =  
 D  D    

21

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
Perhitungan volume secara partial hanya dapat dikalkulasi dari dasar. Jika
ingin menghitung dari level tertentu, dapat menggunakan rumus volume fraction.
Perhitungan dengan cara volume fraction lebih mudah diterapkan apabila level
minyak dan air dihitung bersamaan. Dengan kata lain fasa minyak tepat berada di
atas fasa air. Dibawah ini adalah rumus Cylindrical height and area converstion
yang dapat merubah ketinggian hingga mendapatkan data luas area yang
diinginkan.
𝑎+𝑐𝑥+𝑒𝑥 2 +𝑔𝑥 3 +𝑖𝑥 4
𝑦 = 1+𝑏𝑥+𝑑𝑥 2 +𝑓𝑥 3 +ℎ𝑥 4
𝐴
𝑦 = 𝐴𝑇
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝐴𝑇 = 𝐷

𝑥 = 𝐻/𝐷
Dimana:
a = -0,00475593
b = 3,924091
c = 0,174875
d = -6,358805
e = 5,668973
f = 4,018448
g = -4,916411
h = -1,801705
i = -0,145348

II.6.5 Gravity Settling


Analisa pemisahan gravitasi dilakukan dengan terlebih dahulu dimulai
dengan keseimbangan gaya pada partikel tunggal. Dua gaya utama dalam sistem
ini adalah gravitasi dan drag. Gravitasi bertindak untuk menarik komponen yang
lebih berat ke bawah sementara drag yang dialami oleh partikel ketika bergerak
melalui cairan, dan bertindak dalam arah yang berlawanan dengan arah partikel
perjalanan. Titik di mana gaya drag dan gaya gravitasi sama bisa disebut dengan
kecepatan terminal partikel (Vt). Arah gerakan partikel akan tergantung terhadap
kepadatan droplet yang lebih tinggi atau lebih rendah dari cairan yang terkandung.

22

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
Jika kepadatan partikel lebih rendah maka akan cenderung naik, sementara jika
lebih tinggi maka akan jatuh (L. Powers, 1990).
Dalam sistem ini yang menetap atau meningkat adalah kecepatan
pemisahan partikel harus lebih besar dari kecepatan aliran fluida agar terjadi
pemisahan. Semakin dekat kecepatan terminalnya dengan kecepatan dari fluida
maka semakin besar kemungkinan partikel yang dibawa dengan cairan. Hal ini
bisa juga disebut sebagai carry-over atau entrainment. Untuk memastikan partikel
terbawa diminimalkan kesetaraan berikut harus dipenuhi kondisi Vt > Vhor.

Gambar II.15 Gaya Gravitasi Terhadap Gaya Drag (L. Powers, 1990)

II.7 Gas-Liquid-Liquid Separator Design


Dibawah ini adalah beberapa jenis separator horizontal yang perlu
didesain baik menggunakan weir, standpipe, dan boot.

II.7.1 Separator Horizontal dengan Weir


Ada beberapa hal yang telah menjadi standar dalam pendesainan separator
horizontal dengan weir seperti yang dijelaskan pada skema penggambaran
dibawah ini. nilai ketinggian minimum Low-Low Interphase Liquid Level
(LLILL) dari dasar adalah 0,3 m, nilai ketinggian minimum Low Interphase
Liquid Level (LILL) yaitu 0,1 m diatas LLILL. Sedangkan ketinggian minimum
Normal Interphase Liquid Level (NILL) adalah 0,15 m dari LILL. Dengan

23

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta
menggunakan weir maka terdapat dua bagian dalam separator yaitu area sebelum
dipasang weir yang umumnya berisi air dan sedikit minyak dan area setelah
dipasang dengan weir yang keseluruhannya telah terisi dengan minyak. Dengan
adanya weir maka minyak pada area sebelah kiri akan jatuh ke sebelah kanan
(Gas Processors Supplier Association, 2012).

II.7.2 Separator Horizontal dengan Standpipe


Beberapa nilai minimal yang perlu diperhatikan dalam pendesainan ini
adalah nilai ketinggian minimum LLILL dari dasar adalah 0,3 m. Nilai ketinggian
minimum LILL yaitu 0,1 m diatas LLILL. Sedangkan ketinggian minimum NILL
adalah 0,15 m dari LILL. Apabila dari hasil perhitungan nilai dari NILL melebihi
nilai minimum makan gunakan angka tersebut untuk perhitungan selanjutnya.
Selanjutnya ketinggian minimum dari HILL adalah 0,15m dari ketinggian NILL
dan ketinggian standpipe adalah sekitar 0,1m dari HILL. Ketinggian minimum
dari LLL adalah 0,3 m dari ketinggian standpipe (Gas Processors Supplier
Association, 2012).

II.7.3 Separator Horizontal dengan Boot


Tinggi boot minimal 800 mm dan maksimal 1500 mm. Selain itu, diameter
boot juga harus disesuaikan dengan panjang dari separator horizontal. Untuk
separator dengan diameter kurang dari 750 mm maka tidak disarankan memakai
boot. Untuk separator dengan diameter antara 750-1500 mm memiliki minimum
diameter boot sebesar 300 mm dan maksimum 0,4D. Untuk separator dengan
diameter antara 1500-2400 mm memiliki minimum diameter boot sebesar 450
mm dan maksimum 0.33D sedangkan separator dengan diameter lebih dari 2400
mm maka minimum diameter boot-nya sebesar 500 mm dan maksimum 0,33D.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan separator horizontal
dengan instrument boot adalah laju alir dari air harus berkisar 15-20% dari total
laju alir liquid. Berikut merupakan gambar workflow dari perencanaan desain
separator horizontal 3 fasa dengan menggunakan instrument boot (Gas
Processors Supplier Association, 2012).

24

Perencanaan desain separator horizontal 3 Fasa di lapangan GA


Gilang Acmalta

Anda mungkin juga menyukai