KELOMPOK 4
1. RADIODIAGNOSTIK
Ilmu radiologi adalah ilmu yang mencakup dua bidang penting yaitu
radiodiagnostik dan radioterapi.Makna radioterapi adalah pengobatan penyakit
dengan menggunakan radiasi.Sedangkan radiodiagnostik adalah diagnosis
menggunkan sinar pengion. Pemeriksaan radiodiagnostik secara umum
menggunakan sinar-X (Sidiq, 2016). Sinar-X adalah pancaran gelombang
elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar
ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga
dapat menembus benda-benda. Sinar-X ditemukan oleh sarjana fisika
berkebangsaan Jerman yaitu W. C. Rontgen tahun 1895. Proses terbentuknya
sinar-X di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament)
dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan mengantarkan
listrik dari transformator, Karena panas maka electron-electron dari katoda
(filament) terlepas, Dengan memberikan tegangan tinggi maka electronelektron
dipercepat gerakannya menuju anoda (target), Elektron-elektron mendadak
dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),
Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut
diafragma, Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin (Souisa,
2014.
Pemanfaatan sumber radiasi semakin pesat. Salah satu sumber radiasi yang
digunakan adalah sinar-X. Beberapa peralatan medis yang menggunakan prinsip
sinar-X yaitu pesawat sinar-X konvensional, CT-scan, mammografi, dental, dan
fluoroskopi. Selain manfaatnya yang besar, penggunaan radiasi sinar-X dalam
dunia medis juga memiliki potensi risiko yang cukup berbahaya bagi manusia dan
lingkungan bila tidak memperhatikan prinsip-prinsip proteksi radiasi. Besarnya
dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maupun pasien dapat diketahui
menggunakan detektor. Setiap detektor harus memiliki respon yang baik terhadap
radiasi yang diterimanya. Keseragaman respon detektor terhadap perubahan
energi dapat dilihat dengan nilai faktor koreksi. Hal tersebut diperlukan agar
detektor menunjukkan nilai dosis radiasi yang sesuai dengan energi radiasi yang
mengenainya (Yeni, 2019).
2. Radioterapi
2. Teknik Radioterapi
a. Radioterapi konformal 3-D
c. Stereotactic radiotherapy
d. Radioimunotherapy
Proses Radioterapi
Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari lima hari dalam seminggu selama 6-7
minggu. Itu tergantung pada ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan umum pasien
dan perawatan lain yang diberikan. Namun untuk keperluan paliatif (misalnya
untuk meredakan nyeri akibat kanker yang bermetastasis ke tulang), biasanya
dibutuhkan waktu 2-3 minggu. Setiap perawatan hanya berlangsung 1-5 menit.
Selama perawatan, pasien tidak akan merasakan apa-apa, hanya menerima rontgen
(rontgen). Namun selama perawatan, pasien harus tetap diam agar pancaran
radiasi mengenai sasaran. Oleh karena itu, bisa dibuat masker atau penyangga
agar bagian tubuh yang diterapi radiasi tidak mengalami perubahan posisi(Darby
et al,2011)
Efek samping dari terapi radiasi bervariasi dari pasien ke pasien. Umumnya, efek
samping ini bergantung pada dosis terapeutik, organ target, dan kondisi
keseluruhan pasien. Setiap terapi radiasi dapat menyebabkan beberapa efek
samping seperti kelelahan, reaksi kulit (kekeringan, kemerahan, nyeri, perubahan
warna dan bisul), penurunan sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan
muntah. Kebotakan dapat terjadi, tetapi hanya di area yang menerima terapi
radiasi(Fithrony et al,2012).
3. Kedokteran Nuklir
Cara sterilisasi dcngan gas etilen oksida sudah mulai ditinggalkan karna adanya
bahaya yang ditimbulkan gas ETO bersifat toksik dan karsinogenik
(West,G,1996).
Secara umum ada dua jenis radiasi pengion yang banyak digunakan untuk
sterilisasi yaitu :
1. Sinar gamma yang dipancarkan dari radioisotop cobalt-60 atau cesium-137
2. Berkas elektron (electron heam) merupakan elektron berenergi tinggi yang
dihasilkan dari akselerator elektron atau mesin berkas elektron.
Baik radiasi berkas elektron atau radiasi sinar gamma memberikan efek yang
sama terhadap materi yang diradiasi yaitu terjadinya perubahan terhadap berbagai
ikatan kimia dan molekuler sel reproduktif dari mikroorganisme(Darwis,D,2006).
Sterilisasi radiasi memiliki beberapa kelebihan dari pada sterilisasi dengan metode
lain, diantara nya ialah :
I. Tidak menimbulkan kenaikan temperatu
2. Dapat menembus kedalam seluruh bagian produk dan dalam kemasan akhir
3. Waktu iradiasi merupakan satu-satunya variable yang dikontrol sehingga proses
dapat dikontrol dengan tepat.
4. Tidak meninggalkan residu.
5. Tidak memerlukan karantina produk setelah diiradiasi
6. Proses sterilisasi cepat (hanya dalam beberapa menit) untuk teknik berkas
elektron.
a. International Standardization Organization (ISO) yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam menentukan dosis sterilisasi, validasi, verifikasi serta persyaratan
lainnya dari produk kesehatan yang akan disterilkan
Radiasi ionisasi dapat diperoleh dua sumber yang berbeda seperti radioisotop
dengan sinar gamma dan juga mesin berkas elektron (MBE). Namun, baik
radioisotop maupun berkas elektron memilki pengaruh yang sama terhadap materi
yang diradiasi yaitu sel menjadi reproduktif dari mikroorganisme dan terjadinya
perubahan terhadap ikatan-ikatan kimianya. Adapun keuntungan menggunakan
sterilisasi radiasi dibandingkan dengan sterilisasi lainnya adalah :
4. Proses sterilisasi cepat (hanya dalam hitungna menit) untuk pengguna berkas
elektron.
Standar ISO 11140-1 telah dirancang oleh Organisasi Standar Internasional (ISO)
untuk menggambarkan sifat dan metode uji indikator kimia yang digunakan dalam
sterilisasi bahan perawatan kesehatan.
Radiasi pengion merupakan salah satu alternatif sterilisasi dingin yang dapat
digunakan untuk mensterilkan produkproduk yang tidak tahan panas seperti
alatalat kedoteran dan tissue graft karena sterilisasi radiasi dilakukan pada suhu
kamar dan tidak menimbulkan kenaikan suhu. Teknologi radiasi untuk sterilisasi
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada dua dekade terakhir. Teknik ini
merupakan pilihan untuk beberapa produk kesehatan dan merupakan metode yang
paling mungkin untuk mensterilkan bahanbahan polimer yang sensitif terhadap
pemanasan. Radiasi dapat menembus ke seluruh bagian produk untuk mencapai
tingkat sterility assurance level (SAL) yang telah ditetapkan. Produk yang
disterilkan dengan cara radiasi pada dosis toleransi maksimum yang dapat
membunuh populasi mikroorganisme tanpa menimbulkan efek kerusakan pada
produk yang disterilkan. Ada dua jenis radiasi pengion yang banyak digunakan
untuk sterilisasi yaitu sinar gamma yang dipancarkan dari radioisotop cobalt-60
atau cesium-137 dan berkas elektron (elektron beam) merupakan elektron
berenergi tinggi yang dihasilkan dari akselerator elektron atau mesin berkas
electron.
Chandra, A., & Rahman, S. (2016). Fungsi Tiroid Pasca Radioterapi Tumor
Ganas Kepala-Leher. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3).745-749
Darwis, D., 2006. Sterilisasi produk kesehatan (Health care products) dengan
radiasi berkas elektron. Risalah Pertemuan Presentasi Ilmiah Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya, 78-86.
Darwis, D, dkk. 2009. Penentuan Dosis Sterilisasi Membran Selulosa Mikroba
Dengan Iradiasi Berkas Elektron berdasarkan ISO 11137, 5(1), 1-12.
Darwis , D,& Basril, A. 2010. Aplikasi Isotop dan Radiasi Dalam Pembuatan dan
Pengembangan Bahan Biomaterial Untuk Keperluan KLINIS. 4(1), 15-
16.
Devanita, S. L. A., Henky, D. Rustyadi, I. B. P. Alit. 2020. Pengetahuan dan
Persepsi Mahasiswa Universitas Udayana Angkatan Tahun 2017 terhadap
Keberadaan Pelayanan Bank Jaringan di Indonesia. E-Jurnal Medika
Udayana, 9: 21-30.
Kodrat, H., Susworo, R., Amalia, T., & Sabariani, R. R. (2016). Radioterapi
Konformal Tiga Dimensi dengan Pesawat Cobalt-60. Radioterapi &
Onkologi Indonesia, 7(1).
Lagendijk JJ, Raaymakers BW, Van den Berg CA, Moerland MA, Philippens ME,
van Vulpen M (November 2014). "MR guidance in radiotherapy". Physics
in Medicine and Biology. 59 (21): 349-369.
Milvita, D. 2009. Analisis Dosis Radiasi Yang Diterima Anak Dalam Kegiatan
Radiodiagnostik Foto Thorak Pada Beberapa Rumah Sakit Di Kota
Padang. JURNAL ILMU FISIKA UNIVERSITAS ANDALAS, 1(1), 11-16
Yeni, N. C., Milvita, D., & Prasetio, H. 2019. Kalibrasi TLD-100 di Udara
Menggunakan Radiasi Sinar-X Pada Rentang Radiation Qualities in
Radiodiagnostic (RQR). JURNAL ILMU FISIKA| UNIVERSITAS
ANDALAS, 11(2), 81-87.
DESKRIPSI TUGAS KELOMPOK 4
TENTANG APLIKASI NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN
1. Dina Sofia menjelaskan tentang materi radiodiagnostik
2. Itqan Athaya menjelaskan tentang radioterapi
3. Nafizah mendeskripsikan tentang kedokteran nuklir
4. Muna masyu abbas disini berbagi tugas dengan husna azizah yang dimana
muna menjelaskan tentang sterilisasi alat sedangka husna menjelaskan
tentag produk kesehatan
5. Hanna menjelaskan tentang bank jaringan di Indonesia
6. Nugi Maulana disini bertugas menyatukan semua makalah dan membuat
PPT makalah tersebut dan menggabungkannya menjadi satu file.