Oleh :
ANUGRAH INDAH
16TKM095
IIIA
Sebagai insan yang bariman kepada Tuhan Yang Maha esa, maka selayaknya kita selalu
memanjatkan rasa syukur kita,karena barkat rahmat dan hidaya-nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah ETIKA INDUSTRI
Dalam pembuatan Makalah ini sekalipun terdapat banyak hambatan dan tantangan,namun
itu semua tidak manjadi semua halangan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas yang telah di
berikan kepada kami,dengan demikian atas segala bantuan bimbingan dari dosen serta karja
sama dari teman-teman sehingga tugas ini dapat di selesaikan dengan baik.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan dan
kekurangan,khususnya pada mata kuliah yang berkaitan dengan materi ini,demikian saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. DEFINISI ETIKA......................................................................................................
B. JENIS-JENIS ETIKA................................................................................................
C. MACAM-MACAM ETIKA......................................................................................
D. ETIKA UMUM DAN ETIKA KHUSUS..................................................................
E. PERBEDAAN PROFESI,PROFESSIONAL DAN PROFESIONALISME.............
F. CIRI-CIRIPROFESI,PROFESSIONAL DAN PROFESIONALISME....................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. KESIMPULAN..........................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Definisi etika
Etika (dalam bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”)
adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.
Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut
baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Salah satu tujuan etika adalah untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia
Etika sendiri terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu meta-etika (studi konsep
etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian etika secara umum adalah suatu
peraturan atau norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan sifat yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang serta
1. Menurut Aristoteles
Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika yang dipelajari sebagai suatu
berhubungan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia.
Sangat terkait dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan
manusia.
2. Menurut K Bertens
Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti
ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup
bermasyrakat
Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah
kode etik
Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama
Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, hak dan kewajiban moral.
Selain itu Etika adalah kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak. Etika juga
1. Etika Filosofis
Secara harfiah etika filosofis dapat dianggap sebagai etika berasal dari aktivitas
berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, etika sebenarnya
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dipisahkan
dari filsafat. Oleh karena itu, jika Anda ingin tahu unsur-unsur etika maka kita harus
bertanya juga tentang unsur-unsur filsafat. Berikut ini menjelaskan dua sifat etika:
empiris adalah ilmu berdasarkan fakta atau beton. Tapi filosofi ini tidak terjadi, filosofi
mencoba untuk melampaui beton seakan bertanya apa yang ada di balik gejala beton.
Cabang filsafat praktis untuk berbicara tentang sesuatu “ada”. Misalnya, filsafat hukum
mempelajari apa itu hukum. Tetapi etika tidak terbatas pada itu, tapi bertanya tentang
“apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat praktis
karena langsung berhubungan dengan apa yang harus dan tidak harus menjadi manusia.
Tapi ingat bahwa etika tidak praktis dalam arti menyajikan resep siap pakai.
2. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika
teologis tidak terbatas pada agama tertentu, tapi setiap agama dapat memiliki etika
teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara
umum, karena banyak unsur di dalamnya yang dalam etika secara umum, dan dapat
Ada perdebatan tentang posisi etis etika filosofis dan teologis di ranah etika.
Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika, ada tiga jawaban yang diusulkan
Revisionisme
kewajiban untuk merevisi etika teologis, benar dan meningkatkan etika filosofis.
Sintesis
mensintesis etika filosofis dan etika teologis sehingga dua jenis etika, untuk
adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika
menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai fenomena paralel. Hal ini
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi
a) Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
b) Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih
bersifat sosiologik.
c) Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam
hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan
merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
C. Macam-macam etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.
3. Profesionalisme
a) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha
mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan
mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian
tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku
yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
b) Meningkatkan dan memelihara imej profesion
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk
selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya
penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup
harian, hubungan dengan individu lainnya.
c) Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang
dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
d) Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion
yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa
bangga dan percaya diri akan profesionnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
etika secara umum adalah suatu peraturan atau norma yang bisa digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan sifat yang baik dan buruk
yang dilakukan oleh seseorang serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab
moral.kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat
dan dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang yang berkeahlian dalam bidang
tertentu, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi
Maha Esa.
B. SARAN
dijunjung tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Belassi, W. and Tukel, OI (1996) A new framework for determining critical
Fan, L., Ho, C. and Ng, V. (2001b) Effect of professional socialisation on quantity Fan,
L., Ho, C. dan Ng, V. (2001b) Pengaruh sosialisasi profesional pada kuantitas
Hong Kong Ethics Development Centre (HKEDC) (1996) Ethics for Professionals Hong