Tugas Ruutin Hukum
Tugas Ruutin Hukum
DISUSUN OLEH :
NIM : 7203520031
KELAS : B Semester 1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020
I. LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR YANG HARUS DITEMPUH
UNTUK MENDIRIKAN PT
Ini yang menjadikan kehususan sebagai individu bagi Perseroan dibandingkan dengan badan
usaha lainnya, jika CV, Firma, UD hanya dikatakan dikatakan badan usaha, namuan Perseroan
dikatakan sebagai Badan Hukum. Artinya perseroan juga merupakan subjek hukum yang dapat
berdiri sendiri, dituntut dan dituntuk di muka pengadilan, tentunya dengan diwakili oleh
organnya yang berurusan.
Yang menjadi pertanyaan awal yakni, jika Perseroan merupakan badan hukum, lalu kapan
predikat itu diperolehnya ?. Kita tau, jika dua orang atau lebih akan menentukan PT maka tentu
akan menyusun rencana, dan membuat Akta Pendirian sekaligus memuat anggaran dasar, dan
menjalankan operasi perusahaan meskipun belum ada penetapan dari Menkumham yang terkait
dengan statusnya sebagai PT.
Status dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan yang belum memperoleh status
badan hukum dapat dilihat dari beberapa aspek berdasarkan UU PT. Jika Perbuatan hukum atas
nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh
semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris
Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab atas tanggung jawab atas perbuatan hukum
tersebut.
Pengaturan mengenai pertanggungjawaban Direksi ini dapat kita temui dalam UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). Berdasarkan Pasal 97 ayat (2) UUPT,
Direksi wajib melaksanakan pengurusan perseroan (“PT”) dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab. Dan setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian PT apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan
tugasnya (lihat Pasal 97 ayat [3] UUPT). Pertanggungjawaban ini berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Direksi apabila ada 2 (dua) orang anggota Direksi atau lebih
(lihat Pasal 97 ayat [4] UUPT).
Meski demikian, UUPT juga memberikan pembatasan tanggung jawab Direksi dalam
pengurusan PT. Pembatasan tanggung jawab Direksi dapat kita temui dalam Pasal 97 ayat (5)
UUPT yang menyebutkan bahwa anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
pribadi atas kerugian PT apabila dapat membuktikan:
Jadi, anggota Direksi dapat dimintai pertanggungjawaban tidak terbatas apabila tidak memenuhi
ketentuan Pasal 97 ayat (5) UUPT (Undang-Undang Perseroan Terbatas).
apakah Dewan Komisaris dapat menonaktifkan anggota Direksi dan begitu juga sebaliknya?
Mengenai hal ini kita dapat merujuk pada ketentuan Pasal 106 UUPT yang menyatakan bahwa
Dewan Komisaris dapat memberhentikan sementara anggota Direksi dengan menyebutkan
alasan dan diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan. Bunyi
selengkapnya Pasal 106 UUPT adalah sebagai berikut:
1. Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan
menyebutkan alasannya.
2. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara
tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan.
3. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
tidak berwenang melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat(1) dan
Pasal 98 ayat(1).
4. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal pemberhentian
sementara harus diselenggarakan RUPS.
5. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) anggota Direksi yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk membela diri.
6. RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut.
7. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, anggota Direksi
yang bersangkutan diberhentikan untuk seterusnya.
8. Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari telah lewat RUPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan,
pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.
9. Bagi Perseroan Terbuka penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (8) berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Berdasarkan ketentuan Pasal 106 UUPT dapat diketahui bahwa Dewan Komisaris dapat
memberhentikan sementara anggota Direksi dan keputusan selanjutnya diserahkan pada RUPS.
Keputusan RUPS dapat menguatkan atau membatalkan keputusan pemberhentian sementara.
Jadi, jelaslah bahwa yang dapat memberhentikan Direksi dari Jabatannya adalah mutlak dari
hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).