Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian pemetaan zona kerentanan gerakan tanah terdapat beberapa


pedoman dalam melakukan zonasi daerah kerentanan gerakan tanah. Pedoman
pemetaan tersebut dibuat dalam rangka menstandarkan agar dapat memperoleh
keseragaman dalam penafsiran dan kualitas output peta kerentanan gerakan tanah.
Salah satu pedoman zonasi kerentanan gerakan tanah yaitu Lampiran III keputusan
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor: 1452 k/10/MEM/2000 tentang
pedoman teknis pemetaan zona kerentanan gerakan tanah.

Berdasarkan pedoman tersebut pemetaan zona kerentanan gerakan tanah dapat


dilakukan dengan pemetaan langsung, pemetaan tidak langsung dan gabungan dari
keduanya. Pemetaan langsung yaitu dengan melakukan pemetaan di lapangan dengan
memperhitungkan beberapa faktor yaitu morfologi, geologi, struktur geologi dan
lainnya. Pada pemetaan tidak langsung dengan melakukan analisis tumpang tindih
(olverlaying) untuk mencari pengaruh faktor-faktor yang terdapat pada peta-peta
parameter terhadap sebaran (distribusi) gerakan tanah, kemudian dilakukan analisis
menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk menetukan zonasi gerakan
tanahnya dan pada metode penggabungan, dari dua metode atau peta yang telah
dihasilkan akan di tumpang tindihkan sehingga dihasilkan peta final/goal map.
Dalam melaksanakan penilitian ini menggunakan metode tidak langsung, metode ini
didasarkan atas perhitungan kerapatan (density) gerakan tanah dan nilai bobot
(weight value) dari masing-masing unit/klas/tipe para setiap peta parameter.

Pelaksanakan penelitian ini dibagi atas beberapa tahap dan sub tahap yaitu
meliputi tahap persiapan atau biasa disebut dengan tahap awal, tahap pengambilan
data, tahap pengolahan data dan penyajian hasil penelitian. Adapun tahap sebagai
berikut :

26
3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian ini, dimana pada tahap ini
terbagi berdasarkan beberapa sub tahap yaitu persiapan administrasi, persiapan alat
dan bahan, informasi lokasi tujuan pengambilan data dan studi tentang. Pada tahap
persiapan inilah sangat menentukan pada saat proses pengambilan data agar efisien
dan efektif.

3.1.1 Persiapan Administrasi


Persiapan administrasi merupakan persiapan persuratan dan perizinan
dalam melaksanakan pengambilan data pada lokasi pengambilan data.

3.1.2 Studi Literatur/Studi Pustaka


Studi literatur atau biasa juga disebut dengan studi pustaka merupakan
pembekalan/pengumpulan infomasi yang terkait dengan teori-teori, jurnal
tentang topik penelitian ini dan tentang lokasi penelitian, studi literatur ini
diperlukan karena memudahkan dalam melakukan penelitian, pengambilan
data dengan adanya literatur tentang lokasi penelitian agar efisien dan
efektif dalam melaksanakannya.

3.1.3 Persiapan Alat dan Bahan


Pada persiapan alat dan bahan, persiapan ini dilakukan sebelum
pengambilan data, terlebih dahulu kita melakukan persiapan peralatan dan
bahan yang diperlukan dalam melakukan penelitian, mengecek kondisi alat
dan memastikan semua dalam keadaan normal agar pada saat melakukan
pengambilan data tidak terjadi kendala pada alat. Mempersiapkan peta
lokasi pengambilan data lapangan sesuai dengan peta penelitian dan
persiapan dalam melakukan pengukuran.

3.2 Tahap Pengambilan Data

Pada tahap pengambilan data ini terdiri dari beberapa subtahap yang dilakukan
dan jenis-jenis data yang dibutuhkan dalam melakukan kerja praktek ini.

27
3.2.1 Jenis Data

1. Data primer yang di ambil dari lapangan yaitu


a. Koordinat lokasi
Pengambilan koordinat lokasi menggunakan GPS dengan akurasi
sekitar 2-3 meter.
b. Dimensi Gerakan Tanah
Pada pengambilan dimensi gerakan tanah dilakukan dengan
mengukur besaran dari kejadian gerakan tanah.
c. Dokumentasi setiap pengambilan data primer, termasuk juga
geomorfologi dan sungai pada daerah penelitian.
2. Data sekunder
a. Peta lokasi pengambilan data
b. Citra satelit lokasi
Citra satelit digunakan dalam intrepetasi lokasi kejadian gerakan
tanah dan sebagai dasar dalam intrepetasi pembuatan/digitasi tata
guna lahan.
c. Peta Geologi Regional
Peta Geologi regional yang di gunakan berupa peta geologi dari
peneliti terdahulu.
d. Peta Tata Guna Lahan
Dalam pembuatan tutupan lahan dilakukan digitasi berdasarkan tata
guna lahan pada daerah penelitian.
e. Peta Kemiringan Lereng
Peta kemiringan lereng ini bersumber dari BIG/Indonesia Geospatial
Portal.

3.2.2 Tahap pelaksanaan pengambilan data

1. Melakukan intrepetasi pada kejadian longsor di lokasi penelitian


2. Pengambilan data lapangan
3. Pengukuran dimensi gerakan tanah
Pengukuran dimensi gerakan tanah menggunakan rol meter dan
setiap lokasi yang terjadi gerakan tanah di plot menggunakan GPS.

28
4. Pengambilan foto tata guna lahan dan vegetasi.
5. Pengambilan foto Bentang Alam/Geomorfologi.

3.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis

Pada tahap pengolahan data ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan dari
penginputan data hasil survei lapangan, pengolahan data sekunder dan primer, tahap
ini dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi/software sebagai berikut :
1. Software GIS
2. Microsoft Excel
3. Microsoft Office

A. Analisis Perhitungan Densitas

Dalam perhitungan densitas didasarkan pada Lampiran III keputusan Menteri


Energi Sumber Daya Mineral Nomor: 1452 k/10/MEM/2000 tentang pedoman teknis
pemetaan zona kerentanan gerakan tanah. Perhitungan ini dilakukan dengan dua
cara, yaitu perhitungan berdasarkan luas gerakan tanah dan perhitungan berdasarkan
jumlah dari gerakan tanahnya. Dalam perhitungan mendapatkan nilai kerapatan
(density) dari tiap unit/klas/tipe pada setiap peta parameter yaitu dengan menghitung
luas kejadian gerakan tanah pada satuan unit/klas/tipe per luas dari tiap unit/klas/tipe,
sebagai berikut :

Luas Gerakantanah pada(unit /klas /tipe)


Kerapatan (unit/klas/tipe) =
Luas (unit /klas/tipe)
Dalam menghitung nilai bobot pada tiap unit/klas/tipe pada setiap parameter, sebagai
berikut :

Nilai bobot (unit/klas/tipe)=


Luas Gerakantanah pada(unit /klas /tipe) Luas seluruh Gerakan tanah padatiap peta

Jumlah Luas(unit /klas /tipe ) Luas seluruh daerah peta

Dari tiap unit/klas/tipe pada peta parameter telah ditumpang tindih dengan peta
distribusi Gerakan tanah pada tiap unit/klas/tipe. Metode ini merupakan metode
statistik.

29
B. Analisis Klasifikasi Kerentanan Gerakan Tanah

Berdasarkan nilai bobot dari tiap peta parameter yang telah diperoleh dari
analisis densitas kemudian dijumlahkan untuk mendapat nilai bobot akhir dalam
penentukan zona atau tingkatan berdasarkan kerentanannya, klasifikasi hasil dari
penjumlahan maksimal dibagi menjadi 4 zona yaitu atau dalam angka :

1. Zona kerentanan Gerakan tanah tinggi merupakan daerah yang secara umum
mempunyai kerentanan tinggi untuk terjadi Gerakan tanah. Gerakan tanah
berukur besar sampai sangat kecil telah sering terjadi dan akan cenderung
sering terjadi.
2. Zona kerentanan Gerakan tanah menegah merupakan derah yang secra umum
mempunyai kerentanan menegah untuk terjadi Gerakan tanah. Gerakan tanah
besar maupun kecil dapat terjadi terutama di derah yang berbatasa dengan
lembah sungau, gawir, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang
mengalami gangguan, Gerakan tanah masih mungkin dapat aktif kembali
terutama oleh curah hujan yang tinggi
3. Zona kerentanan Gerakan tanah rendah merupakan daerah yang secara umum
terjadi Gerakan tanah. Pada zona ini Gerakan tanah umumnya jarang terjadi
kecuali jika mengalami gangguan pada kerengnya.
4. Zona kerentanan Gerakan tanah sangat rendah, merupakan daerah yang
mempunyai kerentanan sangat rendah untuk terjadi Gerakan tanah. Pada zona
ini sangat jarang atau hamper tidak pernah terjadi Gerakan tanah. Tidak
ditemukan adanya gejala-gejala Gerakan tanah lama atau baru kecuali pada
umumnya merupakan daerah datar sampai landai dan tidak dibentuk oleh
onggokan material Gerakan tanah.

3.4 Tahap Penyusunan Skripsi

Pada penyusunan skripsi ini dilakukan studi literatur sesuai dengan topik pada
penelitian ini, mempelajari sistematika dan format penulisan dari buku panduan
penyusunan skripsi dan kerja praktek yang ditetapkan dalam Jurusan Teknik
Pertambangan, kemudian dilakukan pengolahan atau di tuangkan dalam bentuk draft
dan sebagaimana pada umumnya dalam melakukan penelitian wajib melaksanakan

30
bimbingan kepada Dosen Pembimbing agar mendapat masukan dan saran dalam
melaksanakan penelitian. Tahap penyusunan ini merupakan tahap akhir dari
penyusunan skripsi

31
METODE PENELITIAN

TAHAP PERSIAPAN
1. Persiapan Administrasi
2. Studi Pustaka
3. Persiapan Alat dan Bahan

TAHAP PENGAMBILAN DATA


1. Tahap Pelaksanaan pengambilan data
2. Jenis Data

Data Primer Data Sekunder

1. Kordinat Lokasi 1. Citra Satelit Lokasi


2. Peta Lokasi Pengambilan Data
2. Dimensi Gerakan Tanah 3. Peta Geologi Regional
3. Dokumentasi Geomorfologi 4. Peta Tata Guna Lahan
dan Sungai 5. Peta Kemiringan Lereng

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Seminar

Gambar 2.6 Bagan Diagram alir Metode Penelitian

32

Anda mungkin juga menyukai