UNDANGAN
UNDANGAN
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Bupati Pati Nomor 52 Tahun 2019 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 11 Tahun 2014 tentang Kepala
Desa, bahwa Panitia pemilihan menpunyai tugas diantaranya menetapkan tata tertib pilkades.
Kemudian Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa ditanda tangani oleh Ketua Panitia dan Badan
Permusyawaratan Desa. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud, maka perlu
menetapkan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa.
1.Penetapan penggunaan tanda gambar / foto dalam Pemilihan Kepala Desa ditetapkan dengan
Keputusan Panitia
2.Sesuai dengan keputusan Panitia bahwa dalam Pemilihan kepala desa Raci kecamatan Batangan
menggunakan tanda gambar / foto.
6.Warga yang akan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa Raci Membuat Surat
lamaran yang diketik atau ditulis tangan sendiri rangkap 2 (dua) ditujukan kepada Ketua Panitia
dengan dilampiri kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a. surat keterangan sebagai bukti sebagai warga negara Indonesia dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pati;
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di
atas kertas segel atau bermeterai cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat dibuktikan fotocopy
Ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh
pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat yang berwenang atau surat pernyataan dari
pejabat yang berwenang bagi bakal calon kepala desa yang sudah dinyatakan lulus pendidikan dan
ijazahnya sedang dalam proses;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar dibuktikan dengan fotocopy
Akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
f. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di
atas kertas segel atau bermeterai cukup;
g. fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang;
h. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih;
i. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bagi seseorang yang pernah dijatuhi pidana
penjara sebagaimana dimaksud pada huruf h yang telah melalui jangka waktu 5 (lima) tahun/lebih
sejak terakhir menjalani hukuman sampai dengan pendaftaran sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
j. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai
dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. surat pernyataan tidak mendaftar sebagai calon kepala desa di desa lain yang dibuat oleh yang
bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;
l. surat keterangan berbadan sehat dari dokter pemerintah;
m. surat keterangan dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk dan surat pernyataan dari yang
bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
n. surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Panitia Pemilihan yang dibuat oleh
yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;
o. surat keterangan telah membuat Laporan Akhir Masa Jabatan dari Bupati atau pejabat yang
ditunjuk bagi Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali;
p. pas foto ukuran 4 cm x 6 cm berwarna sebanyak 4 lembar.
q. daftar riwayat hidup.
r. surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa setempat sejak dilantik sebagai kepala Desa
yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup.
7.Kepala Desa yang akan mencalonkan diri wajib kembali mengajukan cuti kepada Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk sejak ditetapkan sebagai calon kepala desa sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan calon kepala desa terpilih.
8.Perangkat Desa yang akan mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Desa wajib mengajukan cuti
kepada Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa sejak ditetapkan sebagai bakal calon kepala desa
sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon kepala desa terpilih
9.Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri dalam pilkades harus mendapatkan izin tertulis dari
Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Pejabat Pembina Kepegawaian.
10.Anggota BPD yang mencalonkan diri dalam Pilkades wajib mengundurkan diri sejak menjadi
bakal calon Kepala Desa dengan menyertakan surat pernyataan pengunduran diri bermaterai cukup
dari yang bersangkutan.
11.Anggota TNI / POLRI yang mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana tersebut di atas juga harus memenuhi ketentuan dari Instasnsinya;
12.Surat lamaran beserta persyaratan yang ditentukan Panitia dimasukan dalam stopmap dan ditulisi
namanya masing-masing, dimasukan dalam stop map berwarna Kuning.
13.Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa dilaksanakan oleh yang bersangkutan secara pribadi /
tidak diwakilkan bertempat di Balai Desa Raci pada jam kerja. ( jam 08.00 WIB s/d jam 12.00 WIB
)
14.Apabila Bakal Calon Kepala Desa dalam mendaftarkan diri melebihi batas waktu yang
ditentukan oleh Panitia maka surat lamaran tidak diterima / ditolak Panitia;
15.Pada saat Penerimaan Lamaran Calon Kepala Desa Panitia meneliti kelengkapan persyaratan
yang telah ditentukan Panitia.
16.Apabila terdapat kekurang persyaratan dalam pencalonan Kepala Desa, Panitia memberitahukan
hal kekurangan persyaratan yang harus dicukupi oleh Bakal Calon Kepala Desa;
17.Batas akhir pelengkapan persayaratan bagi bakal calon kepala desa sampai dengan batas akhir
penutupan pengumuman dan pendaftaran.
18.Apabila sampai dengan batas akhir pelengkapan berkas Bakal calon tidak memenuhi kekurangan
persyaratan yang ditentukan maka dianggap berkas tidak lengkap dan dinyatakan gugur.
19.Apabila dalam jangka waktu pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa yang telah
ditentukan Panitia ternyata tidak ada yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon Kepala Desa, atau
yang mendaftarkan diri sebagai Bakal calon Kepala desa kurang dari 2 ( dua ) orang atau ada yang
mengundurkan diri yang mengakbatkan Bakal Calon Kepala Desa kurang dari 2 (orang) orang
maka waktu pendaftarannya diperpanjang 5 (lima) hari sejak ditutupnya pendaftaran.
20.Bakal calon kepala desa yang telah mengundurkan diri / tidak melengkapi berkas sampai dengan
batas waktu ditentukan tidak diperkenankan kembali mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala
desa di waktu perpanjangan pendaftaran.
21.Apabila dalam perpanjangan pendaftaran bagi bakal calon kepala desa sampai dengan batas
tidak ada yang mencalonkan diri / yang mencalonkan diri kurang dari 2 (dua) orang maka
pelaksanaan Pilkades dinyatakan batal dan akan dilaporkan kepada Bupati Pati lewat camat.
22.Pada saat mendaftarkan diri kepada Panitia bakal calon kepala desa tidak dipungut biaya / gratis.
TATA TERTIB PENELITIAN BERKAS / BIODATA BAKAL CALON KEPALA DESA DESA
1.Bakal Calon Kepala Desa wajib hadir secara pribadi.
2.Bakal Calon Kepala Desa yang tidak hadir dalam biodata tanpa ada alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dinyatakan gugur ( sakit di Rumah sakit / sampai dengan derajat pertama
meninggal dunia / sakit keras )
3.Apabila dalam penelitian berkas /biodata bakal calon dalam keadaan sakit di Rumah Sakit /
sampai derajat pertama meninggal dunia maka dapat diwakilkan dengan surat membawa mandat
yang bermeterai cukup.
4.Dalam Pelaksanaan penelitian berkas / Biodata Panitia menghadirkan BPD, Perangkat Desa,
Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa, dan Tokoh masyarakat untuk menyaksikan sekaligus
memberikan kesaksian keabsahan dari persyaratan yang telah diajukan kepada Panitia.
5.Dalam Pelaksanaan penelitian berkas / Biodata, Panitia meneliti dan memperlihatkan berkas
kepada audien satu per satu dengan memperlihatkan berkas yang asli untuk selanjutnya dimintakan
kesaksian para audien perihal keabsahan berkas tersebut.
6.Apabila bakal calon kepala desa tidak dapat menunjukkan berkas yang asli maka Panitia akan
mengklarifikasi kebenaran dan keabsahan persyaratan tersebut ke dinas / instansi terkait dan
menjadi catatan bagi bakal calon dan Panitia.
7.Apabila terdapat persyaratan yang diragukan keabsahannya maka panitia akan mengklarifikasi
keabsahan ke Dinas / instansi terkait.
8.Hasil klarifikasi tersebut akan disampaikan Panitia sebelum penetapan bakal calon menjadi Calon
Kepala Desa dalam forum rapat panitia dengan menghadirkan BPD, Perangkat Desa, tokoh
masyarakat, pengurus lembaga kemasyarakatan desa.
9.Apabila calon tidak dapat menunjukkan berkas asli / hasil klarifikasi berkas yang diragukan dan
ditemukan fakta bahwa persyaratan tidak sesuai dengan yang sebenarnya (dipalsukan) maka :
a.Data yang dipalsukan dianggap tidak berlaku
b.Apabila data yang dipalsukan ijazah SD / SMP maka yang bersangkutan langsung dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan.
c.Apabila ijazah yang dipalsukan SMA / Sarjana maka tetap memenuhi persyaratan mengingat
ijazah SD / SMP sudah sesuai dan dinyatakan pendidikan yang bersangkutan menggunakan ijazah
SMP.
d.Apabila tidak dapat menunjukan berkas aslinya sepanjang dapat menunjukan surat keterangan
pengganti yang dikeluarkan pihak yang berwenang maka dinyatakan sah.
10.Apabila Bakal Calon Kepala Desa berjumlah lebih dari 5 (lima) orang maka panitia akan
melaksanakan ujian tertulis untuk menyaring menjadi 5 bakal calon kepala desa.
11.Materi Ujian tertulis berstandar SMP
12.Materi ujian tertulis adalah matematika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Pengetahuan Umum / aktual berdasarkan pedoman dan standar yang ditetapkan oleh
Bupati;
13.Pelaksanaan ujian tertulis bagi bakal calon Kepala Desa dilaksanakan di Balai Desa;
14.Dalam pelaksanaan ujian tertulis tersebut bakal calon kepala desa dilarang membawa contekan,
HP dan Kalkulator.
15.Hasil ujian tertulis tersebut dirangking dan diumumkan panitia setelah selesai pengkoreksian
16.Hasil ujian tersebut langsung dikoreksi oleh panitia secara terbuka dengan disaksikan oleh bakal
calon Kepala Desa.
17.Bakal calon kepala desa yang ditetapkan sebagai calon kepala desa adalah yang memiliki
ringking 1 s/d 5
18.Apabila dalam penentuan ringking ke 5 terdapat 2 atau lebih nilai yang sama maka diadakan
ujian kembali bagi yang memperoleh nilai yang sama, sampai terjadi perbedaaan nilai, nilai yang
tertinggi akan ditetapkan sebagai calon kepala desa yang ke 5;
19.Hasil biodata / Penelitian administrasi bakal Calon Kepala Desa akan dituangkan dalam Berita
Acara dengan ditanda tangani oleh Panitia
1.Panitia Pemilihan menyediakan dokumentasi video dan foto dalam pelaksanaan pemilihan.
2.Sebelum pelaksanaan pemungutan suara Calon Kepala Desa wajib menyerahkan nama-nama yang
menjadi saksi dalam pemungutan ataupun penghitungan suara.
3.Daftar Nama saksi diterima Panitia paling lambat H-2 Pemungutan suara dengan jumlah masing-
masing wilayah pemilihan 2 ( dua ) orang.
4.Saksi yang ditunjuk oleh calon Kepala Desa berasal dari warga setempat yang menpunyai hak
suara.
5.Saksi Calon Kepala Desa harus membawa surat mandat dari Calon kepala Desa yang
bersangkutan dan menyerahkannya kepada Ketua panitia Pemilihan
6.Saksi hadir diharapkan hadir 1 jam sebelum acara dimulai untuk menyaksikan serangkaian proses
pemungutan suara maupun penghitungan suara.
7.Para Saksi Calon Kepala Desa menempati tempat duduk yang telah disediakan panitia.
8.Saksi dilarang mempengaruhi pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya.
9.Saksi wajib menjaga ketertiban dan kelancaran dalam pemungutan suara.
10.Apabila saksi menemukan kejanggalan / ketidak netralan Panitia dalam pelaksanaan pemungutan
suara wajib melaporkan ke Panitia Pengawas Kecamatan.
11.Apabila saksi berhalangan hadir pada hari H, maka calon kepala desa dapat mengganti yang
bersangkutan saat itu juga dengan ketentuan saksi berasal dari warga setempat dan sudah memiliki
hak pilih serta membawa surat mandat dari Calon Kepala Desa.
12.Pada saat pembukaan rapat pemungutan suara pilkades dilaksanakan, para Calon Kepala Desa
harus hadir dan berada di tempat yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan.
13.calon Kepala Desa tidak diperkenankan meninggalkan tempat tanpa seijin panitia selama
pemungutan suara;
14.Calon Kepala Desa yang meninggalkan tempat untuk sementara waktu paling lama 30 (tiga
puluh) menit pada saat pemungutan suara harus mendapatkan ijin dari panitia pemilihan dan harus
mendapatkan pengawalan dari panitia pemilihan.
15.Dalam hal tertentu, memaksa dan mendesak, Calon Kepala Desa dapat meninggalkan tempat
dengan ijin dari panitia pemilihan dan panitia pengawas yang dituangkan dalam berita acara tanpa
menggugurkan status yang bersangkutan sebagai Calon Kepala Desa.
16.calon Kepala Desa yang meninggalkan tempat tanpa seijin Panitia / tanpa sepengetahuan Panitia
selama pemungutan suara maka dinyatakan gugur ;
17.Calon Kepala Desa diharapkan hadir paling lambat 1 jam sebelum pemungutan suara dimulai;
18.Calon kepala desa yang hadir lebih awal sebelum waktu yang ditentukan panitia dilarang
memasuki wilayah steril yang ditentukan panitia.
19.Sebelum acara pemungutan suara dimulai Panitia dan Calon Kepala Desa meneliti tempat
pemungutan suara dengan perlengkapannya, melaksanakan undian tempat duduk / kursi bagi calon
Kepala Desa, pembukaan kotak suara, penghitungan jumlah surat suara yang akan digunakan yaitu
sejumlah DPT / DPT Tambahan yang telah ditetapkan oleh Panitia serta 10 % tambahan surat suara
cadangan, memperlihatkan kotak dalam keadaan kosong kepada calon kepala desa dan saksi,
mengunci kotak suara dan menempatkan pada posisinya yang telah ditentukan.;
20.Setelah undian tempat duduk selesai para calon kepala Desa menempati tempat duduk yang telah
diatur oleh Panitia;
21.Pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa dimulai dari jam 08.00 WIB s/d 14.00
WIB waktu setempat setelah kegiatan awal selesai;
22.Dalam acara pembukaan, Ketua Panitia Pemilihan atau atau yang mewakili mengumumkan :
a. nama-nama Calon Kepala Desa dengan penegasan Calon Kepala Desa telah memenuhi syarat;
b. nomor urut untuk para Calon Kepala Desa
c. jumlah surat suara dan jumlah undangan;
d. jumlah undangan yang tidak beredar dan/ atau tidak diserahkan kepada pemilih; dan
e. tata cara dan sahnya pilkades.
23.Keluarga calon tidak diperkenankan mengadakan penyambutan pemilih yang akan menggunakan
hak pilihnya di TPS
24.Dalam menggunakan hak pilih, pemilih harus datang sendiri tidak diperbolehkan diwakilkan;
25.pihak calon kepala Desa tidak diperbolehkan menghantar dan menjemput pemilih menuju ke
TPS ;
26.Pemilih wajib membawa undangan pemilihan untuk menggunakan hak pilihnya pada saat
pemungutan suara.
27.sebelum melaksanakan pemungutan suara, pemilih mengisi daftar hadir, menukarkan kartu
undangan dengan kartu suara kepada panitia yang sebelumnya diteliti diteliti apakah surat undangan
telah sesuai dan tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap / Daftar Tetap Tambahan.
28.pemilih menggunakan hak pilihnya ditempat yang telah disediakan oleh Panita ( dibilik suara )
selanjutnya memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke dalam kotak suara ;
29.apabila pemilih mendapatkan kartu suara yang rusak dapat menukarkan kepada panitia hanya
satu kali penukaran.
30.setelah pemilih menggunakan hak suaranya, pemilih mencelupkan tinta di jari kelingking
sebelum meninggalkan TPS;
31.Apabila pemilih kehilangan undangan pemilihan maka paling lambat 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan pemilihan, pemilih dapat melaporkan kepada panitia pemilihan untuk mendapatkan
undangan baru dengan membawa surat pernyataan kehilangan dari yang bersangkutan dan bukti
diri.
32.Pemilih yang kehilangan undangan pada saat hari Pemungutan suara diberikan kesempatan
untuk memberikan hak pilihnya jika sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap dan/atau Daftar
Pemilih Tetap Tambahan, dan mengisi surat pernyataan kehilangan undangan dengan format yang
telah disediakan panitia pemilihan dengan menunjukkan bukti diri.
33.Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara
pengganti kepada panitia pemilihan dan panitia pemilihan memberikan surat suara pengganti hanya
1 (satu) kali.
34.Apabila terdapat seorang pemilih yang keadaan fisiknya tidak memungkinkan untuk
memberikan suara, pemilih tersebut dapat dibantu oleh 2 (dua) orang Panitia Pemilihan untuk
memberikan suaranya pada bilik dan memasukkan ke kotak suara dengan disaksikan oleh masing-
masing saksi ;
35.Pemungutan suara ditutup pada waktu dan/ atau jam yang telah ditentukan oleh Panitia
Pemilihan yaitu jam 14.00 waktu setempat.
36.Apabila pada saat penutupan pemungutan suara masih terdapat pemilih yang belum
menggunakan hak pilihnya tetapi sudah berada di dalam lokasi pemilihan, diberikan kesempatan
untuk menggunakan hak pilihnya.
37.Setelah pemungutan suara ditutup, lubang kotak suara ditutup dengan kertas segel yang telah
disediakan.
38.setelah pemungutan suara selesai calon kepala desa dapat meninggalkan lokasi pemugutan suara.
39.setelah pemungutan suara selesai Panitia Pemilihan meneliti persiapan penghitungan suara,
kemudian menempatkan diri sesuai dengan tugasnya masing-masing.
40.Penghitungan suara disaksikan oleh saksi yang ditunjuk Calon Kepala Desa untuk mengetahui
sah tidaknya suara yang diberikan oleh para pemilih.
41.Penghitungan dibagi berdasarkan wilayah pemilihan dengan tiap-tiap wilayah disaksikan oleh
saksi dari masing-masing calon kepala desa.
42.Ketua Panitia Pemilihan atau yang mewakili dibantu 2 (dua) anggotanya membuka kotak suara
dan mengeluarkan satu per-satu surat suara yang ada di dalamnya dan memperlihatkan melihat
coblosannya di hadapan para saksi, kemudian menyebutkan tanda gambar/foto yang dicoblos
dengan menyatakan sah atau tidak sah.
43.Saksi dilarang meninggalkan tempat penghitungan suara pada saat penghitungan suara.
44.Saksi dapat meminta penunjukan ulang apabila belum jelas dalam mencermati kartu suara yang
ditunjukkan kepada nya sah / tidak sahnya kartu suara.
45.Dalam penghitungan suara, suara dinyatakan sah apabila :
a. Kartu suara ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan;
b. dicoblos tembus dan berlubang menggunakan alat yang disediakan oleh panitia pemilihan;
c. tanda coblos terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang memuat nomor, foto dan nama calon
kepala desa;
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat yang memuat
nomor, foto, dan nama calon kepala desa;
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama
calon kepala desa;
f. tidak terdapat tanda-tanda yang dibuat secara sengaja oleh pemilih seperti tulisan, coretan, tanda
tangan, sobekan, dan/atau lipatan.