Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

PENGANTAR MENEJEMEN DAN BISNIS

“MENEJEMEN DAN LINGKUNGAN “

Disusun Oleh: Zuhaira Fadla Fachrina

NIM.11180820000003

Kelas: 1 (A)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen dan Lingkungan”.

Tidak lupa pula penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ciputat, September 2018

Penulis
A. PENDAHULUAN
Setiap orang dalam kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan organisasi. Misalnya, ketika
mengunjungi sebuah supermarket dan tak ada seorang pun pramuniaga yang melayani, tentunya akan
merasa kesal. Hal itu merupakan masalah bagi setiap orang sebagai konsumen yang berhak dilayani
dengan baik. Keadaan seperti itu dapat dikatakan bahwa supermarket tersebut memiliki manajemen
yang buruk. Sebuah organisasi yang dikelola dengan baik akan menghasilkan pertumbuhan yang
meningkat. Sebaliknya, organisasi yang manajemennya buruk akan mengalami kemerosotan sehingga
kelangsungan hidup organisasinya akan terancam. Dapat dilihat bahwa perusahaan yang manajemennya
tidak efektif tidak akan bertahan di pasar industri yang perkembangannya sangat pesat seperti sekarang
ini.
Bagi mahasiswa, setelah lulus dari perguruan tinggi dan akan memulai karir, entah sebagai
pengelola ataupun yang dikelola (sebagai pekerja) sedikit banyak harus mengetahui proses-proses
manajemen yang digunakan dalam organisasi. Pertanyaan yang sering dilontarkan berkaitan dengan
manajemen adalah “Manakah peluang-peluang bagi sebuah karier dalam manajemen?”. Mungkin saja
pertanyaan ini didasari oleh kenyataan dimana perusahaan banyak yang menciut, sehingga untuk
membangun karier manajemen bukanlah pilihan yang tepat.
Jadi inilah mengapa kita harus belajar manajemen meskipun jabatan manajemen hanya akan
dipegang oleh orang-orang sosial dan bisnis, bukan seorang ahli mesin. Sebuah jawaban yang tepat jika
dikatakan saat ini adalah era evolusi manajemen dimana tingkat permintaan yang makin kuat akan
manajer di bidang yang berkembang seperti perkembangan media baru, teknologi informasi, intranet
organisasi, pengembangan content Internet-World Wide Web, telekomunikasi, pelatihan karyawan, dan
lembaga nirlaba.
Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen memiliki kerangka ilmu yang sistematis, mencakup
kaidah-kaidah, konsep, prinsip yang dapat digunakan secara universal bagi semua situasi manajerial.
Ilmu manajemen dapat diterapkan bagi semua bentuk organisasi, seperti perusahaan, pemerintah,
pendidikan, sosial, politik, keagamaan, dan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, seseorang
mempelajari manajemen diharapkan memiliki pengetahuan dasar manajemen dan dapat
menerapkannya pada situasi yang ada, dan mampu fleksibel terhadap perubahan lingkungan di
sekitarnya.
Untuk itulah, dalam kesempatan kali ini, penulis bermaksud mengkaji ilmu manajemen,
khususnya mengenaik MANAJEMEN DAN MANAJER dengan fokus permasalahan kepada 3 (tiga)
pembahasan berikut:
1. Jenis-jenis Manajer dan Jenjang Manajemen
2. Lingkungan Umum dan Khusus dalam Suatu Organisasi dan Perusahaan
3. Kekuatan Langsung dan Tidak Langsung

B. PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis Manajer dan Jenjang Manajemen
a. Jenis-jenis Manajer
Terdapat banyak jenis manajer, antara lain berdasarkan tingkatannya. Jenis-jenis
manajer berdasarkan tingkatannya antara lain :
1) Manajer puncak (Top manager), yaitu kelompok kecil eksekutif yang mengelola
keseluruhan organisasi
2) Manajer menengah (middle manager), yaitu manajer yang mengimplementasikan kebijakan
perusahaan, melakukan supervisi, dan mengkoordinasi bawahan
3) Manajer level pertama (first-line manager/lower manager), yaitu manajer yang
mengkoordinasi dan mengawasi aktivitas karyawan.
Ketiga jenis manajer di atas akan dijelaskan pada pembahasan selenjutnya.
Berdasarkan bidangnya, jenis-jenis manajer terbagi atas 6 kelompok yaitu :
1) Manajer keuangan: Kegiatan manajer berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha
untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya
secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal
yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
2) Manajer pemasaran: Kegiatan manajer berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha
untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen,dana
bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan. Dalam hal ini manajer mengurusi
tentang bagaimana menjaring konsumen, menerapkan bauran pemasaran (7P – product,
price, place, promotion, physical evidence, people, process).
3) Manajer operasional: Kegiatan manajer berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik
produksi yang seefesien mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir
yang dihasilkan dalam proses produksi.
4) Manajer SDM: Kegiatan manajer berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang
terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat
dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa
konstan ataupun bertambah.
5) Manajer administrasi : mengurusi pekerjaan bersifat umum (tidak terkait ketrampilan
tertentu)/ Tugas utama seorang manajer administrasi adalah melakukan perencanaan dan
koordinasi dengan pihak pihak lain di perusahaan terkait prosedur dan sistem administrasi
yang diterapkan serta dan merancang cara untuk merampingkan proses demi efisiensi
perusahaan.
6) Manajer lain-lain : misalnya manajer humas, manajer HRD (Human Research and
Development).
Sedangkan berdasarkan lingkup kegiatan yang dikelola, manajer dapat dibedakan
menjadi:
1) Functional manager : A manager responsible for just one organization activity, such as
financial or human resources management. Manajer fungsional, mempunyai tanggung
jawab hanya atas satu kegiatan organisasi misalnya ; produksi, pemasaran, keuangan,
kepegawaian atau akuntansi. Kegiatan-kegiatan fungsi-fungsi lainnya menjadi tanggung
jawab manajer fungsional lainnya, sebagai contoh ; manajer pemasaran bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan distribusi tetapi meminta bantuan kepada manajer personalia untuk
masalah-masalah tenaga penjualannya.
2) General manager : The Individu responsible for all functional activities, such as
production, sales, marketing, and finance, for an organization such as company or a
subsidiary. Pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, manajer umum ; mengatur,
mengawasi, dan bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang
mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegitan fungsional satuan kerja.

b. Jenjang Manajemen
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajemen sering dikelompokkan menjadi
manajemen puncak, manajemen tingkat menengah, dan manajemen lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah
daripada di puncak). Berikut uraian 3 (tiga) jenjang manajemen tersebut:
1) Lower Management (First Line)
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau bahkan mandor (foreman).
Tugas dan aktivitas lower manager lebih banyak pada fungsi “directing/actuating dan
controlling daripada ke fungsi planning dan organizing. Hal ini disebabkan lower manager
merupakan manejer operasional yang langsung memimpin para pekerja operasional.
Keterampilan lower manager lebih diutamakan kemampuan teknis (spesialisasinya),
daripada kecakapan manajerialnya
2) Middle Management
Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi, yang
membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya atau juga karyawan
lainnya, serta memberikan laporan kepada manajer di atasnya. Manajer menengah
mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen
puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer
menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer
divisi.
Tugas middle manager terhadap planning dan organizing seimbang dengan kerja fisiknya.
Karena itu middle manager harus mampu menjabarkan keputusan top manager, tetapi juga
harus bisa mengerjakan serta menjelaskan kepada lower manager. Middle manager
merupakan manajer dua alam artinya harus bisa untuk planning dan organizing serta dapat
pula untuk directing dan controlling.
3) Top Management
Klasifikasi manajemen tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif, yang
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Manajer puncak bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CFO (Chief
Financial Officer). Direktur, Presiden, Kepala Divisi, Wakil Presiden Senior, dan
sebagainya.
Tugas top manager lebih banyak pada fungsi planning dan organizing, karena sifat
pekerjaannya adalah kerja “pikir” yaitu merencanakan, mengambil keputusan, dan
mengorganisir. Walaupun TM kelihatan santai sebetulnya dia selalu memikirkan keputusan,
kebijakan apa yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
Prof. Dr. Sondang Siagian, MPA menjelaskan disertai dengan bagan, pertama,
kebutuhan manajerial dari sisi human skills dan keterampilan teknis, kedua, cara
berfikir para manajer, ketiga kerangka koseptual manajer, dan keempat sifat
pengetahuan yang diperlukan.
Bagan yang pertama Keterampilan Manajerial

Bagan di atas menunjukkan perbandingan dua jenis keterampilan yang perlu dimiliki
oleh setiap orang yang menduduki jabatan manajerial, meskipun tidak dalam skala yang persis
terlihat pada bagan tersebut. Dari bagan tersebut terlihat bahwa semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam jenjang kepemimpinan dalam suatu organisasi, keterampilan teknisnya
semakin tidak relevan dan sebaliknya human skillsnya semakin dominan.
Bagan kedua Cara Berpikir Para Manajerial
Bagan di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kedudukan manajerial yang dipangku
oleh seseorang dalam organisasi, cara berpikir yang dituntut padanya ialah yang bersifat holistic
dan integralistik. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang, ia semakin terlibat dalam
hal-hal yang bersifat departemental atau inkremental, dalam arti pemikirannya pada dasarnya
terbatas hanya pada bagian-bagian tertentu dalam organisasi meskipun keterikatannya pada
organisasi sebagai keseluruhan tetap dipertahankan. Pada tingkat pelaksana cara berpikir yang
diperlukan cukup bersifat atomik, yaitu terbatas hanya pada tugas yang harus dilaksanakannya.
Bagan ketiga, Kerangka Konseptual yang digunakan dalam berfikir dan berindak.

Bagan di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang


secara hirarki jabatan dalam organisasi, kerangka konseptual yang diharapkan padanya
menyangkut hal-hal yang strategik. Pada manajerial tingkat madya memusatkan perhatian pada
taktik-taktik yang diperlukan. Pada manajerial rendah, kerangka konseptualnya terletak pada
hal-hal yang bersifat teknis dan kegiatan oprasional.
Bagan keempat, Sifat Pengetahuan yang diperlukan oleh para manajer dalam
mengemudikan organisasi ialah dengan mengetahui sifat pengetahuan yang dituntut. Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi,
pengetahuan yang dituntut padanya adalah cara berfikir generalis. Sebaliknya semakin rendah
kedudukan manajerial seseorang, pengetahuan yang diharapkan diterapkannya semakin bersifat
spesialistik dan teknis karena lebih mengarah pada pelaksanaan berbagai kegiatan operasional.
Bagannya sebagai berikut.
2. Lingkungan Umum
dan Khusus dalam
Suatu Organisasi
dan Bisnis
Organisasi berada
dalam sebuah
lingkungan yang
dapat menjadi
faktor pendukung
maupun
penghambat
organisasi. Kegiatan organisasi akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan
akan mendorong perubahan pada organisasi.
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi
yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis
klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan
internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi karyawan/pegawai
organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu yang
berpengaruh langsung dan tidak langsung.
Sebuah Perusahaan atau Organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan
tidak dapat menafikan bahwa selain begiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi bisnis
tersebut juga terlibat dengan lingkungan di seputar lokasi bisnis. Oleh karena itu, sebuah
organisasi bisnis perlu memahami lingkungan apa saja yang terkait secara langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan bisnis.
Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktivitas, baik secara
langsung maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup organisasi sangat dipengaruhi
oleh kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh lingkungan ini.
a. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi dan
mempunyai dampak terhadap perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan ini jauh lebih
luas dan lebih besar dari lingkungan khusus. Hal yang termasuk dalam lingkungan umum
adalah lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan hukum-politik, lingkungan
sosial-budaya dan demografi, lingkungan alam dan lingkungan global.
1) Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi merujuk pada kondisi sistem ekonomi tempat perusahaan
beroperasi. Kondisi ekonomi merefleksikan kondisi bisnis nyata serta terdapat hubungan
timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktifitas bisnis atau dunia usaha,
apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi maka konsumsi dan permintaan
cenderung meningkat dan sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi menurun maka konsumsi
dan permintaan menurun. Besarnya sensitifitas atas pertumbuhan ekonomi tiap-tiap
industri berbeda-beda karena dari itu perusahaan sebagai bagian dari lingkungan ekonomi
perlu mencermati situasi dan kondisi ekonomi
2) Lingkungan Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling
dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan  perusahaan terutama dalam hal pengembangan
produk karena kita hidup dan bekerja dalam abad teknologi informasi, sehingga
penggunaan teknologi merupakan kunci keseharian dalam bekerja. Banyak orang meyakini
bahwa keunggulan daya saing melalui teknologi akan menjadi kunci pendorong bagi
organisasi beberapa tahun mendatang karena pengaruh komputer dan teknologi informasi
terus meluas dalam proses manufakturing dan pelayanan.Sehingga perusahaan yang
terdiri dari pihak manajemen, karywawan maupun konsumen harus berupaya untuk terus
mengikuti dan memahami setiap langkah perkembangan dan perubahan yang
terjadi dalam bidang teknologi ini
3) Lingkungan Politik–Hukum
Lingkungan ini mengenai hubungan antara perusahaan dengan pemerintahan, ketika
terdapatnya kestabilan politik dan kebijakan pemerintah (regulasi pemerintah) yang sesuai
dapat menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan aktifitas organisasi bisnis di
berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga perlu diperhatikan perusahaan, antara lain
adanya peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan pengawasan organisasi yang
membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya manusia.
Lingkungan politik dan hukum suatu negara menjadi salah satu faktor petimbangan bagi
perusahaan internasional untuk berinvestasi di suatu negara lain. Tidak ada perusahaan
yang ingin membuka perusahaan di negara lain kalau hubungan dagang dengan negara
tersebut tidak stabil.
4) Lingkungan Sosial-Budaya dan Demografi
Lingkungan sosial mencakup kebiasaan, adat istiadat, nilai, dan karakteristik demografi
(jenis kelamin, usai, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, dll) dari masyarakat
dimana sebuah perusahaan beroperasi. Proses sosial-budaya menentukan barang dan jasa
serta standar perilaku bisnis yang bisa dihargai dan diterima oleh masyarakat.
Pilihan dan selera pelanggan sangat bervariasi dalam negara yang sama dan dapat
berubah-ubah sepanjang waktu. Perusahaan perlu memperhatikan adanya perubahan
sosial budaya dengan menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan
kondisi nilai-nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh masyarakat yang
saat ini sangat menyukai produk teknologi yang praktis sehingga perusahaan perlu
menyesuaikan strategi pemasarannya, misalnya dengan memproduksi telepon gengam
yang bisa mencakup kamera, video, email dan software yang mendukung dalam
melakukan pekerjaan.
5) Lingkungan Alam
Lingkungan alam terdiri dari kondisi alam itu sendiri (iklim, cuaca, topografi, dan kondisi
geografis wilayah) maupun sumber-sumber daya alam yang tersedia di suatu negara atau
wilayah. Pasokan sumber daya alam tidak jarang menjadi permasalahan tersendiri bagi
organisasi. Sebagai contoh, terjadinya kelangkaan pasokan bahan bakar, listrik, gangguan
pada pasokan pangan dan bencana alam dapat menggangu kegiatan organisasi bisnis
secara signifikan. Dunia usaha harus mengambil peranan aktif dalam membantu
memecahkan permasalahan lingkungan yang kini dihadapi masyarakat dunia, sebagai
contoh dengan memperhatikan pengolahan limbah yang dihasilkan dari proses produksi.
6) Lingkungan Global
Lingkungan global adalah lingkungan yang mencangkup secara internasional dan salah satu
faktor utama yang mempengaruhi bisnis dikarenakan perusahaan besar maupun kecil yang
ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing sebagai
dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.
b. Lingkungan Khusus
Apabila organisasi dipandang sebagai suatu sistem terbuka, maka sebuah organisasi
bisnis akan menerima input mencakup bahan mentah, sumber daya manusia, modal,
teknologi, dan informasi. Proses transformasi itulah yang mengubah masukan-masukan ini
menjadi produk-produk jadi atau jasa-jasa melalui kegiatan kerja yang dilakukan oleh
karyawan, melalui kegiatan manajemen, serta metode operasi yang dilakukan. Keluaran-
keluaran atau output merupakan hasil yang mencakup jasa atau produk yang siap dikonsumsi,
berupa laba atau keuntungan perusahaan, informasi, dan hasil yang manusiawi seperti tingkat
kepuasan kerja karyawan dan produktivitas.
Selain itu, keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung dari tingkat interaksi efektif
dengan lingkungannya, atau pada kelompok atau lembaga lain yang menjadi tempat
bergantung. Pihak lingkungan ini boleh jadi pelanggan, pemasok, pemerintah, lembaga
keuangan, dan lain sebagainya.
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi
perusahaan dalam mencapai tujuan dan merupakan sesuatu yang khas bagi setiap
perusahaan serta berubah sesuai dengan kondisinya. Hal yang temasuk dalam lingkungan
khusus, yaitu:
1) Pemasok
Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan sangat memerlukan peran suplier yaitu
untuk menyadiakan behan baku, bahan penolong, energi, peralatan dan input lain yang
mendukung proses produksi.
2) Pelanggan.
Situasi pasar dan langganan sangat mempegaruhi perusahaan dalam menyusun strategi,
kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran,
perusahaan harus menganalisis profil langganan pada masa sekarang dan masa yang akan
datang serta kondisi pasar. Perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan
berkembang bila ia dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3) Pasar Tenaga Kerja.
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan karena dengan memiliki tenaga kerja
yang trampil perusahaan dapat melaksanakan aktifitas perusahaan dengan efisien dan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan perusahan lain. Oleh karena itu perusahaan
harus mampu merekrut dan mempertahankan tanaga kerja yang terampil.

4) Lembaga keuangan
Untuk memperluas usahanya perusahaan memerlikan adanya tambahan modal dari pihak
lain yaitu lembaga-lembaga keuangan seperti perbangkan, perusahaan investasi, asuransi
dan pasar modal.
5) Pesaing.
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi akan membantu organisasi
mengetahui posisi persaingannya sehingga organisasi mampu mengoptimalkan
operasionalnya sehingga organisasi dapat memahami arena, sifat persaingan serta
kekuatan dan kelemahan para pesaing.
6) Pemerintah.
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan dalam
banyak hal, seperti peraturan-peraturan, syarat-syarat berdirinya perusahaan, perizinan,
perpajakan, pemberian pinjaman dari bank-bank pemerintah dan pembatasan-
pembatasan terhadap perusahaan untuk melindungi masyarakat dan lingkungan.

3. Kekuatan Langsung dan Tidak Langsung


Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah maupun kecil, semuanya akan
berinteraksi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut berada. Lingkungan itu sendiri
selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga, organisasi yang bisa bertahan hidup
adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Sebaliknya,
organisasi akan mengalami masa kehancuran apabila organisasi tersebut tidak
memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan
organisasi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi.
a. Kekuatan Langsung
Kekuatan yang secara langsung mempengaruhi organisasi perusahaan terdiri dari 2
(dua) bentuk, yaitu:
1) Lingkungan eksternal langsung
Lingkungan eksternal langsung merupakan kekuatan-kekuatan yng berada di luar
kemampuan atau kendalin perusahaan yang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
organisasi dan manajemen. Lingkungan tersebut meliputi:
a) Pemasok
Pemasok ini berfungsi sebagai penyedia fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Manajemen perlu menjamin kerja sama yang baik dengan pemasok untuk
menjamin bahwa proses dan kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Meningkatnya kekuatan pemasok dibanding kondisi perusahaan menyebabkan
daya saing organisasi semakin rendah. Indikasi pemasok dikatakan kuat apabila:
 Persaingan didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan lebih
terkonsentrasi pada industri yang menjadi pembeli mereka.
       Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi pembeli.
        Industri bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok. Jika industri
merupakan pelanggan penting, nasib pemasok akan sangat bergantung pada
industri yang bersangkutan, dan mereka akan berusaha melindungi industri melalui
penetapan harga yang wajar dan dukungan dalam kegiatan-kegiatan seperti R&D
dan lobi.
       Pemasok merupakan ancaman serius apabila berinteraksi ke depan ke arah industri
pembeli (misalnya produsen pakaian yang memilih membuka toko pakaian sendiri).
Kredibilitas meningkat apabila pemasok memiliki sumber daya yang basar dan
menyediakan produk yang amat bermutu.
       Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan yang tinggi bagi pembeli
b) Pelanggan
Pelanggan atau konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
Perbedaan iru disebabkan karena mereka memiliki latar belakang budaya, ekonomi, dan
pendidikan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, manajemen perlu mengawati setiap
perubahan perilaku dan konsumennya. Dalam organisasi bisnis jasa seperti transportasi,
perhatian terhadap aspek-asek yang mempengaruhi kepuasan konsumen menjadi
sangat strategis. Ketidakpuasan pelanggan tentu akan mempermudah konsumen untuk
berpindah ke penawar yang lain.
c) Lembaga keuangan
Lembaga ini berperan sebagai penjamin sekaligus penyedia sumber dana dan keuangan
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dewasa ini telah banyak muncul lembaga-lembaga
keuangan yang menawarkan pinjaman dana bagi perusahaan yang membutuhkannya.
Pentingnya membina hubungan dengan lembaga keuangan ini karena mengingat
disetiap kegiatan organisasi/perusahaan pasti membutuhkan dana, dan kepercayaan
merupakan aspek penting bagi bank dalam memberikan pinjamannya.

d) Pesaing
Persaingan yang semakin ketat menuntut manajemen untuk memperhatikan para
pesaingnya. Manajemen harus terus waspada dan mengawasi setiap gerak-gerik peaing.
Dengan demikian, manajemen akan bisa menentukan strategi apa yang harus diambil
untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingnya. Peran informasional manajer
menjadi penting dalam memnghadapi perkembangan pesaing.
e) Pemerintah
Peranan pemerintah sangat besar dalam keberhasilan suatu organisasi. Sebaliknya,
pemerintah juga dapat menghambat kemajuan dari suatu organisasi. Melalui
kebijakannya pemerintah sering kali bertindak kurang proposional dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam organisasi.
2) Lingkungan internal perusahaan
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi
itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal ini juga
berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dari sebuah organisasi.
a) Pekerja/Karyawan
Merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam suatu organisasi dan perusahaan, antara pekerja dan manajer
memiliki kepentingan-kepentingan tersendiri. Para pekerja menginginkan adanya
imbalan berupa upah atau gaji yang layak dari hasil kerja mereka. Sementara manajer
menginginkan adanya kinerja yang tinggi yang ditunjukan oleh besarnya omzet
penjualan dan laba. Pertentangan dua kepentingan ini sering kali meimbulkan konflik di
dalam organisasi itu sendiri.
b) Dewan komisaris
Untuk ukuran organisasi atau perusahaan besar semacam PT, biasanya terdiri dari
beberapa dan bahkan ribuan oarang yang terlibat di dalamnya. Keterlibatan orang-
orang tersebut biasa kita sebut sebagai pemegang saham. Karena banyaknya pemegang
saham yang terlibat di dalamnya, maka sulit sekali bagi mereka untuk melakukan
pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Oleh karena itu, dewan komisaris
diperlukan untuk mewakili kepentingan para pemegang saham. Dewan komisaris akan
selalu memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan kegiatan akan
berjalan mencapai tujuan. Kependudukan dewan komisaris di dalam perusahaan adalah
independen manajemen. Mereka bisa meminta manajemen untuk melakukan
perubahan-perubahan yang di rasa perlu.
c) Pemegang saham
Para pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap
perusahaan. Tanggung jawab tersebut di dasarkan pada seberapa besae sumbangan
(saham) mereka terhadap perusahaan. Demikian sebaliknya, apabila perusahaan
memperoleh keuntungan maka mereka akan memperoleh imbalan sebesar yang
mereka sertakan.
Variabel-variabel lingkungan yang telah diuraikan di atas tentunya akan memberikan
pengaruh secara bersamaan terhadap cara kerja dari organisasi. Permasaahannya sekarang ini
adalah sebagaimana bentuk pengaruh dari lingkungan itu terhadap organisasi dan bagaimana
strategi manajemen dalam menghadapi perubahan lingkungan itu. Dengan memahami dan
mengkaji permasalahan tersebut diharapkan nantinya manajemen dapat bekerja mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

b. Kekuatan Tidak Langsung


Kekuatan tidak langsung bagi organisasi perusahaan merupakan lingkungan umum yang
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi dan hampir semua organisasi
dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Adapun kekuatan tidak langsung bagi organisasi yang
muncul dari lingkungan umum, sebagaimana telah dipaparkan pada pembahasan terdahulu,
meliputi:
1)  Demogtafi
Isu-isu penting yang perlu diamati oleh manajemen dalam lingkungan demografi antara
lain adalah perubahan tentang struktur umur penduduk, permasalahan jenis kelamin
(gender), ras, peluang kerja dan pengangguran, serta masalah-masalah yang menyangkut
urbanisasi.
2)   Ekonomi
Lingkungan ekonomi yang mempengaruhi prestasi kerja dari suatu organisasi meliputi,
tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapat masyarakat, perubahan selera dan pola
pengeluaran konsumen yang diakibatkan dari perubahan pendapatan. Faktor-faktor
tersebutakan mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap praktik
manajemen. Manajemen perlu mengamati perkembangan indikator-indikator ekonomi
sehingga dapat menetapkan strategi yang efektif.
3)   Alam
Sumber daya alam memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh organisasi.
Ketersediaan bahan-bahan akan menjamin kelancaran kerja dari organisasi. Dan
sebaliknya, organisasi tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik kalau bahan-bahan
yang diperlukan tidak tersedia.
4)   Teknologi
Lingkungan teknologi merupakan kekuatan yang dapat menciptakan produk dan pasar
baru. Manajemen perlu mengamati setiap perkembangan penggunaan teknologi.
Teknologi yang canggih akan dapat menciptakan daya asing yang kuat bagi organisasi yang
pada akhirnya akan mengubah cara kerja organisasi.
5)   Politik
Kenbijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sering kali bermuatan politis sehingga
kebijakan itu biasanya berlawanan arah dengan misi dan tujuan organisasi. Ada beberapa
organisasi yang diuntungkan dari kebijakan politik tersebut, dan ada pula organisasi yang
dirugikan bahkanmenjadi mati karena kebijakan yang dibuat tersebut bermuatan politis.
6)   Sosial dan Budaya
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kehidupan organisasi tidak terlepas
dari dinamika lingkungan di sekkitarnya. Masyarakat dan budaya merupakan kekuatan
yang secara umum mempengaruhi kehidupan organisasi yang tercermin dari persepsi,
nilai-nilai kemasyarakatan dan agama, perilaku dan kepercayaan. Manajer-manajer harus
menyesuaian praktik mereka dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah di mana
mereka berkerja dan berada. Pada saat nilai, dan cita rasa berubah, manajer-manajer juga
harus berubah.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan pembahasan materi dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Jenis-jenis Manajer dan Jenjang Manajemen
Berdasarkan tingkatanjenis manajer mencakup: Manajer puncak (Top manager), manajer
menengah (middle manager), dan manajer level pertama (first-line manager/lower manager).
Berdasarkan bidangnya, jenis-jenis manajer terbagi atas 6 kelompok yaitu: Manajer keuangan,
manajer pemasaran, manajer operasional, manajer SDM, manajer administrasi, dan manajer lain-
lain. Sedangkan berdasarkan lingkup kegiatan yang dikelola, manajer dapat dibedakan menjadi
functional manager dan general manager.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajemen sering dikelompokkan menjadi (tiga)
jenjang manajemen
a. Lower Managemet (First Line): Manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin
dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau bahkan mandor (foreman).
b. Middle Management: Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu
organisasi, yang membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya atau
juga karyawan lainnya, serta memberikan laporan kepada manajer di atasnya.
c. Top Management: Klasifikasi manajemen tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif,
yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Manajer puncak bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan.
2. Lingkungan Umum dan Khusus dalam Suatu Organisasi dan Bisnis
Lingkungan umum merupakan kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi dan mempunyai
dampak terhadap perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan ini jauh lebih luas dan lebih
besar dari lingkungan khusus. Hal yang termasuk dalam lingkungan umum adalah lingkungan
ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik-hukum, lingkungan sosial-budaya dan
demografi, lingkungan alam dan lingkungan global.
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi
perusahaan dalam mencapai tujuan dan merupakan sesuatu yang khas bagi setiap
perusahaan serta berubah sesuai dengan kondisinya. Hal yang temasuk dalam lingkungan khusus,
yaitu: pemasok, pelanggan, pasar tenaga kerja, lembaga keuangan, pesaing, dan pemerintah.
3. Kekuatan Langsung dan Tidak Langsung
Lingkungan organisasi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Kekuatan yang secara
langsung mempengaruhi organisasi perusahaan terdiri dari 2 (dua) bentuk:
a. Lingkungan eksternal langsung, yaitu kekuatan-kekuatan yng berada di luar kemampuan atau
kendalin perusahaan yang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja organisasi dan
manajemen yang meliputi: pemasok, pelanggan, lembaga keuangan, pesaing, dan
pemerintah.
b. Lingkungan internal perusahaan, yaitu kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi itu
sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal ini juga
berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dari sebuah organisasi, meliputi:
pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham.
Kekuatan tidak langsung bagi organisasi perusahaan merupakan lingkungan umum yang
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi dan hampir semua organisasi
dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Adapun kekuatan tidak langsung bagi organisasi yang
muncul dari lingkungan umum, meliputi: demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan sosial
budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, H. Malayu S. P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Priyono, Pengantar Manajemen, Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2007.

Sarinah dan Mardalena, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Deepublish, 2017

Wibowo, S. Sampurno, Pengantar Manajemen Bisnis, Bandung: Politeknik Telkom, 2009.

Anda mungkin juga menyukai