Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL

“Balanced Scorecard dalam Mengukur Kinerja Perusahaan PT Pertamina


(PERSERO)”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen


Dosen Pengampu : Ati Sumiati, S.Pd., M. M.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10

1. Dinda Mutiara Ramadhan (1701620103)

2. Fairuznissa Pelita Adisty (1701620115)

3. Fernando Moses (1701620128)

4. Muhammad Bachryan Ihsan (1701620016)

5. Neiska Anlinia (1701620105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


KONSENTRASI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
Judul Artikel : Balanced Scorecard dalam Mengukur Kinerja Perusahaan
PT Pertamina (PERSERO)
Peneliti : Lufriansyah
E-ISSN : 2548-9585
Hasil Analisis :
Penilaian kinerja perusahaan PT Pertamina (Persero) menggunakan pendekatan
Balanced Scorecard karena bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan
dan non keuangan perusahaan berdasarkan analisis pengukuran kinerja perusahaan. Penilaian
kinerja tersebut untuk menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan, memberikan
dasar bagi penilaian mutu prestasi, dan memberikan motivasi untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dalam melakukan pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mengukur kinerja
keuangan saja, hal ini tentu lemah jika yang dilihat hanya tingkat keberhasilan atas
perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan. Kinerja perusahaan juga harus
memperhatikan kinerja pegawai dan tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dengan
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.
Dalam penelitiannya, penilaian ini membahas dua konsep, yiatu kinerja dan balanced
scorecard. Kinerja dikatakan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan dasar pengalaman dan
kesungguhan. Balanced scorecard diartikan sebagai ukuran dari kinerja terintegrasi yang
mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan dan memberikan cara untuk
mengkomunikasikan strategi perusahaan pada manajer. Ditekankan bahwa pengukuran
kinerja keuangan dan non keuangan juga bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari
semua tingkatan organisasi. Terdapat empat perspektif dalam konsep balanced scorecard,
yaitu perspektif keuangan (ikhtisar dari konsekuensi yang telah dilakukan), perspektif
pelanggan (manfaat yang diterima lebih tinggi daripada pengorbanan yang dikeluarkan
pelanggan), perspektif proses internal bisnis (perusahaan haru menidentifikasi proses internal
sebaik-baiknya), dan perspektif pembelajaran dan bertumbuh (bersumber dari 3 prinsip yaitu
people, system, dan organizational procedure).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa kajian
empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik.
Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian deskriptif untuk menentukan nilai
salah satu variabel yaitu variabel mandiri. Metode perolehan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumetasi ini dibuat untuk memperoleh bukti tertulis
dari pemangku kepentingan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu
analisis yang dilakukan dengan menganalisis, mengklasifikasi, dan menjelaskan situasi.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Luthfiansyah pada PT Pertamina (Persero)
dilakukan dengan pendekatan 4 perspektif dengan konsep Balanced Scorecard, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif keuangan menggunakan 8 rasio sebagai bentuk
penelitiannya, yaitu ada Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Rasio Kas,
Rasio Lancar, Collection Period, Perputaran Persediaan, Total Aset, dan Rasio Modal Sendiri.
Perspektif pelanggan melakukan pengukuran kinerja yang digunakan, seperti customer
retention, customer acquisition. Berdasarkan data yang diperoleh, selama 5 tahun terakhir
menunjukkan penurunan jumlah pelanggan dengan salah satu faktornya adalah strategi
pemasaran yang kurang. Perspektif proses bisnis internal mengukur kegiatan inovasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh, antara tahun 2014 hingga 2018
banyak inovasi baru yang dilakukan oleh perusahaan. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan lebih terpusat pada karyawan. Dilihat dari perputaran karyawannya,
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaiknya dilihat. Dari data yang
diperoleh, untuk tahun 2015, 2016,dan 2018 kinerja dari setiap karyawan mengalami
penurunan.
Dari hasil penelitian lapangan dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti
berdasarkan penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan Balanced Scorecard cenderung
mengalami penurunan, Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hutang perusahaan PT Pertamina (Persero) untuk tahun 2014 sampai tahun 2018
mengalami peningkatan, tetapi melebihi modal perusahaan. Hutang perusahaan yang
besar terjadi dikarenakan besarnya kebutuhan atas biaya operasional perusahaan, serta
penggunaan atas hutang perusahaan digunakan untuk penambahan atas asset tetap
perusahaan yang dibiayai juga dengan menggunakan hutang perusahaan, sedangkan
modal yang dimiliki perusahaan tidak mampu dalam membiayai kegiatan operasional
perusahaan, meningkatnya hutang perusahaan juga dapat berdampak dengan
keuntungan perusahaan, dimana perusahaan harus berusaha untuk dapat membayar
hutang-hutang nya dengan menggunakan keuntungan yang dimiliki perusahaan.
2. Jumlah pelanggan dan karyawan diketahui bahwa kinerja PT Pertamina (Persero)
cenderung mengalami penurunan yang dinilai tidak cukup, dan dapat dikatagorikan
belum begitu baik
3. Pengukuran kinerja perusahaan PT Pertamina (Persero) berdasarkan pendekatan
dengan Balanced Scorecard cenderung mengalami penurunan yang diukur dengan
menggunakan perpektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal dan perpektif pembelajaran dan pertumbuhan mengalami penurunan
Jurnal Humaniora,
▪ Jurnal Vol.4,
Humaniora, Vol.No. 1, April
4, No. 2020:
1 April 202098-105
: 98-105
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora

Available online at www.jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora


ISSN 2548-9585 (Online)

Universitas Abulyatama
Jurnal Humaniora

Balance Scorecard dalam Mengukur Kinerja Perusahaan


PT Pertamina (PERSERO)

Lufriansyah*1
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Mukhtar
Basri No. 3 Medan ,20238. Indonesia
*Email korespondensi: lufriansyah@umsu.ac.id

Diterima 22 Februari 2020; Disetujui 26 Maret 2020; Dipublikasi 1 April 2020

Abstract: the research conducted by the author aims to determine and analyze the company's
financial and non-financial performance by analyzing the company's performance measurement of
PT Pertamina (Persero) based on an approach with the Balanced Scorecard. The research
approach uses a descriptive approach, with the object of research seen from the 2014-2018
financial statements of PT Pertamina (Persero). The research results show that large corporate
debt occurs due to the large need for company operational costs, as well as the use of company
debt used for additional The company's fixed assets are also financed by using company debt, the
number of customers and employees is known that the performance of PT. Pertamina (Persero)
tends to decrease which is considered not enough, and can be categorized as not so good, the
performance measurement of PT. Pertamina (Persero) based on the approach with the Balanced
Scorecard tends to experience a decrease as measured using the financial perspective, customer
perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective has
decreased.

Keywords: Company Performance, Balancescorecard

Abstrak: Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
keuangan dan non keuangan perusahaan dengan menganalisis pengukuran kinerja perusahaan PT
Pertamina (Persero) berdasarkan pendekatan dengan Balanced Scorecard. Pendekatan penelitian
menggunakan pendekatan deskriptif, dengan obyek penelitian yang dilihat dari laporan keuangan
PT Pertamina (Persero)tahun 2014-2018..Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutang perusahaan
yang besar terjadi dikarenakan besarnya kebutuhan atas biaya operasional perusahaan, serta
penggunaan atas hutang peusahaan digunakan untuk penambahan atas asset tetap perusahaan yang
dibiayai juga dengan menggunakan hutang perusahaan, jumlahpelanggan dan karyawan diketahui
bahwa kinerjaPT. Pertamina (Persero)cenderung mengalami penurunan yang dinilai tidak cukup,
dan dapat dikatagorikan belum begitu baik, pengukuran kinerja perusahaan PT. Pertamina
(Persero) berdasarkan pendekatan dengan Balanced Scorecardcenderung mengalami penurunan
yang diukur dengan menggunakan perpektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal dan perpektif pembelajaran dan pertumbuhan mengalami penurunan.

Kata kunci : Kinerja Perusahaan, Balancescorecard

Penilaian kinerja bertujuan untuk menentukan organisasi perusahaan secara keseluruhan,


konstribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi
- 98 -
ISSN 2548-9585(Online)

manajer bagian dalam perusahaan, dan memberikan KAJIAN PUSTAKA


motivasi bagi manajer bagian di dalam menjualkan Kinerja
bagiannya seirama dengan tujuan pokok organisasi Kinerja merupakan istilah umum yang
perusahaan secara keseluruhan (M. Sari & Arwinda, digunakan untuk menunjukkan sebagianatau seluruh
2015). Pengukuran kinerja yang berfokus pada tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada
aspek keuangan dan kurang memperhatikan aspek suatu periode seiringdengan referensi pada sejumlah
kinerja dari segi non keuangan. Sedangkan standar seperti biaya-biaya masa lalu atau
pengukuran kinerja yang diukur dari aspek keuangan yangdiproyeksikan suatu dasar efisiensi,
belum mampu mencerminkan kinerja perusahaan pertanggungjawaban atau akuntabilitas
secara keseluruhan. manajemendan semacamnya (Mulyadi, 2011)
Hal tersebut dapat di atasi dengan Menurut (Horngren, Datar, & Foster,
menggunakan sistem pengukuran kinerjayang 2010)menyatakan bahwa : “Kinerja adalah suatu
dirancang oleh Kaplan dan Norton yaitu balance tingkat keberhasilan yang dicapai seorang dalam
scorecard. Konsep balance scorecard yang dibuat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992 adalah kepadanya yang diazaskan atas pengalaman dan
sebuah metode penilaian kinerja yang mengukur kesungguhan”. Menurut (Hani, 2015)menilai
aspek keuangan dan non keuangan dari suatu keberhasilan perusahaan tidak cukup hanya melihat
perusahaan dengan menyesuaikan pada strategi dan kondisi internal, karena lingkungan eksternal juga
tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dari sangat mempengaruhi kelangsungan usaha, sehingga
percobaan penggunaan balance scorecard pada manajemen perusahaan perlu membuat
tahun 1992, perusahaan-perusahaan yang ikut serta perbandingan keberhasilan usaha dengan pihak lain
dalam penelitian tersebut menunjukkan seperti pesaing kelompok industri atau standart
pelipatgandaan kinerja keuangan perusahaan. tertentu yang dapat menilai atau mengukur kinerja
PT Pertamina (Persero) dalam melakukan perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik, sehat
pengukuran kinerja menggunakan pengukuran atau sebaliknya.
dengan metode Balance scorecard, dimana
perusahaan hanya melakukan pengukuran kinerja Balanced Scorecard
keuangan yang berdasarkan dengan perspektif Menurut (Tunggal, 2011) Balanced Scorecard
keuangan, hal ini tentu cukup lemah dalam (BSC)merupakan Kumpulan ukuran kinerja yang
pengukuran kinerja, dimana perusahaan hanya terintegrasi yang diturunkan daristrategi perusahaan
melihat tingkat keberhasilan atas perusahaan hanya yang mendukung strategi perusahaan secara
berdasarkan dengan laporan keuangan, tanpa melihat keseluruhan.Balanced Scorecard (BSC)
dari kinerja pegawai dan tingkat kepuasan pelanggan memberikan suatu cara untuk
yang dapat diukur dengan menggunakan perspektif mengkomunikasikanstrategi suatu perusahaan pada
pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif manajer diseluruh organisasi.
pembelajaran dan pertumbuhan Balanced Scorecard (BSC) yang menunjukkan
Balanced Scorecard……
( Lufriansyah, 2020) - 99-
Jurnal Humaniora, Vol.4, No. 1, April 2020: 98-105
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora

bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari
keuangannya.(Kaplan & Norton, 2011) Balance apa yangdiharapkan pelanggan.
Scorecard(BSC) merupakan Suatu metode penilaian Oleh (Kaplan & Norton, 2011)perusahaan
yang mencakup empat perspektif untukmengukur diharapkan membuat suatusegmentasi pasar dan
kinerja perusahaan, yaitu Perspektif Keuangan, ditentukan target pasarnya yang paling mungkin
Perspektif Pelanggan,Perspektif Proses Bisnis untuk dijadikansasaran sesuai dengan
Internal dan Perspektif Pembelajaran dan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka
Pertumbuhan. Balanced scorecard (BSC) panjang perusahaan.
menekankan bahwa pengukuran kinerja keuangan 3) Perspektif Proses Internal Bisnis
dannon keuangan harus merupakan bagian dari Dalam perspektif proses internal bisnis,
informasi bagi seluruh pegawai darisemua tingkatan perusahaan harus mengidentifikasikanproses internal
bagi organisasi. yang penting dimana perusahaan harus
Menurut (Kaplan & Norton, 2011)hubungan melakukannya dengan sebaik-baiknya,karena proses
keempat perspektif denganmenggunakan konsep internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan
Balanced Scorecard (BSC) yaitu :perspektif pelanggandan akan memberikan pengembalian yang
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses diharapkan oleh pemegang saham. Para manajer
bisnis internal dan perspektif pembelajaran dengan harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis
penjelasan sebagai berikut: internal yangmenjadi penentu kepuasan pelanggan.
1) Perspektif Keuangan Kinerja perusahaan dari perspektif
Balanced Scorecard menggunakan perspektif tersebutdiperoleh dari proses bisnis internal yang
keuangan karena penilaiankinerja merupakan diselenggarakan perusahaan. Perusahaan
ikhtisar dari konsekuensi ekonomis yang telah harusmemilih proses dari kompetensi yang menjadi
dilakukan. Menurut (Wardana, 2013) menyatakan unggulannya dan menentukan ukuran-ukuranuntuk
bahwa ukuran financial yaitu ukuran yang menjadi menilai kinerja proses dan kompetensi tersebut.
fokus dari berbagai tujuan strategis yang menjadi 4) Perspektif Pembelajaran dan Bertumbuh
bagian dari keterkaitan hubungan sebab akibat yang Proses belajar dan bertumbuh suatu organisasi
memuncak dipeningkatan kinerja financial seperti bersumber dari 3 prinsip yaitu people, system, dan
profitabilitas, nilai saham, rasio-rasio keuangan dan organizational procedure. ini adalah persepektif
lain sebagainya. keempat yang digunakan dalam mengukur kinerja
2) Perspektif Pelanggan perusahaan menggunakan balancescorecard.
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai
METODE PENELITIAN
nilai bagi pelanggannya jikamanfaat yang
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
diterimanya relatif lebih tinggi daripada
karena data penelitian berupa kajian empiris untuk
pengorbanan yang dikeluarkanoleh pelanggan
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan
tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu.
data dalam bentuk numerik. Penelitian ini
Dan suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila

- 100 -
ISSN 2548-9585(Online)

menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang (Return On Investment), Rasio Kas (Cash
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio), CP
dengan satu variabel. (Collection Period), PP (Perputaran Persediaan),
Teknik pengumpulan data yang dilakukan TATO (Perputaran Total Asset), TA (Rasio
dalam penelitian ini adalah dokumentasi Modal Sendiri). Hasilnya dapat dilihat
.Dokumentasi merupakan suatu metode bahwasannya rasio-rasio keuangan perusahaan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara rata-rata cukup baik dengan peningkatan rasio
mengambil data secara langsung (dokumentasi) dari tiap tahunnya dan nilainya berada di atas standar
instansi yang bersangkutan. Dokumentasi ini yang ditetapkan.
dilakukan bertujuan agar dapat mendapatkan bukti
b. Perspektif Pelanggan
tertulis dari pihak yang bersangkutan
Sasaran dari perspektif pelanggan dimaksudkan
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis
untuk meningkatkan kepuasan, retensi, akuisisi, dan
deskriptif yaitu analisis yang dilakukan dengan
loyalitas pelanggan. Sasaran dari pada strategi
melakukan penganalisisian, mengklasifikasikan dan
customer perspektif pada PT Pertamina (Persero)
mengambarkan suatu keadaan.
adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN kepercayaan pelanggan. Adapun pengukuran kinerja
Analisa terhadap pengukuran kinerja pada PT yang digunakan adalah customer retention, customer
Pertamina (Persero)dilakukan dengan pendekatan 4 acquisition. Sebelum dilakukan analisis kinerja
perspektif dengan konsep Balanced Scorecard yaitu dengan perspektif pelanggan, terlebih dahulu akan
: persepektif keuangan, persepektif pelanggan, disajikan data pelanggan yang diperoleh dari PT
persepektif proses bisnis internal dan persepektif Pertamina (Persero) sebagai berikut:
pembelajaran dan pertumbuhan. Tabel . Jumlah Pelanggan PT Pertamina (Persero)
Pelanggan Pelanggan
Tahun Selisih
a. Perspektif Keuangan Lama Baru
2014 13 14 1
Sasaran dari perspektif keuangan ini adalah
2015 14 14 -
untuk memenuhi harapan darishareholder. Salah 2016 14 12 (2)
satunya adalah dengan cara memperbaiki kinerja 2017 12 15 3
2018 15 13 (2)
operasi perusahaan tersebut. Sehingga profit yang Sumber: data yang diolah
dihasilkan dapat meningkat. Adapun ukuran-ukuran
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan data
yang digunakan pada perspektif keuangan sebagai
pelanggan PT Pertamina (Persero)selama 5 tahun
berikut :
yang menunjukkan bahwa terjadinya penurunan
Dalam peneliti ini, penulis menggunakan
jumlah pelanggan yang dimiliki perusahaan, bahkan
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-
dalam beberapa tahun, terdapat pelanggan yang
100/MBU/2002, dengan menggunakan 8 rasio
tidak bekerjasama kembali terhadap PT Pertamina
yaitu, Rasio ROE (Return On equity), ROI
(Persero), sedangkan pelanggan yang masuk tidak
Balanced Scorecard……
( Lufriansyah, 2020) - 101-
Jurnal Humaniora, Vol.4, No. 1, April 2020: 98-105
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora

bertambah dalam 3 tahun. Salah satu faktor yang dilakukan sudah cukup baik. Dimana perusahaan
menyebabkan jumlah pelanggan PT Pertamina berusaha untuk dapat melakukan pengembangan
(Persero) mengalami penurunan dikarenakan strategi usahanya dengan membuat suatu inovasi yang
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan belum baru yang bertujuan untuk dapat menarik minat
maksimal, sehingga menyebabkan banyak nya konsumen dalam melakukan pembelian atas
pelanggan yang keluar dalam bekerjasama denga produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Proses
perusahaan PT Pertamina (Persero). pengembangan usahan yang dilakukan dengan
menggunakan inovasi dapat dinyatakan cukup
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
yang dikatagorikan dengan penilaianbaik yang
Sasaran dari perspektif ini adalah untuk
dilihat dari inovasi yang dilakukan oleh
mengukur kegiatan inovasi yang dilakukan oleh
perusahaan mengalami peningkatan.(Kaplan &
perusahaan, guna untuk membuat suatu produk
Norton, 2011).
yang baru yang tujuannya guna meningkatkan
pengembangan bagi perusahaan dimasa yang d. Perspektif Pembelajaran dan
akan datang, yang dapat dilihat pada tabel Pertumbuhan
dibawah ini : Dalam perspektif ini lebih terpusat pada
karyawana khususnya, karyawan perusahaan

Tabel 2. Laporan Data padaPT Pertamina sebagai salah satu sumber daya yang penting
(Persero) Tahun 2014-2018 (dalam Satuan) bagi perusahaan karenatanpa karyawan maka
Produk
Produk dengan dapat dikatakan keseluruhan produksi tidak akan
Tahun dengan
Inovasi Lama
Inovasi Baru berjalan.Adapun pengukuran dalam Perspektif
2014 3 Kali 0 Kali
2015 3 Kali 1 Kali Pembelajaran dan Pertumbuhan dapat dilakukan
2016 4 Kali 3 Kali dengan melihat dari perputaran karyawan
2017 7 Kali 0 Kali
Tingkat perputaran karyawan dilakukan
2018 7 Kali 2 Kali
Sumber : Laporan Keuangan yang diolah untuk memantau kinerja setiap karyawan.
Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
Dapat dilihat pada tabel diatas menunjukkan
pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam
bahwa jumlah produk yang dilakukan dengan
organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan
inovasi baru untuk tahun 2014 sampai tahun
investasi dalam sumber daya manusia akan sia-
2018 cenderung mengalami peningkatan, dengan
sia apabila tidak mempertahankan karyawannya
meningkatnya inovasi baru yang dilakukan oleh
untuk terus berada dalam perusahaannya.
perusahaan mampu membantu pengembangan
Mengukur seberapa besar perputaran karyawan
atas kegiatan perusahaan, hal ini terbukti dengan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
jumlah penjualan yang mengalami penurunan
untuk setiap tahunnya.
Selama 5 tahun terakhir yang dilakukan
pengukuran terhadap pemberian inovasi yang

- 102 -
ISSN 2548-9585(Online)

Tabel 3 Jumlah Karyawan PT Pertamina mengalami peningkatan, tetapi melebihi


(Persero)
Karyawan modal perusahaan. Hutang perusahaan yang
Karyawan
Tahun Awal Selisih besar terjadi dikarenakan besarnya
Akhir
Masuk
2014 24.781 27.429 2.648 kebutuhan atas biaya operasional
2015 27.429 27.971 542
perusahaan, serta penggunaan atas hutang
2016 27.971 27.227 (744)
2017 27.227 30.118 2.891 peusahaan digunakan untuk penambahan
2018 30.118 31.569 1.451
Sumber : data yang diolah atas asset tetap perusahaan yang dibiayai
juga dengan menggunakan hutang
Dapat dilihat pada tabel diatas untuk jumlah perusahaan, sedangkan modal yang dimiliki
karyawan dilakukan untuk memantaukinerja perusahaan tidak mampu dalam membiayai
setiap karyawan untuk tahun 2015, tahun 2016 kegiatan operasional perusahaan,
dan tahun 2018 mengalami penurunan, hal ini meningkatnya hutang perusahaan juga dapat
terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah berdampak dengan keuntungan perusahaan,
karyawan keluar yang tidak bekerja kembali di dimana perusahaan harus berusaha untuk
perusahaan. Kemampuan perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutang nya dengan
mampu untuk dapat mempertahankan menggunakan keuntungan yang dimiliki
pekerjaterbaiknya untuk terus berada dalam perusahaan.
organisasinya. Perusahaan yang telahmelakukan 2. Jumlah pelanggan dan karyawan diketahui
investasi dalam sumber daya manusia akan sia- bahwa kinerja PT Pertamina (Persero)
sia apabila tidakmempertahankan karyawannya cenderung mengalami penurunan yang
untuk terus berada dalam perusahaannya.Selama dinilai tidak cukup, dan dapat dikatagorikan
5 tahun terakhir yang dilakukan pengukuran belum begitu baik.
terhadap Tingkat perputaran karyawan yang 3. Pengukuran kinerja perusahaan PT
cenderung mengalami penurunandan dapat Pertamina (Persero) berdasarkan pendekatan
dinyatakan tingkat perputaran karyawan dengan Balanced Scorecard cenderung
dinyatakan belum maksimal. mengalami penurunan yang diukur dengan
menggunakan perpektif keuangan,
KESIMPULAN DAN SARAN
perspektif pelanggan, perspektif proses
Kesimpulan
bisnis internal dan perpektif pembelajaran
Dari hasil penelitian lapangan dan analisis
dan pertumbuhan mengalami penurunan
data berdasarkan penilaian kinerja keuangan
dengan pendekatan Balanced Scorecard Saran
cenderung mengalami penurunan, Maka dapat Setelah memperhatikan kinerja PT
disimpulkan sebagai berikut : Pertamina (Persero) berdasarkan empat
1. Hutang perusahaan PT Pertamina (Persero) perspektif Balanced Scorecard, penulis ingin
untuk tahun 2014 sampai tahun 2018 memberikan beberapa masukan perihal yang
Balanced Scorecard……
( Lufriansyah, 2020) - 103-
Jurnal Humaniora, Vol.4, No. 1, April 2020: 98-105
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora

perlu diperhatikan oleh pihak manajemen PT. Gaspersz, V. (2011). Total Quality Management
(untuk Praktisi Bisnis dan Industri).
Pertamina (Persero):
Jakarta: Penebar Swadaya.
1. Sebaiknya PT Pertamina (Persero)
Gultom, D. R. (2009). Pengukuran Kinerja
menerapkan konsep Balanced Scorecard Perusahaan dengan Balanced Scorecard
sebagai alternatif pengukuran kinerjanya, Studi Kasus pada Perusahaan Perkebunan
Negara III (Persero) Medan. Universitas
agar mampu bersaing dalam persaingan
Sumatera Utara.
bisnis yang kian ketat.
Handayani, B. D. (2011). Pengukuran Kinerja
2. Dalam membangun konsep Balanced Organisasi dengan Pendekatan Balanced
Scorecard, sebaiknya PT Pertamina Scorecard Pada RSUD Kabupaten
Kebumen. Jurnal Dinamika Manajemen,
(Persero) lebih banyak melibatkan para 2(1), 78–91.
karyawannya dalam pengambilan keputusan
Hani, S. (2015). Teknik Analisa Laporan
yang akan diambil, karena karyawanlah Keuangaan. Medan: Umsu Press.
yang banyak mengetahui masalah-masalah
Hanum, S. (2010). Analisis Keuangan Daerah
yang terdapat di lapangan. (Revisi). Jakarta: Salemba Empat.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu
Horngren, C. T., Datar, S. M., & Foster, G.
menambah indikator - indikator pernyataan (2010). Akuntansi Biaya (12th ed.).
dalam masing - masing variabel yang Jakarta: Erlangga.

mampu mengarah kedalam permasalahan Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (2011). Balanced
yang diteliti sehingga hasilnya akan lebih Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi. Jakarta: Erlangga.
baik.
Mulyadi. (2011). Balance Scorecard: alat
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan.
Abdullah, I., & Lestari. (2015). Analisis Rasio Jakarta: Salemba Empat.
Solvabilitas dan Aktivitas untuk Menilai
Kinerja Keuangan pada PT. Aneka Gas Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor:
Industri. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Ghalia Indonesia.
Pembangunan, 14(2), 182–190.
Rahayu, N. E., & Wirajaya, I. G. A. (2014).
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011). Dasar - Analisis Perbandingan Kinerja Dengan
dasar Keuangan Manajemen (11th ed.). Balanced Scorecard Pada KSU Beringkit
Jakarta: Salemba Empat. Dengan KSU Denbantas. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 9(2), 487–
Christina, N. P. Y., & Sudana, I. P. (2013). 504.
Penilaian Kinerja Pada Pt. Adhi Karya
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Sari, E. N. (2010). Konsep Anggaran Dalam
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Perspektif Balance Scorecard: Suatu
5(3), 516–529. Tinjauan Teoritis. Jurnal Riset Akuntansi &
Bisnis, 10(2), 119–135.
Frenny. (2009). Penerapan Balanced Scorecard
Sebagai Pengukuran Kinerja pada RSUD Sari, M., & Arwinda, T. (2015). Analisis
Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Balanced Scorecard Sebagai Alat
Universitas Sebelas Maret. Pengukuran Kinerja Perusahaan PT.
Jamsostek Cabang Belawan. Jurnal Riset

- 104 -
ISSN 2548-9585(Online)

Akuntansi & Bisnis, 15(1), 28–41.

Sari, V. K. (2017). Analisis Kinerja Perusahaan


Menggunakan Metode Balanced Scorecard
(Studi Kasus Pada PT. Aditya Sentana
Agro). Jurnal AGORA, 5(1), 1–7.

Sawir, A. (2012). Analisis Kinerja Keuangan


dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Styaningrum, F., & Riani, A. L. (2014). Analisis


Kinerja Perusahaan Dengan Metode
Balanced Scorecard Pada Kusuma Sahid
Prince Hotel Surakarta. Jurnal Pendidikan
Insan Mandiri, 3(1), 32–43.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tunggal, A. W. (2011). Pokok-Pokok


Perfomance Measurement dan Balanced
Scorecard. Jakarta: Harvarindo.

Wardana, A. (2013). Usulan Rencana


Pengukuran Kinerja Strategi Bisnis
Dengan Menggunakan Kerangka The
Balanced Scorecard pada PT Pertamina
Gas (Persero). Jurnal Kebangsaan, 2(4),
37–42.

Balanced Scorecard……
( Lufriansyah, 2020) - 105-

Anda mungkin juga menyukai