Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PENGERTIAN ANALISIS SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),


Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman utama ke dalam daftar yang terorganisir dan
disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Strengths (kekuatan)
dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal. Kekuatan dan
kelemahan adalah hal-hal yang dapat kontrol dan dapat berubah.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
dapat mempengaruhi atau hal-hal yang terjadi di luar yang lebih besar.
Kita dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi
tidak dapat mengubahnya.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Teknik ini
yang sampai saat ini digunakan oleh seluruh orang untuk mengetahui,
mengukur, dan mengambil tindakan yang tepat pada hasil analisisnya.

STRENGTH (KEKUATAN)

1. Inovasi dalam kurikulum


Perlunya inovasi dalam merancang kurikulum darurat menjadi
tantangan terhadap setiap instansi pendidikan yang bilamana
berhasil dalam menginovasi kurikulum yang ada akan menjadi
kekuatan yang berdampak pada sistem pembelajaran yang tepat
sesuai dengan kondisi saat ini. Sekolah juga diberikan kesempatan
untuk mengubah sedikit atau merancang kurikulum yang ada
dengan sebaik-baiknya.
2. Inovasi dan variasi dalam sistem pembelajaran
Setelah tercapainya pembentukan kurikulum darurat, implementasi
dalam sistem pembelajaran pasti berbeda dengan sistem tatap
muka. Di masa pandemi seluruh kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan cara tatap maya atau daring. Keadaan yang
memaksa ini menjadi kekuatan dalam sistem pembelajaran.
Pembelajaran tatap maya mengubah sistem pembelajaran yang
monoton pada pembelajaran secara langsung. Beragam cara atau
metode yang dilakukan menjadikan kekuatan pada kurikulum yang
diterapkan dengan variasi-variasi dan inovasi yang digunakan.
3. Penggunaan teknologi yang masif
Penggunaan teknologi yang masif menjadi kemajuan pendidikan
dalam hal sistem pembelajaran jarak jauh pada kurikulum darurat
yang dirancang sesuai kebutuhan saat ini. Menggunakan gawai
untuk pembelajaran adalah salah satu hal positif dari kemajuan
teknologi dan sistem informasi. Berbagai media pembelajaran
daring yang digunakan juga sudah banyak dan mulai dimanfaatkan
dalam pendidikan.
4. Siswa lebih fokus ke pelajaran utama
Kurikulum darurat yaitu penyederhanaan atau mengurangi secara
dramatis Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran.
Sehingga peserta didik akan fokus kepada kompetensi yang
esensial dan kompetensi yang menjadi prasyarat untuk kelanjutan
pembelajaran ke tingkat selanjutnya. Berikut ini dampak yang akan
timbul dari pelaksanaan kurikulum darurat. Siswa tidak dibebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan dapat
berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan
kontekstual.
5. Mudahnya pengawasan oleh guru dan orang tua terhadap siswa
serta beban tugas guru berkurang
Secara daring, siswa dapat dengan mudah diawasi oleh guru
secara khusus dan juga oleh orang tuanya karena siswa belajar di
rumah. Siswa jadi lebih fokus dalam menuntut pelajaran dan tidak
mungkin dapat meninggalkan kelas saat online. Kemudian beban
guru sebagai pengajar dan pengurus administrasi sekolah juga
semakin ringan karena kurikulum darurat yang mempermudah
kegiatan belajar mengajar kepada siswa dan guru.

WEAKNESS (KELEMAHAN)

1. Jaringan internet dan media (gawai/laptop)


Sejauh ini permasalahan mendasar dari diterapkannya kurikulum
darurat khususnya dalam kegiatan belajar mengajar adalah
jaringan internet yang tidak stabil dan tidak merata. Pembelajaran
daring memerlukan faktor pendukung yang seimbang antara sistem
pembelajaran, jaringan internet yang memadai, dan alat komunikasi
atau gawai pada setiap siswa dan guru. Ini menjadi kelemahan
pada penerapan kurikulum darurat karena dibutuhkannya biaya
yang besar oleh setiap siswa atau guru dalam melaksanakan
pembelajaran daring ini. Gawai dan laptop yang menjadi kebutuhan
utama dalam pembelajaran daring inilah yang paling besar
permasalahannya.
2. Materi pembelajaran yang diterima siswa
Pembelajaran daring memungkinkan setiap individu siswa
mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang telah
disampaikan. Metode yang digunakan juga berpengaruh terhadap
ilmu yang didapat, apakah cocok atau tidak. Banyak faktor yang
mempengaruhi keadaan ini, salah satu faktor tersebut adalah
permasalahan jaringan.
3. Interaksi dan komunikasi yang terkendala
Masa pandemi yang memaksa untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran dari rumah membuat interaksi antar siswa dan
komunikasi secara langsung menjadi terbatas. Kelemahan dalam
kurikulum darurat yang mengharuskan belajar dari rumah yaitu
siswa kesulitan dalam melaksanakan tugas kelompok yang
mengharuskan adanya diskusi secara langsung dan diperlukannya
kolaborasi antar siswa dalam penugasan yang diberikan.
4. Minat dan bakat siswa terbatasi
Minat dan bakat siswa menjadi terbatas karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan seluruh kegiatan pengembangan bakat
(ekstrakurikuler) dilaksanakan. Dalam kurikulum darurat tidak
memungkinkan seluruh kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilaksanakan. Masa pandemi yang mengharuskan seluruh siswa
belajar dari rumah adalah faktor utama ditiadakannya kegiatan
pengembangan bakat.

Anda mungkin juga menyukai