M DENGAN STROKE
Disusun oleh :
Kelas 2 C
YOGYAKARTA
2020
BAB I
KASUS
= 38 kg/ 1,542 m
= 38 kg/ 2,3716 m
= 16,02 (underweight)
4444 2222
2) Sistem pendengaran
3) Sistem wicara
4) Sistem pernafasan
5) Sistem kardiovaskuler
6) Sistem neurologi
7) Sistem pencernaan
8) Sistem immunologi
9) Sistem endokrin
Tidak terdapat luka, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan kadar gula darah.
Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada gangguan pola eliminasi
urine.
Tidak ada perubahan warna kulit, turgor kulit elastis, tidak ada
edema, tidak ada luka, tidak ada kerusakan integritas kulit/ jaringan.
RS Purnama, Yogyakarta
Tanggal Nama
Hasil Nilai normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
1 2 3 4
SGOT/AST 23 5-40
SGPT/ALT 15 5-41
11 Oktober 2020 Kreatinin 0,7 L:0,9-1,2;P:0,6-1,1
Ureum 16 15-39mg/dL
Glukosa sewaktu 108 100-200mg/dL
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu
jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga
darah tidak dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak
mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.
B. ETIOLOGI
Penyebab pendarahan otak yang paling sering terjadi :
1. Aneurisma Berry, biasanya efek kongential
2. Aneurisma Fusiformis dari atherosclerosis. Atherosclerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas
dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi
aneurisma kemudian robek dan terjadi pendarahan.
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk
abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga
darah arteri langsung masuk vena, memyebabkan mudah pecah dan
menimbulkan pendarahan otak.
5. Rupture arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan
dan degenerasi pembuluh darah.
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Kecacatan yang berkaitan dengan stroke :
1. Daerah a. serebria media
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonym kontralateral
c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah a. karotis interna : serupa dengan bila mengenai a. serebri media
3. Daerah a. serebri anterior
a. Hemiplegi dan hemianestesi kontralateral terutama pada tungkai
b. Incontinentia urinae
c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah a. posterior
a. Heianopsi homonym kontralateral mungkin tanpa mengenai daerah
macula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. serebru media
b. Nyeri talamik spontan
c. Hemibalisme
d. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah vetebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital dibatang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegia
c. Kelumpuhan pseudodulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
F. KOMPLIKASI
Stroke hemoragik ini dapat menyebabkan :
1. Infrak serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensive
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan stroke hemoragik antara lain :
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
3. Pengobatan
a. Anti koahulan : heparin untuk menurunkan kecenderungan pendarahan
pada fase akut
b. Obat anti trombotik : pemberian obat ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/embolitik
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran
darah di otak. Penderita yang menjalani tindakan ini sering kali juga
menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskuler yang luas. Tindakan dilakukan dengan anestesi umum
sehingga saluran pernafasan dan control ventilasi yang baik dapat
dipertahankan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
peredaran anteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskuler.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarachnoid atau perdarahan pada
intracranial.
3. CT scan
Pemindaian untuk memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infrak atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
4. MRI (magnetic imaging resonance)
Menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi dan besar
ternadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi
dan infrak akibat hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan EEG bertujuan memperlihatkan masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infrak sehingga dapat menurunnya implus listrik
dalam jaringan otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari, Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Jam : 09:00 WIB
Tempat : Ruang Kamboja
No. RM : 123456
Diagnosa Medis : -
1. Identitas Pasien
Nama klien : Tn. “M”
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Mlanggen 015/005 Menoreh, Salaman
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Tanggal, Jam Masuk RS : 10 Oktober 2020 / 11:40 WIB
6. Riwayat psikososial-spiritual
7. Lingkungan
Rumah klien jauh dari pabrik industri sehingga tidak adanya pencemaran
polusi udara. Klien bekerja sebagai seorang petani yang pekerjaan rumahnya
tidak membahayakan bagi diri nya.
a. Pola nutrisi
Klien mengatakan nafsu makannya menurun dan mual tetapi tidak disertai
muntah, klien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi klien terlihat tidak
menghabiskan porsi makannya. Diit yang diberikan pada klien bubur
biasa. Ada penurunan berat badan 8 kg dari 46 kg menjadi 38 kg, tampak
lemah.
IMT = BB(kg)/TB2(m)
= 38 kg/1542 cm
= 38 kg/ 1,542 m
= 38 kg/ 2,3716 m
= 16,02 (underweight)
b. Pola cairan
Klien mengatakan minum air putih 8 gelas perhari, dengan volume total
kurang lebih 2 liter perhari.
c. Pola eliminasi
1) BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK, klien mengatakan
BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas urine.
2) BAB
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB, klien mengatakan
BAB 1-2 kali sehari berwarna kuning dengan tekstur lembek dan berbau
khas feses.
d. Personal hygiene
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam perawatan diri mandi, klien di
lap 2 kali sehari semenjak di rumah sakit dan gosok gigi 2 kali sehari di
bantu keluarga.
Klien mengatakan tidak sulit tidur, klien mengatakan puas dengan tidurnya,
klien mengatakan tidak mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari.
Lama tidur 8 jam pada malam hari dan kurang lebih 1 jam pada siang hari.
4444 2222
4444 2222
g. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
h. Pengkajian fisik
1) Pemeriksaan umum
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. M diperoleh
data tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 80x/ menit lokasi
pemeriksaan nadi radialis dengan kualitas kuat dan irama teratur,
frekuensi pernafasan 20x/menit dengan irama teratur dan tidak terdapat
suara nafas tambahan, suhu tubuh 36,5oC, tinggi badan 154 cm dan
berat badan 38 kg.
2) Pemeriksaan fisik per sistem
a) Sistem penglihatan
Klien tidak mengalami masalah pada penglihatannya, posisi mata
simetris, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
b) Sistem pendengaran
Klien tidak mengalami masalah dalam pendengarannya, posisi
telinga simetris, tidak ada tanda-tanda peradangan pada telinga, dan
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
c) Sistem wicara
Keluarga mengatakan klien sulit bicara sejak 1 minggu, klien
tampak kesulitan berbicara, bicara tidak jelas, bicara pelo dan klien
tampak sulit mengungkapkan kata-kata.
d) Sistem pernafasan
Klien mengatakan tidak sesak, tidak ada sumbatan jalan nafas,
frekuensi nafas 20x/menit dengan irama teratur, pergerakan dinding
dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
e) Sistem kardiovaskuler
Pada pemeriksaa nadi radialis di dapatkan data N : 80x/ menit teraba
kuat dan teratur, tidak terdapat distensi vena jugularis, CRT
(capillary refill time) <2 detik, tidak ada nyeri dada.
f) Sistem neurologi
Tingkat kesadaran klien compos mentis E4V5M6. Saat pemeriksaan
saraf kranial, didapatkan hasil nervus asesorius (N.XI) dan nervus
hipoglosus (N.XII) yang mengalami gangguan yang menyebabkan
ketidakmampuan mengangkat bahu sebelah kiri dan menggerakkan
kaki dan tangan sebelah kiri serta bicara pelo.
g) Sistem pencernaan
Klien mengatakan merasa mual tetapi tidak disertai muntah, tidak
mengalami masalah dalam menelan, tidak mengalami nyeri perut,
kram perut dan tidak ada distensi abdomen.
h) Sistem immunologi
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
i) Sistem endokrin
Tidak terdapat luka, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan kadar gula darah.
j) Sistem urogenital
Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada gangguan pola
eliminasi urine.
k) Sistem integumen
Tidak ada perubahan warna kulit, turgor kulit elastis, tidak ada
edema, tidak ada luka, tidak ada kerusakan integritas kulit/ jaringan.
l) Sistem muskuloskeletal
Klien tampak lemah, ada keterbatasan dalam pergerakkan, kekuatan
otot
4444 2222
4444 2222
9. Pengobatan
1) Cairan infus RL 20tpm
2) Therapy injeksi
a. Citicolin 500mg/12jam/IV
b. Ranitidine 25mg/12jam/IV
c. Mecobalamin 500mg/8jam/IV
d. Ceftriaxone 1g/12 jam/IV
e. Ondansentron 4mg/8 jam/IV
3) Therapy oral
a. Curcuma 200 mg/8 jam
b. Sucralfat syrup 10cc/8 jam
c. Metformin 500 mg/24 jam
10. Pemeriksaan diagnostik
Dari hasil pemeriksaan CT-Scan pada tanggal 11 Oktober 2020, didapatkan
hasil : area hipodens pada lobus frontal kanan, hemisfer serebellum kanan
1. Hasil laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn.M di Ruang Kamboja RS Purnama,
Yogyakarta
Tanggal
Pemeriksaa Nama Pemeriksaan Hasil Nilai normal
n
1 2 3 4
SGOT/AST 23 5-40
SGPT/ALT 15 5-41
11 Oktober
Kreatinin 0,7 L:0,9-1,2;P:0,6-1,1
2020
Ureum 16 15-39mg/dL
Glukosa sewaktu 108 100-200mg/dL
PENGELOMPOKAN DATA
4444 2222
ANALISA DATA
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromoskular d.d
mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun
2. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk makan b.d berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, nafsu makan menurun
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Murti
Pukul 14.00 WIB
S : Klien mengatakan
sulit untuk
menggerakkan tubuh
bagian kiri
O:
a. Klien terlihat lemah
b. Kekuatan otot klien
bagian tubuh klien
sebelah kiri 2
A : Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1) Lakukan latihan
ROM pasif atau
ROM dengan
bantuan
2) Instruksikan pasien
atau keluarga cara
melakukan ROM
pasif, ROM
dengan banuan
3) Sediakan dukungan
positif dalam
melakukan latihan
sendi
4) Kaji kesiapan
klien untuk
melakukan
latiha
5) Sediakan
privasi selama
latihan jika
diinginkan
Perawat
Murti
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA
Gangguan neuromoskular b.d Gangguan mobilitas fisik
NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
1. Selasa, 13 Oktober 2020 Pukul 21.00 WIB
Terapi Latihan Pergerakan Sendi
S : Klien mengatakan kaki dan tangan kiri nya terasa enak setelah di
a. Pukul 15.00 WIB Melakukan latihan ROM lakukan latihan pergerakan sendi
pasif atau ROM dengan bantuan
O : Kekuatan otot 4444 3333
b. Pukul 15.10 WIB Menginstruksikan pasien
4444 3333
atau keluarga cara melakukan ROM pasif,
ROM dengan bantuan A : Masalah teratasi sebagian
c. Pukul 15.40 WIB Menyediakan dukungan
P : Lanjutkan intervensi
positif dalam melakukan latihan sendi
1) Kaji kemampuan pasien dalam melakukan mobilitas fisik
Murti
NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
1. Rabu, 14 Oktober 2020 Rabu, 14 Oktober 2020
Terapi Latihan Pergerakkan Sendi
a. Pukul 09.20 WIB Mengkaji kemampuan S : Klien mengatakan sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan kiri nya sedikit
pasien dalam melakukan mobilitas fisik demi sedikit
O:
b. Pukul 09.40 WIB Menginstuksikan pasien a. TD : 130/80 mmHg
dan keluarga cara melakukan ROM pasif, b. N : 80x/menit
ROM dengan bantuan c. RR : 24x/menit
d. S : 36,0oC
c. Pukul 09.50 WIB Menentukan e. Kekuatan otot 4444 3333
perkembangan terhadap perkembangan 4444 3333
pencapaian tujuan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan Intervensi
Perawat
Perawat
Murti
Murti
No
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Dx
2. Keengganan Untuk Makan b.d Status nutrisi Manajemen nutrisi 1. Memenuhi Senin, 12 Oktober 2020 Senin, 12 Oktober
Defisit nutrisi (1004) (1100) kebutuhan gizi 2020
Setelah 1) Tentukan status dan nutrisi a. Pukul 09.00 WIB Pukul 09.10 WIB
DS: dilakukan gizi pasien dan 2. Meningkatkan Memberikan terapi DS : -
1. Klien mengatakan nafsu asuhan kemampuan obat oral curcuma 200
status gizi DO :
makan menurun keperawatan pasien untuk mg/8jam, sucralfat
pasien a. obat oral curcuma
2. Klien mengatakan mual 3x24 jam memenuhi syrup 10cc/8 jam,
3. Mencegah 200 mg/8jam
tetapi tidak disertai diharapkan kebutuhan gizi ondansentron 4 mg/8
terjadinya b. sucralfat syrup
muntah pasien dapat 2) Identifikasi jam/IV
malnutrisi pada 10cc/8 jam
membaik adanya Perawat c. ondansentron 4
DO: dengan kriteria intoleransi pasien
mg/8 jam/IV
hasil : makanan yang 4. Mengembalika
1) Berat badan menurun 8 1) Asupan dimiliki pasien n energi pasien Murti
kg makanan 3) Atur diet yang di
Perawat
5. Meningkatkan
2) Klientampaklema terpenuhi perlukan nafsu makan
h 2) Asupan 4) Anjurkan pada pasien Murti
3) IMT = 16,02 cairan pasien 6. Intake makan
4) Klien terlihat terpenuhi mengenai pasien tercukup b. Pukul 12.50 WIB Pukul 12.55 WIB
tidak 3) Berat modifikasi diet Menentukan status DS :
menghabiskan badan yang di gizi pasien dan a. Klien mengatakan
porsi makannya normal perlukan kemampuan pasien tidak nafsu makan
(lembut) untuk memenuhi b. Keluarga klien
5) Anjurkan kebutuhan gizi mengatakan klien
tidak
pasien posisi Perawat menghabiskan
tegak jika porsi makannya
menungkinkan
6) Monitor asupan Murti DO : -
makanan Perawat
7) Monitor berat
badan pasien
8) Lakukan atau Murti
bantu pasien c. Pukul 13.00 WIB
terkait Mengidentifikasi Pukul 13.05 WIB
perawatan adanya intoleransi DS : -
mulut makanan yang DO :
9) Ciptakan dimiliki pasien Klien tampak lemah
lingkungan
yang optimal Perawat Perawat
Murti Murti
Murti
Murti
Murti Murti
Perawat
Murti
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA
Keengganan Untuk Makan Berhubungan Dengan Defisit Nutrisi
NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
2. Selasa, 13 Oktober 2020 Selasa, 13 Oktober 2020
Manajemen Nutrisi Pukul 21.00 WIB
a. Pukul 16.30 WIB Memberikan terapi obat
S : Klien mengatakan sudah ingin makan tetapi sedikit demi sedikit
oral curcuma 200 mg/8jam, sucralfate
syrup 10cc/8 jam, ondansentron 4 mg/8 O : Klien terlihat sedang makan disuap oleh keluarganya
jam/IV A : Masalah teratasi sebagian
b. Pukul 17.20 WIB Menganjurkan pasien P : Lanjutkan intervensi
mengenai modifikasi diet yang di perlukan
1) Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang di perlukan (lembut)
(lembut)
c. Pukul 17.25 WIB Menganjurkan pasien 2) Anjurkan pasien posisi tegak jika menungkinkan
posisi tegak jika menungkinkan
3) Monitor asupan makanan
d. Pukul 17.40 WIB Memonitor asupan
4) Monitor berat badan pasien
makanan
e. Pukul 17.50 WIB Menciptakan
lingkungan yang optimal pada saat
mengkonsumsi makan (misalnya bersih,
ventilasi, santau dan bebas dari bau)
Perawat
Perawat
Murti
Murti
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KETIGA
Keengganan Untuk Makan Berhubungan Dengan Defisit Nutrisi
NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
2. Rabu, 14 Oktober 2020 Rabu, 14 Oktober 2020
a. Pukul 08.45 WIB Memberikan terapi Pukul 14.00 WIB
obat oral curcuma 200 mg/8jam, S : Klien mengatakan sudah menghabiskan porsi makannya
sucralfat syrup 10cc/8 jam, ondansentron O : BB = 39 kg
4 mg/8 jam/IV Klien tampak sedang menghabiskan porsi makannya
b. Pukul 11.10 WIB Menganjurkan pasien A : Masalah teratasi
mengenai modifikasi diet yang di P : Hentikan intervensi
perlukan (lembut)
c. Pukul 11.15 WIB Menganjurkan Perawat
pasien posisi tegak jika menungkinkan
d. Pukul 11.25 WIB Memonitor Murti
asupan makanan
e. Pukul 11.50 WIB Memonitor berat
badan pasien
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan asuhan keperawatan pada pasien stoke pada umumnya sama antara teori
dan kasus hal ini dapat dibuktikan dalam penerapan kasus kasus pada Tn. M yang
menderita stroke. Penerepan kasus ini dilakukan dengan menggunakan proses
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
1. Pengkajian Pasien
2. Diagnosa keperawatan Berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat ditegakkan 2
diagnosa keperawatan antara lain:
1) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromoskular d.d mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun
2) Defisit nutrisi b.d keengganan untuk makan b.d berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal, nafsu makan menurun
3. Intervensi keperawatan
Intervensi disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat
6. Evaluasi keperawatan
Melakukan evaluasi kembali hasil pencapaian intervensi yang telah di laksanakan
B. Saran
1. Bagi Perawat Ruangan Pengkajian pada pasien secara head to-toedan selalu berfokus
pada keluhan pasien saat pengkajian (here and now). Selain itu tindakan mandiri
perawat perlu ditingkatkan dalam perawatan pasien.
2. Bagi Pasien dan Keluarga Keluarga disarankan untuk tetap menjaga kebersihan
perawatan diri pasien dan selalu bersama disamping pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono & Pertami,S.B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika
Bulechek, G.M., dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), diterjemah oleh
Nurjannah,I., & Tumanggor, R.D. Singapore : Elsevier Inc
Hidayat,A.A., & Uliyah,M. (2013). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC
Rohmah,N., & Walid,S. (2016). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
Ar-Ruzz