OBAT-OBAT ANESTETIK
Obat anestesi dibedakan menjadi 5, yaitu:
1. Obat Premedikasi
2. Obat Pelumpuh Otot
3. Obat Anestesi Inhalasi
4. Obat Anestesi Intravena
5. Obat Anestesi Regional/Lokal
1. OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
1. Manimbulkan rasa nyaman pada pasien
2. Memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi.
3. Mengurangi timbulnyahipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pascaanestesi.
4. Mnegurangi jumlah obat-obatan anestesi.
5. Mengurangi stress fisiologis (takikardia, napas cepat dll.
6. Mengurangi keasaman lambung.
Obat-obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anestesi
sebagai berikut:
a. Anelgetik Narkotik
Morfin
Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg intravena diberikan untuk menekan tekanan
darah dan pernapasan serta merangsang otot polos. Dosis induksi 1-2 mg/kgBB
intravena.
Barbiturat
b. Antikoligernik
Atropin.
Midazolam.
Midazolam mempunyai awal dan lama kerja lebih pendek daripada diazepam.
Midazolam lebih disukai dibandingkan dengan diazepam. Dosis 50% dari dosis
diazepam.
Trakrium.
Vekuronium
Vekuronium merupakan homolog pankuronium bromida yang berkekuatan lebih
besar dan lama kerjanya singkat Zat anestetik ini tidak mempunyai efek akumulasi
pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi
kardiovaskuler yang bermakna.
Rekuronium
Zat ini merupakan analog vekuronium dengan awal kerja lebih cepat.
Keuntungannya adalah tidak mengganggu fungsi ginjal, sedangkan kerugiannya
adalah terjadi gangguan fungsi hati dan efek kerja yang lebih lama
Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak iritatif, mudah
menguap, tidak mudah terbakar,tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah
diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter
atau 2 kali kloroform.Keuntungan pengguanaan halotan adalah induksi cepat dan
lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatassi, pemulihan cepat, proteksi
terhadap syok, jarang menyebabkan mual, tidak mudah. Kerugian adalag sangat
poten, relatif mudah terjadi overdosis, analgesi dan relaksasi yang kurang, harus
dikombinasi dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal, menimbulkan
hipotensi, aritmia, meningkatkan tekanan intrakranial, menggigil pasca anestesi
dan hepatotoksik. Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala gagal napas dan
sirkulasi yang dapat menyebabkan kematian.
Etil klorida.
etil klorida merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah menguap, dan mudah
terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun juga cepat hilang.
Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3 menit
sesudah pemberian anestesi dihentikan. Etil klorida sudah tidak dianjurkan lagi
untuk digunakan sebagai anestesi umum, namun hanya untuk induksi dengan
memberikan 20-30 tetes pada masker selama 30 detik. Pada sistem tetes terbuka
(open drop), etil klorida disemprotkan ke sungkup dengan volume 3-20 ml yang
menghasilkan uap ± 3,5-5% sehingga pasien tidak sadar dan kemudian
dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter. Etil klorida juga digunakan
sebagai anestetik local dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku.
Etil (dietil eter).
Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas, mengiritasi
saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime
absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter merupakan obat anestetik
yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Eter
merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki
setiap tingkat anestesi.
Eter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. Pada penggunaan
secaraopen drop uap eter akan turun ke bawah karena 6-10 kali lebih berat dari
udara. Penggunaan secara semi closed method dalam kombinasi dengan oksigen
dan N2O tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterasi. Keuntungan
penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan bersama
dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan
batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana.
Kerugiannya adalah mudah meledak/terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan
napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah,
serta dapat menyebabkan hiperglikemia. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung
dari berat badan dan kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik
yang digunakan. Dosis induksi 10-20% volume uap eter dalam oksigen atau
campuran oksigen dan N2O. dosis pemeliharaan stadium III 5-15% volume uap
eter.
Enfluran (ethran).
Enfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah
menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. Induksi dengan
enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual dan muntah serta
masa pemulihannya cepat. Dosis induksi 2-4,5% dikombinasi dengan O2atay
campuran N2-O2. Dosis rumatan 0,5-3%.
Isofluran (forane)
Isofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mutdah terbakar.
Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak
terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat. Namun,
harga obat ini mahal. Dosis induksi 3-3,5% dalam O2 atau campuran N2-O2. Dosis
rumatan 0,5-3%.
Sevofluran
Obat anestetik ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai intuk
induksi inhalasi. Induksinya enak, dan cepat terutama pada anak. Dosis induksi 6-
8 vol%. Dosis rumatan 1-2 vol%.
Ketamin.
Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan).
Droperidol adalah turunan butirofenon dan merupakan antagonis reseptor
dopamine. Droperidol digunakan sebagai premedikasi (antiemetic yang baik) dan
sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk
membantu prosedur intubasi, broskoskopi, esofagoskopi, dan gastroskopi.
Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan
pemberian difenhidramin. Dosis antimuntah droperidol 0,05 mg/kgBB (1,25-2,5
mg) intravena. Dosis premadikasi 0,04-o,07 mg/kgBB intravena. Dosis analgesi
neuroleptik 0,02-0,07 mg/kgBB intravena.
Propofol adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10% minyak
kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron
yang dihantarkan oleh GABA. Dosis induksi 1-2,5 mg/kgBB . Dosis rumatan 500
ug/kgBB/menit infus. Dosis sedasi 25-100 ug/kgBB/menit infus. Sebaiknya
menyuntikkan obat anestetik ini pada vena besar karena dapat menimbulkan nyeri
pada pemberian intravena.
Lidokain.
Lidokain (lignokain, xylocain) adalah anestetik local kuat yang digumakan secara
topkikal atau suntikan. Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif
dibandingkan prokain. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin
digunakan untuk anestesi infiltrasi sedangkan larutan 1-2% untuk anestesi blok
dan topical. Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada
analgesi/anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.
Bupivakain.
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja alambat dan
masa kerja panjang. Untuk anestesi blok digunakan larutan0,25-0,50% sedangkan
untuk anestesi spinal dipakai larutan 0,5%.