NPM : 220110180014
Tutor : A
MENGENAL ICU
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. KONSEP ICU
ICU (Intensive Care Unite) adalah ruang rawat dengan staf dan perlengkapan
khusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi
yang mengancam jiwa akibat kegagalan disfungsi satu organ atau lebih akibat
penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan hidup. Mengelola ICU
diperlukan dokter ICU yang memahami teknologi kedokteran, fisiologi, farmakologi
dan kedokteran konvensional dengan kolaborasi erat bersama perawat yang terdidik
dan terlatih untuk critical care. Kebutuhan pelayanan ICU berhubungan dengan
demografi, ekonomi dan teknologi, tetapi dapat juga berasal dari aktifitas dokter
(missal bedah syaraf, bedah jantung dll).
Mekanisme ICU RSHS Bandung
a) Intensive Care Unit (ICU)
Beberapa kondisi pasien yang ditangani di ICU adalah luka besar (major trauma),
luka bakar parah, gagal napas, pasien usai transplantasi organ, operasi kardiotoraks,
dan tulang punggung kompleks. Pasien yang tidak dalam kondisi akut memerlukan
persetujuan dari dokter yang bersangkutan untuk dikirim ke ICU.
b) High Care Unit (HCU)
Secara mudahnya, pelayanan di HCU berada di bawah ICU sebelum pasien
dikembalikan ke ruang rawat inap. HCU diperuntukkan bagi pasien yang
menunjukkan perbaikan kondisi, tidak perlu lagi ditangani di ICU, namum masih
perlu pengawasan ketat dari tenaga medis. Adanya HCU diharapkan bisa
meningkatkan efektovitas dan efisiensi layanan di ICU bagi pasien. Kondisi pasien
HCU dijelaskan memiliki kondisi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil.
Kedua jenis layanan tersebut di rumah sakit juga idealnya memiliki ambulans, serta
mudah dijangkau oleh ambulans. Pada IGD/UGD biasanya perawat triage bekerja
untuk menentukan prioritas pertolongan pada pasien.
Di dalam menangani pasien kritis perlu ada tindakan yang cepat. Tindakan ini
membutuhkan penanganan oleh perawat yang memiliki keterampilan tinggi.“Kalau
perawatnya tidak paham cara menanganinya, penanganan tersebut akan tertunda,
dan pasien terancam tidak dapat tertolong,”. H. Mamat Lukman, S.KM., S.KP.,
M.Si. Jika perawat tidak melakukan tindakan pasca operasi dengan baik akan
menyebabkan pasien tidak tertangani secara intensif.Untuk itu, tenaga perawat kritis
membutuhkan kompetensi yang baik. Tidak ada alasan untuk tidak mengembangkan
kompetensi tenaga perawat melalui pendidikan yang setara dengan program Spesialis.
4. Refleksi Video
Dalam 12 video yang diarahkan bapak dan ibu dosen untuk dilihat dan disimak, saya
menyadari bahwa apa yang saya ketahui dan pelajari saat ini masih sangat sedikit
untuk menangani pasien-pasien kritis, pasien-pasien yang berada di ICU. Pada video,
terlihat suasana tegang dan mencekam. Taruhannya adalah nyawa, bukan jam, bukan
menit di ICU sepersekian detik sangat mempengaruhi hidup dan mati seseorang.
Tentu teamwork, komunikasi, dan pemikiran yang kritis sangatlah terlihat jelas
disana. Bagaimana kerjasama antar perawat dan perawat, perawat dan dokter atau
perawat dengan tenaga kesehatan lainnya. Diperlihatkan juga bagaimana komunikasi
yang sangat baik dari tenaga kesehatan kepada keluarga pasien serta problem solving
yang cepat dan akurat.
Hal ini membuat saya sadar bahwa system di Indonesia masih banyak yang perlu di
benahi. Masih banyak PR yang perlu diselesaikan terutama dalam bidang
keperawatan, standarisasi kompetensi perawat sangatlah diperlukan, serta edukasi dini
mengenai spesialisasi keperawatan perlu di informasikan sejak dini untuk memupuk
interest mahasiswa dalam bidang ini.
SUMBER :
Ikatan Dokter Anak Indonesia. http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-
anak/mengenal-instalasi-gawat-darurat-igd-dan-pediatric-intensive-care-unit-picu-di-
rumah-sakit
Department of Health, Government of Western Australia.
https://healthywa.wa.gov.au/Articles/F_I/Intensive-care-units-ICUs
Indonesia Butuh Program Spesialis Keperawatan Kritis
https://www.unpad.ac.id/2015/10/indonesia-butuh-program-spesialis-keperawatan-
kritis/