Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGERJAAN KASUS :

Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Tutor : Cecep Eli Kosasih, Ph.D


Disusun Oleh : Tutor A

Salma Mega Septania 220110180001


Devita Listuhayu Gumiwang Sari 220110180002
Reva Merliana Nugraha 220110180003
Hannifa Dwi Aulia 220110180004
Farah Qotrunnada Marpaung 220110180005
Nia Rosanti 220110180007
Syahla Rizki Alifiya 220110180008
Nisa Meina Nirmala 220110180009
Angela Vanessa Amabel Odelia S 220110180010
Hanny Cindi Parwati 220110180011
Khoerunnissa 220110180012
Noviana Amalia 220110180013
Cholilatur Rohmania 220110180014
Anisa Nur Afifah 220110180015
Pradiva Salsabila 220110180016
Mita Kurnia Sari 220110170036

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021

PEMBAGIAN KASUS
1. Nisa Meina Moderator : Hanny Cindi Parwati
2. Angela Vanessa Notulensi : Cholilatur Rohmania
3. Khoerunnissa
4. Syahla
5. Salma
6. Pradiva
7. Mita
8. Novi dan Hanny
9. Hannifa
10. Cholilatur
11. Devita
12. Anisa NA
13. Farah Q
14. Nia r
15. Reva

LATIHAN
SESI I

skor EWS pada kasus – kasus dibawah ini. Tentukan juga level pengkategorian, durasi
monitoring, kompetensi SDM tenaga kesehatan yang diperlukan dan area rawat yang
tepat pada kasus –kasus tersebut.

N KASUS
O
1 Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat di RS dengan post laparatomi eksplorasi karena
perforasi gaster. Hasil pengkajian : HR 105x/menit, RR 24 x/menit, terpasang binasal kanul 4
liter/menit, saturasi oksigen 94%, kesadaran : berespon dengan nyeri, TD 90/60 mmHg, suhu
39 celcius dengan parasetamol .

Score :
HR 105x/menit :1
RR 24 x/menit :2
Oksigen :2
saturasi oksigen 94% :1
berespon dengan nyeri :3
TD 90/60 mmHg :3
suhu 39 celcius :1

Total Score : 13
Level pengkategorian : High (Merah)
Durasi monitoring : Harus dimonitoring secara berkala
Kompetensi SDM :
- Ners penanggung jawab segera menghubungi tim medis pada level spesialistik untuk
menangani pasien
- Emergency assessment oleh team klinis dengan kompetensi perawatan kritis, termasuk
praktisioner dengan kemampuan pada level advanced dalam airway management
(manajemen jalan napas)
- pertimbangkan untuk transfer ke fasilitas perawatan dengan ketergantungan tinggi
(HCU / ICU)
Area rawat : HCU atau ICU

2 Perempuan 34 tahun dirawat karena mengalami perdarahan post melahirkan dan mengeluh
nyeri hebat pada perutnya. Dari hasil pemeriksaan sementara didapatkan data : pasien terlihat
gelisah, HR = 120 x/menit, tekanan darah 95/75 mmHg, RR=28x/menit, suhu 36 celcius,
saturasi oksigen 94 %. Menggunakan oksigen nasal kanul 5 liter per menit

Score :
HR 120 x/menit :2
TD 95/75 mmHg :2
RR 28x/menit :3
suhu 36 celcius :1
saturasi oksigen 94 % :1
Oksigen :2
pasien terlihat gelisah :3
Total Score :14
Level pengkategorian : High Score
Durasi monitoring : Secara kontinu
Kompetensi SDM :
- Ners penanggung jawab segera menghubungi tim medis pada level spesialistik untuk
menangani pasien
- Emergency assessment oleh team klinis dengan kompetensi perawatan kritis, termasuk
praktisioner dengan kemampuan pada level advanced dalam airway management
(manajemen jalan napas)
- pertimbangkan untuk transfer ke fasilitas perawatan dengan ketergantungan tinggi
(HCU / ICU)

Area rawat : ICU /HCU

3 Pasien laki-laki berusia 22 tahun dirawat di RS karena diagnose DHF. Hasil pengkajian :
kesadaran alert, HR 80x/menit, TD 111/75 mmHg, suhu 38,5 celcius,
RR 12x/menit, saturasi oksigen 98 %

Score
HR 80x/menit :0
TD 111/75 mmHg :0
suhu 38,5 celcius :1
RR 12x/menit :0
saturasi oksigen98 % :0
kesadaran alert :0

Total Score :1
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : 4 - 6 jam
Kompetensi SDM : Membutuhkan kajian dari perawat yang teregistrasi atau yang setara,
untuk memutuskan frekuensi monitoring atau peningkatan klinis.
Area rawat : Ruang rawat inap
4 Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri dada . Hasil pengkajian :
kesadaran alert, HR 90x/menit , TD 155/90 mmHG, suhu 35.8 celcius, saturasi oksigen 98 %,
RR 12x/menit, pasien menggunakan nasal kanul 3
liter/menit

Score
HR 90x/menit :0
TD 155/90 mmHG :0
suhu 35.8 celcius :1
saturasi oksigen 98 %, :0
RR 12x/menit :0
Oksigen (nasal canule) :2
Kesadaran alert :0

Total Score :3
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : minimum per 4-6 jam sekali
Kompetensi SDM : membutuhkan kajian dari register nurse atau yang setara, untuk
memutuskan frekuensi monitoring atau peningkatan eskalasi klinis.
Area rawat : Rawat Inap

5 Pasien laki-laki usia 48 tahun dirawat di UGD karena nyeri kolik abdomen. Hasil pengkajian :
HR 100x/menit, suhu 35,5 celcius, tekanan darah 130/80 mmhg,
saturasi oksigen 98 %, kesadaran alert, RR 13x/menit

Score :
HR 100x/menit :1
TD 130/80 mmhg :0
suhu 35,5 celcius :1
saturasi oksigen 98 %, :0
Kesadaran :0
RR 13x/menit :0
Total Score :2
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : 4-6 jam sekali
Kompetensi SDM : RN atau setara
Area rawat : Rawat Inap

6 Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat di RS mengeluh sesak napas. Hasil pengkajian : HR
100x/menit, RR 28 x/menit, suhu 37,5 celcius dengan parasetamol, TD 120/80 mmHg. Pasien
menggunakan oksigen nasal canule 3 lit/menit, saturasi oksigen 96 %.
Score :
HR 100x/menit :1
RR 28 x/menit :3
suhu 37,5 celc :0
TD 120/80 mmHg :0
saturasi oksigen 96 %. :0
Oksigen :2
mengeluh sesak napas :0
Total Score :6
Level pengkategorian :Medium Score, a single red score
Durasi monitoring : 1-2 jam
Kompetensi SDM : Dokter Perawat segera
Area rawat : Rawat Inap dengan pemantauan

7 Pasien wanita usia 47 tahun, dirawat di rs post sesar. Hasil pengkajian : kesadaran
alert, mengeluh sakit kepala, HR 91x/menit, TD 160/85 mmhg, suhu 38,4, sat o2 98 %, RR
18x/menit

Score :
HR 91x/menit :1
TD 160/85 mmhg :0
suhu 38,4 :1
sat o2 98 % :0
RR 18x/menit :0
Kesadaran :0
Total Score :2
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : 4 - 6 jam
Kompetensi SDM : Membutuhkan kajian dari perawat yang teregistrasi atau yang setara,
untuk memutuskan frekuensi monitoring atau peningkatan klinis.
Area rawat : Ruang rawat inap

8 Pasien wanita berusia 26 tahun post sesar . hasil pengkajian : kesadaran comatus,
HR 110 x/menit, suhu 36.2 celcius, RR; 16 x/menit. TD 115/80 mmhg, saturasi oksigen 96 %

Score :
kesadaran comatus :3
HR 110 x/menit :1
suhu 36.2 celcius :0
RR; 16 x/menit :0
TD 115/80 mmhg :0
saturasi oksigen 96 % :0
Total Score :4

Level pengkategorian : Low Score, A Single Red Score


Durasi monitoring : Monitoring minimal setiap 1 jam sekali
Kompetensi SDM : RN dan Dokter (mengatasi bagian penyakit akut)
Area rawat : Rawat Inap dengan pemantauan

Catatan Pak Cecep :


Comatus : berubah kondisi nya cepat
9 Pasien laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan diagnose tipoid. Hasil pengkajian
: kesadaran alert, suhu 38.5 celcius, tekanan darah 120/70 mmhg , HR 75, saturasi oksigen 98 %.,
RR 12x/menit

Score :
kesadaran alert :0
suhu 38.5 celcius :1
TD 120/70 mmhg :0
HR 75 :0
saturasi oksigen 98 % : 0
RR 12x/menit :0
Total Score :1
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : 4 - 6 jam
Kompetensi SDM : Membutuhkan kajian dari perawat yang teregistrasi atau yang setara,
untuk memutuskan frekuensi monitoring atau peningkatan klinis.
Area rawat : Ruang rawat inap

Catatan Pak Cecep :


- Setiap penyakit memiliki karakteristik TTV, misal tifoid biasanya nadi dan suhu.
- untuk penyakit gagal jtg atau penyakit kardio biasanya lebih parah akan jelas
mempengaruhi TD, CHF itu akan mempengaruhi TD (dari normal menjadi turun dengan
cepat). Kalau TD berubah akan mempengaruhi Nadi (HR) biasanya terjadi takikardia. Pada
penyakit kardio suhu biasanya akan turun sedikit demi sedikit. Jika paru2 bagus tapi jtg
kurang bagus, O2 yang di deliv juga kurang biasanya Spo2 akan menurun.
- Penyakit Ginjal : tekanan darah, kesadaran, AKI : kegagalan pada pengeluaran urin, maka
ureum akan tertumpuk di darah dan mempengaruhi otak, hal ini akan mempengaruhi
tekanan daran dll, RR pun meningkat, SpO2 pun terpengaruh
- Harus benar dan baik dalam memantau perubahan-perubahan tanda-tanda
1 Seorang pasien wanita berusia 50 tahun dibawa ke UGD karena mengalami penurunan
0 kesadaran. Menurut keluarga, pasien mengeluh sakit kepala. Hasil pengkajian :tk kesadaran
berespon pada nyeri, HR 50 x/menit, Tekanan darah 190/120 mmHg, suhu 36,5 celcius, RR
12x/menit, terpasang binasa kanul 4
liter/menit, saturasi oksigen 96 %.

Score :
kesadaran berespon pada nyeri : 3
HR 50 x/menit :1
TD 190/120 mmHg :0
suhu 36,5 celcius :0
RR 12x/menit :0
saturasi oksigen 96 %. :0
Oksigen (Nasal kanul) :2
Total Score :6
Level pengkategorian :Medium Score, a single red score
Durasi monitoring : minimal setiap 1 jam sekali
Kompetensi SDM : membutuhkan kompetensi dari dokter jaga atau DPJP sampai acute
team nurse yang harus sesegera mungkin menentukan kebutuhan terhadap tim critical care.
Area rawat : pasien berada di ruang dengan fasilitas monitoring /HCU

Respon Klinis:

- Hubungi Dokter Jaga


- Dokter Jaga melakukan verifikasi dalam 30 menit sejak dilaporkan, melakukan
pemeriksaan dan penanganan pasien
- Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 5 selama 4 jam observasi, lanjutkan observasi
sesuai petunjuk respon klinis skor rendah ( HIJAU )
- Sebaliknya, jika ditemukan skor > 6 setelah 1 jam observasi:
- Lakukan re-asesmen ( perawat/ Dokter Jaga )
- Tingkatkan frekuensi observasi tiap 30 menit.
- Observasi pasien sesuai petunjuk skor Tinggi

Area rawat : Rawat inap dengan pemantauan (HCU) karena perlu pemantauan yang berkala

Catatan Pak Cecep : Biasanya jika di ruang rawat inap biasa pemantauan kurang, akan lebih
baik jika kondisi pasien sesuai dengan kasus akan lebih baik bila di HCU

1 Pasien perempuan berusia 45 tahun, dirawat dengan keluhan sesak napas disertai mual
1 muntah. Dari hasil pemeriksaan: asites dan tanpa pembesaran hepar, edema pada
ekstremitas atas dan bawah, tekanan darah 170/100 mmHg,
pernapasan 24x/menit, nadi 111x/menit.saturasi oksigen 95 %, suhu 36.5 celcius

Score :
RR 24x/mnt :2
SpO2 95% :1
Any supplemental oxygen : 0
Temperature 36,5 C : 0
Systolic BP 170 : 0
HR 111x/menit : 2
Level of consciousness : 0
TOTAL SKOR : 5
Level pengkategorian : Medium – Urgent response threshold
Durasi monitoring : minimal setiap 1 jam sekali
Kompetensi SDM : membutuhkan kompetensi dari dokter jaga atau DPJP sampai acute
team nurse yang harus sesegera mungkin menentukan kebutuhan terhadap tim critical care.
Area rawat : pasien berada di ruang dengan fasilitas monitoring /HCU

1 Pasien perempuan usia 48 tahun dirawat karena Luka bakar pada muka dan leher, kedua
2 ekstremitas atas. Hasil pengkajian fisik :pasien mengeluh kesakitan, TD 100/60 mmHg, HR
105x/menit, suhu 35,8 celcius. RR 21x/menit, menggunakan
oksigen nasal canule 3 liter/menit, saturasi oksigen 97 %

Score :
TD 100/60 mmHg : 2
HR 105x/menit : 1
suhu 35,8 celcius : 1
RR 21x/menit : 2
Oksigen (menggunakan nasal canul) : 2
saturasi oksigen 97 % : 0
pasien mengeluh kesakitan (kesadaran alert) : 0
Total Score : 8
Level pengkategorian : High (Merah)
Durasi monitoring : Harus dimonitoring secara berkala
Kompetensi SDM :
- Ners penanggung jawab segera menghubungi tim medis pada level spesialistik untuk
menangani pasien
- Emergency assessment oleh team klinis dengan kompetensi perawatan kritis,
termasuk praktisioner dengan kemampuan pada level advanced dalam airway
management (manajemen jalan napas)
- pertimbangkan untuk transfer ke fasilitas perawatan dengan ketergantungan
tinggi (HCU / ICU)
Area rawat : HCU atau ICU

1 Pasien perempuan usia 48 tahun dirawat di RS dengan SOL. Hasil pengkajian : pasien
3 cenderung tidur, berespon terhadap panggilan verbal, TD 150/100 mmHg,
HR 50x/menit, RR 21x/menit, suhu 39 celcius, saturasi oksigen 97 %

Score :
Kesadaran : 3
TD 150/100 mmHg : 0
HR 50x/menit : 1
RR 21x/menit : 2
suhu 39 celcius : 1
saturasi oksigen 97 % : 0
Total Score : 7
Level pengkategorian : High (Merah)
Durasi monitoring : Harus dimonitoring secara berkala
Kompetensi SDM :
- Ners penanggung jawab segera menghubungi tim medis pada level spesialistik untuk
menangani pasien
- Emergency assessment oleh team klinis dengan kompetensi perawatan kritis,
termasuk praktisioner dengan kemampuan pada level advanced dalam airway
management (manajemen jalan napas)
- pertimbangkan untuk transfer ke fasilitas perawatan dengan ketergantungan
tinggi (HCU / ICU)
Area rawat : HCU atau ICU

1 Pasien pria berusia 65 tahun dirawat dengan gagal ginjal kronis. Hasil pengkajian : pasien
4 mengeluh mual, TD 138/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 21x/menit, suhu 36,
3 celcius, saturasi oksigen 97 %, menggunakan nasal canule 5 liter/menit

Score :
TD 138/80 mmHg : 0
HR 80x/menit : 0
RR 21x/menit : 2
suhu 36,3 celcius : 0
saturasi oksigen 97 % : 0
Oksigen : 2
Level of consciousness : 0
Total Score : 4
Level pengkategorian : Low Score
Durasi monitoring : 4 - 6 jam
Kompetensi SDM : Membutuhkan kajian dari perawat yang teregistrasi atau yang setara,
untuk memutuskan frekuensi monitoring atau peningkatan klinis.
Area rawat : Ruang rawat inap

1 Pasien pria usia pria 22 tahun datang ke UGD dengan kejang tetanus. Hasil
5 pengkajian : kesadaran respon dengan nyeri, TD 80/40 mmHg, HR 56x/menit, RR 10
x/menit, suhu 38 celcius, saturasi O2 85%. Nasal canule 6 liter/menit

Score :
kesadaran respon dengan nyeri : 3
TD 80/40 mmHg : 3
HR 56x/menit : 0
RR 10 x/menit : 1
suhu 38 celcius : 0
saturasi O2 85% : 3
Nasal canule 6 liter/menit : 2
Total Score : 12
Level pengkategorian : High (Merah)
Durasi monitoring : Harus dimonitoring secara berkala
Kompetensi SDM :
- Ners penanggung jawab segera menghubungi tim medis pada level spesialistik untuk
menangani pasien
- Emergency assessment oleh team klinis dengan kompetensi perawatan kritis,
termasuk praktisioner dengan kemampuan pada level advanced dalam airway
management (manajemen jalan napas)
- pertimbangkan untuk transfer ke fasilitas perawatan dengan ketergantungan
tinggi (HCU / ICU)
Area rawat : HCU atau ICU
Catatan Pak Cecep :
Penting perawatan yang intensif, yaitu di ICU, kalau tdk ada ya HCU tdk apa apa. Kejadian
ini bisa saja timbul di ruang rawat biasa. Perubahan parameter menunjukan level kegawatan
atau resiko pasien. Perawat harus aware pentingnya memantau EWSS score pasien.
Terkadang pasien terlambat penanganan karena kurang baiknya pemantauan

Anda mungkin juga menyukai