Anda di halaman 1dari 5

SAMBUTAN ASISTEN BIDANG PEMERINTAHAN

PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI DAERAH FORUM PEMBAURAN


KEBANGSAAN KABUPATEN SE-SULAWESI BARAT

Mamuju, 19 Desember 2019

Yang saya hormati,


Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat
Ketua dan Para Pengurus FPK Provinsi Sulawesi Barat
Para undangan dan peserta kegiatan Rapat Koordinasi Daerah Forum
Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten se-Sulawesi Barat yang sama
berbahagia.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua
Om Swastiastu, Namo Budaya. Salam Kebajikan

Sebagai insan yang beriman, terlebih dahulu marilah kita panjatkan


puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nyalah semua sehingga kita dapat menghadiri acara Pembukaan
Rapat Koordinasi Daerah Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten
Se-Sulawesi Barat dalam keadaan sehat wal afiat dan dalam suasana
kekeluargaan. Tentu saja, besar harapan kita semua semoga suasana
silaturrahmi sepeti ini senantiasa terpelihara dalam kehidupan keseharian
kita demi terwujudnya kehidupan warga yang rukun, tenteram, dan harmonis
dalam keberagaman.

Hadirin Yang Berbahagia

Sebagaimana kita pahami bersama, bahwa kondisi objektif Bangsa


Indoensia yang lahir dengan ke-anekaragam-an etnis, suku, budaya dan
agama, yang tersebar di berbagai wilayah nusantara, dengan ratusan ragam
bahasa yang berbeda-beda, tentulah merupakan sebuah rahmat yang
sangat besar dari Tuhan Yang maha Kuasa. Kemajemukan tersebut
merupakan sumber kekayaan yang luar biasa bagi kehidupan bangsa,
namun pada saat yang bersamaan, secara alamiah juga mengandung
potensi konflik yang cukup rawan. Kenyataan ini sangat tergantung pada
cara, bagaimana bangsa ini mengelola kemajemukannya, karena bilamana
perbedaan ras, etnis, suku, budaya, dan agama tersebut tidak dimanage
dengan baik dan efektif, maka akan mengarah pada persoalan yang sangat
berbahaya bagi kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia, yakni mengarah
pada diintegrasi bangsa.

Pengelolaan keanekaragaman ras, suku, budaya dan agama untuk


menjadi kekuatan dalam pembangunan, tentu bukan hanya menjadi
tanggung jawab Pemerintah, namun harus menjadi kewajiban dan
kehormatan kita semua. Bersama-sama kita harus saling bahu membahu,
berusaha memanage keberagaman itu sebagai upaya untuk menciptakan
kondisi daerah, di mana masyarakatnya memiliki semangat untuk saling
tenggang rasa dan bertoleransi terhadap sesama. Kita mesti bersama-sama
dan terus-menerus memupuk semangat pembauran sehingga terbangun
komitmen kuat dari seluruh komponen bangsa bahwa kita adalah tinggal
dalam keragaman; tunggal bahasa nasionalnya yakni bahasa Indonesia,
tunggal benderanya, yakni bendera merah putih. Kita harus menata dan
mengatur tata kehidupan masyarakat yang saling menghormati, saling
mengharmoniskan hubungan walau berbeda ras, suku, budaya, dan agama,
karena itu merupakan syarat mutlak terciptanya persatuan, kesatuan, dan
kerukunan nasional.

Hadirin Yang Saya Hormati

Provinsi Sulawesi Barat adalah juga salah satu daerah dengan


komposisi penduduk yang beragam. Daerah ini terdiri dari 6 kabupaten,
dengan 69 kecamatan dan terdapat 648 desa/kelurahan yang dihuni kurang
lebih 1.554.584 jiwa dengan latar belakang suku, adat istiadat, budaya, ras,
etnis dan agama yang berbeda-beda. Ada enam agama besar yang hidup
secara damai di Provinsi Sulawesi Barat, antara lain Islam sebanyak
82,22%, Kristen Protestan sebanyak 14,82%, Katolik dengan 1,47%, Hindu
sebanyak 1,25%, juga ada Budha, Konghuchu dan aliran lainnya sebanyak
0,24%. Juga beragam suku yakni; suku Mandar, Toraja, Bugis, Makassar,
Jawa, Bali dan suku-suku lainnya, tentu dengan budaya, adat istiadat yang
berbeda-beda pula.
Kondisi keragaman di atas tentu merupakan potensi besar bagi
proses pembangunan di daerah ini, namun sekaligus mengandung benih
yang cukup kuat untuk menjadi faktor penghambat dalam upaya-upaya
pelaksanaan pembangunan.
Bangsa ini punya pengalaman traumatik oleh pertikaian warga masyarakat
berlatar SARA.
Di beberapa wilayah di Indonesia, telah pernah terjadi konflik yang bersifat
vertikal dan horisontal yang disebabkan oleh berbagai latar belakang
permasalahan ras, suku, etnis, budaya, dan agama.
Oleh karena itu, pengalaman pahit konflik antar warga mesti
diantisipasi sejak awal dan melibatkan seluruh komponen warga
masyarakat. Setiap warga mesti diupayakan untuk terlibat dalam kegiatan
integrasi anggota masyarakat tanpa memandang latar belakang ras, suku,
etnis. Interaksi sosial dalam bidang budaya, bahasa, adat istiadat, seni
budaya, agama, pendidikan dan perekonomian dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, harus selalu dilakukan tanpa mesti
menghilangkan identitas ras, suku dan etnis masing-masing. Pembauran
kebangsaan merupakan bagian dari proses pembudayaan bangsa yang
harus dipacu ke arah yang positip dan harus dijiwai dengan sikap mawas
diri, tenggang rasa, semangat kerukunan, serta memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi terhadap kebersamam dan kesetiakawanan dalam upaya
memajukan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.

Hadirin Yang Sama Berbagia.

Mencermati hal-hal yang saya sampaikan di atas, maka menjadi


jelas bahwa kehadiran Forum Pembauran Kebangsaan begitu penting
artinya. Forum ini harus mampu menjadi wadah bagi proses kegiatan
pembauran antar warga dari berbagai ras, suku, etnis, budaya dan agama,
sehingga semua warga Negara akan menerima kemajemukan, dan
membingkai kesadaran itu dengan berkomitmen untuk tetap menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Forum ini mestinya senantiasa melakukan upaya untuk
memasyarakatkan program pembauran agar dapat dipahami dan dihayati
oleh masyarakat secara luas. Forum ini harus bisa menjadi wadah informasi,
komunikasi, konsultasi, dan sekaligus kerjasama antar warga masyarakat
dari berbagai latar belakang ras, etnis, suku, buadaya dan agama sehingga
pembauran itu terus tumbuh dan selalu berkembang.
Sebagai penutup, saya ingin menitip pesan kepada Saudara-
Saudara Pengurus FPK baik FPK Provinsi maupun FPK kabupaten se-
Sulawesi Barat untuk senantiasa bekerja sama dan membangun komunikasi
yang intens agar seluruh tugas dan fungsi Forum Pembauran Kebangsaan
sebagaimana yang diamanahkan Permendagri Nomor 34 Tahun 2006 dapat
diwujudkan.
Hadirin Peserta Rapat Koordinasi Yang Saya Hormati

Demikian yang saya sampaikan, selanjutnya dengan mengucap


Bismillahirrahmanirrahim, saya membuka kegiatan RAPAT KOORDINASI
DAERAH FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN (FPK) KABUPATEN se-
SULAWESI BARAT ini dengan resmi. Semoga Tuhan Yang Kuasa
senantiasa memberikan bimbingan-Nya dalam setiap upaya pengabdian kita
kepada bangsa dan Negara.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Asisten Bidang Pemerintahan


Provinsi Sulawesi Barat

Drs. MUHAMMAD NATSIR, MM

Anda mungkin juga menyukai