Anda di halaman 1dari 12

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA TEBING TINGGI

SUMATERA UTARA
KOTA TEBING TINGGI

ADMINISTRASI
Profil Wilayah
Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir
perekonomian Tebing Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan
fasilitas yang ada baik fasilitas ekonomi seperti perdagangan, perbankan, industri, fasilitas
pendidikan, kesehatan, komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya.

Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota tebing Tinggi
yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan
daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian
besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif
utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif
lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis.

Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan,
yang tercermin dari aktivitas yang menonjol di sektor perdagangan. Selain itu pola
kegiatan ekonomi Kota Tebing Tinggi secara perlahan mengalami pergeseran dan
peralihan dimana peran kelompok tersier dalam struktur PDRB lebih besar dari kelompok
primer dan sekunder.

Letak geografis Kota Tebing Tinggi yang diapit wilayah kaya sumber daya alam seperti
Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan daerah lain di Sumatera Utara serta
Provinsi NAD menjadi peluang potensial dalam menggerakkan roda perekonomian. Lalu
lintas antar kota menjadikan wilayah ini daerah transit.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA TEBING TINGGI


NO. KECAMATAN LUAS (Km²) Kota tebing Tinggi terdiri dari 3
kecamatan yaitu Kecamatan Padang
1. Padang Hulu 12,069 Hulu, Rambutan, dan Padang Hilir,
2. Rambutan 13,726 seluas 38,438 km2 dengan jumlah
3. Padang Hilir 12,643 penduduk keseluruhan sejumlah
Total 38,438 126.570 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2003

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Rambutan (13,726 km2)
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Padang Hulu (12,069 km2).
Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Tebing


Tinggi terletak antara 3’ 19” – 3’ 21”
Lintang Utara dan 98’ 11” – 98’ 21”
Bujur Timur dengan luas wilayah
38,438 km2 dengan batas-batas
sebagai berikut :
ƒ Batas Utara : Kabupaten
Deli Serdang
ƒ Batas Selatan : Kabupaten
Deli Serdang
ƒ Batas Timur : Kabupaten
Deli Serdang
ƒ Batas Barat : Kabupaten
Deli Serdang

Kota Tebing Tinggi beriklim tropis dengan ketinggian 26-34 m di atas permukaan laut,
maka temperatur udara di kota ini cukup panas yang berkisar antara 25º C- 27º C.

Sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai pemukiman yaitu sebesar
41,83%, kemudian untuk lahan pertanian sebesar 40,91%, perhubungan 4,74% dan
selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainnya.

Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah, yaitu
Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai kalembah, dan Sungai Sibarau. Sungai yang
paling besar melintasi daerah ini adalah Sungai Padang dengan panjang aliran ±2.150 m
dan lebar ±65 m, membujur dari arah barat menuju ke arah timur yang terletak sebelah
utara dari bagian pusat kota. Selanjutnya Sungai Bahilang yang membujur di tengah kota
dari arah selatan menuju ke utara dengan panjang ±1.500 m dan lebar ±15 m.

PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi, angka perkiraan tahun 2002 adalah sekitar 126.570
jiwa terdiri dari 61.980 laki-laki dan 64.590 perempuan, dengan laju pertumbuhan
penduduk selama kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar 0,71 % per tahun.

Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA TEBING TINGGI


No. Kecamatan WNI WNA Jumlah
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Padang Hulu 20.110 21.194 18 14 41.336
2. Rambutan 25.665 26.921 4 2 52.592
3. Padang Hilir 16.179 16.459 4 - 32.642
TOTAL 61.954 64.574 26 16 126.570
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Tebing Tinggi terdapat di Kecamatan Rambutan,


yaitu sejumlah 52.592 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Padang
Hilir, yaitu sebanyak 32.642 jiwa.
Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan jika
dibandingkan pada tahun 2000, yaitu 3.293 jiwa/km² pada tahun 2002, atau hanya
bertambah sebesar 1,18%.

Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK


DI KOTA TEBING TINGGI
NO. KECAMATAN PENDUDUK
JUMLAH (jiwa) KEPADATAN
(jiwa/km²)
1. Padang Hulu 41.336 3.425
2. Rambutan 52.592 3.832
3. Padang Hilir 32.642 2.582
Total 126.570 3.293
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Rambutan (3.832


jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan
Padang Hilir (2.582 jiwa/km2).

Hasil pendataan tahun 2003 jumlah rumah tangga di Kota tebing Tinggi sebanyak 29.065
KK atau rata-rata anggota rumah tangga 4,56 jiwa tersebar di Kecamatan Padang Hulu
9.179 rumah tangga, Kecamatan Rambutan 12.272 rumah tangga dan Kecamatan
Padang Hilir 7.614 rumah tangga.

Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Penghubung Departemen Tenaga Kerja
Kota Tebing Tinggi selama tahun 2002 sebanyak 161 laki-laki dan 218 perempuan,
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang, SLTP 1 orang, SLTA 243 orang,
Sarjana Muda (D3) 45 orang, Sarjana (S1) 87 orang.

Tabel 4. JUMLAH TENAGA KERJA MENURUT UMUR,


DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI TEBING TINGGI 2002
Pencari Kerja Yang
Tingkat Pendidikan Belum Ditempatkan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Orang yang bekerja profesional, ahli teknis, 20 6 34
dan ahli sejenisnya.
2. Orang yang bekerja di bidang administrasi 10 16 26
tata usaha
3. Orang yang bekerja di bidang 88 129 217
kepemimpinan dan ketatausahaan
4. Orang yang bekerja di bidang jasa - - -
5. Orang yang bekerja di bidang penjualan 26 60 86
dan pembelian
6. Orang yang bekerja di bidang pertanian, 7 5 12
peternakan, dan perkebunan
7. Tenaga produksi 2 2 4
JUMLAH 161 218 379
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002

Penduduk Kota Tebing Tinggi terdiri dari berbagai macam etnis seperti Cina, Melayu,
Tapanuli, Jawa, Mandailing, Simalungun, Karo, dan Minangkabau. Dengan keragaman
etnis tersebut maka memberikan kemungkinan pengayaan budaya dan pendidikan di
kemudian hari. Sehingga Walikota Tebing Tinggi ingin mengedepankan sektor pendidikan
dan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Dari total rencana APBD
tahun 2003 Rp 143,8 miliar, Rp 6,28 miliar dialokasikan untuk sektor pendidikan dan
kebudayaan dan sekitar Rp 5 miliar untuk sektor kesejahteraan sosial dan kesehatan
wanita, anak-anak, dan remaja.

Pertimbangan Pemda Kota Tebing Tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan


didasarkan pada data-data yang telah ada. Pada tahun 1999, IPM Tebing Tinggi tercatat
66,0. Tingginya indeks tersebut disebabkan angka harapan hidup 69,5 tahun, di atas rata-
rata nasional 66,2 tahun. Selain itu, partisipasi sekolah dari segala kalangan umur relatif
lebih baik dari rata-rata angka partisipasi sekolah Provinsi Sumut.

EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan
perdagangan. Sebagai penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, sektor industri tidak bisa
mengenyampingkan keberadaan industri-industri kecil dan rumahan yang tersebar di tiga
kecamatan. Kedua jenis industri ini yang digolongkan sebagai UKM dan hingga tahun
2001 mencapai 263 unit dari total 289 perusahaan, mendukung sektor industri pada
umumnya.

Besarnya ketergantungan pada industri dan perdagangan terlihat dari nilai kegiatan
ekonomi daerah setiap tahunnya. Pada tahun 2001, dari total Rp 836,3 miliar kegiatan
ekonomi yang dihasilkan, 23%nya berasal dari industri pengolahan. Dari nilai industri
tersebut industri besar dan sedang mendominasi dengan pangsa pasar 20%. Dari 20%
tersebut, 19%nya disumbang oleh industri karet, sisanya adalah berupa makanan, tekstil,
kertas, dll. Setelah sector industri di tempat pertama, perdagangan besar dan eceran di
tempat berikutnya menyumbang sekitar 18%.

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA Dari data tahun 2001,


TEBING TINGGI TAHUN 2001 kontribusi yang cukup
signifikan membangun
Industri
Pertambangan perekonomian Kota Tebing
; Pengolahan
; dan Penggalian Tinggi yaitu sektor industri
23,09%
0,07% , Perdagangan
pengolahan (23,09%),
kemudian diikuti oleh sektor
Hotel, dan
Pertanian; 8,28% perdagangan, hotel dan
; Restoran
restoran (21,10%), sektor
21,10%
jasa-jasa (15,61%),
pengangkutan dan
; Bangunan
komunikasi (15,13%).
; Jasa – jasa 7,28%
Sedangkan sektor lainnya
15,61% (25,07%) meliputi sektor
Pengangkutan
Listrik Gas, dan
; dan Komunikasi pertambangan, pertanian,
; Keuangan Air Bersih; 4,42%
15,13% bangunan, listrik, gas, air
5,02% bersih, dan keuangan rata-
rata 5,01%.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Penerimaan PAD Kota Tebing Tinggi perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU
tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini
ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan
sektor pajak maupun perusahaan daerah.

Keuangan Daerah

Tabel 5. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2003


PENDAPATAN JUMLAH (Rp)
1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 14.729.590.000
2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 4.445.460.000
3. Bagian Dana Perimbangan 124.679.561.000
4. Bagian Pinjaman Daerah 0
5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 0
TOTAL 143.854.611.000
PENGELUARAN
1. Belanja rutin 97.761.781.000
Pos DPRD 7.742.850.000
2. Belanja Pembangunan 46.092.830.000
TOTAL 143.854.611.000
Sumber : Pemerintah Kota Tebing Tinggi, 2003

Dari sisi penerimaan APBD Kota Tebing Tinggi pada tahun 2003, penerimaan daerah
yang berasal dari Dana Pendapatan yang berasal dari dana perimbangani merupakan
yang terbesar yaitu sekitar 86,6% atau sekitar 124,6 milyar dari sekitar 143,8 milyar,
sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar
3% atau sekitar 4,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 14,7
milyar yaitu yang berasal dari perhitungan sisa anggaran tahun lalu.

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL


Fasilitas Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan
sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang mamadai. Di tingkat pendidikan Taman
Kanak-kanak (TK), jumlah sekolah pada tahun 2002 ada sebanyak 100 buah dengan
jumlah murid sebanyak 1.712 orang.

Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 955 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 19.468
orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 567
sekolah dengan jumlah murid sebanyak 9.854 orang. Pada tahun yang sama jumlah
Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 408 sekolah dengan jumlah murid 7.674
orang.

Tabel 6. JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2002


No. Kecamatan Fasilitas Pendidikan
SD SLTP SMU SMK
Jml Guru Murid Jml Guru Murid Jml Guru Murid Jml Guru Murid
1. Padang Hulu 31 330 6.019 5 136 2.294 1 45 1.141 1 23 316
2. Rambutan 29 310 6.968 5 121 1.887 7 223 3.238 9 207 4.459
3. Padang Hilir 29 315 6.481 12 310 5.673 6 140 3.295 3 125 2.240
89 955 19.468 22 567 9.854 14 408 7.674 13 355 7.015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Fasilitas Kesehatan
Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Kota Tebing Tinggi ditujukan agar
semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah, merata,
murah, dan terjangkau sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Melalui
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan mutu lingkungan permukiman dan
perbaikan status gizi masyarakat diharapkan dapat tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang semakin membaik.

Tabel 7. JUMLAH FASILITAS KESEHATAN


DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2002
No. Jenis Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit Umum Daerah 1
2. Rumah Sakit Umum Swasta 3
3. Puskesmas 5
4. Puskesmas Pembantu 15
5. Rumah Bersalin 2
6. Posyandu 108
7. Laboratorium Klinik 2
8. Dokter Umum 35
9. Dokter Spesialis 13
10. Dokter Gigi 14
11. Apotik 9
TOTAL 207
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN


Komponen Air Bersih
Penyediaan air bersih untuk keperluan masyarakat Kota Tebing Tinggi dikelola oleh
PDAM Tirta Bulian. Pada tahun 2001 dengan kapasitas terpasang 100 l/dt, air bersih
yang disalurkan kepada konsumen sebanyak 1.843.304 m³ untuk melayani 7.312
pelanggan. Pada tahun 2003 kapasitas terpasang bertambah begitu pula dengan jumlah
pelanggan.

Tabel 8. PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI


TAHUN 1998-2003
Tahun Jumlah Pelanggan Jaringan Terpasang (m) Kapasitas Terpasang (l/dt)
1998 5.017 116.057 80
1999 5.390 118.675 100
2000 5.876 149.425 100
2001 6.481 160.011 100
2002 7.312 161.913 100
2003 7.408 174.078 120
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002

Sumber daya air untuk keperluan air bersih/minum di Kota Tebing Tinggi bersumber dari
air permukaan (sungai) yang dikelola oleh PDAM Tirta Bulian.Kecilnya presentase
penduduk yang dapat dilayani disebabkan keterbatasan kemampuan PDAM Tirta Bulian
dalam melayani daerah-daerah permukiman sebagai akibat terbatasnya jangkauan pipa
distribusi, di samping kondisi air belum seperti yang diharapkan.
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570
2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263
3. Penduduk terlayani % 25,49
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Tirta Bulian
2. Sistem : BNA
3. Sistem sumber : sumur dalam, sumber air permukaan, dan
Pengambilan air permukaan
4. Kapasitas sumber Lt/dt -
5. Kondisi fasilitas sumber : baik
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi Lt/dt 100
2. Kapasitas desain Lt/dt 125
3. Kapasitas pasang Lt/dt 120
4. Produksi aktual m3/th 3.176.000
5. Kondisi fasilitas produksi : baik
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : -
2. Kapasitas distribusi Lt/dt 80
3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 12.657.000
4. Ratio kebutuhan % -
5. Air terjual m3/th -
6. Air terdistribusi m3/th 1.966.778
7. Total penjualan air Rp 1.848.921
8. Cakupan pelayanan air % 25,49
9. Cakupan penduduk Jiwa 32.263
10. Jumlah mobil tangki Unit -
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi % -
2. Kebocoran teknis % 15
Sumber : data PDAm Tirta Bulian

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan
kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tebing
Tinggi disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 10. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI


Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal
Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih
Eksisting Kota Sedang
(jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr)
Lt/dt Lt/hr (lt/org/hr)
126.570 100 8.640.000 100 12.657.000 4.017.000
Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 12.657.000 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari
jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi
kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Tirta Bulian baru dapat memproduksi sebanyak
8.640.000 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi
sebanyak 4.017.000 liter/hari, atau 46,49 liter/detik.
Tabel 11. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570
2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263
3. Penduduk terlayani % 25,49
II. Data Tarif
1. Rumah tangga Rp 679
2. Niaga Rp 2.885
3. Industri Rp 2.905
4. Instansi Rp 880
5. Sosial Rp 335
Tarif Rp 1.537
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah Unit 7.188
2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 6.230
3. Jumlah sambungan niaga Unit 695
4. Jumlah sambungan industri Unit 26
5. Jumlah sambungan sosial Unit 102
6. Jumlah sambungan instansi Unit 385
7. Terminal air Unit 53
8. Hidran umum Unit 19
9. Kran umum Unit 449
10. Konsumsi rumah tangga m3/th 1.544.063
11. Konsumsi non rumah tangga m3/th 422.715
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR -
13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit -
14. Tingkat pelayanan umum % -
IV. Data Administrasi
1. Keuangan Rp -
2. Efisiensi penagihan % -
3. Jumlah pegawai Orang 75
4. SLA Rp -
5. RPD Rp -
6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun -
7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -
Sumber : data PDAM Tirta Bulian
GRAFIK PERKEMBANGAN BIAYA & PENDAPATAN
PDAM TIRTA BULIAN TEBING TINGGI

4000000000

3.761.932.759
3500000000
3000000000

3.116.168.905
2.732.792.678
2500000000

2.627.694.487
2.561.492.656
2.255.234.840

2000000000

1.870.511.610
1.652.492.884

1500000000

1000000000
500000000

0
1 2 3 4

Tahun 2000 2001 2002 2003

Biay a 2.255.234.840 2.732.792.678 2.561.492.656 3.761.932.759

Pendapatan 1.652.492.884 1.870.511.610 3.116.168.905 2.627.694.487

Dari data tersebut di atas diketahui bahwa jumlah sambungan rumah sebanyak

Komponen Persampahan

Tabel 12. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA TEBING TINGGI


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kota Tebing Tinggi
2. Sistem : integrated system
3. Jumlah penduduk Jiwa 126.570
4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 379.710
m3/hr 379,71
5. Jumlah sampah m3/hr -
6. Jumlah pelayanan m3/hr -
7. Cakupan layanan geografis Ha -
8. Cakupan layanan penduduk Jiwa -
9. Ilegal dumping : sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr -
2. Nama TPA : TPA Tebing Tinggi
3. Status TPA : -
4. Luas TPA Ha -
5. Kapasitas m3 -
6. Umur Tahun -
7. Sistem :open dumping
8. Jarak ke permukiman Km -
9. Incenerator Unit -
10. Nama pengelola : -
III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer Unit -
2. Back hoe Unit -
3. Loader Unit -
4. Shovel Unit -
5. Water tank Unit -
Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Tebing Tinggi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 13. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA TEBING TINGGI


Perkiraan Sampah
Timbulan Sampah
Jumlah Timbulan yang Selisih
Kota Sedang
Penduduk (jiwa) Sampah Terangkut (m3/hr)
(lt/org/hr)
Total (m /hr)
3/ (m /hr)
3

126.570 3 379,71 - -
Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570 jiwa, menghasilkan
379,71 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan
3/1000 (m3/hr). Namun data persampahan Kota Tebing Tinggi yang didapatkan belum
lengkap sehingga belum dapat diketahui pula jumlah sampah yang terangkut dan jumlah
sampah yang belum terlayani.

Komponen Sanitasi / Limbah Cair


Data sanitasi/limbah cair yang didapat kurang lengkap sehingga yang dapat dianalisis
hanya perkiraan produksi limbah cair, yaitu dengan mengasumsikannya dari perkalian
jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi dengan kebutuhan ideal produksi limbah cair untuk
klasifikasi kota sedang.

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah
0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota
sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Tebing Tinggi ini sejumlah
25.314 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia
dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi.

Komponen Jalan
Sebagian besar kondisi jalan-jalan di kota ini tergolong baik, tidak mengalami kerusakan
yang cukup berarti. Hanya 12,32 km saja yang memiliki kondisi jalan rusak atau sekitar
6,48% dari keseluruhan jumlah total jalan di Kota Tebing Tinggi.

Tabel 14. DATA JALAN DI KOTA TEBING TINGGI


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Jenis Permukaan
1. Nama Pengelola : Sub Dinas Bina Marga Kota Tebing Tinggi
2. Panjang total Km -
3. Panjang jalan aspal Km 190,2
4. Panjang jalan kerikil Km -
5. Panjang jalan tanah Km -
II. Data Fungsi
1. Panjang jalan arteri Km -
2. Panjang jalan kolektor Km -
3. Panjang jalan lokal Km -
III. Data Kewenangan
1. Panjang jalan nasional Km 18,84
Kondisi jalan : baik 10,84 km; sedang 2,5 km; buruk 4 km
2. Panjang jalan propinsi Km 5
Kondisi jalan : baik 4 km ;sedang 1 km
3. Panjang jalan kabupaten Km 166,36
Kondisi jalan : baik 124,77 km; sedang 33,27 km; buruk 8,32 km
Sumber : kompilasi data

Anda mungkin juga menyukai