Tebing Tinggi
Tebing Tinggi
SUMATERA UTARA
KOTA TEBING TINGGI
ADMINISTRASI
Profil Wilayah
Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir
perekonomian Tebing Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan
fasilitas yang ada baik fasilitas ekonomi seperti perdagangan, perbankan, industri, fasilitas
pendidikan, kesehatan, komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya.
Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota tebing Tinggi
yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan
daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian
besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif
utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif
lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis.
Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan,
yang tercermin dari aktivitas yang menonjol di sektor perdagangan. Selain itu pola
kegiatan ekonomi Kota Tebing Tinggi secara perlahan mengalami pergeseran dan
peralihan dimana peran kelompok tersier dalam struktur PDRB lebih besar dari kelompok
primer dan sekunder.
Letak geografis Kota Tebing Tinggi yang diapit wilayah kaya sumber daya alam seperti
Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan daerah lain di Sumatera Utara serta
Provinsi NAD menjadi peluang potensial dalam menggerakkan roda perekonomian. Lalu
lintas antar kota menjadikan wilayah ini daerah transit.
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Rambutan (13,726 km2)
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Padang Hulu (12,069 km2).
Orientasi Wilayah
Kota Tebing Tinggi beriklim tropis dengan ketinggian 26-34 m di atas permukaan laut,
maka temperatur udara di kota ini cukup panas yang berkisar antara 25º C- 27º C.
Sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai pemukiman yaitu sebesar
41,83%, kemudian untuk lahan pertanian sebesar 40,91%, perhubungan 4,74% dan
selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainnya.
Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah, yaitu
Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai kalembah, dan Sungai Sibarau. Sungai yang
paling besar melintasi daerah ini adalah Sungai Padang dengan panjang aliran ±2.150 m
dan lebar ±65 m, membujur dari arah barat menuju ke arah timur yang terletak sebelah
utara dari bagian pusat kota. Selanjutnya Sungai Bahilang yang membujur di tengah kota
dari arah selatan menuju ke utara dengan panjang ±1.500 m dan lebar ±15 m.
PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi, angka perkiraan tahun 2002 adalah sekitar 126.570
jiwa terdiri dari 61.980 laki-laki dan 64.590 perempuan, dengan laju pertumbuhan
penduduk selama kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar 0,71 % per tahun.
Hasil pendataan tahun 2003 jumlah rumah tangga di Kota tebing Tinggi sebanyak 29.065
KK atau rata-rata anggota rumah tangga 4,56 jiwa tersebar di Kecamatan Padang Hulu
9.179 rumah tangga, Kecamatan Rambutan 12.272 rumah tangga dan Kecamatan
Padang Hilir 7.614 rumah tangga.
Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Penghubung Departemen Tenaga Kerja
Kota Tebing Tinggi selama tahun 2002 sebanyak 161 laki-laki dan 218 perempuan,
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang, SLTP 1 orang, SLTA 243 orang,
Sarjana Muda (D3) 45 orang, Sarjana (S1) 87 orang.
Penduduk Kota Tebing Tinggi terdiri dari berbagai macam etnis seperti Cina, Melayu,
Tapanuli, Jawa, Mandailing, Simalungun, Karo, dan Minangkabau. Dengan keragaman
etnis tersebut maka memberikan kemungkinan pengayaan budaya dan pendidikan di
kemudian hari. Sehingga Walikota Tebing Tinggi ingin mengedepankan sektor pendidikan
dan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Dari total rencana APBD
tahun 2003 Rp 143,8 miliar, Rp 6,28 miliar dialokasikan untuk sektor pendidikan dan
kebudayaan dan sekitar Rp 5 miliar untuk sektor kesejahteraan sosial dan kesehatan
wanita, anak-anak, dan remaja.
EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan
perdagangan. Sebagai penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, sektor industri tidak bisa
mengenyampingkan keberadaan industri-industri kecil dan rumahan yang tersebar di tiga
kecamatan. Kedua jenis industri ini yang digolongkan sebagai UKM dan hingga tahun
2001 mencapai 263 unit dari total 289 perusahaan, mendukung sektor industri pada
umumnya.
Besarnya ketergantungan pada industri dan perdagangan terlihat dari nilai kegiatan
ekonomi daerah setiap tahunnya. Pada tahun 2001, dari total Rp 836,3 miliar kegiatan
ekonomi yang dihasilkan, 23%nya berasal dari industri pengolahan. Dari nilai industri
tersebut industri besar dan sedang mendominasi dengan pangsa pasar 20%. Dari 20%
tersebut, 19%nya disumbang oleh industri karet, sisanya adalah berupa makanan, tekstil,
kertas, dll. Setelah sector industri di tempat pertama, perdagangan besar dan eceran di
tempat berikutnya menyumbang sekitar 18%.
Keuangan Daerah
Dari sisi penerimaan APBD Kota Tebing Tinggi pada tahun 2003, penerimaan daerah
yang berasal dari Dana Pendapatan yang berasal dari dana perimbangani merupakan
yang terbesar yaitu sekitar 86,6% atau sekitar 124,6 milyar dari sekitar 143,8 milyar,
sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar
3% atau sekitar 4,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 14,7
milyar yaitu yang berasal dari perhitungan sisa anggaran tahun lalu.
Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 955 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 19.468
orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 567
sekolah dengan jumlah murid sebanyak 9.854 orang. Pada tahun yang sama jumlah
Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 408 sekolah dengan jumlah murid 7.674
orang.
Sumber daya air untuk keperluan air bersih/minum di Kota Tebing Tinggi bersumber dari
air permukaan (sungai) yang dikelola oleh PDAM Tirta Bulian.Kecilnya presentase
penduduk yang dapat dilayani disebabkan keterbatasan kemampuan PDAM Tirta Bulian
dalam melayani daerah-daerah permukiman sebagai akibat terbatasnya jangkauan pipa
distribusi, di samping kondisi air belum seperti yang diharapkan.
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570
2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263
3. Penduduk terlayani % 25,49
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Tirta Bulian
2. Sistem : BNA
3. Sistem sumber : sumur dalam, sumber air permukaan, dan
Pengambilan air permukaan
4. Kapasitas sumber Lt/dt -
5. Kondisi fasilitas sumber : baik
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi Lt/dt 100
2. Kapasitas desain Lt/dt 125
3. Kapasitas pasang Lt/dt 120
4. Produksi aktual m3/th 3.176.000
5. Kondisi fasilitas produksi : baik
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : -
2. Kapasitas distribusi Lt/dt 80
3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 12.657.000
4. Ratio kebutuhan % -
5. Air terjual m3/th -
6. Air terdistribusi m3/th 1.966.778
7. Total penjualan air Rp 1.848.921
8. Cakupan pelayanan air % 25,49
9. Cakupan penduduk Jiwa 32.263
10. Jumlah mobil tangki Unit -
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi % -
2. Kebocoran teknis % 15
Sumber : data PDAm Tirta Bulian
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan
kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tebing
Tinggi disajikan dalam tabel berikut ini :
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 12.657.000 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari
jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi
kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Tirta Bulian baru dapat memproduksi sebanyak
8.640.000 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi
sebanyak 4.017.000 liter/hari, atau 46,49 liter/detik.
Tabel 11. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570
2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263
3. Penduduk terlayani % 25,49
II. Data Tarif
1. Rumah tangga Rp 679
2. Niaga Rp 2.885
3. Industri Rp 2.905
4. Instansi Rp 880
5. Sosial Rp 335
Tarif Rp 1.537
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah Unit 7.188
2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 6.230
3. Jumlah sambungan niaga Unit 695
4. Jumlah sambungan industri Unit 26
5. Jumlah sambungan sosial Unit 102
6. Jumlah sambungan instansi Unit 385
7. Terminal air Unit 53
8. Hidran umum Unit 19
9. Kran umum Unit 449
10. Konsumsi rumah tangga m3/th 1.544.063
11. Konsumsi non rumah tangga m3/th 422.715
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR -
13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit -
14. Tingkat pelayanan umum % -
IV. Data Administrasi
1. Keuangan Rp -
2. Efisiensi penagihan % -
3. Jumlah pegawai Orang 75
4. SLA Rp -
5. RPD Rp -
6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun -
7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -
Sumber : data PDAM Tirta Bulian
GRAFIK PERKEMBANGAN BIAYA & PENDAPATAN
PDAM TIRTA BULIAN TEBING TINGGI
4000000000
3.761.932.759
3500000000
3000000000
3.116.168.905
2.732.792.678
2500000000
2.627.694.487
2.561.492.656
2.255.234.840
2000000000
1.870.511.610
1.652.492.884
1500000000
1000000000
500000000
0
1 2 3 4
Dari data tersebut di atas diketahui bahwa jumlah sambungan rumah sebanyak
Komponen Persampahan
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Tebing Tinggi disajikan dalam tabel berikut.
126.570 3 379,71 - -
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570 jiwa, menghasilkan
379,71 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan
3/1000 (m3/hr). Namun data persampahan Kota Tebing Tinggi yang didapatkan belum
lengkap sehingga belum dapat diketahui pula jumlah sampah yang terangkut dan jumlah
sampah yang belum terlayani.
Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah
0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota
sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Tebing Tinggi ini sejumlah
25.314 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia
dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi.
Komponen Jalan
Sebagian besar kondisi jalan-jalan di kota ini tergolong baik, tidak mengalami kerusakan
yang cukup berarti. Hanya 12,32 km saja yang memiliki kondisi jalan rusak atau sekitar
6,48% dari keseluruhan jumlah total jalan di Kota Tebing Tinggi.