Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

PEMANTAUAN PERSALINAN DALAM PARTOGRAF DAN ASKEP PADA IBU


BERSALIN

DI SUSUN OLEH

NAMA : AINUN SETHER

NIM ; P07120219049

TINGKA : 2 B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam penyelesaian tugas mata kulia
keperawatan MATERNITAS berjudul “pemantaun persalinan dalam partograf dan
asuhan keperawatan pada ibu bersalin kala IV” Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANATAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG...................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH...............................................................3

1.3. TUJUAN.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4

2.1. PARTOGRAF.............................................................................4

2.2. KONSEP DASAR PERSALINAN.............................................14

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU BERSALIN NORMAL. 21

2.4 LAPORAN PEMANTAUAN PERSALINAN................................33

BAB III PENUTUP.....................................................................................39

3.1 KESIMPULAN .............................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu


persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR, 2007).
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam
kejadian-kejadian

Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai


pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

2) Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan


demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus
lama.

Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan
atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada
status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir ( JNPK-KR, 2008)

Negara berkembang masih sangat perlu diperhatikan terutama terkait


masalah kesehatan ibu. Tingginya kasus kematian masih menjadi topik hangat
yang selalu dibicarakan untuk upaya penurunannya. Angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 228 ibu meninggal per100.000
kelahiran. Angka ini lebih 20–30 kali lipat dibanding dengan AKI di Negara
tetangga. Singapura mencatat paling rendah angka ibu melahirkan, hanya 3
ibu meninggal per100.000 kelahiran. Kemudian disusul Malaysia (5 ibu
meninggal per100.000 kelahiran), Thailand (8-10 per 100.000), Vietnam (50

1
per100.000). Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara untuk jumlah AKI
(UNICEF, 2012).

Hasil RISKESDAS 2013, di Indonesia angka kematian ibu dari 318 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menurun menjadi 228 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2007 untuk itu berdasarkan kesepakatan global
Millenium Development Goals (MDGs, 2000), pada tahun 2015 diharapkan
angka kematian ibu menurun sebesar tiga perempat kali dalam kurun waktu

1990-2015, dari 228 menjadi 102 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Namun kenyataannya angka kematian ibu sampai tahun 2012 belum menurun
justru meningkat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut data Dinkes Jateng 2012 Angka kematian ibu di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar
116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup.
Sebagian besar penyebab langsung kematian ibu, yaitu sebesar 90% terjadi
saat persalinan dan segera setelah persalinan.Penyebab langsung kematian
ibu diantaranya karena perdarahan (39%), eklampsi (20%), infeksi (7%), dan
lainlain (33%).Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan dan
asuhan ibu saat persalinan merupakan salah satu faktor penentu dalam
penurunan angka kematian ibu dan ini menunjukkan bahwa masih rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati dan Esti, 2010).

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke


pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan

kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal


tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan.Untuk itu pada setiap pelayanan atau asuhan, harus selalu
memperhatikan pencatatan atau dokumentasi. Pendokumentasian merupakan
landasan hukum bagi bidan dalam pelayanan, dokumentasi dapat
mengidentifikasi mutu pelayanan bidan dan dokumentasi merupakan aset
berharga bidan karena data yang telah didokumentasikan dapat dipakai

2
sebagai bahan acuan atau referensi bila terdapat suatu masalah pada
pelayanan asuhan yang diberikan. Bentuk dokumentasi dapat berupa SOP
( Standar Operasional Prosedur ) atau menggunakan Manajemen Asuhan
Kebidanan dengan yang lain. Pada persalinan, dokumentasi yang digunakan
adalah partograf (Sondakh, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana perilaku perawat dalam pengisian Partograf pada persalinan


normal

1.3 TUJUAN

1. Tujuan umum

Mengetahui perilaku perawat dalam pengisian partograf pada


persalinan nomal

2. Tujuan khusus

a. Menggambarkan penggunaan Partograf oleh bidan pada persalinan


normal di Poliklinik Bhayangkara Polresta Surakarta.

b. Menggambarkan pengetahuan tentang partograf pada persalinan


normal

c. Menggambarkan sikap dalam pengisian Partograf pada persalinan


normal.

d. Menggambarkan tindakan dalam pengisian partograf pada persalinan


normal.

3
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 PARTOGRAF

1.Pengertian

Beberapa pengertian dari partograf adalah sebagai berikut:

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu


persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR, 2007).
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk
merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001).

2.Tujuan

Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai


pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan
demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara
rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir
( JNPK-KR, 2008).

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan


membantu penolong persalinan untuk:Mencatat kemajuan persalinan

1. Mencatat kondisi ibu dan janinnya

4
2. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran

3. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit


persalinan

4. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan


klinik yang sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2008).

3. Penggunaan partograf

Partograf harus digunakan:

1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus
digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis.
Partograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit

2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah,


Puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)

3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan


asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
(Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa
Kedokteran) (JNPK-KR,2008).

4. Pengisian partograf

Pengisian partograf antara lain:

1) Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan

Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan


harus dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik di catatan
kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu
Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat
catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi

5
juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan
dicatat dengan seksama, yaitu :

a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit

b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit

c) Nadi : setiap 30 menit

d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam

e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam

f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam

g) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 – 4 jam

h) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan (JNPK-KR,2008).

2) Pencatatan selama fase aktif persalinan

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang


dimulai pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom
untuk mencatat hasil – hasil pemeriksaan selama fase aktif
persalinan, meliputi:

a) Informasi tentang ibu :

(1) Nama, umur

(2) Gravida, para, abortus (keguguran)

(3) Nomor catatan medik nomor Puskesmas

(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah :


tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat
ibu)

6
b) Waktu pecahnya selaput ketuban

c) Kondisi janin:

(1) DJJ (denyut jantung janin)

(2) Warna dan adanya air ketuban)

(3) Penyusupan ( moulase) kepala janin.

d) Kemajuan persalinan

(1) Pembukaan serviks

(2) Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin

(3) Garis waspada dan garis bertindak

e) Jam dan waktu

(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan

(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

f) Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya

g) Obat – obatan dan cairan yang diberikan:

(1) Oksitisin

(2) Obat- obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

h) Kondisi ibu :

(1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur

(2) Urin (volume, aseton, atau protein)

7
i) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan
persalinan) (Sarwono,2009).

5.Mencatat temuan pada partograf

Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah :

1) Informasi Tentang Ibu

Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat


memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan ( tertulis sebagai :

„jam atau pukul‟ pada partograf ) dan perhatikan kemungkinan ibu


datang pada fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

2) Kondisi Janin

Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut


jantung janin ( DJJ ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin) a)
Denyut jantung janin

Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukan DJJ.
Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan
angka yang menunjukan DJJ.

Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis


tegas bersambung.

Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf diantara 180 dan 100.
Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau di
atas 160.

b) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam


dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat

8
semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur
DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :

U:Selaput ketuban masih utuh ( belum pecah )

J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur


mekonium

D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur


darah

K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak


mengalir lagi(kering )

c) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh


kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras
(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupannya
atau tumpang tindih antara tulang kepala semakin menunjukan
risiko disporposi kepala panggul ( CPD ). Ketidak mampuan
untuk berakomodasi atau disporposi ditunjukan melalui derajat
penyusupan atau tumpang tindih ( molase ) yang berat sehingga
tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan.
Apabila ada dugaan disporposi kepala panggul maka penting
untuk tetapVmemantau kondisi janin serta kemajuan persalinan.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan


antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada
dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambang-lambang berikut ini

1 Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah


dapat dipalpasi

9
2 Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2
Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih
dapat dipisahkan

3.Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak


dapat dipisahkan (JNPK-KR,2008).

a. Kemajuan persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan


kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling
kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai
dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan sentimeter dan
menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau
perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan
penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak
yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum
angka 1-5 yang sesaui dengan metode perlimaan. Setiap kotak
segi empat atau kubus menunjukan waktu 30 menit untuk
pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan
frekwensi nadi ibu.

1) Pembukaan servik

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda „X‟ harus
dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.

Perhatikan :

a) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang
sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif
persalinan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dalam

10
b) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan,
temuan (pembukaan serviks dari hasil pemeriksaan dalam
harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang
sesuai dengan bukaan serviks ( hasil periksa dalam ) dan
cantumkan tanda „X‟ pada ordinat atau titik silang garis
dilatasi serviks dan garis waspada

c) Hubungkan tanda „X‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis


utuh (tidak terputus) (JNPK-KR,2008).

2) Penurunan bagian terbawah janin

Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala


(perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian terendah
bagian janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan
bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks
mencapai 7 cm (JNPK-KR,2008).

Berikan tanda „O‟ yang ditulis pada garis waktu yang


sesuai. Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4.

Hubungkan tanda „O‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak


terputus.

3) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan


berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi
jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase
aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan
serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya
penyulit .Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan

11
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah
melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal
ini menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan
persalinan (JNPK-KR,2008).

b. . Jam dan waktu

Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam)


menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan
(JNPK-KR,2008).

C. Kontraksi uterus

Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan “


kontraksi per 10 menit “ di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan
cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan
angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi.
Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi (JNPK-
KR,2008).

E. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

1) Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan


setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume
cairan IV dan dalam tetes per menit.

2) Obat-obatan lain

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan


I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya
(JNPKKR,2008).

12
F.Halaman belakang partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk


mencatat hal- hal yang terjadi selama proses persalinan dan
kelahiran, serta tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan
kala I hingga IV ( termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini
disebut sebagai catatan persalinan. Nilau dan catatkan asuhan yang
telah diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama
persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan
mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik,
terutama pada pemantauan kala IV ( mencegah terjadinya
perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan ( yang
sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk
menilai memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan
persalinan yang bersih dan aman (JNPKKR,2008).

G.Kontraindikasi pelaksanaan patograf

Berikut ini adalah kontraindikasi dari pelaksanaan patograf.

1) Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.

2) Perdarahan antepartum

3) Preeklampsi berat dan eklampsi

4) Persalinan prematur

5) Persalinan bekas sectio caesaria (SC)

6) Persalinan dengan hamil kembar

7) Kelainan letak

8) Keadaan gawat janin

9) Persalinan dengan induksi

13
10) Hamil dengan anemia berat Dugaan kesempitan panggul
(Ujiningtyas, 2009).

2.2 KONSEP DASAR PERSALINAN

A. PENGERTIAN

Beberapa pengertian dari persalinan adalah sebagai berikut Persalinan


adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keuluar melalui
jalan lahir (Sarwono, 2008:100).Persalinan adalah rangakian proses yang
berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini di mulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks,
dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2007:672).Persalinan adalah
proses dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari uterus (JNPK-KR,
2208:52).

1) Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang


dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar (Jenny, 2013:2).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persalinan merupakan proses saat uterus ibu mengeluarkan ketuban, bayi,
plasenta (hasil konsepsi) melalui jalan lahir. Proses ini dapat normal
(spontan) dan dapat pula berupa tindakan bergantung pada faktor
passage, passenger, power.

2) Persalinan menurut proses

Menurut Yanti, 2010 proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai


berikut:

a) Persalinan Spontan bila persalinan berlangsung dengan kekuatan


ibu sendri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

b) Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan tenaga dari dari


luar misalnya ekstraksi forsep, atau dilakukan operasi Sectio
Caesarea.

14
c) Persalinan anjuran, persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi berlangsug setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitocin atau prostaglandin.

3) Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin Manuaba
(1998) mengemukakan beberapa istilah yang berkaitan dengan umur
kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut:

a) Abortus (terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum


mampu hidup di luar kandungan).

b) Persalinan prematuritas (persalinan sebelum umur hamil 28 sampai


36 minggu).

c) Persalinan aterm (persalinan antara umur hamil 37 sampai 42


minggu).

d) Persalinan serotinus (persalinan melampaui umur hamil 42 minggu).

Persalinan presipitatus (persalinan berlangsung cepat kurang dari 3


jam).

B. KONSEP PERSALINAN NORMAL

Berdasarkan Manuaba (2009) teori tentang dimulainya persalinan


setelah janin cukup bulan, masih merupakan teori yang kompleks dan sulit
dicari mana sebenarnya paling dominan. Besar kemungkinan adalah semua
teori yang dikemukakan para ahli, merupakan satu kesatuan dengan hasil
persalinan dapat dimulai.

Beberapa teori persalinan adalah:

1) Teori penurunan progesteron

2) Teori oksitosin

3) Teori keregangan otot rahim

15
4) Teori janin

5) Teori prostaglandin

Dikemukakan pula bahwa dalam proses persalinan terdapat upaya kerja sama
tiga kekuatan vital, yaitu sebagai berikut:

1) Power: Kekuatan his dan mengejan.

2) Passage: Jalan lahir terdiri atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak..

3) Passenger: Bentuk, besarnya, dan posisinya bayi harus normal sehingga


mampu beradaptasi dengan baik terhadap jalan lahir dan kekuatan
pendorong sehingga proses persalinan dapat berjaln dengan lancar dan
normal.

Selain ketiga faktor di atas Jenny (2013) menambahkan pula faktor yang dapat
memengaruhi jalannya proses persalinan adalah:

1) Posisi ibu (positioning)

2) Respons psikologi (psychology response)

C. TAHAPAN PERSALINAN

Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala


pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala
pengawasan/observasi/pemulihan) (Jenny, 2013:5).

1) Kala I

Kala I atau kala pembukaan adalah periode yang dimulai dari his
persalinan yang persalinan yang pertama sampai pembukaan cervix
menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi
menjadi fase laten dan fase aktif (Yanti, 2009:6).

16
a) Fase laten

Menurut Varney (2004) fase laten adalah periode waktu dari awal
persalinan hingga ke titik pembukaan dimulai sejak kontraksi muncul
hingga pembukaan tiga sampai ke empat sentimeter atau permulaan fase
aktif.

b) Fase aktif

Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
hingga pembukaan menjadi komplet dan mencangkup fase transisi
(Varney, 2004. Menurut Yanti (2009) fase aktif, yaitu fase pembukaan yang
lebih cepat yang terbagi lagi menjadi:

(1) Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm sampai


4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

(2) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang


dicapai dalam 2 jam.

(3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9 cm


sampai 10 cm selama 3 jam.

2) Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi servix sudah lengkap, dan
berakhir saat janin sudah lahir. Kala II disebut juga sebagai stadium
ekspulsi janin (Sarwono, 2009).

3) Kala III

Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan dan


ekspulsi plasenta (Sarwono, 2009). Kala III atau kala uri adalah
persalinan uang dimulai dar lahirnya bayi sampai dengan lahirnya
plasenta (Yanti, 2009).

17
4) Kala IV

Menurut Yanti (2009), kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta
lahir. Kala IV persalinan yaitu sejak uri lahir sampai 2 jam pasca
persalinan. Kala IV disebut juga dengan kala pengawasan.

D. TANDA DAN GEJALA MENJELANG PERSALINAN

Menurut Varney (2009) ada sejumlah tanda dan gejala peringatan


yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang
mendekati waktu bersalin. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara
lain:

1) Lightening

Lightening adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis


minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:

a) Ibu jadi sering berkemih

b) Perasaan tidak nyaman bahwa ibu perlu defekasi.

c) Kram pada tungkai

d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen

2) Perubahan serviks

Servik masih melunak, dengan konsistensi seperti pudding, dan


mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Perubahan servik diduga terjadi akibat peningkatan intensitas
kontraksi Braxton hicks (Varney, 2009:673).

3) Persalinan palsu

18
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. (Varney, 2009:673).

4) Ketuban pecah dini

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.

5) Bloody show

Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir


serviks pada awal kehamilan. Plak sawar ini menjadi pelindung dan
menutup jalan lahir selama kehamilan (Varney, 2009:673).

6) Lonjakan energi

Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam


sebelum awal persalinan (Varney, 2009:674).

7) Gangguan saluran cerna

Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang
persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini (Varney,
2009:674).

E. MEKANISME PERSALINAN

Gerakan persalinan pada presentasi kepala adalah:

1) Bagian presentasi masuk pintu atas panggul (engangement)- diameter


biparetal melewati pintu atas panggul

2) Penuruan lengkap

3) Fleksi

4) Rotasi internal

19
5) Pelahiran kepala dengan ekstensi

6) Restitusi-rotasi 45° pertama setelah pelahiran kepala, yang


mengembalikan kepala ke sudut yang tepat terhadap bahu

7) Rotasi eksternal

8) Pelahiran bahu dan badan dengan fleksi lateral melalui sumbu Carus
(Varney, 2010:349).

F.ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah persalinan yang bersih dan


aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan yang bersih dan aman
serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu
mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. APN bertujuan
untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Depkes, 2008, hal. 3).

20
2.3.ASUHAN KEPETAWATAN PADA IBU BERSALIN KALA 1

1) PENGKAJIAN

A.Biodata

1.Data Ibu (Istri)

Nama Ibu : Ny. A


Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Kei
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Pernikahan Sah atas Hukum dan agama
Perkawinan ke- :1
Lama Perkawinan : 3 tahun
Alamat : Tual

2.Data suami
Nama suami : Tn. J
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : ASN
Status perkawinan : Pernikahan Sah atas Hukum dan agama
Perkawinan ke :1
Lama perkawinan : 3 tahun
Alamat : Tual

3.Riwayat Kesehatan sekarang

21
Perut terara nyeri, mules kecang-kecang Pasien masuk dari IGD kiriman
puskesmas sedang desan G4 P3 A0 dengan kala I lama, mules sejak tasi
malam 20.00
4.Riwayat Kesehatan dahuluh

Hipertensi dan DM di sangkal

5.Riwayat ginekologi

G4 P 3A0 hamil anak ke 3 suda pernah melahirkan 2 kali usia kehamilan


39+2 minggu dengan HPHT 25 01 2021.

6.Riwayat KB

KB suntik

7.Riwayat Kehamilan Dan Persalonan Yang Lalu

N TH JNS TMP/ J KEADA KOMPLI KETERAN


O PERSALI PENOL K AN KASI GAN1
NAN ONG BAYI
WAKT
U
LAHIR

1 19 spontan Rumah Sehat Tidak ada Meninggal


95 dukun umur 11
bulan

20 spontan Rumah Sehat Tidak ada hidup


04 dukun

8.Riwayat Kehamilan Saat Ini


HPHT : 25-01-2021
HPL :06-02=2021
BB sebel hamil : 55kg
TDsebelm hamil : 120/80 mmHg

N BB/TB TFU LETAK/ DJJ USIA KELUHA DATA

22
O LETAK GEST N LAIN
PRESENT ASI
ASI
JANIN

1 69 kg 29 Presentas 141 39+2 Kenceng- Perut


155 cm i kepalah x/ mg kenceng kencen
cm meni g-
t kencen
g
Geraka
n janin
aktif

9.Riwayat Psikososial
a Keadaan mental
Mental bagus, suda siap mempunyai anak ke 3
b Adaptasi psikologi
Sangat sayang denga anaknya yang akan lahir sama sayangnya
dengan ke dua anaknya
c Penerema terhadap kehamilan
Siap punya anak laki-laki maupun perempuan yang penting anaknya
sehat
d Masalah khasus
Tidak ada masala dengan kelahiran anaknya, ibu senag-senag saja

10.Pola Hidup Yang Menigkatkan Resiko Kehamilan

Pasien selalu memeriksakan kandungan ke puskesmas, kadang ke


bidan supaya tau apa yang terjadi dengan kehamilanya
11.Persiapan persalinan
 Senam hamil
 Senam hamil tidak di lakukan
 Rencana tempat kelahiran

23
 Dari awal kehamilan suda di rencanakan akan melahirkan di rumah
sakit atau bidan
 Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
 Perlengkapan bayi suda siap
 kesiapan metantal ibu dan keluarga
 ibu keluarga siap menerima keluarga baru dirumahnya
 pengetahuan tentang tanda tanda melahirkan cara menangani nyeri
proses persalinan persalinan
 pasien sudah mempunyai pengalaman melahiirkan pada proses
persalinannya
 perawatan mamae
 pasien sudah mengetahui cara melskukan perawatan mamae selama
kehamilan sampai melahirkan

12.Obat Obat Yang Dikonsumsi Saat Ini

Hanya obat vitamin yang diberikan

13. Pola Funsional Menurut Gordon

 pola persepsi managemen kehamilan


Apabila sakit segera berobat ke puskesmas ata bidan
 pola nutrisi – metabolic
Sehari makan 3 kali dan tidak ada pantangan makan
 pola eliminasi
Bak dan bab lancar tidak ada masalah
 pola Latihan aktivitas
Pada saat hamilpun tetap aktivitas melakukan pekerjaan rumah
tangga
 pola kognitif persepsual
Pemikiran tentang perawatan bayi dan ibu setelah melahirkan
sudah modern
 pola istrahat

24
Selama hamil tidur cukup, seteoah merasa kenceng tidur agak
kurang karena sambal merasakan sakit
 pola konsep diri respesi diri
Baginya Kesehatan adalah utama, maka kita harus menjaga
Kesehatan
 pola peran dan hubungan
Hubungan dengan suami dan anggota keluarga lain tidak ada
masalah serta dengan lingkungan sekitar juga baik saja
 pola reproduksi atau seksual
Baginya anak laki laki perempuan sama saja yang penting lahir
sehat tidak kurang suatu apa
 pola pertahan diri
Apabila jenuh dengan lingkungan rumah maka dia akan cari
hiburan menanam bunga ataupun membersihkan lingkungan
rumah
 pola keyakinan dan nilai
Termasuk ibu yang rajin beribadah solat dan juga mengikuti acara
pengajian. Menyebut asma allah saat nyeri.

B.PEMERIKSAAN FISIK

a. status obstentrik : G4 P3A0 H 39+2 minggu

b. keadaan umum : bain

c. kesadaran :

1). Mata : 4

2). Verbal : 5

3). Motoric : 6 + 15 ( compoametic)

d. tanda-tanda vital

TD : 130/98 mmHg

25
N : 75 x/mmHg

S : 36

RR : 20x/ menit

TB : 155cm

BB : 68 kg

e. head to toe

1). Kepala

Brntuk kepala mesochpal, rambut itam, Panjang dan bersih ekpresi wajah
menahan nyeri

2) Mata

Kedua mata simetris, sklera tidak ikterik, konjuntiva tidak anemis,fungsi


penglihatan masih cukup baik.

3) Hidung

Bentuk hidung normal, tidak ada polip.

4) Telinga

Bentuk telinga normal, kedua telinga simetris, fungsi pendengaran cukup


baik.

5) Mulut

Bentuk mulut normal, bibir dan mukosa lembab, tidak ada stomatitis

6) Leher

 Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan


 JVP.

26
7) Dada

 Inspeksi : bentuk dada normal, simetris


 Palpasi : Pengembangan dada simetris, tidak ada thrill pada jantung
 Perkusi : Bunyi sonor terdengar di semua lapang paru, bunyi redup
terdapat di area jantung.
 Auskultasi : Suara paru vesikuler, bunyi jantung regular.
 Payudara: payudara simetris , tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
benjolan
 Puting susu: puting susu menonjoPengeluaran ASI: asi belum keluar

8) Abdomen

Uterus
 Tinggi fundus uterus : 31 Cm , kontraksi ada dan bagus
 Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri yaitu 31 cm
 Leopold II : kanan : bagian kaki dan tangan
kiri : punggung kiri
 Leopold III : kepala
penurunan kepala : sudah turun kepala
 Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
 Striae : muncul striae di perut
 Kandung kemih: kosong Fungsi pencernaan : tidak ada gangguan

9) Pirenium dan Genitalia

 Vagina : varises tidak ada


Keluar lendir darah
 Keputihan : tidak ada keputihan
 Tidak terdapat hemoroid

10) Ektremitas

 Kedua kaki dan tangan tidak edema, tangan kanan terpasang infus.
 Reflek patella +

27
B.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) USG abdomen

Tampak janin tunggal, djj+, preskep, TBJ 3537 gr

Placenta insersi di corpus intra uterin II-III

Air kawah kesan cukup

Tak tampak jelas kelainan kongenital mayor.

2) Hasil CTG

Baselini : 145 x/ menit

Variabilitas > 5

Akselerasi +

Deselerasi –

Festal mevement +

CTG kategori I

3) Laboratorium : Hb 13,6 ; Al : 10,7, Hmt 37, protein urin negative

S. PROGRAM TERAPI

Rencana persalinan normal.

C.ANALISA DATA

NO Tgl DATA Masalah Etiologi

1 25/01/2021 DS : Pasien mengatakan Nyeri Di latasi


kenceng kenceng di persalinan serviks
perut, seperti tertusuk
tusuk, Do: Pasien
tampak menahan

28
nyerisaat kontraksi,
adanya ketegangan otot,
fokus pada diri
sendiri.TD : 129/69
mmHgN : 86 x/menitS :
36 0C

RR : 20 x/menit

D.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubugan dengan agen cidera biologis ( kontraksi)

E. INTERVENSI

TGL Dx keperawatan TUJUAN ( NOC ) INTERVENSI (NIC)

25/01/2021 Nyeri persalinan Setelah dilakukan a. Managemen nyeri


berhubugan
tindakan 1. Lakukan
dengan dilatasi
keperawatan pengkajian nyeri
serviks
secara
selama 1 jam
diharapkan Komprehensif yang
meliputi
ibu mampu
beradaptasi lokasi, karakteristik,
awitan,
dengan nyerinya
dengan durasi, frekuensi,
kualitas,
kriteria hasil:
intensitas atau berat
- Ibu mampu
dan faktor

melakukan pursed
presipitasi
lip
2. Ekspresikan
breathing.

29
- Tidak mengejan penerimaan tentang

sebelum waktunya. nyeri

3. Kurangi rasa takut


dengan

meluruskan setiap
misinformasi

b. Manajemen
lingkungan

1. Implementasikan
tindakan untuk

kenyamanan fisik
seperti

menciptakan suasana
yang

nyaman,
meminimalkan
stimulasi

lingkungan

c. Edukasi
prosedur/perawatan1.
Demonstrasikan
pereda nyeri non

invasif/ non
farmakologis :

kompres hangat
menggunakan

30
handuk, pengaturan
posisi yang

nyaman

2. Anjurkan ibu untuk


tidak

mengejan sebelum
pembukaan

lengkap

3. Anjurkan ke
keluarga untuk

mendampingi dan
melakukan

massage pada
punggung atau di

atas mata kaki.

E.IMPLEMENTASI

TGL NO DX IMPLEMENTASI RESPON PADIEN PARAF

25/0 1 a.Managemen nyeri Nyeri perut, kenceng-


1 1. Melakukan pengkajian kenceng menjalar
/ nyeri secara sampai ke
2021 komprehensif yang meliputi pinggang belakang.
lokasi, Skala
karakteristik, awitan, nyeri 5, hilang timbul,
durasi, frekuensi, 5
kualitas, intensitas atau menit sekali.

31
berat dan faktor Ekspresi wajah
presipitasi menahan
2. Memonitor ekspresi nyeri.
penerimaan tentang Lingkungan sudah
nyeri dirasa
b.Manajemen lingkungan nyaman.
1. Menciptakan suasana Pasien napas dalam
yang nyaman, ketika
meminimalkan stimulasi timbul nyeri, posisi
lingkungan pasien
c.Edukasi miring kiri.
prosedur/perawatan Pasien kooperatif.
1. Mendemonstrasikan Pasien didampingi
pereda nyeri non oleh
invasif/ non farmakologis : suami sambil
kompres mengompres
hangat dengan handuk punggung.
dipunggung,
pengaturan posisi yang
nyaman
2. Menganjurkan ibu untuk
tidak mengejan
sebelum pembukaan
lengkap
3. Menganjurkan keluarga
untuk
mendampingi dan
melakukan kompres
hangat dengan handuk
dipunggung
pasien.

32
F.EVALUASI KEPERAWATAN

TNG/ JAM NO DX EVALUASI PARAF

Kamis 1 S : Pasien mengatakan kenceng


25/01/202109.0 kenceng di perut, seperti tertusuk
0 tusuk, nyeri skala 6
O: Pasien tampak menahan nyeri
saat kontraksi, dan napas dalam
ketika nyeri datang, adanya
ketegangan otot, fokus pada diri
sendiri.
Pasien didampingi oleh suami
sambil mengompres hangat daerah
punggung pasien dengan handuk.
Pasien kelihatan agak lebih
nyaman.
Ibu mampu melakukan pursed lip
breathing.
TD : 130/90 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36 0C
RR : 22 x/menit
A: Masalah keperawatan nyeri akut
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan kompres hangat
menggunakan handuk
dipunggung, Ciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman

2.4 LAPORAN PEMANTAUAN PERSALINAN

A. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 27-10-2016 jam : 07.00

33
2. Tanda-tanda vital : TD 130 / 98 mmHg, Nadi 75 x / menit, Suhu 36 C, RR
20 x / menit.
3. Pemeriksaan palpasi abdomen TFU 31 cm, presentasi kepala,djj janin
141x/menit,kontraksi uterus 2-3 x/menit, kandung kencing kosong
4. Hasil pemeriksaan dalam pembujkaan lengkap siap partus, portio tebal
lunak,
5. kepala turun H 2, STLD +
6. Persiapan perineum : perineum utuh
7. Dilakukan klisma : tidak dilakukan klisma
8. Pengeluaran pervaginam: lendir darah sudah keluar
9. Perdarahan pervaginam : tidak ada perdarahan pervagian, hanya keluar
lendir darah pervagina
10. Kontraksi uterus tiap 2-3 menit sekali
11. Denyut jantung janin : 141 x/menit
12. Status janin: hidup, tunggal dengan presentasi kepala
B. KALA PERSALINAN
1. KALA I
a. Ketuban pecah sejak jam 07.25 mules sejak jam 20.00 tgl 06-02-2021
b. Mulai persalinan : tanggal 06-02-2021 jam 09.00
c. Tanda dan gejala : pembukaan lengkap, lendir darah sudah keluar,
keinginan mengejan
d. Tanda-tanda vital : TD 135/90 mmHg, Nadi 88 x / menit, Suhu 36,5 oC,
RR 24 x / menit
e. Keadaan psikososial ibu sangat senang dengan kelahiran bayi
f. Kebutuhan khusus klien : kekurangan volume cairan tubuh
g. Tindakan : bayak minum
h. Pengobatan tgl 27-10-2016 pukul 09.20 Oxytocyn injeksi, methergin
injeksi, gastrol III.

34
35
36
Observasi kemajuan persalinan :

TGL JAM HASIL OBSERVASI TINDAKAN

27/02/2021 08.00 - KU cukup anjurkan ibu untuk


- TD 135/90 mmHg, Nadi mengosongkan
84 kandung
x/menit, Suhu 36,5 oC, kemih
RR - beri dukungan
24 x / menit pada ibu
- his tiap 2-3 menit sekali untuk kamajuan
- Djj 140 x/menit persalinan
- pembukaan 6 - dengarkan keluhan
- kepala di hodge 2 ibu
- porsio tebal lunak - anjurkan untuk
teknik
relaksasi nafas
dalam
- observasi DJJ, His
- anjurkan untuk
teknik
relaksasi nafas
dalam
- observasi DJJ, His
- observsi kemajuan
persalinan
- observasi KU dan
TTV
pasien
- motivasi untuk
tindakan
- berikan minum
yang cukup
untuk memenuhi
kebutuhan

37
energi dan
mencegah
dehidrasi
- observasi KU dan
TTV
pasien
- motivasi untuk
tindakan
- berikan minum
yang cukup
untuk memenuhi
kebutuhan
His semakin sering energi dan
- 2 menit sekali DJJ: 140 mencegah
- Pembukaan lengkap 10 dehidrasi
09.00 cm - informasikan
Portio tebal lunak keadaan
- Kepala dihodge 3 persalinan.

38
BAB III

PENUTUP

3.1.KEESIMPULAN

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu


persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR, 2007).
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam
kejadian-kejadian

Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk

Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala


pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala
pengawasan/observasi/pemulihan) (Jenny, 2013:5). Negara berkembang masih
sangat perlu diperhatikan terutama terkait masalah kesehatan ibu. Tingginya
kasus kematian masih menjadi topik hangat yang selalu dibicarakan untuk upaya
penurunannya. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi
yaitu 228 ibu meninggal per100.000 kelahiran. Angka ini lebih 20–30 kali lipat
dibanding dengan AKI di Negara tetangga. Singapura mencatat paling rendah
angka ibu melahirkan, hanya 3 ibu meninggal per100.000 kelahiran. Kemudian
disusul Malaysia (5 ibu meninggal per100.000 kelahiran), Thailand (8-10 per
100.000), Vietnam (50 per100.000). Indonesia tertinggi di kawasan Asia
Tenggara untuk jumlah AKI (UNICEF, 2012).

39
DAFTAR PUSTAKA

T. Heather Herdman, RN, PhD, FNI. NANDA Internasional Inc. Nursing

Diagnoses, 10th edition 2015 – 2017. Moorhead Johnson Swanson. NOC 5th
Edition. Elsivier Inc. Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner. NIC 6th Edition.
Elsivier Inc. Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Maternitas. Edisi 2.
Jakarta : EGC. Mubarak, 2008. Asuhan Keperawatan Pada Maternitas. Edisi 1.
EGC, Jakarta

2011. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info Media.

Alimul, H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan ed. 2. Jakarta: Salemba


Medika.

2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi kedua. Jakarta :


Salemba Medika.

Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset.
2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogjakarta: Nuha Medika.2012. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

iii

Anda mungkin juga menyukai