OLEH
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian
Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu:
a. Data Umum
Data Umum yang perlu dikaji adalah Nama kepala keluarga, Alamat,
Telpon, Pekerjaan, Pendidikan, dan Daftar anggota kelompok (nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, Pendidikan, dan berisi status
imunisasinya).
b. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau factor
bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit
Hipertensi.
1) Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah Riwayat
masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit
keturunan), Perhatiankeluarga terhadap pencegahan penyakit,
Sumber pelayanan kesehatan yang biasadigunakan keluarga dan
Pengalaman terhadap pelayanan Kesehatan. Pada tahap ini
menjelaskan bagaimana riwayat keluarga (digambarkan dengan
genogram), tipe keluarga, suku bangsa, agama, status social ekonomi
keluarga, aktivitas rekreasi keluarga hipertensi tersebut.
2) Menjelaskan bagaimana riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
Pada tahap ini menguraikan tentang tahap perkembangan saat ini,
tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.
c. Pengakajian Lingkungan
Di pengkajian lingkungan ini menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan
keluarga yang akan dilakukan pengkajian. Pada tahap perlu dikaji
mengenai karakteristik rumah (bisa dibuatkan sketsa/gambar),
karakteristik tetangga dan komunitas RW, mobilitas geografis keluarga,
perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, dan system
pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga
Pada tahap ini menguraikan bagaiamna komunikasi keluarga, struktur
kekuatan keluarga, struktur peran, dan norma pada keluarga tersebut.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaanmemiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggotakeluarga dan bagaimana anggota keluarga
mengembangkan sikap saling mengerti.Semakin tinggi dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakinmempercepat
kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentralbagi
pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini
berhubungandengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional
para anggota keluarga.Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
mengakibatkan ketidakseimbangankeluarga dalam mengenal tanda-
tanda gangguann kesehatan selanjutnya.
2) Fungsi Keperawatan
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputipengertian, faktor penyebab tanda
dan gejala serta yang mempengaruhikeluarga terhadap masalah,
kemampuan keluarga dapat mengenal masalah,tindakan yang
dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakankeperawatan,
karena Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu
mengenai pengaturan makanan dan gaya hidup. Jadi disini
keluarga perlu tau bagaimana cara pengaturan makanan yang
benar serta gaya hidup yang baikuntuk penderita Hipertensi.
b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenaitindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah
bagaimana keluargamengambil keputusan apabila anggota
keluarga menderita Hipertensi.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
keluarga yangsakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
mengetahui keadaanpenyakitnya dan cara merawat anggota
keluarga yang sakit Hipertensi.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkunganrumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana
keluarga mengetahuikeuntungan atau manfaat pemeliharaan
lingkungan kemampuan keluargauntuk memodifikasi lingkungan
akan dapat mencegah kekambuhan daripasien Hipertensi.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitaskesehatan yang mana akan mendukung
kesehatan seseorang.
3) Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi
stroke,dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga
maupun didalam komunitas sekitar keluarga.
4) Fungsi Reproduksi
Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk
mengetahui adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).
5) Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan
penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan
untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya
(Friedman, 2013).
f. Stres dan Koping Keluarga
Stres dan koping keluarga yang perlu dikaji adalah Stresor yang dimiliki,
Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor, Strategi koping yang
digunakan, strategi adaptasi disfungsional.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien hipertensi saya ambil dari KTI oleh Riko Tri
Prasetyo yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi Pada
Ny. S Dan Ny. H Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Minum
ObatDi Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Lumajang Tahun 2019.
1) Keadaan Umum
Tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal, terutama pada Hasil
tekanan darah yaitu lebih dari 139/89 mmHg.
2) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala : terdapat nyeri tekan pada kepala bagian belakang, ada
tidaknya oedema dan lesi, serta adakah kelainan bentuk kepala.
b) Mata : biasanya terdapat conjungtivitis, anemis.
c) Hidung : biasanya dapat dijumpai epistaksis jika sampai terjadi
kelainanvaskuler akibat dari hipertensi.
d) Mulut : biasanya ada perdarahan pada gusi.
e) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau pembesaran
tonsil.
f) Dada : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan, inspeksi bentuk
dada,simetris atau tidak serta ictus cordis nampak atau tidak.
Palpasi didapatkanvocal fremitus hasilnya positif disemua
kuadran. Perkusi hasilnya sonor, danauskultasi tidak terdengar
suara nafas tambahan.
g) Perut : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan. Inspeksi
meliputibentuk perut. Palpasi didapatkan teraba kenyal atau supel,
tidak terdapatdistensi. Perkusi hasilnya tympani, dan auskultasi
terdengar bising ususnormal.
h) Ekstremitas atas dan bawah : pada pasien dengan hipertensi tidak
terjadikelainan tonus otot, terkecuali jika sudah terjadi komplikasi
dari hipertensi itusendiri seperti stroke, maka akan terjadi
penurunan tonus otot atau hemiparase.
h. Harapan Keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.
i. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka proses
klarifikadsi dan validasi informasi yang mendukung penegakkan diagnosa
keperawatan yang akurat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut SDKI 2017 yaitu:
a. Nyeri Akut
b. Intoleransi Aktivitas
c. Defisit Pengetahuan
berjalan
meningkat
(skor 5)
- Jarak 1. Untuk memberikan
meningkat pasien
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan sesorang
yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh
angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan
darah menggunkan alat berupa cuff air raksa (spigmomanometer) atau alat digital
lainnya (Pudiastuti, 2011). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolic sedikitnya 90
mmHg (Price&Wilson, 2013).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa factor risiko yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya&Putri,
2013). Jadi dapat disimpulkan hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolic diatas 90mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan tanda dan gejala,
,meskipun secara tidak sengaja beberapa tanda dan gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Tanda dan gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan, yang bisa terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul tanda dan
gejala berikut :
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak napas
f. Gelisah
g. Pandangan kabur
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
mempengaruhirespon terhadap Individu dengan hipertensi ketakutan dapat
pembuluh darah rangsang vasokonstriksi. sangat sensitive norepinefrin, terhadap
diketahui dengan jelas meskipun tidak mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan ini mencetuskan keadaan hipertensi. volume intra vaskuler.
Semua factor cenderung Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi . Perubahan aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pada gilirannya
pembuluh darah, yang menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, berkurang aorta dan arteri besar
kemampuannya volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan dalam mengakomodasi curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Nurarif, 2016).
5. Pathway
Perubahan Struktur
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
Risiko terjadinya
komplikasi
hipertensi
4. Keluarga Dengan Anak Yang Telah Masuk Sekolah Dasar “Families with
School Children (Oldest child 6-12 years)”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
d. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan,
semangat belajar.
e. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
f. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
g. Menyediakan aktifitas untuk anak.
h. Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
6. Klasifikasi Hipertensi
(Setiati,2015)
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara
memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani,
2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding
vaskular.
3) Diet kaya buah sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
c. Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1
kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan
obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat
penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya eksaserbasi
aritmia.
d. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung.. olahraga
isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak
3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan
darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi
terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka
oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya.
Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR. Penghambat enzim
mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan
angiostenin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk
mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung
dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya meningkatkan
pengeluaran natrium
9. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
b. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
c. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk
12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
d. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan
diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut
gagal jantung.
e. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-
zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan
terjadi penumpukan dalam tubuh.
Daftar Pustaka
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 43 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat : Br Kereteg Ds Sibetan Bebandem
Karangasem.
6. Komposisi keluarga :
Status Imunisasi
No Nama JK Hub Umur Pend Polio DPT Hepatitis Ket
BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. S P Ibu 69 th -
2 Ny. R P Istri 40 th SMP
3 An. L Anak 22 th SMA Lengkap
M
4 An. L Anak 20 th SMA Lengkap
A
5 An. P Anak 15 th SLTP Lengkap
A
Genogram
S R
M A A
Keterangan :
= laki-laki = klien
= perempuan = hubungan dengan keluarga
= meninggal
= tinggal satu rumah
6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga besar (extended family) yaitu didalam
suatu rumah terdapat satu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah Tn. S ( ayah ), Ny. R (istri), An. M, An. A,
An .A dan Ny.S (nenek)
7. Suku dan Bangsa
Bahasa yang digunakan Tn. S bahasa Bali karena berasal dari Bali. Dalam
keluarga tidak ada pantangan makanan apapun,
8. Agama
Keluarga Tn. S beragama Hindu dan taat menjalankan ibadah, biasanya
dilakukan bersama-sama di rumah. .
9. Status sosial ekonomi keluarga
Kebutuhan sehari-hari keluarga semua dipenuhi oleh Tn. S dengan
pendapatan sehari + Rp 20.000, Tn. S bekerja sebagai buruh bangunan.
Barang-barang yang dimiliki Tn. S yaitu TV, Almari, mesin jahit, meja kursi
dan Tn. S merasa saat ini saya merasa kurang
10. Aktifitas rekrasi keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi cuma nonton TV karena Tn. S sibuk
mencari nafkah dan terkadang berkunjung ke tempat saudara.
III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Batas tetangga
Kamar
tidur
Dapur
Kamar / WC
tidur
Ruang tamu 5M 1M
Rumah Tn. S terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, dapur,
Teras kamar mandi. Cara pengaturan perabot kurang rapi, kebiasaan merawat rumah
disapu sehari sekali.
Ukuran rumah 12x 5 m tipe rumah permanen, atap terbuat dari seng, lantai
berubin dan terdapat fentilasi tapi jarang dibuka dan kondisi ruangan sangat
pengap, dan keluarga kalau mandi DAP, minum air DAP.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli Sibetan, hubungan antar
tetangga cukup baik, lingkungan sekitar adalah keluarga karena warisan
keluarga. Ny. R mengikuti kegiatan arisan dilingkungan sekitar sedangkan
Ny. S tidak dapat mengikuti kegiatan karena kondisinya kurang sehat.
17. Mobilitas geografis keluarga
Rumah merupakan daerah perkotaan tidak jauh dari jalan raya, mudah
dijangkau oleh sepeda motor/kendaraan roda 4. Ny. R dan Ny. S kalau
membeli bumbu/belanja cukup di sekitar rumahnya tepatnya di tetangganya
dan itu cukup dengan jalan kaki.
18. Perkumpulan keluarga+interaksi denga masyaraka
Didalam Masyarakat Tn. S mengikuti arisan dan perkumpulan bersama
masyarakat, Tn. S juga mengikuti yasinan di komplek sekitar begitu juga
dengan Ny. R disamping bersosialisasi dia juga melakukan pekerjaan
rumah , anak anak Tn. S juga aktif dalam karang taruna di lingkungannya
Sedangkan kegiatan Ny. S yaitu hanya di rumah saja karena Ny. S
kondisinya kurang sehat.
19. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga Tn. S sehat hanya Ny. S saja yang sakit dan keluarga selalu
mengunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Keluarga Tn. S sering
tolong menolong begitu juga dengan lingkungan sekitarnya
V. Fungsi keluarga
24. Keluarga afektif
Keluarga Tn. S saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi
kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masyalah dengan musyawarah dan
keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh Tn. S sebagai kepala
keluarga.
25. Fungsi sosial
Tn. S dan Ny. R dibantu Ny. S dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya
sehingga dapat membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan
perkembangan anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya.
26. Fungsi perawatan keluarga
Kemampuan kel mengenal masalah
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa Ny. S terkena darah tinggi dengan TD
150/100mmhg dan tidak boleh makan terlalu banyak garam, keluarga juga
mengetahui penyebab dan makanan pantangan. Ny. S mengatakan tangan
dan kakinya sering terasa pegal.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. S selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya kalau Ny. S
sakit ia segera membawa ke puskesmas.
Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Tn. S dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya
Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Tn. S tidak mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya pada
keluarga
Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas dan
bidan, keuntungan mengunakan fasilitas kesehatan adalah kesehatan kami
dapat teratasi dan kami kepuskesmas kaerena terjangkau oleh kami
27. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. S adalah 3 orang, Ny. R dalam hal ini mengunakan alat
kontrasepsi suntik.
28. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S sudah tercukupi masalah kebutuhan pokok, tapi masalah
sandang keluarga hanya membeli sebulan sekali/ tidak pasti
B. Analisa Data
- Rumah kotor
C. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
b. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
Prioritas Masalah
Skoring Data
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Kemungkinan 1 2 ½ x2=1
masalah dapat diubah.
Skala :Mudah 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah.
Skala : masalah berat
harus segera di
tangani 2
Ada masalah tp tdk
perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Jumlah skor = 3 2/3
2. Kemungkinan ½ x 2=1
masalah dapat 1 2
diubah.
Skala : sebagian
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah.
Skala : masalah
berat harus segera
di tangani
3 Menggunakan fasilitas kesehatan Gali pengetahuan keluarga tentang S : Keluarga mengatakan manfaat
manfaat fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan yaitu “memberi
pengobatan”
- Menjelaskan tentang manfaat O : Mendengarkan (kooperatif )
fasilitas kesehatan yaitu:
- Memberi penyuluhan
- Tentang kesehatan
- Memberi pengobatan
- Memotivasi keluarga untuk S : Keluarga mengatakan manfaat
menjelasan kembali fasilitas :
- Memberi penyuluhan
- Pemberi pengobatan
4 Kerusakan penatalaksanaan - Gali pengetahuan keluarga tentang S : Keluarga mengatakan tidak tahu
pemeliharaan lingkungan rumah sehat pengertian pemeliharaan lingkungan O : - Keluarga menggelengkan kepala
berhubungan dengan ketidakmampuan rumah sehat.
keluarga mengenal masalah
- Menjelaskan tentang pengertian S : Keluarga mengatakan rumah sehat
rumah sehat secara sederhana yaitu adalah rumah yang bersih dan
rumah yang sesuai dengan standar tidak berantaan serta ada tempat
kesehatan yaitu bersih, jauh dari pembuangan sampah
kotoran/sampah, ada pencahayaan O : Keluarga kooperatif. Bagus Bu!!!
dan ventilasi yang cukup
- Menjelaskan syarat-syarat rumah S : Keluarga mengatakan syarat
sehat, yaitu: rumah sehat, yaitu:
1. Mempunyai ruang terpisah 1. Ada jendela (jendela selalu
2. Setiap ruangan diatur dengan rapi dibuka)