Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

OLEH

AYU BINTANG PRABAYONI


NIM : P07120018053
KELAS 3.2/DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pada keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikankeluarga
sebagai konteks dimana fokus dan proses perawatannya berorientasipada anggota
keluarga secara individu. Dalam praktiknya kebanyakan perawat keluarga bekerja
pada keduanyayaitu pada keluarga dan pada individu dalam keluarga. Ini berarti
bahwa perawatkeluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua
tingkatan yaitu tingkatindividu dan keluarga. Sasaran asuhan keperawatan
keluarga adalah keluargakeluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang
mempunyai masalahkesehatan atau beresiko timbulnya masalah kesehatan.
Sasaran keluarga yangdimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan
keluarga itu sendiri(Prastanti, 2012).

1. Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian
Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu:
a. Data Umum
Data Umum yang perlu dikaji adalah Nama kepala keluarga, Alamat,
Telpon, Pekerjaan, Pendidikan, dan Daftar anggota kelompok (nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, Pendidikan, dan berisi status
imunisasinya).
b. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau factor
bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit
Hipertensi.
1) Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah Riwayat
masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit
keturunan), Perhatiankeluarga terhadap pencegahan penyakit,
Sumber pelayanan kesehatan yang biasadigunakan keluarga dan
Pengalaman terhadap pelayanan Kesehatan. Pada tahap ini
menjelaskan bagaimana riwayat keluarga (digambarkan dengan
genogram), tipe keluarga, suku bangsa, agama, status social ekonomi
keluarga, aktivitas rekreasi keluarga hipertensi tersebut.
2) Menjelaskan bagaimana riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
Pada tahap ini menguraikan tentang tahap perkembangan saat ini,
tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.
c. Pengakajian Lingkungan
Di pengkajian lingkungan ini menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan
keluarga yang akan dilakukan pengkajian. Pada tahap perlu dikaji
mengenai karakteristik rumah (bisa dibuatkan sketsa/gambar),
karakteristik tetangga dan komunitas RW, mobilitas geografis keluarga,
perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, dan system
pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga
Pada tahap ini menguraikan bagaiamna komunikasi keluarga, struktur
kekuatan keluarga, struktur peran, dan norma pada keluarga tersebut.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaanmemiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggotakeluarga dan bagaimana anggota keluarga
mengembangkan sikap saling mengerti.Semakin tinggi dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakinmempercepat
kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentralbagi
pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini
berhubungandengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional
para anggota keluarga.Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
mengakibatkan ketidakseimbangankeluarga dalam mengenal tanda-
tanda gangguann kesehatan selanjutnya.
2) Fungsi Keperawatan
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputipengertian, faktor penyebab tanda
dan gejala serta yang mempengaruhikeluarga terhadap masalah,
kemampuan keluarga dapat mengenal masalah,tindakan yang
dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakankeperawatan,
karena Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu
mengenai pengaturan makanan dan gaya hidup. Jadi disini
keluarga perlu tau bagaimana cara pengaturan makanan yang
benar serta gaya hidup yang baikuntuk penderita Hipertensi.
b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenaitindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah
bagaimana keluargamengambil keputusan apabila anggota
keluarga menderita Hipertensi.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
keluarga yangsakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
mengetahui keadaanpenyakitnya dan cara merawat anggota
keluarga yang sakit Hipertensi.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkunganrumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana
keluarga mengetahuikeuntungan atau manfaat pemeliharaan
lingkungan kemampuan keluargauntuk memodifikasi lingkungan
akan dapat mencegah kekambuhan daripasien Hipertensi.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitaskesehatan yang mana akan mendukung
kesehatan seseorang.
3) Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi
stroke,dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga
maupun didalam komunitas sekitar keluarga.
4) Fungsi Reproduksi
Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk
mengetahui adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).
5) Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan
penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan
untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya
(Friedman, 2013).
f. Stres dan Koping Keluarga
Stres dan koping keluarga yang perlu dikaji adalah Stresor yang dimiliki,
Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor, Strategi koping yang
digunakan, strategi adaptasi disfungsional.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien hipertensi saya ambil dari KTI oleh Riko Tri
Prasetyo yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi Pada
Ny. S Dan Ny. H Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Minum
ObatDi Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Lumajang Tahun 2019.
1) Keadaan Umum
Tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal, terutama pada Hasil
tekanan darah yaitu lebih dari 139/89 mmHg.
2) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala : terdapat nyeri tekan pada kepala bagian belakang, ada
tidaknya oedema dan lesi, serta adakah kelainan bentuk kepala.
b) Mata : biasanya terdapat conjungtivitis, anemis.
c) Hidung : biasanya dapat dijumpai epistaksis jika sampai terjadi
kelainanvaskuler akibat dari hipertensi.
d) Mulut : biasanya ada perdarahan pada gusi.
e) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau pembesaran
tonsil.
f) Dada : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan, inspeksi bentuk
dada,simetris atau tidak serta ictus cordis nampak atau tidak.
Palpasi didapatkanvocal fremitus hasilnya positif disemua
kuadran. Perkusi hasilnya sonor, danauskultasi tidak terdengar
suara nafas tambahan.
g) Perut : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan. Inspeksi
meliputibentuk perut. Palpasi didapatkan teraba kenyal atau supel,
tidak terdapatdistensi. Perkusi hasilnya tympani, dan auskultasi
terdengar bising ususnormal.
h) Ekstremitas atas dan bawah : pada pasien dengan hipertensi tidak
terjadikelainan tonus otot, terkecuali jika sudah terjadi komplikasi
dari hipertensi itusendiri seperti stroke, maka akan terjadi
penurunan tonus otot atau hemiparase.
h. Harapan Keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.
i. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka proses
klarifikadsi dan validasi informasi yang mendukung penegakkan diagnosa
keperawatan yang akurat.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut SDKI 2017 yaitu:
a. Nyeri Akut
b. Intoleransi Aktivitas
c. Defisit Pengetahuan

NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawata Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Setelah SIKI LABEL SIKI LABEL
berhubungan dilakukan INTERVENSI UTAMA Manajemen Nyeri
dengan … intervensi Manajemen Nyeri (I.08238)
dibuktikkan keperawatan
dengan… selama ...x... a. Observasi
jam maka 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, a. Observasi
tingkat nyeri frekuensi, kualitas,intensitas nyeri. 1. Mengetahui lokasi,
menurun 2. Identifikasi skala nyeri karakteristik, durasi,
dengan frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil : 3. Identifikasi respons nyeri non verbal intensitas nyeri.
1. Kemampua 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
n memperingan nyeri 2. Mengetahui skala nyeri
menuntaska 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
n aktifitas tentang nyeri 3. Mengetahui seberapa
meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri dirasakan
(skor 5) respon nyeri 4. Mengetahui apa yang
2. Keluhan 7. Identifkasi pengaruh nyeri pada kualitas menyebabkan nyeri
nyeri hidup
menurun 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer 5. Mengetahui seberapa
(skor 5) yang sudah diberikan pengetahuan klien tentang
3. Meringis 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik nyeri
menurun(sk
or 5) b. Terapiutik 6. Mengetahui seberapa
4. Sikap 10. Berikan teknik non farmaklogis untuk budaya memperngaruhi
protektif mengurangi rasa nyeri nyeri
menurun 11. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa 7. Mengetahui hambatan
(skor 5) nyeri yang mempengaruhi nyeri
5. Gelisah 12. Fasilitasi istirahat tidur
menurun 13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam 8. Mengetahui seberapa
(skor 5) pemiliham yang meredakan nyeri pengaruh setelah diberikan
6. Kesulitan tindakan komplementer
tidur c. Edukasi 9. Mengetahui reaksi dari
menurun 14. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri pemberian analgetik
(skor 5)
7. Menarik 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri b. Terapiutik
diri 16. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 10. Memberikan focus
menurun(sk 17. Anjurkan menggunakan analgetik secara terhadap nyeri
or 5) tepat
8. Berfokus 18. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk 11. Memberikan kenyamanan
pada diri mengurangi rasa nyeri kepada pasien
sendiri 12. Memberikan tenaga dan
menurun d. Kolaborasi mengalihkan nyeri
(skor 5) 19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 13. Bias memberikan
9. Diaphoresis perawatan yang tepat
menurun
(skor 5)
10. Perasaan
depresi c. Edukasi
(tertekan) 14. Memberikan pengetahuan
menurun pada klien mengetahui
(skor 5) rasa nyeri
11. Perasaan 15. Membantu klien agar bisa
takut meredakan rasa nyeri
mengalami sendiri
cedera 16. Untuk mengetahui nyeri
ulang yang dirasakan
menurun
(skor 5) 17. Mengurangi rasa nyeri
12. Anoreksia yang tak tertahan
menurun 18. Mengalihkan nyeri untuk
(skor 5) mengurangi penggunaan
13. Perineum obat
terasa
tertekan d. Kolaborasi
menurun 19. Memberikani obat untuk
(skor 5) mengurangi rasa nyeri
14. Uterus
teraba
membulat
menurun
(skor 5)
15. Ketegangan
otot
menurun
(skor 5)
16. Pupil
dilatasi
menurun
(skor 5)
17. Muntah
menurun
(skor 5)
18. Mual
menurun
(skor 5)
19. Frekuensi
nadi
membaik
(skor 5)
20. Pola nafas
membaik
(skor 5)
21. Tekanan
darah
membaik
(skor 5)
22. Proses
berpikir
membaik
(skor 5)
23. Focus
membaik
(skor 5)
24. Fungsi
berkemih
membaik
(skor 5)
25. Perilaku
membaik
(skor 5)
26. Perilaku
membaik
(skor 5)
27. Nafsu
makan
membaik
(skor 5)
28. Pola tidur
membaik
(skor 5)

2. Intoleransi Setelah INTERVENSI UTAMA


Aktivitas dilakukan MANAJEMEN ENERGI (I.03111)
berhubungan Asuhan a. Observasi
dengan….. keperawatan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
dibuktikan selama ...x 24 mengakibatkan kelelahan 1. Untuk mengetahui
dengan …… jamdiharapkan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional gangguan pada tubuh yang
klien dapat 3. Monitor pola jam tidur mengakibatkan kelelahan
menoleransi 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 2. Untuk mengetahui tingkat
aktivitas yang selama melakukan aktivitas kelelahan fisik dan
biasa b. Terapiutik emosional
dilakukan, 1. Sediakan lingkungna nyaman dan rendah 3. Untuk mengetahui pola
yang stimulus (misal cahaya, suara, kunjungan) tidur pasien
dibuktikan 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif 4. Untuk mengetahui lokasi
oleh: 3. Berikan aktivitas distraksi yang ketidaknyamana pada saat
- Frekuensi menenangkan beraktivitas
nadi 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
meningkat tidak dapat berpindah atau berjalan
(skor 5) c. Edukasi 1. Untuk menyediakan
- Saturasi 1. Anjurkan tirah baring lingkungan yang nyaman
oksigen 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bagi pasien
meningkat bertahap
(skor 5) 3. Anjurkan menghubungi perawat jika ada
- Kemudahan tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang 2. Untuk melatih gerakan
dalam 4. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi pada pasien
melakukan kelelahan
aktivitas b. Kolaborasi 3. Untuk menenangkan
sehari-hari 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara pasien
meningkat meningkatkan asupan makanan
(skor 5) 4. Untuk memberikan rasa
- Kecepatan nyaman bagi pasien

berjalan
meningkat
(skor 5)
- Jarak 1. Untuk memberikan

berjalan posisi yang nyaman bagi

meningkat pasien

(skor 5) 2. Untuk melatih gerak

- Kekuatan tubuh pasien

tubuh bagian 3. Untuk mengatasi


atas masalah yang terjadi
meningkat 4. Untuk mengurangi rasa
(skor 5) lelah pada pasien
- Kekuatan
tubuh bagian
bawah
meningkat
(skor 5)
- Toleransi 1. Untuk memenuhi gizi
dalam pasien
menaiki
tangga
meningkat
(skor 5)
- Keluhan
lemah
menurun
(skor 5)
- Dispnea saat
aktivitas
menurun
(skor 5)
- Dispnea
setelah
aktivitas
menurun
(skor 5)
- Perasaan
lemah
menurun
(skor 5)
- Aritmia saat
aktivitas
menurun
(skor 5)
- Aritmia
setelah
aktivitas
menurun
(skor 5)
- Sianosis
menurun
(skor 5)
- Warna kulit
membaik
(skor 5)
- Tekanan
darah
membaik
(skor 5)
- Frekuensi
napas
membaik
(skor 5)
- EKG
Iskemia
membaik
(skor 5)

3. Defisit Setelah INTERVENSI UTAMA


Pengetahuan diberikan Edukasi Kesehatan (I.12383)
berhubungan asuhan
dengan…… keperawatan Observasi
dibuktikkan selama …x… 1. Identifikasi Kesiapan dan kemampuan
dengan …… jam diharapkan menerima informasi 1. Untuk mengetahui
tingkat 2. Identifakasi faktor-faktor yang dapat kesiapan pasien dalam
pengetahuan meningkatkan dan menurunkan motivasi menerima informasi
membaik perilaku hidup bersih dan sehat 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria Terapeutik faktor-faktor yang
hasil : 3. Sediakan materi dan media pendidikan mempengaruhi pasien
 Perilaku kesehatan
sesuai 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
anjuran kesepakatan
verbalisasi 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
minat dalam 3. Untuk mempermudah
belajar Edukasi promosi kesehatan
meningkat 6. Jelaskan faktor resiko yang dapat
(skor 5) mempengaruhi kesehatan 4. Untuk memberikan
 Kemampu 7. Ajarkan perilaku hidup sehat dan sehat pendidikan kesehatan
an 8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk secara teratur
menjelaska meningkatkan perilaku hidup bersih dan 5. Agar pasien lebih
n sehat mengerti penjelasan yang
pengetahua sudah diberikan
n dalam
suatu topik 6. Agar pasien mengetahui
meningkat faktor resiko yang
(skor 5) mempengaruhi kesehatan
 Perilaku 7. Agar pasien mengetahui
sesuai perilaku hidup sehat dan
dengan bersih
pengetahua 8. Untuk menambah
n wawasan pasien
meningkat
(skor 5)
 Pertanyaan
tentang
masalah
yang
dihadapi
menurun
(skor 5)
 Persepsi
yang keliru
terhadap
masalah
menurun
(skor 5)
 Menjalani
pemeriksaa
n yang
tidak tepat
menurun
(skor 5)

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI


1. Definisi Hipertensi

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan sesorang
yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh
angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan
darah menggunkan alat berupa cuff air raksa (spigmomanometer) atau alat digital
lainnya (Pudiastuti, 2011). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolic sedikitnya 90
mmHg (Price&Wilson, 2013).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa factor risiko yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya&Putri,
2013). Jadi dapat disimpulkan hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah persisten dengan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolic diatas 90mmHg.
2. Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut


(Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena
tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah
tinggi.
2) Jenis kelamin dan Usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah 11
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–
laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet konsumsi
Diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya
hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal
yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak
dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra
yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh
darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam
dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok,
dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama
merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan
tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien
diminta untuk 12 menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam
batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari
komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi
arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga
terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan
pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung meningkatkan
tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron
danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau
apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike normal
(Aspiani, 2014).

Lima Tugas Keluarga


Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila
ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang dimaksud
adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala,
factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami
keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi,
adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga
terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag
dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan
perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan
lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan
kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
yang dipersepsikan keluarga.
3. Tanda dan Gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan tanda dan gejala,
,meskipun secara tidak sengaja beberapa tanda dan gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Tanda dan gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan, yang bisa terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul tanda dan
gejala berikut :
a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Muntah

e. Sesak napas

f. Gelisah

g. Pandangan kabur

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan


bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif (Manuntung, 2018).

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
mempengaruhirespon terhadap Individu dengan hipertensi ketakutan dapat
pembuluh darah rangsang vasokonstriksi. sangat sensitive norepinefrin, terhadap
diketahui dengan jelas meskipun tidak mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan ini mencetuskan keadaan hipertensi. volume intra vaskuler.
Semua factor cenderung Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi . Perubahan aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pada gilirannya
pembuluh darah, yang menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, berkurang aorta dan arteri besar
kemampuannya volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan dalam mengakomodasi curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Nurarif, 2016).
5. Pathway

Umur Jenis Kelamin Gaya hidup Obesitas


Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh darah Kurangnyainformasi

Resistensi Pembuluh darah otak Vasokontriksi Tidak tahu


masalah kesehatan
Afterload
Nyeri
Defisit pengetahuan
akut
Intoleransi aktivitas
(kepala)

Tidak mengetahui cara


merawat anggota keluarga

Risiko terjadinya
komplikasi
hipertensi

Dalam Bentuk Bagan Berdasarkan Tugas Keluarga


1. Keluarga Baru “Beginning family”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak dan KB
d. Menetapkan tujuan bersama
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua

2. Keluarga Sedang Mengasuh Anak Pertama “Childbearing Family”


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
d. Membagi peran dan tanggung jawab.
e. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan.
f. Mempersiapkan biaya atau Child Bearing.
g. Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
h. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3. Keluarga Dengan Anak Pertama Yang BerusiaPrasekolah “Families with


preschool children (oldest child 2.5- 5 years)”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga Dengan Anak Yang Telah Masuk Sekolah Dasar “Families with
School Children (Oldest child 6-12 years)”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
d. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan,
semangat belajar.
e. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
f. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
g. Menyediakan aktifitas untuk anak.
h. Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.

5. Keluarga Dengan Anak Yang TelahRemaja “Families with teenagers (oldest


child 13- 20 years)”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

6. Keluarga Dengan Anak Yang Telah Dewasa Dan Menikah “Families


launching young adults (first child gone to last child’s leaving home”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
f. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
g. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
h. Berperan suami-isteri kakek dan nenek.
i. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.

7. Keluarga Dengan Orang Tua Dengan Usia Pertengahan “Middle Aged


Parents”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
d. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah
minat social dan waktu santai.
e. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
f. Keakraban dengan pasangan.
g. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
h. Persiapan masa tua atau pension dan meningkat keakraban pasangan.

8. Keluarga Dengan Orang Tua Yang Telah LanjutUsia “Aging family


members (retirement to death of both spouse)”
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
f. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

6. Klasifikasi Hipertensi

Berikut kategori tekanan darah menurut Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia (2016) :

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic


(mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89

Normal tinggi 130-139 89


Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi derajat 3 > 180 >110
(Depkes, 2016)

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World Health Organization


International Society of Hypertension), dan ESH-ESC (European Society of
Hypertension-European Society of Cardiology), 2014

Klasifikasi tekanan tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


darah (mmHg) (mmHg)
WHO-ISH WHO-ISH
ESH-ESC ESH-ESC
Optimal <120 <80
<120 <80

Normal <130 <85


120-129 80-84

Tinggi-Normal 130-139 85-89


130-139 85-89

Hipertensi kelas 1 140-159 90-99


(ringan) 140-159 90-99

Cabang: perbatasan 140-149 90-94

Hipertensi kelas 2 160-179 100-109


(sedang) 160-179 100-109

Hipertensi kelas 3 ≥180 ≥110


(berat) ≥180 ≥110

Hipertensi sistolik ≥140 <90


terisolasi ≥180 <90

Cabang: perbatasan 140-149 <90

(Setiati,2015)
7. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang pada pasien hipertensi, antara lain :


a. Hemoglobin/hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
c. Glukosa : hiperglikemia (diabetes mellitus merupakan pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan
hipertensi
h. Kadar aldosteron urin dan serum untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab)
i. Urinalisa : darah, protein, dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
k. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal ,batu ginjal dan ureter.
l. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub; deposit
pada EKG dan takik aorta; perbesaran jantung
m. EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi (Manuntung, 2018).

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara
memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani,
2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding
vaskular.
3) Diet kaya buah sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
c. Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1
kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan
obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat
penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya eksaserbasi
aritmia.
d. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung.. olahraga
isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak
3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan
darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi
terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka
oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya.
Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR. Penghambat enzim
mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan
angiostenin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk
mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung
dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya meningkatkan
pengeluaran natrium

9. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
b. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
c. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk
12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
d. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan
diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut
gagal jantung.
e. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-
zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan
terjadi penumpukan dalam tubuh.

Daftar Pustaka

Aspiani, R. Y. (2014). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. (S. K.


Ns. Wuri Praptiani, Ed.) (1st ed.). Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Kini setiap kementerian dan
lembaga miliki alat ukur tekanan darah mandiri.
Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Manuntung, Alfeus. 2018. Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi. Malang:
Wineka Media
Nurarif, A. H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, NIC, NOC, dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: Percetakan
Mediaction Publishing Jogyakarta.
Price&Wilson (2013) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th edn.
Jakarta: Nuha Medika
Pudiastuti, R. D. (2011) Penyakit Pemicu Stroke. Edited by Aba. Yogyakarta: Nuha
Medika
Prasetyo, R. T. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA HIPERTENSI
PADA NY. S DAN NY. H DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ROGOTRUNAN LUMAJANG TAHUN 2019 [PROGRAM STUDI D3
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER].
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/93429/RIKO TRI
PRASETYO - 162303101108.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Prastanti, Dhian Wahyu. (2012). Konsep Keperawatan Keluarga. Universitas
Purwokerto: Muhammadiyah.
Setiati, Siti. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Ed. VI. Jakarta: Interna
Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI . 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI . 2018. Standar Intevensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI .2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wijaya, A. S. and Putri, Y. M. (2013) Keperawatan Medikal Bedah 1 (1 st ed.).
Yogyakarta: Nuha Medika
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA NY. S
DI BR KRETEG DESA SIBETAN BEBANDEM KARANGASEM
OLEH
AYU BINTANG PRABAYONI
NIM : P07120018053
KELAS 3.2/DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 43 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat : Br Kereteg Ds Sibetan Bebandem
Karangasem.
6. Komposisi keluarga :
Status Imunisasi
No Nama JK Hub Umur Pend Polio DPT Hepatitis Ket
BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. S P Ibu 69 th -
2 Ny. R P Istri 40 th SMP
3 An. L Anak 22 th SMA Lengkap
M
4 An. L Anak 20 th SMA Lengkap
A
5 An. P Anak 15 th SLTP            Lengkap
A
Genogram

S R

M A A

Keterangan :
= laki-laki = klien
= perempuan = hubungan dengan keluarga
= meninggal
= tinggal satu rumah

6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga besar (extended family) yaitu didalam
suatu rumah terdapat satu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah Tn. S ( ayah ), Ny. R (istri), An. M, An. A,
An .A dan Ny.S (nenek)
7. Suku dan Bangsa
Bahasa yang digunakan Tn. S bahasa Bali karena berasal dari Bali. Dalam
keluarga tidak ada pantangan makanan apapun,
8. Agama
Keluarga Tn. S beragama Hindu dan taat menjalankan ibadah, biasanya
dilakukan bersama-sama di rumah. .
9. Status sosial ekonomi keluarga
Kebutuhan sehari-hari keluarga semua dipenuhi oleh Tn. S dengan
pendapatan sehari + Rp 20.000, Tn. S bekerja sebagai buruh bangunan.
Barang-barang yang dimiliki Tn. S yaitu TV, Almari, mesin jahit, meja kursi
dan Tn. S merasa saat ini saya merasa kurang
10. Aktifitas rekrasi keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi cuma nonton TV karena Tn. S sibuk
mencari nafkah dan terkadang berkunjung ke tempat saudara.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan saat ini
Keluarga dengan anak remaja,keluarga telah berusaha memberikan kebebasan
dan tanggung jawab kepada ketiga anaknya, keluarga selalu mencoba
mempertahankan hubungan yang intim dengan anggota keluarga, selalu
mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarganya.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Berdasar hasil wawancara maka didapat bahwa pada usia remaja mulai
merasa tekanan yang cukup berat karena semakin tinggi tingkat pendidikan
maka semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan,Tn. S sering berfikir apakah
dia sanggup menuntaskan anak-anaknya dengan penghasilannya itu.
13. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn. S tidak ada yang memiliki penyakit keturunan dan semua
sehat-sehat. Apabila dalam keluarga Tn. S ada yang sakit dia selalu
mengunakan fasilitas kesehatan
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu Tn. S memiliki penyakit darah tinggi sampai sekarang tapi anak-anaknya
tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi.

III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Batas tetangga

Kamar
tidur
Dapur

Kamar / WC
tidur

Ruang keluarga Tetangga


Kamar
tidur
12m

Ruang tamu 5M 1M
Rumah Tn. S terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, dapur,
Teras kamar mandi. Cara pengaturan perabot kurang rapi, kebiasaan merawat rumah
disapu sehari sekali.
Ukuran rumah 12x 5 m tipe rumah permanen, atap terbuat dari seng, lantai
berubin dan terdapat fentilasi tapi jarang dibuka dan kondisi ruangan sangat
pengap, dan keluarga kalau mandi DAP, minum air DAP.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli Sibetan, hubungan antar
tetangga cukup baik, lingkungan sekitar adalah keluarga karena warisan
keluarga. Ny. R mengikuti kegiatan arisan dilingkungan sekitar sedangkan
Ny. S tidak dapat mengikuti kegiatan karena kondisinya kurang sehat.
17. Mobilitas geografis keluarga
Rumah merupakan daerah perkotaan tidak jauh dari jalan raya, mudah
dijangkau oleh sepeda motor/kendaraan roda 4. Ny. R dan Ny. S kalau
membeli bumbu/belanja cukup di sekitar rumahnya tepatnya di tetangganya
dan itu cukup dengan jalan kaki.
18. Perkumpulan keluarga+interaksi denga masyaraka
Didalam Masyarakat Tn. S mengikuti arisan dan perkumpulan bersama
masyarakat, Tn. S juga mengikuti yasinan di komplek sekitar begitu juga
dengan Ny. R disamping bersosialisasi dia juga melakukan pekerjaan
rumah , anak anak Tn. S juga aktif dalam karang taruna di lingkungannya
Sedangkan kegiatan Ny. S yaitu hanya di rumah saja karena Ny. S
kondisinya kurang sehat.
19. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga Tn. S sehat hanya Ny. S saja yang sakit dan keluarga selalu
mengunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Keluarga Tn. S sering
tolong menolong begitu juga dengan lingkungan sekitarnya

IV. Struktur keluarga


20. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga Brebes
mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada waktu
perawat melakukan pengkajian.
21. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah sedang Ny. S
hanya mengikuti saja apa hasil musyawarah, semua anggota keluarga
berperan sesuai perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi
maka keputusan ada di tangan Tn. S.
22. Struktur peran (formal & informal)
Formal
Tn. S sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi
kebt keluarganya dismping itu Tn. S sebagai pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman pada keluarga
Ny. S sebagai nenek dari anak Tn. S disamping itu sebagai mertua Ny. R
Ny. R berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny. R sebagai ibu
rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah dan pendidik anak-
anaknya
An.M, An. A, An. A berperan sebagai anak sekolah yang harus belajar
dan patuh pada kedua ortunya.
Informal
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong bagi
yang lain
23. Nilai & norma keluarga
Dalam budaya Bali anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab kepada
keluarga, keluarga Tn. S selalu mematuhi aturan-aturan dan norma yang
berhubungan dengan agama dan masyarakat

V. Fungsi keluarga
24. Keluarga afektif
Keluarga Tn. S saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi
kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masyalah dengan musyawarah dan
keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh Tn. S sebagai kepala
keluarga.
25. Fungsi sosial
Tn. S dan Ny. R dibantu Ny. S dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya
sehingga dapat membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan
perkembangan anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya.
26. Fungsi perawatan keluarga
Kemampuan kel mengenal masalah
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa Ny. S terkena darah tinggi dengan TD
150/100mmhg dan tidak boleh makan terlalu banyak garam, keluarga juga
mengetahui penyebab dan makanan pantangan. Ny. S mengatakan tangan
dan kakinya sering terasa pegal.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. S selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya kalau Ny. S
sakit ia segera membawa ke puskesmas.
Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Tn. S dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya
Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Tn. S tidak mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya pada
keluarga
Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas dan
bidan, keuntungan mengunakan fasilitas kesehatan adalah kesehatan kami
dapat teratasi dan kami kepuskesmas kaerena terjangkau oleh kami
27. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. S adalah 3 orang, Ny. R dalam hal ini mengunakan alat
kontrasepsi suntik.
28. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S sudah tercukupi masalah kebutuhan pokok, tapi masalah
sandang keluarga hanya membeli sebulan sekali/ tidak pasti

VI. Stres dan Koping Keluarga


29. Stresor jangka pendek dan panjang
Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini yaitu
memikirkan agar penyakit Ny. S dapat sembuh
Panjang : Saat ini keluarga Tn. S memikirkan agar anaknya dapat
menerusksn kejenjang yang lebih tinggi dibanding ayah dan ibunya yang
lulusan SD
30. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga Tn. S selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah
baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
31. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. S apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat
selalu menyelesaikan nya .
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya
Tuhan yang menentukan.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. S Ny. R Ny. S An. M An. A An. A
fisik
Tekanan 120/80 mmHg 120/80 mmHg 150/100 120/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
darah mmHg
Nadi 86x/mnt 75x/mnt 86x/mnt 86x/mnt 80x/mnt 80/mnt
Suhu 360C 360C 360C 360C 360C 360C
RR 22x/mnt 24x/mnt 24x/mnt 22x/mnt 24x/mnt 24x/mnt
BB 58 kg 62 kg 55 kg 58 kg 50 kg 46 kg

Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal


Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang,
turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik
Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis
dan sklera dan sklera dan sklera dan sklera dan sklera dan sklera
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik baik kurang baik baik baik baik
(kabur pada
malam hari)
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik
Mulut & Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
tenggorokan berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi
bersih, tidak bersih, tidak tidak lengkap, bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada nyeri telan ada nyeri telan tidak ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan
menggunakan
gigi palsu
Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing
Perut Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
kembung, kembung, kembung, kembung, kembung, kembung,
tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan tekan
Pemeriksaan
Tn. S Ny. R Ny. S An. M An. A An. A
fisik
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tangan kiri & Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kaki kiri pegel- kelainan kelainan kelainan
bentuk bentuk pegel kadang bentuk bentuk bentuk
kaki kiri tidak
bisa buat jalan,
dengkul kanan
dan kiri
kemeng, kaki
terasa dingin
Eliminasi BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr
BAK 4-5x/hr BAK 4-5x/hr BAK 5-6x/hr BAK 9-6x/hr BAK 6-8x/hr BAK 6-8x/hr

VIII. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga Tn. S yaitu menginginkan agar anggota
keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan
mahasiswa Akperissa dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota
keluarga dapat memelihara kesehatan.

B. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Penyebab


1 DS : - Ny.S mengatakan kaki dan Nyeri Ketidakmampuan
tangannya sering terasa pegal keluarga merawat
terkadang tidak bisa digerakkan, anggota keluarga
yang sakit
DO : - Ny. S tampak lemah
- TD : 150/100mmHg
- S : 360C
- N : 86 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
No Data Fokus Masalah Penyebab
2 DS : . Tn. S mengatakan: Kerusakan Ketidakmampuan

Saya menggunakan air sumur DAP penatalaksanaan keluarga dalam

pompa utk mandi dan minum.. pemeliharaan mengenal masalah

Tempat pembuangan sampah saya rumah


di belakang rumah. Saya belum
punya tempat pembuangan sampah
sampah tapi sampah saya
kumpulkan di belakang kemudian
saya bakar kalau sudah banyak. Tn.
S mengatakan kamar Ny. M
berantakan.

DO : - Keluarga Tn. S memiliki WC


untuk keluarga.

- Keluarga memiliki kamar mandi


keluarga.

- Keluarga belum memiliki tempat


pembuangan sampah sendiri

- Ventilasi jendela tidak/jarang


dibuka

- Atap terbuat dr seng

- Rumah kotor

- Kamar Ny. S tampak berantakan


dan pengap .

C. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
b. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.

Prioritas Masalah
Skoring Data
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah. Skala : 3 1 3/3 x1=1
aktual 3
Resiko 2
Potensial 1

2. Kemungkinan 1 2 ½ x2=1
masalah dapat diubah.
Skala :Mudah 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0

3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3


untuk dicegah
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah.
Skala : masalah berat
harus segera di
tangani 2
Ada masalah tp tdk
perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Jumlah skor = 3 2/3

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah. 3 1 3/3x1=1
Skala : aktual

2. Kemungkinan ½ x 2=1
masalah dapat 1 2
diubah.
Skala : sebagian

3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3


untuk dicegah
Skala : cukup

4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah.
Skala : masalah
berat harus segera
di tangani

Jumlah skor = 3 2/3


Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah :
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
D. Rencana Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil/Evaluasi
Diagnosa Tujuan Khusus/jangka
No Umum/jangka Intervensi
Keperawatan pendek Kriteria Standart
panjang
1 Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan
pemeliharaan dilakukan pertemuan 1 x 60 menit
kesehatan BD tindakan diharap keluarga :
ketidakcukupan keperawatan 1. Mempunyai Kognitif/Afektif 1. Pelayanan Menjelaskan
sumber daya. keluarga motivasi untuk kesehatan tentang manajemen
selama 1 mendapatkan 2. Macam pelayanan rumah sehat
minggu/2 pelayanan kesehatan :pengertian,ciri,cara
minggu/3.... kesehatan. 3. Manfaat pelayanan Mendorong
keluarga kesehatan keluarga melakukan
mampu 4. Mengungkapkan penataan
memelihara motivasi untuk rumahyang sehat
kesehatn menggunakan yan
secara efektif kes
2. Menggunakan Psikomotor
dan
memanfaatkan
fasilitas rumah yang sehat
kesehatan Afektif/psikomotor Keluarga akan
mengungkapkan kesiapan
terhadap rencana
pemeliharaan rumah
3. Mengatur
program
Verbal Menurunkan hipertensi: 1.1.1 Gali
- Turunkan BB pengetahuan
- Kontrol tekanan darah keluarga
- Olah raga untuk
- Menghindari stres menyebutkan
cara
tradisional
menurunkan
hipertensi
1.1.2 Jelaskan cara
menurunkan
hipertensi
secara alami
1.1.3 Beri
reinforcement
keluarga
untuk
mengulang
1.1.4 Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
1.2 Keluarga Verbal Yaitu: 1.2.1 Gali pengetahuan
mengenal - Bawa ke tempat keluarga untuk
pengobatan pelayanan mengenal cara
hipertensi kesehatan pengobatan
(puskesmas) hipertensi
- Bawa ke bidan 1.2.2 Jelaskan cara
(tempat pengobatan
pelayanan hipertensi
kesehatan lain) 1.2.3 Beri motivasi pada
keluarga untuk
mengulang
1.2.4 Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
2 Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
penatalaksanaan tindakan keperawatan pertemuan 1 x 30 menit
pemeliharaan rumah selama 3 kali pengkajian keluarga dapat :
(lingkungan keluarga diharapkan 3. Mengenal masalah
berhubungan dengan mampu mengenal
ketidakmampuan masalah pemeliharaan
keluarga mengenal lingkungan rumah sehat
masalah
3.1 Mampu Respon Lingkungan rumah 3.1.1 Gali pengetahun
menyebutkan verbal sehat adalah rumah keluarga tentang
pengertian yang selalu bersih lingkungan
ringkasan rumah baik dari kotoran, rumah sehat
sehat debu, sampah, 3.1.2 Beri penjelasan
perabotan rumah pada keluarga
tangga yang tentang
berserakan pengertian
pemeliharaan
lingkunan rumah
sehat
3.1.3 Beri motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
pengertian
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
3.1.4 Beri
reinforcement
pada keluarga
3.2 Mampu Respon Syarat rumah sehat: 3.2.1 Gali pengetahuan
menyebutkan verbal - Ruang makan tentang syarat
syarat rumah - Dapur rumah sehat.
sehat - Kamar mandi 3.2.2 Jelaskan syarat
- WC rumah sehat
- Tempat 3.2.3 Motivasi keluarga
mencuci untuk
pakaian menjelaskan
kembali
3.2.4 Beri
reinforcement (+)
pada keluarga
3.3 Keluarga mampu Respon Rumah bersih: 3.3.1 Gali pengetahuan
menyebutkan verbal - Terdapat keluarga tentang
perbedaan rumah ventilasi perbedaan rumah
bersih dan kotor - Terdapat bersih dan kotor
pengap 3.3.2 Jelaskan mengenai
- Terdapat air perbedaan rumah
bersih bersih dan kotor
- Terdapat 3.3.3 Motivasi keluarga
tempat untuk
pembuangan menyebutkan
sampah perbedaan rumah
bersih dan kotor.
Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
Rumah kotor : 3.3.4 Beri reinforcement
- Berdebu (+) pada keluarga
- Atap seng/
ventilasi
- Pengap
- Tidak ada air
bersih
E. Implementasi Keperawatan
N Diagnosa
Implementasi Respons Keluarga
o
1 Nyeri berhubungan dengan ketidak- - Mengucap salam S : - Menjawab salam
mampuan keluarga dalam merawat - Gali pengetahuan keluarga untuk - Ny. M mengatakan bahwa Ny. S
anggota yang sakit menyebutkan penatalaksanaan kalau sakit dibawa ke bidan
penurunan tensi secara alami
- Menjelaskan cara menurunkan O : Keluarga kooperatif
hipertensi secara alami
- Memberi motivasi keluarga untuk S : Keluarga mengatakan, yaitu:
mengulang - Turunkan BB
- Hindari stres
- Olah raga
- Memberi reinforcement (+) pada O : Tersenyum
keluarga
- Menggali pengetahuan keluarga S : Keluarga mengatakan tidak tahu
untuk menyebutkan penatalaksanaan
hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Menjelaskan pengobatan hipertensi O : Mendengar
apabila sudah tidak tertahankan
- Beri motivasi pada keluarga untuk S : Keluarga mengatakan kalau sudah
mengulang tidak tertahankan saya bawa ke
puskesmas/bu bidan.
- Reinforcement (+) pada keluarga O : Tersenyum
2 Keluarga mampu melakukan perawatan - Menggali pengetahuan keluarga S : Keluarga mengatakan bahwa yang
pada anggota yang sakit tentang diit makanan yang dilarang yaitu daging dan kopi
dianjurkan dan yang dihindari
- Jelaskan tentang makanan yang
dianjurkan + dilarang
1. Dianjurkan
- pace - blimbing
- sledri - mentimun
2. Makanan yang dilarang
- kopi - daging kambing
- alkohol - emping
- garam (+) - rokok
- Beri motivasi keluarga untuk S : - Keluarga mengatakan makanan
mengulang yang sudah dijelaskan yang dianjurkan: pace, blimbing
dan sledri.
- Makanan yang dilarang: kopi,
alkohol dan daging kambing
- Beri reinforcement positif pada O : Tersenyum, bagus?
keluarga
- Mengajarkan keluarga untuk O : Keluarga memperhatikan
membuat jus mengkudu
- Memotivasi keluarga untuk membuat O : - Keluarga mampu membuat jus
jus seperti yang telah diajarkan
yaitu mencampur pace + timun
lalu ditumbuk terus ditambah air
+ gula
- Beri reinforcement positif pada O : keluarga tersenyum
keluarga
- Mengajarkan mengontrol tekanan
darah :
- Pembalut dibaluntukan ke lengan
- Pakai stetoskop  letakkan pada
arteri di lengan
- Skrup pompa distel
- Pompa sampai terdengar duk dan
sampai duk menghilang
- Lalu turunkan duk 1 disebut sistol
dan duk II diastol
- Memotivasi keluarga untuk mencoba O : Keluarga mau melakukan
melakukan
- Memberi reinforcement kepada O : keluarga tersenyum
keluarga

3 Menggunakan fasilitas kesehatan Gali pengetahuan keluarga tentang S : Keluarga mengatakan manfaat
manfaat fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan yaitu “memberi
pengobatan”
- Menjelaskan tentang manfaat O : Mendengarkan (kooperatif )
fasilitas kesehatan yaitu:
- Memberi penyuluhan
- Tentang kesehatan
- Memberi pengobatan
- Memotivasi keluarga untuk S : Keluarga mengatakan manfaat
menjelasan kembali fasilitas :
- Memberi penyuluhan
- Pemberi pengobatan
4 Kerusakan penatalaksanaan - Gali pengetahuan keluarga tentang S : Keluarga mengatakan tidak tahu
pemeliharaan lingkungan rumah sehat pengertian pemeliharaan lingkungan O : - Keluarga menggelengkan kepala
berhubungan dengan ketidakmampuan rumah sehat.
keluarga mengenal masalah
- Menjelaskan tentang pengertian S : Keluarga mengatakan rumah sehat
rumah sehat secara sederhana yaitu adalah rumah yang bersih dan
rumah yang sesuai dengan standar tidak berantaan serta ada tempat
kesehatan yaitu bersih, jauh dari pembuangan sampah
kotoran/sampah, ada pencahayaan O : Keluarga kooperatif. Bagus Bu!!!
dan ventilasi yang cukup
- Menjelaskan syarat-syarat rumah S : Keluarga mengatakan syarat
sehat, yaitu: rumah sehat, yaitu:
1. Mempunyai ruang terpisah 1. Ada jendela (jendela selalu
2. Setiap ruangan diatur dengan rapi dibuka)

3. Sinar matahari dapat masuk 2. Ada tempat sampah

4. Ada ventilasi 3. Ada WC

5. Ada sarana air bersih 4. Ada air bersih

6. Ada tempat pembuangan sampah


7. Mempunyai sarana MCK
8. Bangunan kuat
- Beri pujian pada keluarga atas O : Keluarga kooperatif
Baliban yang tepat Bagus, Bu.
- Menjelaskan pada keluarga tentang S : Keluarga mengatakan manfaat
manfaat rumah sehat, yaitu: rumah sehat, yaitu:
1. Dapat mencegah penyebaran 1. Dapat mencegah penyakit
penyakit menular 2. Rumah tampak bersih dan rapi
2. dapat melindungi dari bahaya 3. Melindungi dari bahaya
kebisingan dan pencemaran pencemaran
3. rumah dan lingkungan tampak 4. Enak ditempati
rapi 5. Hidup sehat dan bahagia
4. Rumah nyaman ditempati serta
menjamin hidup yang sehat
- Beri reinforcement pada keluarga O : Keluarga kooperatif
atas Baliban Bagus, Bu.
- Menjelaskan pada keluarga tentang S : Keluarga mengatakan perbedaan
perbedaan rumah sehat dan kotor rumah sehat dan kotor
1. Rumah sehat: 1. Rumah sehat
- Bersih, tidak kotor - ada WC dan kamar mandi
- Ada ventilasi - ada jendela
- Ada sarana air bersih - ada tempat pembuangan
- Ada tempat pembuangan sampah
sampah 2. Rumah kotor
- Ada tempat MCK - berdebu
2. Rumah kotor - lembab
- Berdebu - tidak punya WC dan kamar
- Ventilasi kurang mandi

- Tidak memiliki WC & kamar cahaya yang masuk kurang


mandi
- Lembab
- Pencahayaan kurang
- Beri reinforcement kepada keluarga O : keluarga tersenyum
F. EVALUASI

No Tgl/ Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan


1 Kamis Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan S : - Klien mengatakan masih pegel- pegel
01/10/202 keluarga merawat anggota keluarga yang - Keluarga mengatakan cara penatalaksanaan
0 sakit penurunan tekanan darah di rumah :
(13.00) menurunkan BB
hindari rokok
kuranggi konsumsi garam
- Keluarga mengatakan kalau keluarga sakit di
bawa ke puskesmas, bidan
O : - Keadaan umum lemah
- Keluarga dapat menyebutkan cara
penatalaksanaan penurunan hiprrtensi secara
alami
- Keluarga mampu menyebutkan apa yang harus
dilakukan apabila nyeri bertambah
A : - Masalah belum teratasi
P : - Lanjuntukan intervensi
2 Kamis Kerusakan penatalaksanaan rumah S : - Keluarga mengatakan rumah sehat adalah
01/10/202 berhubungan dengan ketidakmampuan rumah yang bersih dan tidak berantakan serta
0 keluarga dalam mengenal masalah tidak ada sampah.

(13.00) - Keluarga mengatakan syarat-syarat rumah


sehat, yaitu:
1. Ada jendela
2. Ada tempat sampah
3. Ada WC
4. Ada air bersih
- Keluarga mengatakan manfaat rumah sehat
yaitu:
1. dapat mencegah penyakit
2. rumah tampak bersih
3. melindungi dari bahaya pencemaran
4. enak ditempati
- Keluarga mampu menyebutkan perbedaan
rumah sehat dan kotor.
Rumah sehat
1. Terdapat ventilasi
O : - Keluarga dapat menjelaskan pengertian rumah
sehat
- Keluarga dapat menyebutkan syarat rumah
sehat
- Keluarga dapat menyebutkan manfaat
- Keluarga mampu menyebutkan perbedaan
rumah sehat dan kotor
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai