Anda di halaman 1dari 7

Laporan

Praktikum Pneumatik 6
“Full Elektrik Pneumatik”

Oleh

Hendrayadi Fariansyah
5215107316

FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013

Page 1 of 7
A. Judul Praktikum
“ Full Elektrik Pneumatik”
B. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu memahami rangkaian elektrik pneumatik
b. Mahasiswa mampu merancang rangkaian elektrik pneumatic
c. Mahasiswa mampu memahami cara kerja full elektrik pneumatic metode kontrol
langsung
d. Mahasiswa mampu memahami cara kerja full elektrik pneumatic metode kontrol tidak
langsung
e. Mahasiswa mampu merancang aplikasi elektrik pneumatic untuk menggerakan cylinder.
C. Alat dan Bahan
a. Laptop/notebook dan Software aplikasi Festo Fluidsim versi student
b. 3/2 pneumatik valve dan 5/2 pneumatik valve
c. Kompressor dan Duble cylinder acting
d. Relay dan push button
D. Teori Dasar
Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip kerjanya
memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media
kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor
ataupun sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal.
Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnit dan akan
mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian
kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan mengaktifkan atau menggerakkan
elemen kerja pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan menjalankan
sistem. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar Rangkaian Elektrik Pneumatik

Page 2 of 7
E. Hasil Praktek dan cara kerja alat
1) Kontrol langsung silinder ganda full elektrik pneumatik

(a) Kondisi awal sebelum rangkaian dijalankan (b) Kondisi awal ketika rangkaian dijalankan

(c ) Kondisi setelah push button ditekan (d) Kondisi setelah push button ditekan lagi

Cara kerja rangkaian keseluruhan : rangkaian ini adalah rangkaian full elektrik
pneumatik metode kontrol langsung. Maksud dari pada kontrol langsung adalah silinder
akan langsung bekerja apabila tombol ditekan. Pada saat kita jalankan rangkaian ini,
maka kondisinya akan seperti pada gambar b, dimana angin dari compressor akan
mengalir melalui kaki 2 pada pneumatic 5/2. Kemudian ketika push button ditekan
(seperti gambar c), maka tegangan 24 volt akan mengalir melalui push button dan
mengakibatkan relay (K1) akan bekerja. Bekerjanya relay (K1) tersebut akan
mengaktifkan K1 yang terpasang pada pneumatik 5/2 valve sehingga angin dari
compressor akan mengalir malalui kaki 1 ke kaki 4 pneumatik 5/2 valve. Kaluaran dari
pneumatic 5/2 valve (dalam kasus ini kaki 4) disambungkan dengan kaki masukan one
way flow control dan kaki output one way flow control disambungkan dengan kaki 1
silinder. Dengan kondisi seperti ini maka angin akan mengalir dan silinder akan
bergerak keluar secara pelan karena dipasang one way flow control. Kemudian apabila

Page 3 of 7
push button ditekan kembali maka kondisinya akan seperti pada gambar d. Kondisi tersebut
mengakibatkan tidak ada arus dan tegangan yang mengalir ke relay (K1) sehingga relay off.
Kondisi relay off mengakibatkan K1 yang terpasang pada 5/2 pneumatik valve tidak bekerja
sehingga angin dari compressor akan mengalir melalui kaki 1 ke kaki 2 pneumatik 5/2 valve
dan silinder pun bergerak kedalam secara cepat karena pada pneumatic 5/2 valve dipasang
spring dan angin akan dibuang melalui kaki 4 ke kaki 5 pneumatik 5/2 valve.

2) Kontrol tidak langsung silinder ganda full elektrik pneumatic

(a) Kondisi awal sebelum rangkaian dijalankan (b) Kondisi awal ketika rangkaian dijalankan

(c) kondisi setelah push button ditekan (d) Kondisi setelah push button ditekan lagi

Cara kerja rangkaian keseluruhan : rangkaian ini adalah rangkaian full elektrik pneumatic
metode kontrol tidak langsung. Metode kontrol tidak langsung artinya pada saat push button
ditekan silinder tidak langsung bergerak melainkan ada proses terlebih dahulu. Kondisi awal
rangkaian pada saat dijalankan adalah seperti terlihat pada gambar b. Kemudian pada saat push
button ditekan maka tegangan 24 volt yang menjadi sumber tegangan akan mengaktifkan relay

Page 4 of 7
(K1). Kondisi relay (K1) yang aktif mengakibatkan K1 yang terpasang pada 3/2 pneumatik valve
juga akan aktif. Ketika K1 pada pneumatic 3/2 valve aktif maka angin dari kompresor akan
megalir melalui kaki 1 ke kaki 2 pneumatik 3/2 valve. Angin yang keluar dari kaki 2 pneumatik
3/2 valve digunakan untuk mengaktifkan 5/2 pneumatik valve sehingga angin dari kompresor
akan mengalir melalui kaki 1 ke kaki 4 pneumatik 5/2 valve. Kemudian keluaran dari 5/2
pneumatik valve (dalam hal ini kaki 4) dihubungkan dengan kaki masukan one way flow
kontrol. Kaki keluaran one way flow kontrol disambungkan dengan kaki 1 silinder. One way
flow kontrol digunakan untuk menjepit angin sehingga tekanan angin yang masuk ke silinder
sedikit dan mengakibatkan silinder bergerak keluar secara perlahan. Kondisi selanjutnya adalah
ketika push button ditekan kembali, maka kondisi rangkaian akan seperti gambar d, dimana
tidak ada tegangan yang mengalir ke relay (K1) sehingga relay tidak bekerja. Kondisi relay (K1)
yang tidak bekerja mengakibatkan K1 yang terpasang pada 3/2 pneumatik valve juga tidak
bekerja dan mengakibatkan angin dari kompresor tidak mengalir melalui 3/2 pneumatik valve
tetapi angin akan mengalir melalui kaki 1 kekaki 2 5/2 pneumatik valve. Karena kaki 2 pada
5/2 pneumatik valve terhubung dengan kaki 2 silinder maka silinder akan bergerak kedalam
secara cepat. Hal tersebut karena pada pneumatic 3/2 dan 5/2 pneumatik valve dipasang
spring.

3) Aplikasi full elektrik pneumatic dengan time delay

(a) Kondisi awal sebelum rangkaian dijalankan (b) Kondisi awal ketika rangkaian dijalankan

Page 5 of 7
(c) Kondisi saat push button 1 ditekan (d) Kondisi saat push button 2 ditekan

(e) Kondisi saat push button 1 dan 2 ditekan

Cara kerja rangkaian keseluruhan : rangkaian ini adalah rangkain aplikasi menggerakan dua
silinder dengan full elektrik pneumatic. Kondisi awal rangkaian dapat dilihat seperti gambar a
dan kondisi rangkaian pada saat dijalankan dapat dilihat seperti gambar b. Rangkaian ini
menggunakan logika gerbang AND untuk dapat menggerakan silinder. Maksud dari logika AND
itu adalah rangkaian akan bekerja dan menggerakan silinder apabila kedua input berlogika 1
(dalam hal ini relay (K1) dan relay (K2) aktif). Ketika kondisi push button 1 ditekan maka relay
(K1) akan aktif. Karena relay (K1) aktif maka K1 yang terpasang pada 3/2 pneumatik valve akan
aktif sehingga angin dapat mengalir dari kaki 1 ke kaki 2 pneumatik 3/2 valve. Walaupun ada
angin yang keluar dari kaki 2 pneumatic 3/2 valve 1 dan masuk ke kaki 1 gerbang AND hal ini
tidak akan berpengaruh pada silinder dan silinder tidak akan bergerak karena gerbang AND
akan beroperasi apabila kedua masukannya aktif atau terdapat tekanan udara. Hal serupa juga
terjadi jika kondisi rangkaian seperi pada gambar d, dimana pada gambar tersebut push button

Page 6 of 7
2 on dan push button 1 off. Kemudian apabila push button 1 dan push button 2 ditekan maka
relay (K1) dan relay (K2) akan aktif sehingga K1 dan K2 yang terpasang pada 3/2 pneumatic
valve akan aktif. Kondisi K1 dan K2 pneumatic 3/2 valve yang aktif mengakibatkan akan ada
angin yang melalui 3/2 pneumatik valve 1 dan 3/2 pneumatik valve 2. Kemudian angin dari 3/2
pneumatik valve tersebut diteruskan ke gerbang logika AND ( dalam hal ini kondisi logika yang
masuk adalah kondisi 1 dan 1 yang artinya angin keluaran dari 3/2 pneumatik valve 1 dan 3/2
pneumatik valve 2 yang masuk ke gerbang AND ). Setelah itu keluaran dari gerbang AND
tersebut akan mengaktifkan 5/2 pneumatik valve sehingga angin akan mengalir melalui kaki 1
ke kaki 4 5/2 pneumatik valve sehingga silinder 1 bergerak keluar. Karena pada 5/2
pneumatik valve untuk silinder 2 dipasang time delay selama 10 detik maka silinder 2 akan
bergerak keluar setelah silinder 1 bergerak keluar. Dan ketika push button 1 dan push button 2
ditekan kembali maka kondisi rangkaian akan seperti pada gambar b, dimana rangkaian
pneumatic tidak akan bekerja dan angin tidak bisa mengalir kalau relay dalam keadaan off.

F. Kessimpulan
Elektri pneumatic adalah pneumatic yang dikontrol dan dikendalikan oleh sinyal elektrik
tetapi untuk menggerak silinder tetap menggunakan pneumatic untuk media kerja. Pada
praktek kali ini sumber elektrik didapatkan dari tegangan arus searah sebesar 24 Volt yang
digunakan sebagai sumber tegangan. Untuk tombol on/off dipergunakan push button yang
difungsikan sebagai saklar on/off untuk relay. Relay digunakan untuk mengaktifkan katub
control pada rangkaian pneumatic. Pada praktek kali ini ada tiga jenis kegiatan yang dilakukan
yakni pertama adalah membuat rangkaian untuk menggerakan silinder ganda dengan metode
langsung. kedua, membuat rangkaian untuk menggerakan silinder ganda dengan metode tidak
langsung dan praktek ketiga yakni membuat aplikasi full pneumatic dengan time delay. Ketiga
praktek tersebut telah dicobakan dan hasilnya sukses sesuai dengan yang diharapkan.

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai