Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK KOPERASI DAN UMKM

"PEDOMAN DAN TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI"

Oleh Kelompok 2 :

1. Ni Luh Putu Deera Praadnyani (10/1902622010399)


2. Kadek Widiani (19/1902622010408)
3. I Kadek Wiadnyana (23/1902622010412)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI KELAS H (REGULER MALAM)
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PEDOMAN DAN TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI

A. Dasar Hukum Pembentukan Koperasi


Dasar hukum pembetukan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi
5. Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Oleh Koperasi
6. Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 98 Tahun 2004 tentang Notaris Pembuat Akta
Koperasi
7. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 10 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi
8. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 15 Tahun 2015 tentang Unit Simpan Pinjam oleh
Koperasi.

B. Syarat dan Tata Cara Pembentukan Koperasi


1. Syarat Pembetukan Koperasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 10 Tahun 2015 tentang
Kelembagaan Koperasi pada pasal 3 ayat 2 menyatakan bahwa pembetukan koperasi harus
memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Koperasi Primer dibentuk dan didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;

b. Koperasi Sekunder dibentuk dan didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) badan hukum
koperasi;

c. Pendiri Koperasi Primer sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah warga negara
Indonesia, mampu melakukan perbuatan hukum dan memiliki kegiatan ekonomi yang
sama;
d. Pendiri Koperasi Sekunder adalah pengurus koperasi yang diberi kuasa dari masing-
masing koperasi untuk menghadiri rapat pembentukan Koperasi Sekunder;

e. Nama koperasi terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) kata;

f. Melaksanakan kegiatan usaha yang langsung memberi manfaat secara ekonomis kepada
anggota;

g. Mengelompokkan usaha koperasi menjadi usaha utama, usaha pendukung dan usaha
tambahan yang dicantumkan dalam anggaran dasar;

h. Para pendiri menyetorkan modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan
wajib sebagai modal awaluntuk melaksanakan kegiatan usaha yang jumlahnya sesuai
kebutuhan yang diputuskan oleh rapat pendirian koperasi.
2. Tata Cara Pembetukan Koperasi
a. Penyuluhan Persiapan Pembentukan Koperasi
Dalam penyuluhan persiapan pembentukan koperasi dihadiri minimal 20 orang
yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama dan wajib memahami
pengertian, nilai dan prinsip-prinsip koperasi
b. Rapat Persiapan Pembentukan Koperasi
Rapat persiapan dan pembentukan koperasi didahului dengan penyuluhan pejabat
dari instansi yang membidangi koperasi kepada para pendiri, dengan ketentuan:
 Rapat dipimpin oleh seorang atau kuasa pendiri dan dihadiri oleh pejabat yang
membidangi koperasi sesuai tingkatannya.
 Materi pokok bahasan antara lain nama koperasi, keanggotaan, usaha yang
dijalankan, permodalan,pengurus/pengawas yang pertama dalam pengelolaan
usaha, dan penyusunan anggaran dasar/ anggaran rumah tangga.
c. Menghadap Notaris Pembuat Akta Koperasi
Dalam menghadap Notaris pembuat akta koperasi, menyertakan alat bukti tertulis
dan otentik sebagai bukti telah dilakukannya suatu pembuatan hukum tertentu dalam
proses pendirian, dan akta-akta lain yang terkait dengan koperasi untuk dimohonkan
pengesahannya kepada pejabat yang berenang.
d. Pengajuan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi Melalui P2T
Para pendiri /penguasa mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada
pejabat dinas/ kantor yang membidangi koperasi dengan melampirkan :
 2 salinan akta pendirian koperasi bermaterai cukup
 Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandantangani oleh notaries
 Surat bukti tersedianya modal dengan jumlah sekurang-kurangnya sebesar
simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri
 Rencana kegiatan usaha koperasi minimal dua tahun ke depan dan rencana
anggaran belanja dan pendapatan koperasi
 Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
e. Penelitian Data Administrasi Oleh Pejabat
Setelah permohonan pengesahan akta pendirian koperasi di ajukan, maka pejabat
yang berwenang akan melakukan penelitian/verifikasi terhadap persyaratan pendirian
koperasi dan materi anggaran dasar yang disahkan.
f. Penelitian Lapangan Oleh Pejabat
Setelah melakukan penelitian/verifikasi terhadap persyaratan pendirian koperasi
dan materi anggaran dasar yang disahkan, kemudian pejabat melakukan penelitian
lapangan terkait dengan domisili, kepengurusan, usaha, keanggotaan pengesahan akta
pendirian koperasi selambat lambatnya 7 hari terhitung sejak diterima pengesahan secara
lengkap.
g. Penyerahan Akta Pendirian Koperasi
Tahap terakhir yaitu penyerahan akta pendirian koperasi (badan hukum koperasi oleh
pejabat).

C. Tingkat Koperasi dan Daerah Kerja Koperasi


1. Koperasi Primer
Koperasi primer merupakan sebuah koperasi yang terdiri dari paling sedikit 20 orang
yang tergabung pada koperasi tersebut dengan tujuan yang sama. Wilayahnya biasanya
terdapat di tingkat kecamatan atau desa.
2. Koperasi Pusat
Koperasi pusat merupakan gabungan dari paling sedikit 5 koperasi primer yang
berbadan hukum dan biasanya berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.
3. Koperasi Gabungan
Koperasi gabungan merupakan koperasi yang beranggotakan paling sedikit 3 koperasi
pusat yang berbadan hukum meliputi satu daerah tingkat provinsi.
4. Koperasi Induk
Koperasi induk merupakan gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan
berbadan hukum dan biasanya berkedudukan di ibukota negara.

D. Struktur Intern Organisasi Koperasi


1. Rapat Anggota
Rapat Anggota ini merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi,
yang dalam pengejawantahannya merupakan rapat anggota dari para pemilik koperasi tersebut
yang masing-masing anggota mempunyai hak atas satu suara. Yang di maksud dengan
anggota yang sah yang berhak atas satu suara tersebut, adalah para anggota yang namanya
telah tercantum dalam Buku Khusus atau Daftar Anggota, yang artinya pula telah memenuhi
segala persyaratan bagi keanggotaan koperasi. Sesuai dengan dasar Pancasila yang dianut oleh
bangsa Indonesia dan ketentuan-ketentuan yang murni dari UUD 1945 yang harus dijalankan
oleh segenap rakyat Indonesia, maka dalam rapat anggota koperasi tersebut "musyawarah dan
mufakatlah" yang harus diutamakan.
Cara hikmah kebijaksanaan musyawarah untuk mufakat ini apabila ternyata tidak
memungkinkan (karena sesuatu hal), maka cara lain masih dapat ditempuh, yaitu cara yang
tidak menyimpang dari demokrasi dengan jalan untuk mengambil keputusan dengan
pemungutan suara. Tentang kuorum rapat anggota dan suara terbanyak ini harus telah
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan. Suatu kemufakatan yang telah
diputuskan merupakan ketentuan yang harus ditaati penuh dan dijalankan dengan penuh
kedisiplinan oleh para anggotanya. Menurut pasal 1338 KUH Perdata, semua persetujuan
(kemufakatan) yang telah dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya, yang artinya apabila ada anggota yang melanggarnya atau berbuat menyimpang
dari ketentuan yang telah dimufakti bersama, maka yang bersangkutan akan terkena sanksi
koperasinya.
Rapat Anggota Koperasi Indonesia karena sifatnya terlalu penting, maka tidak
dibenarkan adanya anggota-anggota yang mewakilkan dirinya kepada orang lain, jelas dalam
hal ini demokrasi yang murni sangat dijunjung tinggi. Rapat anggota ini diadakan sehubungan
dengan adanya hal-hal yang demikian penting dan hal-hal yang mendesak, seperti antara lain:
a. Untuk menetapkan anggaran dasar,
b. Untuk menetapkan kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan-keputusan
koperasi yang lebih atas,
c. Untuk menyelenggarakan pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan badan
pemeriksa/penasihat,
d. Untuk menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan
kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi dan perusahaan,
e. Untuk memutuskan tentang pembubaran koperasi apabila memang koperasi tersebut
tidak dapat dipertahankan lagi.
2. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih oleh anggota dari kalangan anggota, mereka yang dipilih
itu harus:
a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja;
b. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasinya.
Akan tetapi apabila menurut kenyataan di antara para anggota koperasi itu kurang
sekali terdapat anggota yang memiliki kesanggupan atau keahlian yang diperlukan untuk
memimpin koperasi, maka untuk maksud inilah dimugkinkan untuk mengangkat seseorang
yang benar-benar memiliki kesanggupan dan keahilian walaupun yang bersangkutan bukan
termasuk anggota koperasi tersebut. Dengan ketentuan bahwa pengambilan tenaga yang cakap
ini tidak akan melebihi jumlah sepertiga dari keseluruhan jumlah anggota pengurus, dan lagi
agar kedudukan ketua koperasi tetap berada di tangan tenaga yang cakap yang menjadi
anggota koperasi yang bersangkutan.
Tentang pengangkatan anggota pengurus sebagai dimaksud di atas, bagi suatu
koperasi yang berkembang dengan baik, jelas hanya merupakan kebijaksanaan sementara,
karena selanjutnya koperasi harus mampu mendidik kader-kader pengurus, sehingga pada
kesempatan rapat anggota tentang pemilihan anggota pengurus kurun waktu yang akan datang,
staf pengurus harus dijabat oleh para anggotanya sendiri yang terpilih.
Tergantung kewajiban pengurus koperasi menurut pasal 23 UU no. 12 Tahun 1967
adalah sebagai berikut:
a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi,
b. Mewakili organisasi koperasinya baik di luar maupun di muka sidang pengadilan,
terutama dalam urusan-urusan yang menyangkut keperdataan,
c. Menyampaikan segaa laporan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi kepada rapat
anggota (khusus mengenai laporan tertulis dari badan pemeriksa, pengurus wajib,
menyampaikan salinannya kepada pejabat),
d. Memberikan bantuan dan kemudahan kepada pejabat dalam rangka pelaksanaan
tugasnya,
e. Wajib menyelenggarakan rapat tahunan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
anggaran dasarnya,
f. Wajib mengadakan Buku Daftar Anggota Pengurus sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan pejabat,
g. Menjaga kerukunan para anggota koperasinya, melayani para anggotanya yang
mengajukan pendapat dan atau saran-saran bagi penyempurnaan jalannya koperasi
serta hasil pengawasan anggota terhadap jalannya koperasi.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap anggota pengurus koperasi harus
mempunyai kejujuran, kecakapan dan leadership, hal ini penting sekali karena perbaikan nasib
atau kehidupan para anggotanya tergantung kepada gerak langkah dan kebijaksanaan para
pengurusnya, dengan lain perkataan dapat pula dinyatakan bahwa berhasil atau tidaknya
koperasi sangat tergantung dari pengemudian anggota-anggota pengurus.
Pertanggungjawaban pengurus ternyata meliputi pula pertanggungjawaban dalam hal
terjadinya kerugian usaha koperasinya, dalam hal ini baik pengurus tersebut secara bersama-
sama ataupun secara perorangan (sendiri-sendiri), baik kerugian akibat kelalaiannya maupun
kerugian yang timbul karena kesengajaan. jika kerugian itu terjadi karena memang setiap
usaha di lapangan perekonomian tidak bisa diharapkan selamanya akan berhadil, sehubungan
dengan tanggungjawabnya maka ada dua kemungkinan untuk membebankan
pertanggungannya, sebagai berikut:
a. Yaitu kepada pengurus (termasuk juga anggotanya secara sendiri-sendiri);
b. Atau kepada koperasi sebagai badan hukum.
Jika koperasi sendiri sebagai badan hukum ternyata tidak dapat menutupi kerugian,
maka anggota-anggota dapat dibebani tanggungan, baik bersifat terbatas ataupun tidak
terbatas, akan tetapi apabila di antara para anggota penanggung kerugian ini ternyata ada yang
kurang mampu, maka menjadi kewajiban angggota lainnya untuk menunjang yang kurang
mampu.
3. Badan Pemeriksa
Pengurus yang diserahi memimpin koperasi beserta segala usahanya perlu
mendapat pengawasan dari rapat anggota. Ketatalaksanaan tanpa dibarengi dengan
pengawasan yang memadai akan dapat menyebabkan timbulnya hal-hal yang tidak wajar yang
pada akhirnya akan melahirkan kerugian-kerugian. Akan tetapi, pengawasan tersebut tidaklah
mungkin dilaksanakan oleh para anggota secara bersama-sama, sebab cara demikian selain
tidak praktis adalah juga karena kemampuan anggota dalam hal teknik-teknik pengawasan
tidak sama atau mungkin ada yang awam sama sekali. Karena itulah maka dibentuklah sebuah
badan pemeriksa yang dipilih dari dan oleh anggota di dalam suatu rapat anggota. Jumlah
anggota badan pemeriksa tergantung dari kebutuhan, tetapi yang lazim bagi suatu Koperasi
Primer yang sedang adalah 3 orang. Jabatan sebagai anggota badan pemeriksa tidak boleh
dirangkap dengan jabatan pengurus, dengan demikian secara tegas dapat dipisahkan antara
tugas pengawasan dengan tugas pelaksanaan. Secara kasarnya tugas badan ini terutama
menyangkut pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, terhadap pekerjaan pengurus.
Pemeriksaan/pengawasan yang dilakukan oleh koperasi sendiri biasanya disebut
"pemeriksaan intern", sedang pemeriksaan/pengawasan yang dilakukan petugas-petugas
Departemen Koperasi yang berwenang (vide pasal 39.UU no. 12 Tahun 1967) disebut
"pemeriksaan ekstern".
Adapun tugas Badan Pemeriksa Koperasi dapat meliputi:
a. Melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi (termasuk organisasi usaha-
usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus);
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaan;
Wewenang yang diperolehnya, yaitu:
a. Untuk sewaktu-waktu meneliti segala catatan tentang serta seluruh harta kekayaan
koperasi dan kebenaran pembukuan;
b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan dan siapa pun;
Segala hasil tugas dan wewenangnya itu harus dirahasiakan terhadap pihak ketiga.
Sesuai dengan dasar swadaya, swakarta dan swasembada koperasi, maka sudah sepatutnya
kalau tiap-tiap koperasi lebih mengutamakan pemeriksaan /pengawasan intern daripada
pemeriksaan intern. Apabila pemusatan-pemusatan koperasi telah terbentuk, maka merupakan
bagian dari tugas idiilnya, Gabungan Koperasi atau induk Koperasi mempunyai aktivitas
untuk melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi-koperasi yang menjadi
anggotanya.
Untuk kepentingan mendidik pada anggota dan agar kesegaran tugas pengawasan
dapat terjamin, sudah selayaknya kalau masa jabatan badan pemeriksa diatur lebih pendek
daripada masa jabatan pengurus koperasi.
4. Dewan Penasihat
Kalau kita dalami kedudukan dewan penasihat ini, dapatlah dikatakan bahwa dewan
ini sebenarnya tidak tergolong sebagai alat perlengkapan koperasi. Para anggota dewan ini
bukan anggota-anggota koperasi yang bersangkutan, melainkan tenaga-tenaga ahli dalam
bidang perkoperasian yang disetujui oleh rapat anggota untuk secara tetap memberikan
nasihat-nasihat kepada pengurus bagi kelancaran jalannya koperasi serta usahanya. Anggota-
anggota dewan penasihat tidak mempunyai hak suara baik dalam rapat anggota, maupun
dalam rapat pengurus.
5. Staf Pegawai Koperasi
Merupakan tenaga-tenaga yang diangkat oleh pengurus dengan tugas sehari-hari
membantu pekerjaan pengurus. Tenaga-tenaga ini karenanya bertanggungjawab kepada
pengurus.
DAFTAR PUSTAKA

https://diskukmp.bantulkab.go.id/filestorage/berkas/2019/08/TATA%20CARA%20PENDIRIAN
%20KOPERASI.pdf
http://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/PUSLATLUH
%20KP/Materi/Pendirian%20Koperasi.pdf
http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/permen_kukm_nomor_10_tahun_2015_tentang_kele
mbagaan_koperasi.pdf
http://diskopukm.jatimprov.go.id/web-bo/file-content/53_60_tata%20cara%20pendirian
%20koperasi.pdf
https://blog.ruangguru.com/jenis-dan-tingkatan-koperasi-di-indonsia?hs_amp=true
https://ekonomisajalah.blogspot.com/2015/05/struktur-intern-organisasi-koperasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai