Anda di halaman 1dari 10

J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No.

1, 45-54
Perhimpunan Entomologi Indonesia

Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen


Metarhizium spp. terhadap Telur Spodoptera litura
Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae)
TRIZELIA*, MY SYAHRAWATI, DAN AINA MARDIAH

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian


Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang 25163

(diterima Desember 2010, disetujui Maret 2011)

ABSTRAK
Patogenesitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen Metarhizium
spp. terhadap Telur Spodoptera litura Fabricus (Lepidoptera: Noctu-
idae). Metarhizium spp. merupakan salah satu jenis cendawan entomo-
patogen yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Spodoptera
litura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari patogenisitas
isolat Metarhizium spp. terhadap telur Spodoptera litura. Isolat Metarhizi-
um spp. dikoleksi dari rizosfer tanaman kubis, bawang merah, bawang daun
dan cabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat yang diuji
bersifat patogen terhadap telur S. litura. Mortalitas telur S. litura berkisar
antara19,79%-75,70%, tergantung pada isolat. Larva instar I mati setelah 3
hari keluar dari telur dengan mortalitas tertinggi sekitar 58,65%. Isolat Mt-
Kb merupakan isolat yang paling virulen dengan mortalitas telur dan larva
instar I tertinggi dibandingkan dengan isolat lain.
KATA KUNCI : Metarhizium spp., cendawan entomopatogen, Spodoptera
litura, telur, mortalitas.

ABSTRACT
Patogenicity of Some Isolates Entomopatogen Fungus, Metarhizium
spp. On eggs of Spodoptera litura Fabricus (Lepidoptera: Noctuidae).
Metarhizium spp. is one of the entomopathogenic fungus that can be used
to control Spodoptera litura. The purpose of this research was to study the
pathogenicity of Metarhizium spp. to Spodoptera litura eggs. The isolates
were collected from rhizosphere of different crops i.e., cabbage, onion, leek
and chili. The results showed that there was effect of all isolates on egg
mortality. Mortality of S. litura eggs depend on the fungal isolates, ranged
between 19.79%-75.70%. First instar larvae was also died 3 days after
eclosion. The maximum mortality of first instar larvae was 58.65%. At a
concentration of 108 conidia/ml, isolate Mt-kb had the highest virulence
which caused higher mortality of eggs and first instar larvae.
KEY WORDS: Metarhizium spp., entomopathogenic fungus, Spodoptera
litura, eggs, mortality.

*Korespondensi:
Telp.: +62-81374289802,
E-mail: trizelia@yahoo.com 45
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan

dan lebih dari 20% pada tanaman umur


PENDAHULUAN lebih dari 20 hari setelah tanam. Se-
rangan berat akan menyebabkan ta-
Ulat grayak (Spodoptera litura) naman mati (Hennie Puspita et al.
merupakan salah satu jenis hama pen- 2003; Adisarwanto & Wudianto 1999).
ting yang menyerang tanaman palawija Sejauh ini pengendalian hama ta-
dan sayuran di Indonesia. Hama ini naman yang dilakukan oleh para petani
sering mengakibatkan penurunan pro- masih mengandalkan insektisida kimia
duktivitas bahkan kegagalan panen (Marwoto 1992). Petani umumnya
karena hama tersebut menyebabkan menggunakan insektisida kimia yang
daun menjadi robek dan buah ber- intensif (dengan frekuensi dan dosis
lubang. Bila tidak segera dikendalikan tinggi). Hal ini mengakibatkan timbul-
maka daun atau buah tanaman di areal nya dampak penggunaan pestisida se-
pertanian akan habis (Lembaga Per- perti: gejala resistensi, resurjensi hama,
tanian Sehat 2008). S. litura bersifat terbunuhnya musuh alami, meningkat-
polifag. Tanaman inangnya adalah nya residu pada hasil, mencemari ling-
cabai, kubis, padi, jagung, tomat, tebu, kungan dan gangguan kesehatan bagi
buncis, jeruk, tembakau, bawang me- pengguna (Direktorat Perlindungan
rah, terung, kentang, kacang-kacangan Tanaman Hortikultura 2008).
(kedelai, kacang tanah), kangkung, Pengurangan penggunaan pestisida
bayam, pisang, dan tanaman hias di areal pertanian menuntut tersedianya
(Marwoto & Suharsono 2008). cara pengendalian lain yang aman dan
Hama ini tersebar luas di daerah ramah lingkungan, diantaranya dengan
dengan iklim panas dan lembab dari memanfaatkan musuh alami, seperti
subtropis sampai daerah tropis. Ber- cendawan entomopatogen, serangga
dasarkan data Badan Pusat Statistik predator, dan parasitoid (Lembaga
(2007), luas serangan ulat grayak di Pertanian Sehat 2008). Salah satu cen-
Sumatera Barat tahun 2005 mencapai dawan entomopatogen yang potensial
1.235 ha. Serangan tersebut menurun untuk mengendalikan hama S. litura
pada tahun 2006 menjadi 1.100 ha. adalah Metarhizium spp. Metarhizium
Hama S. litura menyerang tanam- spp. dilaporkan dapat menginfeksi be-
an budidaya pada fase vegetatif dan berapa serangga hama seperti S. litura
generatif. Pada fase vegetatif larva me- Fabricus, Spodoptera exigua Hubner,
makan daun tanaman yang muda se- dan Coptotermes gestroi Wasmann
hingga tinggal tulang daun saja dan (Kurnia 1998; Yudha 2005; Desyanti
fase generatif dengan memakan po- et al. 2007). Hasil penelitian Wulan-
long-polong muda. Serangan S. litura dari et al. (2009), menunjukkan bahwa
menyebabkan kerusakan sekitar 12,5% isolat Metharhizium spp. dapat me-

46
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54

matikan larva S. litura berkisar antara Kabupaten Solok (Tabel 1). Lahan
15 – 42,5%. yang dipilih adalah lahan yang di-
Salah satu keuntungan penggunaan tanami secara monokultur.
cendawan Metarhizium spp. untuk pe- Koleksi cendawan entomopatogen
ngendalian hayati adalah dapat di- dari tanah dilakukan dengan meng-
gunakan untuk mengendalikan berba- ambil tanah sekitar perakaran tanaman.
gai tingkat perkembangan serangga Sampel tanah diambil secara diagonal
mulai dari telur, larva, pupa dan kemudian tanah tersebut digabung
imago. Metarhizium spp. dapat meng- menjadi satu. Pengambilan tanah di-
infeksi telur Riptortus linearis (Linn.) lakukan dengan cara penggalian tanah
(Hemiptera:Alydidae) sehingga jumlah pada kedalaman 10 - 15 cm dengan
nimfa yang terbentuk rendah (Prayogo menggunakan sekop tangan kecil.
2004). Samuels et al. (2002) melapor- Contoh tanah dimasukkan kedalam
kan bahwa aplikasi M. anisopliae pada kantong plastik dan dibawa ke labo-
konsentrasi 5 x 106 konidia/ml ter- ratorium untuk diproses lebih lanjut.
hadap telur Blissus antillus (Hemip- Contoh tanah diayak terlebih da-
tera: Lygalidae) menyebabkan morta- hulu dengan menggunakan ayakan
litas hingga 100%. Informasi tentang yang berukuran 0,4 mm. Isolasi cenda-
kemampuan Metarhizium spp. dalam wan entomopatogen dari tanah di-
menginfeksi telur S. litura belum lakukan dengan menggunakan metoda
pernah dilaporkan. perangkap (bait method) dengan larva
Tujuan penelitian ini adalah untuk Tenebrio molitor (Hasyim & Azwana
mempelajari patogenisitas Metarhizi- 2003; Trizelia 2005). Isolasi dengan
um spp. terhadap telur S. litura. metoda perangkap dilakukan dengan
cara memasukkan tanah sebanyak 300
BAHAN DAN METODE g ke dalam kotak plastik dan diberi 10
Penelitian dilaksanakan di Labora- ekor larva T. molitor instar lima. Kotak
torium Pengendalian Hayati, Jurusan kemudian diinkubasi pada suhu kamar
Hama Penyakit Tanaman, Fakultas (25°C) selama 10 hari. Larva yang
Pertanian, Universitas Andalas, sejak mati diambil dan disterilisasi permuka-
Juli 2010 hingga Oktober 2010. an dengan Natrium hipoklorit 1% dan
Koleksi dan Perbanyakan Isolat dibilas tiga kali dengan akuades steril.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam
Isolat cendawan Metarhizium spp.
cawan petri yang telah dialas dengan
yang digunakan dalam penelitian ini
kertas saring lembab dan diinkubasi
diisolasi dari tanah disekitar perakaran
selama 5 hari. Isolasi dari larva yang
tanaman cabai, kubis, bawang merah,
terinfeksi cendawan dilakukan dengan
dan bawang daun di nagari Alahan
cara mengambil konidia cendawan
Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti,

47
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan

Tabel 1. Sumber isolat Metarhizium spp.


Isolat Tanaman Inang Nagari Ketinggian (mdpl) / Koordinat
(lat/long)
Mt-Cb Cabai Alahan Panjang 1480 mdpl/ S:0o84’5,8”
E:100o47’7,6”
Mt-Kb Kubis Alahan Panjang 1480 mdpl/ S:0o84’5,8”
E:100o47’7,6”
Mt-Bm Bawang Merah Alahan Panjang 1480 mdpl/ S:0o84’5,8”
E:100o47’7,6”
Mt-Bd Bawang Daun Alahan Panjang 1480 mdpl/ S:0o84’5,8”
E:100o47’7,6”

yang tumbuh di bagian luar tubuh larva


Penyiapan Suspensi Konidia
dan ditumbuhkan pada medium Saba-
Isolat Metarhizium spp. diperba-
uraud dextrose agar dengan 2% yeast
nyak pada media SDAY dalam cawan
extract (SDAY). Cendawan yang tum-
petri pada suhu 25o C selama 15 hari.
buh diidentifikasi secara makroskopis
Konidia cendawan dipanen dengan
dan mikroskopis. Biakan murni cen-
cara menambahkan 5 ml akuades steril
dawan Metarhizium spp. yang didapat
dan 0,05% Agristick sebagai bahan
selanjutnya diperbanyak pada media
perata ke dalam cawan petri dan koni-
SDAY dan diinkubasi selama 15 hari
dia dilepas dari media dengan kuas
Perbanyakan S. litura halus. Suspensi disaring dan konsen-
Larva S. litura dikumpulkan dari trasi konidia dihitung dengan meng-
pertanaman kubis di lapangan. Larva- gunakan hemositometer.
larva ini dipelihara dalam kotak plastik
Aplikasi Konidia Metarhizium spp.
dan diberi makanan berupa daun kubis terhadap Telur S. litura
yang masih segar. Makanan larva di- Konsentrasi konidia masing-masi-
ganti setelah habis atau sudah tidak ng isolat yang digunakan untuk pe-
segar lagi. ngujian patogenisitas Metarhizium spp.
Pada waktu larva akan berpupa, di terhadap telur S. litura adalah 108
dasar kotak diberi serbuk gergaji. Se- konidia/ml. Pelaksanaan perlakuan di-
mua imago yang keluar dari pupa lakukan dengan cara menyemprotkan 2
dipelihara secara massal dalam ku- ml suspensi konidia cendawan pada
rungan serangga yang telah diberi daun kelompok telur uji. Telur kontrol di-
kubis segar sebagai tempat peletakan semprot dengan aquades dengan volu-
telur. Sebagai makanan imago diguna- me yang sama. Kemudian kelompok
kan madu dengan konsentrasi 10%. telur tersebut dimasukkan ke dalam
Kelompok telur yang diletakkan di- petri. Telur diamati setiap hari sampai
pindahkan ke kotak lain dan digunakan menetas. Larva instar I yang baru
untuk pengujian. menetas diberi pakan daun kubis segar.

48
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54

Percobaan diulang tiga kali dan per- nyawa tertentu yang dikeluarkan oleh
cobaan disusun dalam rancangan acak akar tanaman. Selain dari faktor
lengkap (RAL). Data hasil percobaan tanaman yang berbeda, adanya perbe-
diolah dengan sidik ragam dan dilan- daan patogenisitas antar isolat diduga
jutkan dengan pengujian nilai tengah disebabkan perbedaan karakter fisio-
menggunakan uji DNMRT pada taraf logi antar isolat, diantaranya jumlah
nyata 5%. Variabel pengamatan adalah konidia yang dihasilkan dan daya ke-
mortalitas telur S. litura, gejala infeksi cambah konidia masing-masing isolat.
Metarhizium spp. pada telur dan Berdasarkan hasil penelitian Wulan-
mortalitas larva S. litura instar I. dari (2010), bahwa isolat Metarhizium
spp. yang diisolasi dari pertanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN kubis, cabai, bawang merah, dan
Mortalitas Telur bawang daun menghasilkan jumlah
Hasil uji empat isolat Metarhizium konidia dan daya kecambah konidia
spp. terhadap telur S. litura menun- yang berbeda. Isolat kubis memiliki
jukkan bahwa sumber isolat mempe- kemampuan menghasilkan konidia
ngaruhi perkembangan telur S. litura. tertinggi yaitu sebesar 3,50 x 108
Analisis statistik menunjukkan bahwa konidia/ml dan isolat bawang daun
ada perbedaan yang nyata antara mor- menghasilkan daya kecambah konidia
talitas telur S. litura yang diaplikasi tertinggi yaitu 92,26%. Isolat yang
dengan suspensi konidia Metarhizium akan dipilih sebagai agens pengendali
spp. dengan kontrol (P<0,0001). hayati harus memiliki memampuan
Hasil penelitian menunjukkan bah- menghasilkan konidia yang tinggi,
wa semua isolat cendawan entomo- karena konidia sangat penting untuk
patogen Metarhizium spp. yang diap- menginfeksi dan pemencaran cenda-
likasikan pada telur S. litura dapat wan (Trizelia 2005).
menginfeksi telur S. litura, sehingga Kemampuan cendawan Metarhizi-
mempengaruhi perkembangan serang- um spp. dalam menginfeksi telur sa-
ga. Mortalitas telur S. litura bervariasi, ngat bervariasi berkisar 18,67-75,36%
tergantung dari sumber isolat. Metarhi- (Tabel 1). Hasil penelitian Samuels et
zium spp. dari rizosfir tanaman kubis al. (2002) juga menunjuk kan bahwa
dan bawang daun lebih virulen dan aplikasi isolat M. anisoliae terhadap
mematikan telur lebih tinggi diban- telur B. antillus menyebabkan mortali-
dingkan isolat dari rizosfir tanaman tas telur hingga 100%. Prayogo (2004)
cabai dan bawang merah. Adanya melaporkan bahwa cendawan entomo-
perbedaan patogenisitas isolat Meta- patogen M. anisopliae mampu meng-
rhizium spp. dari rizosfir tanaman yang infeksi telur R. lineraris sampai
berbeda diduga karena adanya se- 12,67%, sehingga persentase telur

49
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan

Tabel 1. Rata-rata mortalitas telur S. litura setelah aplikasi empat isolat


Metarhizium spp.
Isolat Mortalitas telur (%) ± SD
Mt-Kb 75,70 ± 17,47 a
Mt-Bd 59,40 ± 5,33 a
Mt-Bm 22,02 ± 13,79 b
Mt-Cb 19,79 ± 2,29 b
Kontrol 1,38 ± 2,29 c
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
Duncan(DNMRT) pada taraf nyata 5%.

yang menetas menjadi nimfa menjadi selium menembus korion telur dan
rendah. bersporulasi yang berfungsi untuk
dos-Santos & Gregorio (2003) me- transmisi patogen ke inang yang sehat
ngemukakan bahwa telur serangga ter- (Prayogo 2009).
diri dari tiga lapisan, yaitu (1) ekso-
Gejala Infeksi Metarhizium spp.
korion yang mengandung karbohidrat, pada Telur S. litura
(2) endokorion tersusun dari protein, Gejala telur S. litura yang ter-
dan (3) lapisan kristalin paling dalam infeksi Metarhizium spp. dapat dilihat
yang mengandung protein. Beberapa pada Gambar 1. Pada awal infeksi (tiga
senyawa yang terkandung pada lapisan hari setelah aplikasi) telur tampak
korion tersebut merupakan senyawa berwarna coklat kehitaman dan mulai
yang dibutuhkan oleh konidia meski- tumbuh miselia cendawan berwarna
pun harus melalui perombakan terlebih putih. Tahap selanjutnya (lima hari
dahulu. Karbohidrat dan protein meru- setelah aplikasi) seluruh permukaan
pakan sumber nutrisi utama yang di- telur telah diselimuti oleh miselium
butuhkan untuk pertumbuhan cenda- cendawan yang berwarna putih dan
wan (Barbosa et al. 2002). Setelah pada hari keenam miselium cendawan
miselium terbentuk, cendawan dapat berubah warna menjadi kehijau-hijau-
mengeksploitasi sumber nutrisi yang an. Wang et al. (2005) mengemukakan
ada di dalam telur. Pada kondisi ter- bahwa telur serangga yang tidak me-
sebut telur sudah tidak normal atau netas karena terinfeksi cendawan
embrio yang terbentuk di dalam telur entomopatogen ditandai dengan peru-
sudah mati sehingga cendawan dalam bahan warna telur, yaitu kusam dan
fase saprofitik. Fase selanjutnya mi- tidak berkilau.

50
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54

A B C D

Gambar 1. Telur S. litura yang normal dan terinfeksi Metarhizium spp.


A = telur normal, B = telur terinfeksi (3 HSA), C = (5 HSA) dan D =
(6 HSA)

Tabel 1. Rata-rata mortalitas larva instar I S. litura setelah aplikasi empat isolat
Metarhizium spp
Isolat Mortalitas larva instar I (%) ± SD
Mt-Cb 58,65 ± 17,47 a
Mt-Kb 48.79 ± 5,33 a
Mt-Bm 32,93 ± 13,79 b
Mt-Bd 23,67 ± 2,29 b
Kontrol 3.59 ± 2,29 c
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
Duncan(DNMRT) pada taraf nyata 5%.

Mortalitas Larva Instar I oleh larva dan infeksi terjadi melalui


Aplikasi Metarhizium spp. terha- saluran pencernaan. Tanada dan Kaya
dap telur berpengaruh nyata terhadap (1993) melaporkan, selain melalui
kelangsungan hidup larva S. litura kutikula infeksi cendawan pada se-
instar I (P<0,0001). rangga juga dapat terjadi melalui
saluran pencernaan. Hasil penelitian
Mortalitas larva S. litura instar I
Broome et al. (1976) dan Kramm dan
maksimum 58,65% (Metarhizium iso-
West (1982) menunjukkan bahwa se-
lat cabai) dan minimum 23,67%
lain melalui integumen, infeksi B.
(Metarhizium isolat bawang daun).
bassiana pada serangga juga dapat
Semua isolat dianggap bersifat patogen
melalui saluran pencernaan.
terhadap larva instar I yang baru keluar
Kemungkinan lain untuk bisa ter-
dari telur. Menurut Trizelia et al.
jadinya infeksi Metarhizium spp. pada
(2007), terjadinya kematian pada larva
larva S. litura instar I adalah melalui
instar I disebabkan oleh larva yang
kontak antara konidia yang ada pada
baru keluar dari telur memakan kulit
kulit telur dengan bagian ventral tubuh
telur dan diduga konidia yang me-
larva, tungkai dan alat mulut sewaktu
nempel pada kulit telur juga termakan

51
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan

larva keluar dari kulit telur. Keberha- nutritional conditions. Pest Agro-
silan proses infeksi sangat dipengaruhi pec. Braz. 37(6):821-829.
oleh kemampuan konidia dari masing- Broome JR, Sikorowski PP, Norment
masing isolat bertahan pada permuka- BR. 1976. A mechanism of
pathogenicity of Beauveria bassi-
an kulit telur. Long et al. (1998) juga ana on larvae of the imported fire
melaporkan bahwa aplikasi B. bassia- ant. Solenopsis richteri. J.
na pada telur Leptinotarsa decemlin- Invertebr. Pathol. 28:87-91.
ata (Say) (Coleoptera: Chrysomelidae) Direktorat Perlindungan Tanaman
tidak berpengaruh terhadap mortalitas Hortikultura. 2008. Pengenalan
telur, tetapi berpengaruh nyata terha- dan Pengendalian Hama Tana-
man Sayuran Prioritas. Jakarta:
dap mortalitas larva instar I yang baru Direktorat Perlindungan Tanam-
keluar dari telur. an Hortikultura.
Desyanti, Hadi YS, Yusuf S, dan
KESIMPULAN Santoso T. 2007. Keefektifan be-
Semua isolat Metarhizium spp. berapa spesies cendawan ento-
yang diuji bersifat patogen terhadap mopatogen untuk mengendalikan
rayap tanah Captotermes gestroi
telur S. litura. Isolat Metarhizium spp.
Wassman (Isoptera: Rhinotermi-
yang berasal dari rizosfir tanaman dae) dengan Metode Kontak dan
kubis merupakan isolat yang lebih Umpan. J. Ilmu dan Teknologi
virulen terhadap telur dan larva larva Kayu Tropis 2(5):68–77.
S. litura instar I dibandingkan dengan dos-Santos DC and Gregorio EA.
isolat yang berasal dari rizosfir tana- 2003. Deposition of the eggshell
man cabai, bawang merah dan bawang layers in the sugar cane borrer
(Lepidoptera: Pyralidae): Ultra-
daun. structure aspects. Acta. Micros.
12(1):37-41.
DAFTAR PUSTAKA Hennie J, Puspita F, Hendra. 2003.
Kerentanan larva Spodoptera
Adisarwanto T dan Wudianto R. 1999. litura F terhadap virus Nuklear
Meningkatkan Hasil Panen Polyhedrosis. Jurnal Natur Indo-
Kedelai di Lahan Sawah Kering, nesia 15(2). http://www. unri.
Pasang Surut. Jakarta: Penebar ac.id/jurnal/jurnal_nature
swadaya /vol5(2). [diakses 25 Februari
Badan Pusat Statistik. 2007. Survei 2009].
Pertanian. Luas dan Intensitas Kramm KR, West DF. 1982. Termite
Serangan Ulat Grayak di Sumbar. pathogens: effects of ingested
Sumbar: Badan Pusat Statistik. Metarhizium, Beauveria and
Barbosa CC, Monteiro AC, and Gliocladium conidia on worker
Correia Ado-CB. 2002. Growth termites (Reticulitermes sp.). J.
and sporulation of Verticillium Invertebr. Pathol. 40:7-11.
lecanii isolates under different

52
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54

Kurnia D. 1998. Efektifitas Beauveria Oxypes javanus (Araneidae:


bassiana (Balsamo) Vuillemin Oxypidae) [tesis]. Bogor: Institut
dan Metarhizium anisopliae Per-tanian Bogor.
(Metcnikoff) Sorokin Serta Kom- Prayogo Y. 2009. Kajian Cendawan
binasi Keduanya terhadap Larva Entomopatogen Lecanicillium le-
Spodoptera litura F (Lepidop- canii (Zimm.) (Viegas) Zare &
tera:Noctuidae) [skripsi]. Padang: Gams. untuk Menekan Perkem-
Universitas Andalas. bangan Telur Hama Pengisap
Lembaga Pertanian Sehat Develop Polong Kedelai Riptortus linearis
Useful Innovation for Farmers. (F.) (Hemiptera: Alydidae) [diser
2008. Virus Patogen Serangga: tasi]. Bogor: Institut Pertanian
BioInsektisida Ramah Lingkung- Bogor
an. http://www.pertanian sehat. Tanada Y, Kaya HK. 1993. Insect
or.id/?pilih=news&aksi=lihat&id Pathology. San Diego: Academic
=19. [diakses 11 Oktober 2008]. Press, INC. Harcourt Brace Jova-
Marwoto. 1992. Masalah pengendalian novich, Publisher.
Hama Kedelai Di Tingkat Petani. Trizelia. 2005. Cendawan Entomopa-
Di dalam: Risalah Lokakarya Pe- togen Beauveria bassiana (Bals)
ngendalian Hama Terpadu Tana- Vuil. (Deuteromycotyna: Hypo-
man Kedelai. Balai Penelitian mycetes). Keanekaragaman Ge-
Tanaman Pangan, Malang, 8-10 netik, Karekteristik Fisiologi, dan
Agustus 1991, Malang: Balai Virulensinya terhadap Crocido-
Penelitian Tanaman Pangan. lomia pavonana (F) [disertasi].
Marwoto dan Suharsono. 2008. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Strategi dan komponen teknologi Trizelia, Santoso T, Sosromarsono S,
pengendalian ulat grayak (Spo- Rauf A, dan Sudirman L. 2007.
doptera litura fabricius) pada Patogenisitas jamur entomopa-
tanaman kedelai. Jurnal Litbang togen Beauveria bassiana (Deu-
Pertanian 27(4):131-136. www. teromycotina; Hyphhomycetes)
pustaka-deptan.go.id/ publikasi/p terhadap telur Crocidolomia
3274083.pdf. [diakses 25 Febru- pavonana (Lepidoptera: Pyrali-
ari 2009]. dae). Agrin. 11(1):52-59.
Long DW, Drummond FA, Groden E. Wang L, Huang J, You M, Guan X,
1998. Susceptibility of Colorado Liu B. 2005. Effects of toxin
potato beetle (Leptinotarsa de- from two strains of Verticillium
cemlineata) eggs to Beauveria lecanii (Deuteromycotina: Hy-
bassiana. J. Invertebr. Pathol. phomycetes) on bioattributes of
71:182-183. predatory ladybeteetle Delphas-
Prayogo Y. 2004. Keefektifan Lima tus catllinae (Coleoptera: Cocci-
Cendawan Entomopatogen untuk nellidae). J. Appl. Entomol. 129
Mengendalikan Hama Penghisap (1):32-38.
Polong Kedelai Riptortus linearis Wulandari VW. 2010. Karakterisasi
L. (Hemiptera: Alydidae) dan Morfologi dan Fisiologi Isolat
Dampaknya terhadap Predator Cendawan Metarhizium spp.

53
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan

[skripsi]. Padang: Universitas ma Spodoptera exigua Hubner


Andalas. (Lepidoptera:Noctuidae) [skrip-
Yudha AJE. 2005. Efektifitas Bebera- si]. Padang: Universitas Andalas.
pa Entomopatogen Terhadap Ha-
_________________

54

Anda mungkin juga menyukai