Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen
Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen
1, 45-54
Perhimpunan Entomologi Indonesia
ABSTRAK
Patogenesitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen Metarhizium
spp. terhadap Telur Spodoptera litura Fabricus (Lepidoptera: Noctu-
idae). Metarhizium spp. merupakan salah satu jenis cendawan entomo-
patogen yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Spodoptera
litura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari patogenisitas
isolat Metarhizium spp. terhadap telur Spodoptera litura. Isolat Metarhizi-
um spp. dikoleksi dari rizosfer tanaman kubis, bawang merah, bawang daun
dan cabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat yang diuji
bersifat patogen terhadap telur S. litura. Mortalitas telur S. litura berkisar
antara19,79%-75,70%, tergantung pada isolat. Larva instar I mati setelah 3
hari keluar dari telur dengan mortalitas tertinggi sekitar 58,65%. Isolat Mt-
Kb merupakan isolat yang paling virulen dengan mortalitas telur dan larva
instar I tertinggi dibandingkan dengan isolat lain.
KATA KUNCI : Metarhizium spp., cendawan entomopatogen, Spodoptera
litura, telur, mortalitas.
ABSTRACT
Patogenicity of Some Isolates Entomopatogen Fungus, Metarhizium
spp. On eggs of Spodoptera litura Fabricus (Lepidoptera: Noctuidae).
Metarhizium spp. is one of the entomopathogenic fungus that can be used
to control Spodoptera litura. The purpose of this research was to study the
pathogenicity of Metarhizium spp. to Spodoptera litura eggs. The isolates
were collected from rhizosphere of different crops i.e., cabbage, onion, leek
and chili. The results showed that there was effect of all isolates on egg
mortality. Mortality of S. litura eggs depend on the fungal isolates, ranged
between 19.79%-75.70%. First instar larvae was also died 3 days after
eclosion. The maximum mortality of first instar larvae was 58.65%. At a
concentration of 108 conidia/ml, isolate Mt-kb had the highest virulence
which caused higher mortality of eggs and first instar larvae.
KEY WORDS: Metarhizium spp., entomopathogenic fungus, Spodoptera
litura, eggs, mortality.
*Korespondensi:
Telp.: +62-81374289802,
E-mail: trizelia@yahoo.com 45
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan
46
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54
matikan larva S. litura berkisar antara Kabupaten Solok (Tabel 1). Lahan
15 – 42,5%. yang dipilih adalah lahan yang di-
Salah satu keuntungan penggunaan tanami secara monokultur.
cendawan Metarhizium spp. untuk pe- Koleksi cendawan entomopatogen
ngendalian hayati adalah dapat di- dari tanah dilakukan dengan meng-
gunakan untuk mengendalikan berba- ambil tanah sekitar perakaran tanaman.
gai tingkat perkembangan serangga Sampel tanah diambil secara diagonal
mulai dari telur, larva, pupa dan kemudian tanah tersebut digabung
imago. Metarhizium spp. dapat meng- menjadi satu. Pengambilan tanah di-
infeksi telur Riptortus linearis (Linn.) lakukan dengan cara penggalian tanah
(Hemiptera:Alydidae) sehingga jumlah pada kedalaman 10 - 15 cm dengan
nimfa yang terbentuk rendah (Prayogo menggunakan sekop tangan kecil.
2004). Samuels et al. (2002) melapor- Contoh tanah dimasukkan kedalam
kan bahwa aplikasi M. anisopliae pada kantong plastik dan dibawa ke labo-
konsentrasi 5 x 106 konidia/ml ter- ratorium untuk diproses lebih lanjut.
hadap telur Blissus antillus (Hemip- Contoh tanah diayak terlebih da-
tera: Lygalidae) menyebabkan morta- hulu dengan menggunakan ayakan
litas hingga 100%. Informasi tentang yang berukuran 0,4 mm. Isolasi cenda-
kemampuan Metarhizium spp. dalam wan entomopatogen dari tanah di-
menginfeksi telur S. litura belum lakukan dengan menggunakan metoda
pernah dilaporkan. perangkap (bait method) dengan larva
Tujuan penelitian ini adalah untuk Tenebrio molitor (Hasyim & Azwana
mempelajari patogenisitas Metarhizi- 2003; Trizelia 2005). Isolasi dengan
um spp. terhadap telur S. litura. metoda perangkap dilakukan dengan
cara memasukkan tanah sebanyak 300
BAHAN DAN METODE g ke dalam kotak plastik dan diberi 10
Penelitian dilaksanakan di Labora- ekor larva T. molitor instar lima. Kotak
torium Pengendalian Hayati, Jurusan kemudian diinkubasi pada suhu kamar
Hama Penyakit Tanaman, Fakultas (25°C) selama 10 hari. Larva yang
Pertanian, Universitas Andalas, sejak mati diambil dan disterilisasi permuka-
Juli 2010 hingga Oktober 2010. an dengan Natrium hipoklorit 1% dan
Koleksi dan Perbanyakan Isolat dibilas tiga kali dengan akuades steril.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam
Isolat cendawan Metarhizium spp.
cawan petri yang telah dialas dengan
yang digunakan dalam penelitian ini
kertas saring lembab dan diinkubasi
diisolasi dari tanah disekitar perakaran
selama 5 hari. Isolasi dari larva yang
tanaman cabai, kubis, bawang merah,
terinfeksi cendawan dilakukan dengan
dan bawang daun di nagari Alahan
cara mengambil konidia cendawan
Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti,
47
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan
48
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54
Percobaan diulang tiga kali dan per- nyawa tertentu yang dikeluarkan oleh
cobaan disusun dalam rancangan acak akar tanaman. Selain dari faktor
lengkap (RAL). Data hasil percobaan tanaman yang berbeda, adanya perbe-
diolah dengan sidik ragam dan dilan- daan patogenisitas antar isolat diduga
jutkan dengan pengujian nilai tengah disebabkan perbedaan karakter fisio-
menggunakan uji DNMRT pada taraf logi antar isolat, diantaranya jumlah
nyata 5%. Variabel pengamatan adalah konidia yang dihasilkan dan daya ke-
mortalitas telur S. litura, gejala infeksi cambah konidia masing-masing isolat.
Metarhizium spp. pada telur dan Berdasarkan hasil penelitian Wulan-
mortalitas larva S. litura instar I. dari (2010), bahwa isolat Metarhizium
spp. yang diisolasi dari pertanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN kubis, cabai, bawang merah, dan
Mortalitas Telur bawang daun menghasilkan jumlah
Hasil uji empat isolat Metarhizium konidia dan daya kecambah konidia
spp. terhadap telur S. litura menun- yang berbeda. Isolat kubis memiliki
jukkan bahwa sumber isolat mempe- kemampuan menghasilkan konidia
ngaruhi perkembangan telur S. litura. tertinggi yaitu sebesar 3,50 x 108
Analisis statistik menunjukkan bahwa konidia/ml dan isolat bawang daun
ada perbedaan yang nyata antara mor- menghasilkan daya kecambah konidia
talitas telur S. litura yang diaplikasi tertinggi yaitu 92,26%. Isolat yang
dengan suspensi konidia Metarhizium akan dipilih sebagai agens pengendali
spp. dengan kontrol (P<0,0001). hayati harus memiliki memampuan
Hasil penelitian menunjukkan bah- menghasilkan konidia yang tinggi,
wa semua isolat cendawan entomo- karena konidia sangat penting untuk
patogen Metarhizium spp. yang diap- menginfeksi dan pemencaran cenda-
likasikan pada telur S. litura dapat wan (Trizelia 2005).
menginfeksi telur S. litura, sehingga Kemampuan cendawan Metarhizi-
mempengaruhi perkembangan serang- um spp. dalam menginfeksi telur sa-
ga. Mortalitas telur S. litura bervariasi, ngat bervariasi berkisar 18,67-75,36%
tergantung dari sumber isolat. Metarhi- (Tabel 1). Hasil penelitian Samuels et
zium spp. dari rizosfir tanaman kubis al. (2002) juga menunjuk kan bahwa
dan bawang daun lebih virulen dan aplikasi isolat M. anisoliae terhadap
mematikan telur lebih tinggi diban- telur B. antillus menyebabkan mortali-
dingkan isolat dari rizosfir tanaman tas telur hingga 100%. Prayogo (2004)
cabai dan bawang merah. Adanya melaporkan bahwa cendawan entomo-
perbedaan patogenisitas isolat Meta- patogen M. anisopliae mampu meng-
rhizium spp. dari rizosfir tanaman yang infeksi telur R. lineraris sampai
berbeda diduga karena adanya se- 12,67%, sehingga persentase telur
49
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan
yang menetas menjadi nimfa menjadi selium menembus korion telur dan
rendah. bersporulasi yang berfungsi untuk
dos-Santos & Gregorio (2003) me- transmisi patogen ke inang yang sehat
ngemukakan bahwa telur serangga ter- (Prayogo 2009).
diri dari tiga lapisan, yaitu (1) ekso-
Gejala Infeksi Metarhizium spp.
korion yang mengandung karbohidrat, pada Telur S. litura
(2) endokorion tersusun dari protein, Gejala telur S. litura yang ter-
dan (3) lapisan kristalin paling dalam infeksi Metarhizium spp. dapat dilihat
yang mengandung protein. Beberapa pada Gambar 1. Pada awal infeksi (tiga
senyawa yang terkandung pada lapisan hari setelah aplikasi) telur tampak
korion tersebut merupakan senyawa berwarna coklat kehitaman dan mulai
yang dibutuhkan oleh konidia meski- tumbuh miselia cendawan berwarna
pun harus melalui perombakan terlebih putih. Tahap selanjutnya (lima hari
dahulu. Karbohidrat dan protein meru- setelah aplikasi) seluruh permukaan
pakan sumber nutrisi utama yang di- telur telah diselimuti oleh miselium
butuhkan untuk pertumbuhan cenda- cendawan yang berwarna putih dan
wan (Barbosa et al. 2002). Setelah pada hari keenam miselium cendawan
miselium terbentuk, cendawan dapat berubah warna menjadi kehijau-hijau-
mengeksploitasi sumber nutrisi yang an. Wang et al. (2005) mengemukakan
ada di dalam telur. Pada kondisi ter- bahwa telur serangga yang tidak me-
sebut telur sudah tidak normal atau netas karena terinfeksi cendawan
embrio yang terbentuk di dalam telur entomopatogen ditandai dengan peru-
sudah mati sehingga cendawan dalam bahan warna telur, yaitu kusam dan
fase saprofitik. Fase selanjutnya mi- tidak berkilau.
50
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54
A B C D
Tabel 1. Rata-rata mortalitas larva instar I S. litura setelah aplikasi empat isolat
Metarhizium spp
Isolat Mortalitas larva instar I (%) ± SD
Mt-Cb 58,65 ± 17,47 a
Mt-Kb 48.79 ± 5,33 a
Mt-Bm 32,93 ± 13,79 b
Mt-Bd 23,67 ± 2,29 b
Kontrol 3.59 ± 2,29 c
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
Duncan(DNMRT) pada taraf nyata 5%.
51
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan
larva keluar dari kulit telur. Keberha- nutritional conditions. Pest Agro-
silan proses infeksi sangat dipengaruhi pec. Braz. 37(6):821-829.
oleh kemampuan konidia dari masing- Broome JR, Sikorowski PP, Norment
masing isolat bertahan pada permuka- BR. 1976. A mechanism of
pathogenicity of Beauveria bassi-
an kulit telur. Long et al. (1998) juga ana on larvae of the imported fire
melaporkan bahwa aplikasi B. bassia- ant. Solenopsis richteri. J.
na pada telur Leptinotarsa decemlin- Invertebr. Pathol. 28:87-91.
ata (Say) (Coleoptera: Chrysomelidae) Direktorat Perlindungan Tanaman
tidak berpengaruh terhadap mortalitas Hortikultura. 2008. Pengenalan
telur, tetapi berpengaruh nyata terha- dan Pengendalian Hama Tana-
man Sayuran Prioritas. Jakarta:
dap mortalitas larva instar I yang baru Direktorat Perlindungan Tanam-
keluar dari telur. an Hortikultura.
Desyanti, Hadi YS, Yusuf S, dan
KESIMPULAN Santoso T. 2007. Keefektifan be-
Semua isolat Metarhizium spp. berapa spesies cendawan ento-
yang diuji bersifat patogen terhadap mopatogen untuk mengendalikan
rayap tanah Captotermes gestroi
telur S. litura. Isolat Metarhizium spp.
Wassman (Isoptera: Rhinotermi-
yang berasal dari rizosfir tanaman dae) dengan Metode Kontak dan
kubis merupakan isolat yang lebih Umpan. J. Ilmu dan Teknologi
virulen terhadap telur dan larva larva Kayu Tropis 2(5):68–77.
S. litura instar I dibandingkan dengan dos-Santos DC and Gregorio EA.
isolat yang berasal dari rizosfir tana- 2003. Deposition of the eggshell
man cabai, bawang merah dan bawang layers in the sugar cane borrer
(Lepidoptera: Pyralidae): Ultra-
daun. structure aspects. Acta. Micros.
12(1):37-41.
DAFTAR PUSTAKA Hennie J, Puspita F, Hendra. 2003.
Kerentanan larva Spodoptera
Adisarwanto T dan Wudianto R. 1999. litura F terhadap virus Nuklear
Meningkatkan Hasil Panen Polyhedrosis. Jurnal Natur Indo-
Kedelai di Lahan Sawah Kering, nesia 15(2). http://www. unri.
Pasang Surut. Jakarta: Penebar ac.id/jurnal/jurnal_nature
swadaya /vol5(2). [diakses 25 Februari
Badan Pusat Statistik. 2007. Survei 2009].
Pertanian. Luas dan Intensitas Kramm KR, West DF. 1982. Termite
Serangan Ulat Grayak di Sumbar. pathogens: effects of ingested
Sumbar: Badan Pusat Statistik. Metarhizium, Beauveria and
Barbosa CC, Monteiro AC, and Gliocladium conidia on worker
Correia Ado-CB. 2002. Growth termites (Reticulitermes sp.). J.
and sporulation of Verticillium Invertebr. Pathol. 40:7-11.
lecanii isolates under different
52
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 45-54
53
Trizelia et al.,: Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan
54