Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal

frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta

untuk memperkecil pengaruh interferensi atau sinyal pengganggu lainnya pada suatu

sinyal frekuensi yang dikehendaki. Filter dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu filter

analog dan digital. Filter analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang

filter digital memproses sinyal analog dengan menggunakan teknik digital. Untuk

menghasilkan efek pemfilteran yang diinginkan, filter analog dibuat dengan

menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

resistor, kapasitor dan op-amp, sedangkan filter digital dapat dibuat dalam bentuk

operasi softwarepada data yang disimpan dalam memori komputer atau dapat

diimplementasikan dengan Digital Signal Processor (DSP). Dalam pemrosesan sinyal

digital, filter digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak diinginkan dari

suatu gelombang sinyal, seperti noise,arus harmonisadengan cara meredam atau

melewatkan frekuensi tertentu, sehingga diperoleh gelombang sinyal yang diinginkan.

Sinyal informasi yang telah mempresentasikan sinyal daya terdistorsi (arus dan

tegangan) pada tahap pemprosesan sinyal dipisahkan antara sinyal dasar dan sinyal

pendistorsi. Sinyal pendistorsi selanjutnya menjadi dasar untuk melakukan kompensasi

melalui peralatan kompensator elektronika daya. Dalam pemprosesan pemisahan

komponen dasar dan komponen terdistorsi dilibatkan berbagai sistem digital seperti

1
filter, yang dikombinasikan dengan sistem digital lainnya. Jenis filter digital yang

digunakan pada metode ekstraksi tersebut adalah filter low pass Butterworh, yang mana

fungsi dari low passtersebut digunakan untuk mendeteksi nilai puncak dari komponen

arus aktif dan komponen arus reaktif dari keluaran arus photovoltaic. Sehingga

komponen-komponen yang terdapat dalam arus dapatdipisahkan secara fisik. Filter low

passmerupakan klasifikasi jenis filter digital berdasarkan respon frekuensi yang

berfungsi melewatkan frekuensi dibawah frekuensi cut-offdan menahan frekuensi

tinggi yang tidak diinginkannya. Selain respon frekuensi, jenis filter digital juga

memiliki beberapa klasifikasi lainnya. Salah satunya adalah berdasarkan impulse

response. Dimana menurut impulsenya filter digital dibagi menjadi 2 yaitu filter digital

FIR (Finite Impulse Response) dan filter digital IIR (Infinite Impulse Response). Filter

FIR adalah sistem yang murni umpan maju (feedforward), stabil, strukturnya sederhana

dan fasenya linier. Filter digital FIR didesain dengan teknik yang serupa dengan teknik

yang digunakan pada perancangan filter analog. Pada setiap metode perancangan teknik

digital FIR selalu diawali dengan perancangan filter analog terlebih dahulu dalam

kawasan frekwensi analog.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Apa itu filter digital FIR ?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari FIR ?

2
3. Bagaimana cara menghitung koefesien FIR (cara perancangan filter digital

FIR) ?

4. Apa saja contoh penerapan filter digital FIR ?

5. Apa yang di maksud dengan Sistem LTI ?

6. Apa saja sifat dari Sistem LTI ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian filter digital FIR

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari digital FIR

3. Mengetahui cara perancangan filter digital FIR

4. Mengetahui apa saja penerapan filter digital FIR

5. Mengetahui penegrtian Sistem LTI

6. Mengetahu sifat sifat Sistem LTI

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filter Digital FIR

Filter atau tapis adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyaring sinyal,

sebagian sinyal akan dibiarkan lewat, sebagian yang lain akan akan ditahan. Filter yang

sering digunakan adalah filter untuk menyaring sinyal berdasarkan frekuensi sinyal,

artinya sinyal dengan frekuensi tertentu akan dibiarkan lewat, sinyal frekuensi yang lain

akan ditahan. Berdasarkan sinyal yang diproses, filter dibagi menjadi dua, yaitu filter

analog dan filter digital. Secara umum, filter digital adalah sama dengan filter analog,

hanya saja sinyal input dan sinyal outputnya adalah sinyal digital. Oleh karena itu,

komponen-komponen filter digital tidak terdiri dari R, L, C atau gabungannya, tetapi

terdiri dari penjumlah (adder), pengali (multiplier), dan elemen tunda (delay element)

atau gabungannya. y(n) x(n) -1 z a b. Secara garis besar, ada dua macam filter digital,

yaitu filter IIR (Infinite Impulse Response) dan filter FIR (Finite Impulse Response).

Filter FIR adalah sistem yang murni umpan maju (feedforward), stabil, strukturnya

sederhana dan fasenya linier.

Filter digital funite impulse response (FIR) merupakan sistem open loop atau

dikenal juga dengan sistem non-recursive. Pada sistem yang bersipat open loop/tanpa

feedback, kesetabilan sistem tidak dapat di kendalikan, sehingga untuk memperoleh

hasil respons yang lebih baik/stabil daerah kerja dari filter FIR harus dibatasi. Beberapa

persyaratan yang harus diperhatikan antara lain :

4
• Panjang filter (N), pada filter digital FIR setara dengan orde.

• Daerah kerja redaman, pada daerah batas tertentu akan terjadi osilasi

• Dipilih daerah kerja yang mempunyai Phase delay linear

Gambar 2.1 Kurva magnitude response filter LPF FIR

Filter FIR adalah salah satu tipe dari filter digital yang dipakai pada aplikasi

Digital Signal Processing (DSP). FIR kepanjangan dari Finite Impulse Response.

Mengapa disebut respons impulsnya terbatas Karena tidak ada feedback didalam filter,

jika anda memasukkan sebuah impulse (yaitu sebuah sinyal ‘1’ diikuti dengan banyak

sinyal ‘0’), sinyal nol akan keluar setelah sinyal 1 melewati semua delay line dengan

koefisiennya. Keuntungan filter FIR antara lain adalah stabil dan memiliki phasa yang

linier. Sedangkan kerugiannya adalah filter FIR terkadang membutuhkan lebih banyak

memory dan perhitungan untuk mencapai karakteristik respon filter yang diberikan.

Dan juga, respon tertentu tidak mudah dilaksanakan untuk diimplementasikan dengan

filter FIR. Flow graph dari filter FIR ditunjukkan oleh Gambar 2.2

5
Gambar 2.2 Flow Graph Filter FIR

Dalam kasus umum, respon impuls terbatas karena tidak ada umpan balik dalam

FIR. Kurangnya jaminan umpan balik bahwa respon impuls akan terbatas. Oleh karena

itu, "respon impulse yang terbatas istilah" hampir identik dengan "tidak ada umpan

balik". Namun, jika umpan balik digunakan namun respon impuls terbatas, filter masih

merupakan FIR. Contoh adalah filter rata-rata bergerak, di mana sampel sebelum Nth

dikurangi makan kembalisetiap kali sampel baru yang masuk Filter ini memiliki respon

impulse yang terbatas h[n] 12 meskipun menggunakan umpan balik: setelah N sampel

dari impuls, output selalu akan menjadi nol.

2.2 Keuntungan dari Filter FIR

Dibandingkan dengan filter IIR, filter FIR menawarkan keuntungan sebagai

berikut :

• FIR dengan mudah dapat dirancang untuk menjadi "fase linier".

Sederhananya, linier-fase penundaan filter sinyal input, tetapi tidak

mengganggu fase.

6
• FIR sederhana untuk diimplementasikan. Pada kebanyakan mikroprosesor

DSP, perhitungan FIR dapat dilakukan dengan perulangan sebuah instruksi.

• FIR cocok untuk aplikasi multi-rate. Dengan multi-rate "penipisan"

(mengurangi laju sampling), "interpolasi" (meningkatkan tingkat sampling)

atau keduanya. Penggunaan filter FIR memungkinkan beberapa perhitungan

harus dihilangkan, sehingga memberikan efisiensi komputasi penting.

Sebaliknya, jika filter IIR yang digunakan, out-put masing-masing harus

dihitung secara individual, bahkan jika itu output yang akan dibuang

(sehingga umpan balik akan dimasukkan ke dalam filter).

• FIR memiliki sifat angka yang diinginkan. Dalam prakteknya, semua filter

DSP harus dilaksanakan dengan menggunakan aritmatika presisi berhingga

yaitu, sejumlah bit. Penggunaan aritmatika presisi berhingga dalam filter IIR

dapat menyebabkan masalah yang signifikan akibat penggunaan umpan balik.

• FIR tanpa umpan balik biasanya dapat diimplementasikan dengan

menggunakan bit yang lebih sedikit, dan desainer memiliki lebih sedikit

masalah praktis untuk memecahkan berhubungan dengan non-ideal

aritmatika. FIR dapat diimplementasikan menggunakan aritmatika. Tidak

seperti filter IIR, itu selalu mungkin untuk menerapkan sebuah filter FIR

menggunakan koefisien dengan besarnya kurang dari 1,0. (Keuntungan

keseluruhan dari filter FIR dapat disesuaikan pada output, jika diinginkan.) Ini

merupakan pertimbangan penting ketika menggunakan fixed-point DSP,

karena membuat implementasi lebih sederhana.

7
2.3 Kerugian dari Filter FIR

Dibandingkan dengan filter IIR, filter FIR terkadang memiliki kelemahan bahwa

mereka memerlukan lebih banyak memori dan perhitungan untuk mencapai

karakteristik respon filter yang diberikan.

2.4 Metode Perhitungan Koefesien FIR (cara perancangan filter digital FIR)

Perhitungan koefisien FIR memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai h(n)

sehingga filter yang dihasilkan memenuhi spesifikasi desain, respons frekuensi

amplitudo dan persyaratan throughput. Ada beberapa metode untuk menghitung

koefisien FIR (cara perancangan filter digital FIR) tetapi hanya 3 yang paling umum

digunakan.

1. Metode Window

Kunci utamanya adalah : respons frekuensi filter, HD (ω), dan respons impuls

terkait, hD (n), terkait dengan transformasi Fourier inverse.

• Subscript D digunakan untuk membedakan antara respon impuls ideal dan

praktis

• Pendekatan praktis adalah mengalikan respon impuls ideal, hD (n) dengan

fungsi jendela yang sesuai w(n), yang durasinya terbatas.

• Sehingga, respon impuls yang dihasilkan meluruh dengan lancar menuju

nol.

Berikut adalah 4 langkah untuk mendapatkan koefisien FIR oleh metode Window

LANGKAH 1 : Tentukan respons frekuensi ideal HD(ω)

8
LANGKAH 2 : Dapatkan respon impuls hD(n) dengan menggunakan Inverse

Fourier Transform

LANGKAH 3: Pilih fungsi jendela w(n)

LANGKAH 4: Dapatkan nilai koefisien FIR aktual h (n) dengan mengalikan hD(n)

dan w(n).

2. Metode Optimal

Metode Optimal ini sangat kuat, fleksibel dan sangat mudah diterapkan dan

didasarkan pada konsep equiripple passband dan stopband. Berikut Parameter yang

perlu di ingat :

• N: jumlah koefisien filter, yaitu panjang filter. Nilai N, dapat diperoleh

dengan beberapa pola, mis. lowpass, bandpass.

• Jtype: jenis filter, mis. beberapa filter passband atau stopband pada lowpass,

highpass.

• W (ω): fungsi pembobotan. Ini menentukan kepentingan relatif masing-

masing band.

• Ngrid: kepadatan jaringan. Ini adalah jumlah titik frekuensi di mana, selama

proses pencarian frekuensi eksternal. Nilai default untuk Ngrid adalah 16.

• Edge: frekuensi bandedge, frek tepi band bawah dan atas untuk filter. Semua

nilai harus dimasukkan dalam bentuk normal.

Berikut adalah 7 langkah untuk mendapatkan koefisien filter :

a. Tentukan frekuensi tepi band, ripple passband dan atenuasi stopband dan

frekuensi sampling.

9
b. Normalisasikan setiap pita frekuensi tepi dengan membaginya dengan

frekuensi sampling

c. Gunakan ripple passband dan atenuasi stopband yang dinyatakan dalam

satuan biasa, untuk memperkirakan N

d. Dapatkan bobot untuk setiap band dari rasio passband untuk ripple passband,

diekspresikan dalam satuan biasa

e. Masukkan parameter ke program desain yang optimal untuk mendapatkan

koefisien: frekuensi dan berat gelombang N band, kepadatan grid

f. Periksa ripple passband dan atenuasi stopband yang dihasilkan oleh program

g. Jika spesifikasi tidak memuaskan, tambahkan nilai N dan ulangi langkah 5

dan 6 sampai dapat; kemudian dapatkan dan periksa respons frekuensi untuk

memastikan bahwa memenuhi spesifikasi.

3. Metode Sampling Frekuensi

Metode sampling frekuensi memungkinkan kita untuk merancang nonrecursive

FIR filter untuk frekuensi standar selektif filter (lowpass, highpass, bandpass

filter) dan filter dengan respon frekuensi yang berubah-ubah. Daya tarik unik

metode sampling frekuensi adalah bahwa hal itu juga memungkinkan

pelaksanaan rekursif FIR filter, mengarah ke mesin efisien filter. Dengan

beberapa pembatasan, rekursif FIR filter koefisien yang adalah bilangan bulat

sederhana dapat dirancang, yang menarik ketika hanya operasi aritmetika

primitif yang memungkinkan, seperti dalam sistem yang dilaksanakan dengan

standar mikroprosesor.

10
3.5 Contoh Penerapan Filter digital FIR

a. Implementasi Filter Digital FIR (Finite Impulse Response) Pada Field

Programmable Gate Arrays (FPGA)

FPGA merupakan salah satu hardwareyang dapatmengaplikasikan Filter

FIR.Kelebihan memakai FPGA untuk pemrosesan sinyal digital antara lain

adalah mempunyai kemampuan untuk menangani beban komputasi yang berat

karena FPGA bekerja secara paralel. Hasil pengujianFilter FIRyang telah

diimplementasikan pada FPGA menunjukkan ketika filter digital FIR diberi

masukan sinyal sinusoida 20-22.000 Hz, maka sinyal dibawah 20.000 Hz tetap

diloloskan, sedangkan sinyal diatasnya akan teredam. Hal ini

menunjukkankinerja dari filter FIR, baik dengan metode Hamming window,

Blackman window maupun Hanning window, filter akan meloloskan sinyal

yang frekuensi nya lebih rendah dari frekuensi cut-off yaitu sebesar 20KHz, dan

akan meredam frekuensi diatasnya.

b. Aplikasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Untuk Menghilangkan Noise

Pada Suara Manusia Menggunakan Graphical User Interface (GUI)

Pemrograman Matlab.

Suara merupakan salah satu media komunikasi yang paling sering dan paling

umum digunakan oleh manusia. Suara yang dikeluarkan harus sampai ke tujuan

dengan jelas dan dapat dimengerti, hanya saja lingkungan suara tidak selalu

mendukung dalam penyampaian informasi suara, karena adanya noiseyang

mengganggu datangnya suara. Noisemengakibatkan suara yang diterima

11
mengalami kerusakan bahkan menghilangkan informasi suara yang dibawa. Hal

ini tentu saja mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi kurang

bagus, sehingga diperlukan pengolahan sinyal suara untuk menghilangkan

noisetersebut. Salah satu permasalahan pengenalan suara yang sangat rentan

dengan noiseadalah pengenalan suara rekaman kalimat pembicaraan seseorang,

karena noisedapat mengganggu dalam proses pengenalan suara yang keluarkan,

sehingga suara yang diterima menjadi kurang bagus. Salah satu alternatif

penyelesaian masalah sinyal suara yang terganggu oleh noisedapat diselesaikan

oleh sebuah filter digital, yaitu Finite Impulse Response(FIR).Metode penelitian

yang dilakukan adalah dengan melakukan simulasi perancangan dengan

menggunakan pemrograman Matlab (Matrix Laboratory). Hasil yang diinginkan

adalah keluaran sinyal suara yang bersih dari noise. Besarnya noiseyang telah

dihilangkan bisa dilihat melalui nilai Signal to Noise Ratio(SNR) dan

pendekatan visual berupa gambar keluaran sinyal suara.

3.6 Pengertian Sistem LTI

Dua sifat sistem yang sangat penting adalah sifat linearitas dan sifat waktu

invarian. Sistem yang mempunyai kedua sifat penting ini disebut dengan sistem

linear waktu invarian (Linear Time Invariance atau LTI). Berbagai pemrosesan

fisik dapat dinyatakan sebagai sistem LTI.

3.7 Sifat Sifat Sistem LTI

Berikut akan dipelajari beberapa sifat-sifat penting yang melekat pada sistem LTI,

baik sistem LTI waktu kontinyu maupun sistem LTI waktu diskrit.

12
a. Sifat komutatif

Sistem LTI mempunyai sifat komutatif, yaitu:

untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem waktu diskrit

berlaku :

b. Sifat distributive

Sistem LTI mempunyai sifat distributif, yaitu :

untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit

berlaku

Dan sebagai akibat sifat komutatif dan distributif sistem LTI, maka berlaku pula

untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit

berlaku

13
c. Invertibilitas sistem LTI

Sistem LTI disebut invertibel jika terdapat sistem inversinya. Ilustrasinya dapat

dilihat pada gambar berikut :

Jika suatu sistem dengan tanggapan impuls h(t) mempunyai sifat invertibel,

maka terdapat sistem inversinya (yaitu dengan tanggapan impuls h1(t)). Jika

kedua sistem disusun seperti pada gambar 3.3, maka akan diperoleh keluaran

akhir yang sama dengan masukannya, yaitu x(t). Hal yang sama juga berlaku

pada sistem LTI waktu diskrit.

d. Kausalitas untuk sistem LTI

Sistem kausal merupakan sebuah sistem yang keluarannya bergantung pada

masukan saat ini dan masukan yang telah lalu. Untuk sistem LTI, maka

kausalitas menghendaki y[n] yang tidak bergantung pada x[k] untuk k > n atau

dapat dinyatakan dengan

h[n−k] = 0 untuk k > n atau h[n] = 0 untuk n < 0

Sedangkan untuk sistem LTI waktu kontinyu harus dipenuhi:

h(t) = 0 untuk t < 0

e. Stabilitas sistem LTI

Sistem LTI stabil jika untuk setiap masukan terbatas maka akan dihasilkan

keluaran yang terbatas pula. Untuk sistem LTI waktu diskrit dengan masukan

x[n] terbatas sebagai berikut

14
⎢ x[n] ⎢ < B untuk semua n

harus menghasilkan keluaran yang terbatas. Keluaran sistem dengan masukan

yang terbatas tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dari persamaan di atas, supaya keluaran y[n] mempunyai nilai yang terbatas

maka

Dengan cara yang sama, maka untuk sistem LTI waktu kontinyu, stabilitas

mensyaratkan

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Filter FIR

adalah sistem yang murni umpan maju (feedforward), stabil, strukturnya sederhana

dan fasenya linier. Filter digital FIR didesain dengan teknik yang serupa dengan

teknik yang digunakan pada perancangan filter analog. Pada setiap metode

perancangan teknik digital FIR selalu diawali dengan perancangan filter analog

terlebih dahulu dalam kawasan frekwensi analog. Filter digital FIR terdiri dari 4

jenis, yaitu simetri positif, simetri negatif, h(n) = h(N-1-n), dan -h(n) = -h(N-1-n).

Peracangan filter digital FIR terdiri dari 3 metode yaitu metode window, metode

optimal, dan metodel sinyal sampling. Pada metode window terdiri dari dari 3

fungsi umum yaitu Rectangular, hamming, dan Balckman. Ada banayak sekali

contoh penerapan menggunakan filter digital FIR, seperti implementasi filter

digital FIR (Finite Impulse Response) pada Field Programmable Gate Arrays

(FPGA) dan aplikasi Filter Finite Impulse Response (FIR) untuk menghilangkan

noise pada suara manusia menggunakan Graphical User Interface (GUI)

pemrograman matlab.

16
DAFTAR PUSTAKA

Zakiyah, Miratus.2020., MAKALAH FILTER DIGITAL FIR (FINITE IMPULSE

RESPONSE). https://miratuszakiyah.blogspot.com/2020/06/makalahfilterdi.html.

Diakses pada tanggal 21 Desember 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai