Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN METODE FUNGSIONAL, KASUS

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

1. Ryza Tiara 160204006

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Manajemen Keperawatan dan
Kepemimpinan: Asuhan Keperawatan Metode Fungsional dapat selesai.Makalah
ini disusun agar mampu memahami asuhan keperawatan metode fungsional dan
pelaksanaan dari asuhan keperawatan metode fungsional.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan modul ini.

Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan, semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 02 April 2020

Penyusun

ii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN METODE KASUS


Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada
saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang.
Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk
memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di
ruang isolasi dan ICU.

B. KELEBIHAN METODE KASUS


a)    Bersifat kontinue dan konfrehensif
b)    Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang tinggi
terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit ( Gillies,1998).
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan
diberiakan bermutut tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi
sehingga pasien merasa puas.
c)    Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang
selalu diperbaharui dan komprehensif.
d)   Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
e)   Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

C. KEKURANGAN METODE KASUS


a)   Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh.

iii
b)   Membutuhkan banyak tenaga.
c)   Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
d)  Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas.

D. KONSEP DASAR METODE KASUS


1)    Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2)    Ada otonomi
3)    Ketertiban pasien dan keluarga

E. TUGAS PERAWAT DALAM METODE KASUS


1)   Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2)   Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3    Melaksanakan semua rencana yang telah dibuat selama ini
4)   Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5)   Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
6)    Menerima dan menyesuaikan rencana.
7)    Menyiapkan penyuluhan pulang.
8)    Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial masyarakat.
9)    Membuat jadwal perjanjian klinik.
10)   Mengadakan kunjungan rumah.

F. KETENAGAAN METODE KASUS


1)   Setiap perawat primer adalah perawat “ bed side”
2)   Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
3)   Penugasan ditentukan oleh kepala jaga.

iv
G. PERAN DARI PEMBAGIAN TUGAS MODIFIKASI TIM METODE
KASUS

 Kepala Perawat
1.  Memimpin rapat
2.  Evaluasi kinerja  perawat
3.  Membuat daftar dinas
4.   Menyediakan material
5.   Perencanaan, pengawasan, pengarahan

 Perawat primer
1.   Membuat perencanaan asuhan keperawatan
2.   Mengadakan tindakan kolaborasi
3.   Memimpin timbang terima
4.   Mendelegasikan tugas
5.   Memimpin ronde keperawatan
6.   Evaluasi pemberian asuhan keperawatan
7.   Bertanggung jawab terhadap klien
8.   Memberi petunjuk jika klien akan pulang
9.  Mengisi resume keperawatan

 Perawat Associate
1.  Memberikan asuhan keperawatan
2.  Mengikuti timbang terima
3.  Melaksanakan tugas yang didelegasikan
·    Mendokumentasikan tindakan
·    Melaporkan asuhan keperawatan yang dilaksanakan

v
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan


keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada
saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang.
Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk
memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di
ruang isolasi dan ICU.

TUGAS PERAWAT DALAM METODE KASUS

1)   Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif


2)   Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3    Melaksanakan semua rencana yang telah dibuat selama ini
4)   Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5)   Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
6)    Menerima dan menyesuaikan rencana.
7)    Menyiapkan penyuluhan pulang.
8)    Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial masyarakat.
9)    Membuat jadwal perjanjian klinik.
10)   Mengadakan kunjungan rumah.

B. SARAN

vi
Sebaiknya dalam melaksanakan Metode Kasus adalah Ahli Profesional
yaitu perawat Spesialist yang khusus di bidangnya sehingga pelayananan
dapat berjalan secara komprehensif dan optimal.

vii
ASUHAN KEPERAWATAN METODE FUNGSIONAL

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, diharapkan mahasiswa
mampu mengetahui, memahami, menguasai dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip kepimimpinan dan
manajemen keperawatan dan mampu menerapkan prinsip dan ketrampilan
kepemimpinan dan menejemen dalam memberikan asuhan pelayanan
keperawatan kepada klien.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, mahasiswa mampu
mendemonstrasikan asuhan keperawatan metode fungsional.

3. Pokok Materi Pembelajaran


1) Asuhan Keperawatan Metode Fungsional
2) Kelebihan Askep Metode Fungsional
3) Kelemahan Askep Metode Fungsional
4) Prosedur Pelaksanaan Askep Metode Fungsional

4. Uraian Materi
A. Asuhan Keperawatan Metode Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk
melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang
dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan
yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu
ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian
obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang
lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada

1
penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak
ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang
pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat.
Perawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan
pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan
berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih
perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu
mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan
perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang
dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktek keperawatan
yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat
perang dunia kedua. 
Metode fungsional adalah pengorganisasian tugas pelayanan
keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan
tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan
pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi
dokter.
b. Perawat staf, tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang,
pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit
kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat, tugasnya :

2
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk
mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Administrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi,
mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk
dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan
lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala
ruangan.

B. Kelebihan Metode Fungsional


1) Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu
singkat dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik
yang melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

C. Kelemahan Askep Metode Fungsional


1) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga
kesulitan dalam penerapan proses keperawatan.
2) Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas
pekerjaan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
4) Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
5) Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
6) Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

D. Prosedur Pelaksanaan Askep Metode Fungsional

3
Sistem pemberian asuhan keperawatan fungsional

Misalnya seorang perawat khusus menangani vita pasien, perawat


yang lain khusus memandikan pasien, perawat lain mengurus obat-
obatannya, sehingga tidak ada perawat yang han menangani kebutuhan
total pasien, setelah selesai melaksankaan tugasnya perawat banyak yang
melakukan tugas yang non keperawatan.
a) Kepala Ruangan
Merencanakan pekerjaan, menentukan kebutuhan perawatan
pasien, membuat penugasan, melakukan supervise, menerima
instruksi dokter.
b) Perawat Staf
 Melakukan askep langsung pada klien
 Membatu supervise askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
c) Perawat Pelaksana
Melaksanakan askep langsung pada klien dengan askep sedang,
klien dalam masa pemulihan kesehatan dan klien dengan penyakit
kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d) Pembantu Perawat
Membantu klien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk
mandi, membenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.

4
e) Tenaga Adminstrasi Ruangan
Menjawab telepon, menyampaikan pesan, memberi informasi,
mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat klien masuk
dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat
permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan.

5. Referensi
Gillies. 1998. Nursing Management: A System Approach. 3th Edition.
Philadelphia: WB. Saunders.
Marquis, B.L., & Huston, C. L. 2012. Leadership Role & Management
Functions in Nursing: Theory & Application. 7th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Robbins, S., & Timothy, J. 2013. Organizational Behavior. 15th Edition.
Boston: Pearson.
Swansburg, R. C., & Swansburg, J. R. 2006. Introductory Management &
Leadership for Nurses. Toronto: Jones and Bartlert Pub. Ca.
Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. 2014. Modul Kolaborasi
Kesehatan. Pedoman tidak dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai