Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM II

ANATOMI JARINGAN TUMBUHAN

OLEH :

Nama :Asa Bijak Iswara

NIM : 20312241042

Kelas : Pendidikan IPA C

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
A. Judul
Anatomi Jaringan Tumbuhan

B. Tujuan
1. Mengeidentifikasi ciri-ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun tiap jaringan pada
tumbuhan.
2. Membedakan struktur sel penyusun jaringan antara tumbuhan dikotil dan monokotil
beserta konsekuensinya.
3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

C. Dasar Teori
Sel adalah unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme. Dalam jenjang struktural
kehidupan, sel memiliki tempat istimewa sebagai tingkat organisasi terendah yang dapat
melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan agar tetap hidup. Terlebih lagi, semua aktivitas
organisme didasarkan pada aktivitas sel. Misalnya, pembelahan sel untuk membentuk sel-
sel baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan serta perbaikan
organisme multiseluler (Campbell, dkk, 2008:8).
Setiap organ tumbuhan, akar, batang, daun, memiliki jaringan dermis, vaskular dan
dasar. Masing-masing dari ketiga kategori ini membentuk sistem jaringan (tisue system),
sebuah unit fungsional yang menghubungkan semua organ tumbuhan tumbuhan. Walaupun
setiap sistem jaringan sambung-menyambung ke seluruh bagian tumbuhan, karakteristik-
karakteristik spesifik jaringan dan hubungan spasialnya satu sama lain bervariasi pada
organ-organ yang berbeda (Campbell, dkk, 2008:319).
Jaringan tumbuhan merupakan hasil dari deferensiasi dari sel-sel tumbuhan yang
membelah dari pembelahan embrional. Istilah jaringan digunakan untuk menyebutkan
kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan juga ada yang tersusun
atas sel-sel yang memiliki bentuk berbeda, namun susunan sel-sel tersebut selalu tetap,
sehingga bisa disebut sebagai jaringan. Jaringan tersebut disebut juga sebagai jaringan
kompleks, dan sebagai pembeda dari jaringan yang hanya tersusun dari satu macam sel saja.
Adapun pembagian dari jaringan tumbuhan didasarkan pada letaknya, tipe selnya,
fungsinya, asalnya dan juga tingkat perkembangannya (Sri Wahyuni, dkk, 2019:42).
Jaringan meristem adalah jaringan yang bersifat embrionik, yaitu sel-selnya
mempunyai kemampuan membelah diri secara terus menerus. Jaringan meristem terdapat
diujung dan interkalar. Meristem ujung terletak diujung akar atau batang. Meristem
interkalar terletak diantara jaringan yang terdiferensiasi. Meristem yang di bagian ujung
menghasilkan sel-sel baru di ujung talus rumput laut sehingga talus bertambah panjang.
Meristem interkalar memberi pemanjangan sel-sel di ruas-ruas cabang (Wilis, dkk, 2020:
355).
Tumbuhan memiliki berbagai macam jaringan, termasuk jaringan yang menyusun
lapisan terluar tumbuhan, yaitu jaringan dermal. Penyusun utama jaringan dermal pada
tumbuhan merupakan epidermis. Epidermis dapat ditemukan pada bagian terluar organ
daun, daun bunga, buah dan biji, serta pada batang dan akar yang masih muda (Hidayat,
1995). Selain fungsi umumnya untuk perlindungan, epidermis memiliki karakteristik tetap
yang lebih terspesialisasi dengan fungsi organ tertentu yang di tutupi. Sebagai contoh,
rambut akar yang berperan sangat penting dalam penyerapan air dan mineral merupakan
perluasan sel-sel epidermis yang dekat dengan ujung akar (Campbell, dkk, 2000:303).

Epidermis memiliki beberapa derivat, diantaranya:

1. Stoma
Merupakan celah pada lapisan epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuk –
keluarnya udara dan mengatur transpirasi. Stoma terdiri atas sepasang sel penutup yang
dapat melebarkan dan menyempitkan celah, juga sel – sel di sekitar sel penutup yang
disebut sel tetangga. Berdasarkan susunan sel epidermis pada samping sel penutup (pada
tumbuhan dikotil), terdapat 4 jenis stomata (jamak dari stoma), yaitu:
a. Anomositik, ditandai dengan sel penutup yang dikelilingi oleh sel – sel yang tidak
berbeda ukurannya dengan sel epidermis.
b. Anisositik, sel penutup dikelilingi tiga sel yang tidak sama besar.
c. Parasitik, sel penutup diiringi satu atau lebih sel tetangga yang sejajar dengan
sumbu sel penutup dan celah.
d. Diasitik, ditandai dengan sel penutup yang diapit dua sel tetangga (Hidayat, 1998).
2. Trikoma
Trikoma merupakan tonjolan epidermis ke arah luar (berbentuk seperti rambut),
dapat berupa sel tunggal ataupun bersel banyak. Trikoma terbagi menjadi trikoma yang
tidak menghasilkan sekret dan trikoma yang menghasilkan sekret. Trikoma yang tidak
menghasilkan sekret terdiri atas:
a. Rambut bersel tunggal atau banyak serta tidak pipih.
b. Rambut sisik yang memipih, bersel banyak.
c. Rambut bercabang, bersel banyak.
d. Rambut akar yang berfungsi memperluas area penyerapan.

Sementara itu, trikoma yang menghasilkan sekret terdiri atas trikoma yang
menghasilkan sekret yang kental dan lengket (yaitu koleter), trikoma yang menghasilkan
kelenjar cerna pada Nepenthes, trikoma yang mengeluarkan histamin dan asetilkolin
penyebab gatal, serta trikoma yang menghasilkan nektar pada bunga (Hidayat, 1998).

Sistem jaringan dasar adalah bagian terbesar dari semua tumbuhan muda, yang
menempati ruangan antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan pembuluh. Jaringan
dasar kebanyakan adalah parenkima, akan tetapi kolenkima dan sklerenkima juga umum
ditemukan. Diantara fungsi jaringan dasar yang beraneka ragam itu adalah fotosintesis,
penyimpanan, dan penyokongan. Menjelaskan jaringan dasar sebagai jaringan yang mengisi
ruangan di antara jaringan epidermis dan jaringan pembuluh analog dengan menjelaskan
tubuh manusia yang terdiri atas kulit dan suatu sistem sirkulasi dan “lain sebagainya”.
Intinya adalah bahwa jaringan dasar tumbuhan bukan sekedar “pengisi”, akan tetapi
bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagian besar metabolisme tumbuhan (Campbell,
dkk. 2000:303) Jaringan parekim memiliki fungsi yang beragam antara lain sebagai tempat
fotosintesis, tempat penyimpanan cadangan makanan, tempat penyimpanan air. Di bagian
daun jaringan dasar dibedakan menjadi jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons
(jaringan bunga karang). Jaringan parenkim yang terdapat di daun berfungsi untuk
fotosintesis. Jaringan parenkim yang berfungsi untuk penyimpanan udara sering juga
disebut dengan aerenkim. Hal tersebut mengakibatkan jaringan parenkim pada tumbuhan
air memiliki banyak rongga (Marina dan Fajar, 2019:30)

Pada tumbuhan tingkat tinggi (misalnya spermatophyta) proses pengangkutan


dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri dari xilem dan floem. Proses pengangkutan
serta transportasi air dan zat hara pada tumbuhan dibedakan menjadi dua bagian yaitu
pengangkutan ektravaskuler dan pengangkutan intravaskuler. Pengangkutan ektravaskuler
adalah pengangkutan air dan zat hara di luar berkas vaskuler, sedangkan intravaskuler
adalah pengangkutan melalui jalur horizontal yang melibatkan xylem. Proses pengangkutan
air dan mineral berawal dari air yang diserap oleh rambut akar. Air dan garam mineral dari
tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
dalam stele, dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai ke sistem tunas.
Rambut akar, mikoriza, dan luas permukaan sel-sel kortikal yang sangat besar
meningkatkan penyerapan air dan mineral. (Campbell,dkk, 2008). Pemasukan air ke dalam
akar sebagai gerakan horisontal, mulai dari bulu akar, sel – sel korteks, sel – sel endodermis,
sel – sel perisikel, dan akhirnya terjadi gerakan secara vertical, dimana air akan diangkut
melalui xylem dan floem. Unsur utama adalah pembuluh tapis dan parenkima floem.
Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem
seringkali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan
(Solomon, 2008: 706).

Tipe berkas pengangkut kolekteral yaitu tipe berkas pengangkut dimana xilem dan
floem terletak berdampingan. Pada batang herba dikotil ditemukan berkas vaskular yang
berbentuk cincin dengan masing-masing berkas mengandung massa floem di bagian luar
dan massa xilem yang lebih besar di bagian tengah. Tipe berkas pengangkut radial yaitu
tipe berkas pengangkut diman xilem dan floem tersusun berselang-seling bergantian
menurut arah jari-jari lingkaran. Pada irisan melintang akar herba dikotil umumnya xilem
berdinding tebal tersusun dalam bentuk melintang seperti palang dibagian tengah silinder
ficrovaskular, sedangkan sel-sel floem terletak di sudut-sudut bagian yang melintang
tersebut (Agustina, dkk, 2018:81-82).

Penyusun xilem yang utama adalah trakeid dan trakea, serta serabut xilem sebagai
penguat dan sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan
metabolisme. Unsur pokok xilem adalah trakeid yang terdapat pada semua tumbuhan
vaskular. Trakea dianggap berasal dari trakeid, terdapat pada tumbuhan Angiospermae
(berbiji tertutup). Baik trakeid maupun trakea itu dalam keadaan dewasa bentuknya bulat
panjang berdinding tebal, terdiri dari lignin, tidak mengandung protoplas. Bedanya ialah
pada trakeid tidak terdapat perforasi seperti pada trakea. Bentuk penebalan trakea
bermacam-macam seperti cincin, pita, spiral atau jala. Di antara trakeid dan trakea terdapat
jaringan penguat yaitu serabut xilem yang berasal dari trakeid (Wahyuni, dkk, 2019: 64).

Menurut (Sri Mulyani, 2019:4) sel trakeida dewasa merupakan sel memanjang
dengan dinding tebal, dan pada dinding tersebut terdapat bagian tempat yang tipis yang
dapat dilewati air dengan mudah. Elemen pembuluh juga seperti sel trakeida, tetapi pada
bagian ujungnya terdapat lubang ke arah vertikal. Susunan elemen pembuluh ini disebut
trakea. Serabut merupakan sel yang memanjang dengan dinding sel tebal dan berfungsu
sebagai penguat jaringan. Sementara, sel parenkim merupkan jaringan pengisi yang
berfungsi sebagai penyimpan makanan.
Floem terdiri atas sel tapisan, sel pengiring, serabut dan parenkim. Sel tapisan terdiri
atas sel hidup yang tersusu vertikal yang berfungsi untuk mengangkut bahan organik. Sel
pengiring dan sel tapisan berkembang dari sel meristem yang sama. Sel meristem ini
membelah secara longitudinal dan menghasilkan sel-sel dengan ukuran yang berbeda. Sel
yang besar akan berkembang menjadi sel tapisan, sedangkan sel yang kecil nebjadi sel
pengiring. Ukuran panjang sel pengiring bervariasi, ada yang sepanjang sel tapisan di
sampingnya, adapula yang lebih pendek sehingga terbentuk deretan sek pengiring yang
menempel pada sel tapisan (Sri Mulyani, 2019:4-5).

Gambar1. Tipe sel pada xilem

Menurut L. Hartanto (2017:24), gambar diatas merupakan tipe sel pada xilem
sekunder. A – C. Trakea besar, D – F. Trakea sempit, G. Trakeida, H. Serabut trakeida,
I. Serabut libirofm, J. Parenkim, K. Untaian parenkim.
Gambar 2. Diferensiasi buluh tapis pada Cucurbiteae

Diferensiasi buluh tapis pada Cucurbitaeae. A. Buluh tapis, b. Pasangan buluh


tapis dan sel pengiring, sitoplasma buluh tapis, c. Dinding buluh tapis, d. P-protein, e.
fusi p-protein. A. Penampang melintang floem primer, B. Meristem floem, C. Pembuluh
tapis muda dengan sel pengiring, D. Buluh tapis dengan P-protein, E. Buluh tapis dengan
banyak P-protein, F.Fusi P-protein dan nukleus hilang, G. Buluh tapis dewasa (L.
Hartanto, 2017:27).

Para ahli taksonomi membagi angiosperma menjadi dua kelas: monokotil, dinamai
demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu, dan dikotil, yang
memiliki dua kotiledon. Monokotil dan dikotil diketahui juga memiliki beberapa perbedaan
struktural yang lain (Campbell, dkk, 2000:293). Tumbuhan monokotil umumnya memiliki
susunan tulang daun paralel/sejajar, berkas vaskuler umumnya tersusun secara kompleks,
sistem akarnya serabut dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan tiga. Sedangkan
tumbuhan dikotil umumnya memiliki susunan tulang daun seperti jari, berkas vaskuler pada
umumnya tersusun dalam bentuk lingkaran, pada umumnya berakar tunggang dan bagian-
bagian bunga umumnya dalam kelipatan empat atau lima. Monokotil meliputi anggrek,
bambu, palem, bunga bakung dan yucca juga rumpput-rumputan, seperti gandum, jagung
dan padi. Beberapa contoh dikotil adalah mawar, kacang, bunga matahari, pohon maple,
dan pohon jati (Campbell, dkk, 2000:294). Menurut Campbell et al. (2000) perbedaan
monokotil dan dikotil dapat terlihat dari susunan anatomi jaringan pada penampang akar
dan batang.
Menurut Mashudi (2007:47) jagung yang mempunyai nama Zea mays L termasuk
dalam famili graminae. Bentuknya menyerupai rumput dan tubuhnya lebih kuat. Jagung
termasuk tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal. Jagung tumbuh dinegara tropis.
Menurut Ranu Anggara (2009) taksonomi tanaman kangkung yaitu:
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsdia (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir.
Ipomea aquatiqa Poir.

Struktur anatomi akar adalah struktur/bagian dari dalam akar yang tidak dapat dilihat
dengan kasat mata tetapi dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop. Secara
anatomis, akar tersusun oleh tiga lapisan jaringan pokok atau tiga sistem jaringan, yaitu
sistem jaringan dermal (epidermis), sistem jaringan dasar (korteks), dan silinder pusat
(stele).
a) Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan pada tumbuhan yang terletak paling luar,
yang berfungsi untuk melindungi lapisan dibawahnya. Pada akar jaringan epidermis
berbentuk pipih dan berdinding tipis dan terletak pada ujung akar dan termodifikasi
menjadi rambut akar. Lapisan kutikula pada rambut akar sangatlah tipis karena
berfungsi sebagai penyerap air.
b) Korteks
Korteks akar terdiri dari beberapa lapis sel yang berdinding tipis. Di dalam
korteks akar terdapat ruang-ruang antarsel. Ruang antarsel berperan dalam pertukaran
gas. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Korteks terbagi
menjadi dua bagian, yakni:
1) Eksodermis
Eksodermis adalah bagian luar korteks yang letaknya berdekatan dengan jaringan
epidermis yang tersusun atas sel sel panjang dan pendek yang berselang seling.
2) Endodermis Endodermis adalah selapis sel yang tebal dan merupakan jaringan
korteks paling dalam dekat silinder pusat. Bentuk dan sususan sel-sel endodermis
berbeda dengan bentuk dan susunan sel-sel di sekitarnya. Endodermis berperan
sebagai pengatur jalannya larutan/zat yang diserap dari tanah masuk ke silinder
pusat.
c) Silinder pusat (stele)
Stele pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xilem (pembuluh kayu),
dan floem (pembuluh tapis). Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder pusat yang
terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Sedangkan xilem dan floem yang
merupakan berkas pembuluh angkat terletak di sebelah dalam perisikel. Pada akar
tumbuhan monokotil terdapat empulur, sedangkan pada akar tumbuhan dikotil tidak
terdapat empulur.

Gambar 3. Struktur anatomi akar

Struktur primer batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian luar, dan pada
bagian dalam terdiri atas sklerenkim, parenkim korteks, ikatan pembuluh, dan parenkim
empulur. Ikatan pembuluh pada struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke
empulur, sehingga batas korteks dan empulur tidak tampak. Parenkim (bagian yang
berwarna hijau) berfungsi sebagai tempat pertukaran zat dan penyimpanan makanan
cadangan. Jaringan pembuluh memanjang di sepanjang sebuah batang dalam beberapa
untaian disebut berkas pembuluh. Masing-masing berkas pembuluh batang dikelilingi oleh
jaringan dasar. Pada sebagian besar dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu
lingkaran dengan empulur disebelah dalam lingkaran dan korteks yang terletak di sebelah
luar lingkaran. (Campbell, 2003)

Struktur primer batang dikotil dibangun oleh sistem jaringan primer sebagai berikut.

a) Epidermis, jaringan ini terbentuk dari sel-sel pipih yang berfungsi melindungi jaringan
didalamnya; umumnya terdiri dari satu lapis. Dinding sel epidermis tebal dan dilapisi
oleh kitin atau kitula
b) Korteks, jaringan ini ada dibawah epidermis yang tersusun dari sel-sel parenkim,
fungsinya menyimpan cadangan makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan, dinding sel-
sel parenkimnya menebal membentuk kolenkim dan sklerenkim, yang berfungsi
memperkuat batang.
c) Stele atau silinder pusat, daerah ini merupakan bagian terdalam batang. Stele tersusun
oleh xilem, floem, kambium vaskuler dan empelur

Monokotil Dikotil
Batang umumnya tidak bercabang- Batang umumnya bercabang-cabang
cabang
Hipodermis berupa sklerenkim Hipodermis berupa kolenkim
Pembuluh angkut tersebar Pembuluh angkut teratur dalam susunan
lingkatan atau berseling radial
Tidak mempunyai jari-jari empelur Jari-jari empulur berupa deretan
parenkim di antara berkas pengangkut
Tidak mempunyai kambium vaskular, Mempunyai kambium vaskuler, sehingga
sehingga tidak dapat tumbuh membesar dapat tumbuh membesar
Empulur tidak dapat dibedakan dengan Dapat di bedakan antara daerah korteks
daerah korteks dan empulur
Tidak ada kambium di antara xilem dan Ada kambium di antara xilem dan floem
floem
Tabel 1. Perbandingan stuktrur batang monokotil dan dikotil
(Ayu Shinka, 2014)

D. Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Kamis, 25 Februari 2021
2. Alat dan Bahan
a) Silet
b) Mika
c) Air
d) Daun, akar, batang tanaman dikotil dan monokotil
3. Langkah kerja

Mencermati langkah pembuatan preparat melintang atau membujur di petunjuk


praktikum biologi umum 2.

Mengamati dan menyimak baik-naik video proses pembuatn preparat di besmart.

Melakukan praktikum membuat sayatan melintang dan membujur pada daun, batang dan
akar dengan silet, mika dan air.

Menyayat daun dengan teknik melintang dan membujur, meletakkan sayatan pada mika
bening dan melihat apakah cukup tipis atau tidak. Kemudian mengamati hasil sayatan
dalam video yang sudah disediakan.

Mengamati video pengamatan preparat di mikroskop pada besmart

Menggambarkan dan menulis hasil kegiatan berupa proses praktik menyayat mandiri
dan hasil pengamatan preparat pada video

Menemukan perbedaan jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil dari anatomi
akar, batang dan daun.
E. Data Hasil
No Foto Preparat Hasil Gambar Preparat
.
1

A. Klorofil
Nama Preparat: Penampang membujur
B. Stomata
daun jagung
C. Sel Penutup
Perbesaran: 10x10
D. Celah stomata
E. Sel tetangga
F. Epidermis
2

A. Epidermis
Nama Preparat: Penampang melintang B. Vaskuler
daun jagung C. Xilem
Perbesaran: 40x D. Mesofil
E. Sel penjaga
F. Stomata
G. Floem
H. Parenkim
3

A. Epidermis
Nama Preparat: Penampang melintang B. Kolenkim
batang jagung C. Sklerenkim
Perbesaran: 40x D. Parenkim
4

Nama Preparat: Penampang melintang


A. Epidermis
akar jagung
B. Korteks
Perbesaran: 4x
C. Stele
D. Endodermis
E. Floem
F. Xilem
G. Perisikel
5

A. Sitoplasma
B. Stomata
Nama Preparat: Penampang membujur C. Sel tetangga
daun kangkung D. Kloroplas
Perbesaran: 400x
6

Nama Preparat: Penampang melintang


daun kangkung A. Epidermis atas

Perbesaran: 100x B. Palisade


C. Bunga karang
D. Epidermis bawah
7

A. Epidermis
B. Sklerenkim
Nama preparat: Penampang melintang
C. Parenkim
batang kangkung
Perbesaran: 40x
8

K. Korteks

Nama Preparat: Penampang melintang


akar kangkung
Perbesaran: 100x
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dengan judul Anatomi Jaringan Tumbuhan bertujuan untuk
mengidentifikasi ciri-ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun tiap jaringan pada
tumbuhan. Selain itu untuk membedakan struktur sel penyusun jaringan antara tumbuhan
dikotil dan monokotil beserta konsekuensinya. Dan juga untuk menjelaskan ketertarikan
antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.
Menurut Sri Wahyuni, dkk (2019:42) jaringan tumbuhan merupakan hasil dari
deferensiasi dari sel-sel tumbuhan yang membelah dari pembelahan embrional. Istilah
jaringan digunakan untuk menyebutkan kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi
yang sama. Jaringan juga ada yang tersusun atas sel-sel yang memiliki bentuk berbeda,
namun susunan sel-sel tersebut selalu tetap, sehingga bisa disebut sebagai jaringan. Jaringan
tersebut disebut juga sebagai jaringan kompleks, dan sebagai pembeda dari jaringan yang
hanya tersusun dari satu macam sel saja. Adapun pembagian dari jaringan tumbuhan
didasarkan pada letaknya, tipe selnya, fungsinya, asalnya dan juga tingkat
perkembangannya.
Langkah kerja yang dilakukan yaitu, mencermati langkah pembuatan preparat
melintang atau membujur di petunjuk praktikum biologi umum 2. Setelah itu mengamati
dan menyimak baik-baik video proses pembuatan preparat di besmart. Melakukan
praktikum membuat sayatan melintang dan membujur pada daun, batang dan akar dengan
silet, mika dan air. Menyayat daun dengan teknik melintang dan membujur, meletakkan
sayatan pada mika bening dan melihat apakah cukup tipis atau tidak. Kemudian mengamati
hasil sayatan dalam video yang sudah disediakan. Selanjutnya mengamati video
pengamatan preparat di mikroskop pada besmart. Menggambarkan dan menulis hasil
kegiatan berupa proses praktik menyayat mandiri dan hasil pengamatan preparat pada
video. Dan menemukan perbedaan jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil dari
anatomi akar, batang dan daun.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada tumbuhan monokotil dan dikotil.
Tumbuhan monokotil yang diamati yaitu jagung, sedangkan untuk tumbuhan dikotil yang
diamati adalah tanaman kangkung. Sesuai dengan teori yang ada menurut Mashudi
(2007:47) jagung termasuk tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal. Jagung tumbuh
dinegara tropis. Menurut Ranu Anggara (2009) tanaman kangkung termasuk kedalam kelas
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil).
Para ahli taksonomi membagi angiosperma menjadi dua kelas: monokotil, dinamai
demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu, dan dikotil, yang
memiliki dua kotiledon. Monokotil dan dikotil diketahui juga memiliki beberapa perbedaan
struktural yang lain (Campbell, dkk, 2000:293). Menurut Campbell et al. (2000) perbedaan
monokotil dan dikotil dapat terlihat dari susunan anatomi jaringan pada penampang akar
dan batang. Tumbuhan monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun paralel/sejajar,
berkas vaskuler umumnya tersusun secara kompleks, sistem akarnya serabut dan bagian-
bagian bunga umumnya dalam kelipatan tiga. Sedangkan tumbuhan dikotil umumnya
memiliki susunan tulang daun seperti jari, berkas vaskuler pada umumnya tersusun dalam
bentuk lingkaran, pada umumnya berakar tunggang dan bagian-bagian bunga umumnya
dalam kelipatan empat atau lima (Campbell, dkk, 2000:294).
Pada kegiatan kali ini, bagaian tumbuhan yang diamati adalah daun, akar dan batang.
Campbell, dkk (2008:319) menyatakan bahwa setiap organ tumbuhan, akar, batang, daun,
memiliki jaringan dermis, vaskular dan dasar. Masing-masing dari ketiga kategori ini
membentuk sistem jaringan (tisue system), sebuah unit fungsional yang menghubungkan
semua organ tumbuhan tumbuhan. Walaupun setiap sistem jaringan sambung-menyambung
ke seluruh bagian tumbuhan, karakteristik-karakteristik spesifik jaringan dan hubungan
spasialnya satu sama lain bervariasi pada organ-organ yang berbeda.
Dilakukan pemotongan preparat pertama pada tanaman jagung bagian daun, dengan
potongan penampang membujur. Dengan perbesaran lensa 10x10 ditemukan adanya
klorofil, stomata, sel penutup, celah stomata, sel tetangga dan epidermis. Dapat diketahui
berdasarkan teori yang ada bahwa stomata merupakan celah pada epidermis yang berfungsi
sebagai jalan masuk-keluarnya udara dan mengatur transpirasi (Hidayat, 1998). Sel penutup
merupakan penyusun stomata, sedangkan sel tetangga terletak disekitar sel penutup. Sesuai
dengan teori menurut Hidayat (1998) stoma terdiri atas sepasang sel penutup yang dapat
melebarkan dan menyempitkan celah, juga sel – sel di sekitar sel penutup yang disebut sel
tetangga.Pada pemotongan preparat kedua pada tanaman jagung bagian daun, dengan
potongan penampang melintang. Dengan perbesaran lensa 40x ditemukan adanya
epidermis, vaskuler, xilem, mesofil, sel penjaga, stomata, floem dan parenkim. Bebebrapa
komponen yang ditemukan sama dengan preparat membujur daun.
Selanjutnya pada batang jagung dengan potongan melintang, dengan perbesaran 40x
ditemukan epidermis, kolenkim, sklerenkim dan parenkim. Pada data tersebut masih kurang
penyebutan bagian-bagian lain. Menurut Campbell (2003) struktur primer batang monokotil
terdiri dari epidermis pada bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri atas sklerenkim,
parenkim korteks, ikatan pembuluh, dan parenkim empulur. Ikatan pembuluh pada struktur
primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga batas korteks dan
empulur tidak tampak. Parenkim (bagian yang berwarna hijau) berfungsi sebagai tempat
pertukaran zat dan penyimpanan makanan cadangan. Jaringan pembuluh memanjang di
sepanjang sebuah batang dalam beberapa untaian disebut berkas pembuluh. Masing-masing
berkas pembuluh batang dikelilingi oleh jaringan dasar. Pada sebagian besar dikotil, berkas
pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran dengan empulur disebelah dalam lingkaran dan
korteks yang terletak di sebelah luar lingkaran.
Kemudian pada pengamatan penampang melintang akar jagung dengan perbesaran
4x didapatkan epidermis, korteks, stele, endodermis, floem, xilem dan perisikel. Hasil
tersebut sesuai dengan gambar yang dikutip dari Ayu Shinka (2014) dibawah ini.

Setelah itu dilakukan pengamatan pada tanaman dikotil yaitu kangkung pada
bagian daun. Dengan perpotongan membujur dan perbesaran 400x. Ditemukan
sitoplasma, stomata, sel tetangga dan kloroplas. Menurut Hidayat (1998) stomata
merupakan celah pada lapisan epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuk –
keluarnya udara dan mengatur transpirasi. Stoma terdiri atas sepasang sel penutup yang
dapat melebarkan dan menyempitkan celah, juga sel – sel di sekitar sel penutup yang
disebut sel tetangga. Berdasarkan susunan sel epidermis pada samping sel penutup (pada
tumbuhan dikotil), terdapat 4 jenis stomata (jamak dari stoma), yaitu:
a. Anomositik, ditandai dengan sel penutup yang dikelilingi oleh sel – sel yang tidak
berbeda ukurannya dengan sel epidermis.
b. Anisositik, sel penutup dikelilingi tiga sel yang tidak sama besar.
c. Parasitik, sel penutup diiringi satu atau lebih sel tetangga yang sejajar dengan
sumbu sel penutup dan celah.
d. Diasitik, ditandai dengan sel penutup yang diapit dua sel tetangga.
Selanjutnya pada penampang melintang daun kangkung dengan perbesaran
100x didapatkan epidermis atas dan bawah, bunga karang dan juga palisade. Menurut
Marina dan Fajar (2019:30) di bagian daun jaringan dasar dibedakan menjadi jaringan
palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan bunga karang). Jadi dapat
diketahui bahwa jaringan palisade merupakan bagian dari jaringan dasar.

Berikutnya pengamatan pada penampang melintang batang kangkung, dengan


perbesaran lensa 40x ditemukan epidermis, sklerenkim dan parenkim. Selanjutnya
pada pengamatan akar kangkung ini dengan perbesaran 100x hanya didapatkan korteks
saja, padahal sebenanrnya masih banyak bagian yang bisa dituliskan. Seperti epidermis
dan stele. Menurut Ayu Shinka (2014) korteks akar terdiri dari beberapa lapis sel yang
berdinding tipis. Di dalam korteks akar terdapat ruang-ruang antarsel. Ruang antarsel
berperan dalam pertukaran gas. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan.

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana persamaan sel penyusun tiap jaringan pada tumbuhan?
Banyak sekali sel yang sama pada setiap jaringan, dikarenakan jaringan merupakan
kumpulan dari beberapa sel. Tetapi juga ada kemungkinan sel penyusun suatu jaringan
berbeda.
2. Bagaimana perbedaan sel penyusun tiap jaringan pada tumbuhan?
Sel-sel yang menjadi karakteristik suatu jaringan merupakan pembeda dari sel lain.
3. Bagaimana perbedaan stele pada batang tumbuhan dikotil dan monokotil secara
anatomis? Jelaskan bagaimana batang dikotil dapat tumbuh menebal?
Menurut Ayu Shinka (2014), perbedaan antara batang monokotil dan dikotil tertera pada
tabel berikut
Monokotil Dikotil
Hipodermis berupa sklerenkim Hipodermis berupa kolenkim
Pembuluh angkut tersebar Pembuluh angkut teratur dalam susunan
lingkatan atau berseling radial
Tidak mempunyai jari-jari empelur Jari-jari empulur berupa deretan
parenkim di antara berkas pengangkut
Tidak mempunyai kambium vaskular, Mempunyai kambium vaskuler, sehingga
sehingga tidak dapat tumbuh membesar dapat tumbuh membesar
Empulur tidak dapat dibedakan dengan Dapat di bedakan antara daerah korteks
daerah korteks dan empulur
Tidak ada kambium di antara xilem dan Ada kambium di antara xilem dan floem
floem
Batang dikotil dapat menebal dikarenakan adanya kambium vaskuler.
4. Adakah persamaan atau perbedaan antara jaringan penyusun akar dan batang?
Menurut Ayu Shinka (2014) struktur penyusun akar yaitu epidermis, korteks dan stele.
Begitupula pada batang juga terdapat epidermis, korteks dan stele. Jadi dapat diketahui
bahwa adanya persamaan antara jaringan penyusun akar dan batang.

G. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil praktikum diketahui tiap jaringan memiliki ciri-ciri spesifik tertentu.
Seperti jaringan meristem, jaringan meristem merupakan jaringan yang bersifat
embrionik, yaitu sel-selnya mempunyai kemampuan membelah diri secara terus
menerus. Selain itu , epidermis memiliki karakteristik tetap yang lebih terspesialisasi
dengan fungsi organ tertentu yang di tutupi.
2. Berdasarkan praktikum diketahui bahwa terdapat perbedaan antara tumbuhan dikotil
dan monokotil, salah satunya pada batang. Dapat diketahi bahwa batang tanaman
monokotil tidak bisa tumbuh besar dikarenakan tidak memiliki kambium vaskuler,
sedangkan tanaman dikotil bisa bertambah besar karena memiliki kambium tersebut.
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa keterikatan antara
struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yaitu setiap organ tumbuhan, akar, batang,
daun, memiliki jaringan dermis, vaskular dan dasar. Masing-masing membentuk sistem
jaringan (tisue system), sebuah unit fungsional yang menghubungkan semua organ
tumbuhan tumbuhan.
Daftar Pustaka

Agustina, dkk. 2018. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Anggara, Ranu. 2009. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat Terhadap Efek Sedasi Pada
Mencit BALB/C. Semarang: Universitas Diponegoro.

Campbell, dkk. 2000. Biologi Edisi 5 Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Campbell, dkk. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid III. Jakarta: Erlangga.

Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Hartanto, L. 2017. Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada


Press.

Hidayat, Esti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Marina dan Fajar. 2019. Anatomi, Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: UKI
Press.

Mashudi. . Bercocok Tanam Palawija. :Azka Press.

Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius Ikatan Penerbit


Indonesia

Shinka, Ayu. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII F SMPN 11 Kota Bengkulu.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Wahyuni, dkk. 2019. Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang.

Willis, dkk. 2020. Jurnal Kelautan Tropis. Semarang: Universitas Diponegoro.


LAMPIRAN

a. Foto preparat

Gambar 1. Preparat Tanaman Jagung Gambar 2. Preparat Tanaman


Sumber: Dokumen Pribadi Kangkung
Sumber: Dokumen Pribadi

b. Foto proses penyayatan

Gambar 3. Proses Penyayatan Gambar 4. Proses Penyayatan


Daun Jagung Membujur Daun Jagung Melintang
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5. Proses Penyayatan Gambar 6. Proses Penyayatan Akar
Batang Jagung Jagung
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 7. Proses Penyayatan Gambar 8. Proses Penyayatan


Daun Kangkung Membujur Daun Kangkung Melintang
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 9. Proses Penyayatan Gambar 10. Proses Penyayatan


Batang Kangkung Akar Kangkung
Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM BIOLOGI II

Nama : Asa Bijak Iswara

NIM : 20312241042

Kelas : Pendidikan IPA C

A. Judul
Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi ciri-ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun tiap jaringan pada
tumbuhan
2. Membedakan struktur sel penyusun antara tumbuhan dikotil dan monokotil beserta
konsekuensinya
3. Menjelaskan meterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan

C. Data Hasil
No Foto Preparat Hasil Gambar Preparat
.
1

G. Klorofil
Nama Preparat: Penampang membujur
H. Stomata
daun jagung
I. Sel Penutup
Perbesaran: 10x10
J. Celah stomata
K. Sel tetangga
L. Epidermis
2

Nama Preparat: Penampang melintang


daun jagung I. Epidermis
Perbesaran: 40x J. Vaskuler
K. Xilem
L. Mesofil
M. Sel penjaga
N. Stomata
O. Floem
P. Parenkim
3

E. Epidermis
Nama Preparat: Penampang melintang F. Kolenkim
batang jagung G. Sklerenkim
Perbesaran: 40x H. Parenkim
4

Nama Preparat: Penampang melintang


H. Epidermis
akar jagung
Perbesaran: 4x I. Korteks
J. Stele
K. Endodermis
L. Floem
M. Xilem
N. Perisikel
5

E. Sitoplasma
F. Stomata
Nama Preparat: Penampang membujur G. Sel tetangga
daun kangkung H. Kloroplas
Perbesaran: 400x
6

Nama Preparat: Penampang melintang


daun kangkung E. Epidermis atas

Perbesaran: 100x F. Palisade


G. Bunga karang
H. Epidermis bawah
7

D. Epidermis
E. Sklerenkim
Nama preparat: Penampang melintang
F. Parenkim
batang kangkung
Perbesaran: 40x
8

K. Korteks

Nama Preparat: Penampang melintang


akar kangkung
Perbesaran: 100x

Sleman, 25 Februari 2021


Praktikan Asisten Praktikum

Asa Bijak Iswara Meiliana Nur Anggraini

Anda mungkin juga menyukai