EPILEPSI
Di Ruang Edelweis, RSUD Pandan Arang,
Boyolali
Disusun Oleh :
Nama : Rinita Prastiwi
NIM : P1337420115015
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat memahami pengertian dari Epilepsi.
b) Klien dapat memahami penyebab dari Epilepsi.
c) Klien dapat memahami tanda dan gejala Epilepsi.
d) Klien dapat memahami cara pencegahan epilepsi.
C. Sasaran
An. N, klien dengan diagnosa Observasi Konvulsi dd Epilepsi beserta
keluarganya di ruang Edelweis, RSUD Pandan Arang, Boyolali.
D. Metoda Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Media Pembelajaran
Leaflet
G. Setting Tempat
Keterangan
A A : Penyaji
B : Pasien
B C C : Keluarga
H. Materi
1. Pengertian Epilepsi
2. Memahami penyebab Epilepsi
3. Memahami tanda dan gejala Epilepsi
4. Memahami pencegahan Epilepsi
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Penyaji dan audience berada pada posisi yang sudah direncanakan
Kesepakatan dengan audience yang ada di ruangan, RSUD Pandan
Arang, Boyolali.
Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
Pertemuan dengan audience sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
Audience mau bertanya tentang hal-hal yang tidak sesuai.
Audience mau menjawab pertanyaan yang telah diberikan penyaji.
Dapat memfasilitasi jalannya pendidikan kesehatan.
Dapat menjalankan peranannya dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
Kegiatan pendidikan kesehatan berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Adanya kesepakatan antara audience dengan penyaji dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
MATERI
1. Pengertian Epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama.
Pada dasarnya epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat
(SSP) yang timbul akibat adanya ketidak seimbangan polarisasi listrik di
otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya
fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan
listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada
di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik,
disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi
penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi,
stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi
penyandangnya).
4. CaraPenanganan
A. Selama Kejang
a) Berikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton
yang ingin tahu
b) Mengamankan pasien di lantai jika memungkinkan
c) Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari
bendar keras, tajam atau panas. Jauhkan ia dari tempat / benda
berbahaya.
d) Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya
kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan
pernapasan.
e) Biarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras
diantara giginya, karena dapat mengakibatkan gigi patah.
Untuk mencegah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan
kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi
jalan pernapasannya.
f) Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya
epilepsi atau yg biasa disebut "aura". Aura ini bisa ditandai
dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2,
tidak fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi
yang melengking di telinga. Jika Penderita mulai merasakan
aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun
pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau
tidur.
g) Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau
penyandang terluka berat, bawa ia ke dokter atau rumah sakit
terdekat.
B. Setelah Kejang
a) Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
b) Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah
aspirasi. Yakinkan bahwa jalan napas paten.
c) Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal
d) Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba-
tiba setelah kejang
e) Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap
lingkungan
f) Beri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang
selama kejang dan biarkan penderita beristirahat.
g) Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang
(postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan
yang lembut dan member restrein yang lembut
h) Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini
penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.