Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENGAJARAN

EPILEPSI
Di Ruang Edelweis, RSUD Pandan Arang,
Boyolali

Disusun Oleh :
Nama : Rinita Prastiwi
NIM : P1337420115015

PRODI D-III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Pokok Bahasan : Epilepsi
Sub Pokok Bahasan : Penanganan epilepsi
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Januari 2017
Tempat : Ruang Edelweis , RSUD Pandan Arang, Boyolali
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Rinita Prastiwi

A. Latar Belakang

Penyakit epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi yang dapat


menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang. Kerusakan atau
perubahan di dalam otak diketahui sebagai penyebab pada sebagian kecil
kasus epilepsi. Namun pada sebagian besar kasus yang pernah terjadi,
penyebab masih belum diketahui secara pasti.

Di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang


merupakan bagian dari sistem saraf. Tiap sel saraf saling berkomunikasi
dengan menggunakan impuls listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi
ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan sehingga
menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.

Epilepsi ialah Gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-


gejala yang datang dalam serangan-serangan(gejala timbul dan hilang secara
tiba-tiba), berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal
sel-sel saraf otak, yang bersifat reversible dengan berbagai etiologi.
(Mansjoer, 2000:27)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dengan
Epilepsi diharapkan pasien dapat mengenali gejala dan memberikan
pertolongan pertama sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan atau dokter
terdekat dengan mandiri.

2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat memahami pengertian dari Epilepsi.
b) Klien dapat memahami penyebab dari Epilepsi.
c) Klien dapat memahami tanda dan gejala Epilepsi.
d) Klien dapat memahami cara pencegahan epilepsi.

C. Sasaran
An. N, klien dengan diagnosa Observasi Konvulsi dd Epilepsi beserta
keluarganya di ruang Edelweis, RSUD Pandan Arang, Boyolali.

D. Metoda Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

E. Media Pembelajaran
Leaflet

F. Kegiatan Belajar Mengajar


Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan  Mengucapkan salam 5 menit
 Perkenalan diri
 Meminta waktu persetujuan
Proses  Menjelaskan pengertian 20 menit
Epilepsi.
 Menjelaskan penyebab dari
Epilepsi.
 Menjelaskan tanda dan gejala
Epilepsi.
 Menjelaskan pencegah epilepsi.
Penutup  Memberikan evaluasi berupa 10 menit
pertanyaan pada audience.
 Menutup pertemuan dan
mengucapkan salam.

G. Setting Tempat
Keterangan
A A : Penyaji
B : Pasien
B C C : Keluarga

H. Materi
1. Pengertian Epilepsi
2. Memahami penyebab Epilepsi
3. Memahami tanda dan gejala Epilepsi
4. Memahami pencegahan Epilepsi

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Penyaji dan audience berada pada posisi yang sudah direncanakan
 Kesepakatan dengan audience yang ada di ruangan, RSUD Pandan
Arang, Boyolali.
 Kesiapan materi penyaji

2. Evaluasi Proses
 Pertemuan dengan audience sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
 Audience mau bertanya tentang hal-hal yang tidak sesuai.
 Audience mau menjawab pertanyaan yang telah diberikan penyaji.
 Dapat memfasilitasi jalannya pendidikan kesehatan.
 Dapat menjalankan peranannya dengan baik.

3. Evaluasi Hasil
 Kegiatan pendidikan kesehatan berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
 Adanya kesepakatan antara audience dengan penyaji dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
MATERI

1. Pengertian Epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama.
Pada dasarnya epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat
(SSP) yang timbul akibat adanya ketidak seimbangan polarisasi listrik di
otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya
fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan
listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada
di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik,
disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi
penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi,
stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi
penyandangnya).

2. Penyebab Epilepsi (Etiologi)


a) Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
b) Cedera Kepala, Infeksi system syaraf
c) Keracunan CO, intoksikasi obat/alcohol
d) Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia)
e) Tumor Otak
f) Kelainan pembuluh darah

Bayi (0- 2 th) Hipoksia dan iskemia paranatal


Cedera lahir intrakranial
Infeksi akut
Gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipokalsemia, hipomagnesmia, defisiensi
piridoksin)
Malformasi kongenital
Gangguan genetic
Anak (2- 12 th) Idiopatik
Infeksiakut
Trauma
Kejangdemam
Remaja (12- 18 th) Idiopatik
Trauma
Gejalaputusobatdan alcohol
Malformasianteriovena
Dewasa Muda (18- 35 th) Trauma
Alkoholisme
Tumor otak
Dewasa lanjut (> 35) Tumor otak
Penyakitserebrovaskular
Gangguanmetabolik (uremia, gagalhepatik, dll )

3. Tanda dan Gejala


a) Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang
epileptik (aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu,
mencium bau-bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh,
mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)
b) Napas terlihat sesak dan jantung berdebar
c) Raut muka pucat dan badannya berlumuran keringat
d) Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala
sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar,
bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti pada keadaan
normal
e) Individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik,
dan terkadang individu tidak ingat kejadian tersebut setelah
episode epileptikus tersebut lewat
f) Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat
berbicara secara tiba- tiba
g) Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya
menendang- menendang
h) Gigi geliginya terkancing
i) Hitam bola matanya berputar- putar
j) Terkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang
air kecil.

4. CaraPenanganan
A. Selama Kejang
a) Berikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton
yang ingin tahu
b) Mengamankan pasien di lantai jika memungkinkan
c) Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari
bendar keras, tajam atau panas. Jauhkan ia dari tempat / benda
berbahaya.
d) Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya
kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan
pernapasan.
e) Biarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras
diantara giginya, karena dapat mengakibatkan gigi patah.
Untuk mencegah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan
kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi
jalan pernapasannya.
f) Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya
epilepsi atau yg biasa disebut "aura". Aura ini bisa ditandai
dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2,
tidak fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi
yang melengking di telinga. Jika Penderita mulai merasakan
aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun
pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau
tidur.
g) Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau
penyandang terluka berat, bawa ia ke dokter atau rumah sakit
terdekat.

B. Setelah Kejang
a) Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
b) Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah
aspirasi. Yakinkan bahwa jalan napas paten.
c) Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal
d) Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba-
tiba setelah kejang
e) Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap
lingkungan
f) Beri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang
selama kejang dan biarkan penderita beristirahat.
g) Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang
(postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan
yang lembut dan member restrein yang lembut
h) Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini
penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.

5. Cara Pencegahan Penyakit Epilepsi


a) Makan yang teratur
b) Istirahat yang cukup
c) Tidak mengonsumsi alkohol atau narkoba
d) Tidak lalai mengonsumsi obat epilepsinya
e) Tidak setres atau kegembiraan yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai