PADA MASA
1
ARTIKEL PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA MASA PASCA
PERSALINAN DAN MENYUSUI
Oleh :
KELOMPOK 8
T.A 2020/2021
2
VISI MISI
VISI
MISI
3
DAFTAR ISI
VISI MISI…………………………………………………………….…………….. 1
DAFRTAR ISI……………………………………………….…………………….. 2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 3
BAB I
PRNDAHULUAN………………………………………...……………………….. 4
A. Latar Belakang……………………………………...……………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………...………………………. 5
C. Tujuan Penulisan………………………………………..…………………… 6
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 7
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………… 21
A. Kesimpulan………………………………………………….…….……….. 21
B. Saran…………………………………………………………….……….… 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………… 22
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan & Menyusui tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kelompok 8
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta
lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi, seluruh organ
kandungan baru pulih kembali seperti sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah
bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena
pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah
terjadinya proses kehamilan dan persalinan.
Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pasca nifas, masa nifas dini dan
masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu. Pasca nifas
adalah masa setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam sesudah
melahirkan). Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas, yaitu 1 hari sesudah
melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama).Masa nifas lanjut adalah 1
minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa
nifas yakni memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis
berlangsung dengan normal, mengamati proses kembalinya rahim ke ukuran
normal, membantu ibu untuk dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada
ibu dalam merawat bayinya. Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak
plasenta lahir, dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan
perdarahan setelah melahirkan dan infeksi.Bila ada luka robek pada jalan lahir atau
luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan dan perawatan luka dengan
sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1
jam sesudah melahirkan, khususnya untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
perdarahan.
Sesudah bersalin, suhu badan ibu dapat naik 0,5 derajat C, tapi tidak melebihi 38
derajat C. Sesudah 12 jam pertama, suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
melebihi dari 38 derajat C, kemungkinan telah terjadi infeksi.Rasa mulas di perut
6
setelah melahirkan timbul akibat kontraksi rahim dan biasanya lebih terasa saat
menyusui.
Keluhan ini dapat dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin.Rasa mulas ini juga
dapat timbul jika masih terdapat sisa selaput ketuban, plasenta atau bekuan darah di
dalam rongga rahim.Bila mulas tersebut sangat mengganggu, dapat diberikan obat
antinyeri dan penenang, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur.
Pada ibu yang bersalin secara normal (bukan operasi), sebaiknya dianjurkan
untuk kontrol kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Pemeriksaan meliputi keluhan,
selera makan, gangguan berkemih dan buang air besar, ASI (payudara dan puting
susu), luka jalan lahir, keputihan, riwayat demam dan perdarahan, dan pemeriksaan
organ kandungan. Pemeriksaan tersebut tidak merupakan pemeriksaan terakhir,
terlebih jika ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.
B. Rumusan Masalah
7
3. Untuk mengetahui komplikasi dari masa nifas
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang deteksi dini pada masa nifas 6jam ,
6hari , 6minggu.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan
waktu 6- 12 minggu.( Ibrahim C, 1998).
9
Ku Waktu Asuhan
nju
nga
n
I 6-8 jam post Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia
partum uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang
cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia
uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari post Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal,
partum uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan
perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 minggu post Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan
partum asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post
partum.
IV 6 minggu post Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
partum masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.
10
1. Perdarahan Pervaginam
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada
semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan
pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau
dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan
Penyebab:
a. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban
tertahan).
b. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan
atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk
sectio caesaria, episiotomi).
c. Koagulasi intravascular disetaminata.
d. Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang
terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
11
Penatalaksanaan:
12
Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.
10
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di
dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau
spinal.Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa
tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom
dinding vagina.
13
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang
lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang
bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang
sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya
kembali.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40–60 gram 6 minggu
kemudian. Pada beberapa keadaan terjadinya proses involusi rahim tidak berjalan
14
sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Keadaan
demikian disebut sub involusi uteri. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah atau mioma uteri. Pada palpasi uterus teraba masih besar,
fundus masih tinggi, lochea banyak, dapat berbau dan terjadi perdarahan.
1) Pengertian
Perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
2) Pembagian
3). Etiologi
4). Pencegahan
15
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena vemoralis.Hal
ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus yang disebabkan karena
adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada
susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
Sindroma sheehan atau nekrosis lobus depan dari hipofisis karena syock
akibat perdarahan persalinan. Hipofisis ikut berinvolusi setelah persalinan karena
syock akibat perdarahan hebat pada hipofisis terjadilah nekrosis pada pars
anterior.Mungkin pula nekrosis ini terjadi karena pembekuan intravaskuler
menyebabkan trombosis pada sinusoid hipofisis. Gejala timbul agalaksia, amenore,
dan insufisiensi hormon pars anterior hipofisis.
Infeksi Nifas
1. Endometritis
a. Endometritis akut
16
polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling
penting ialah infeksim gonores dan infeksi pada abortus dan partus
Infeksi gonorea mulai sebagai servicitis akut dan radang menjalar keatas dan
menyebabkan endometritis akut. Infeksi post abortum dan postpartum sering
terdapat karena luka-luka pada serviks uteri, lika pada dinding uterus bekas tempat
plasenta, yang merupakan porte d’entrée bagi kuman-kuman patgen. Selain itu alat-
alat yang digunakan pada abortus dan partus dan tidak steril dapat membawa
kuman-kuman ke dalam uterus.
- Bendungan ASI
Infeksi Nifas
17
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi
peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis
atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan
tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala
nifas.Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada
masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan
melebihi 39 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Etiologi
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari
penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
Ø Staphylococcus aureus
Ø Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
Ø Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis
dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
18
Infeksi Lokal :
a. Pembengkakan luka episiotomi.
b. Terjadi penanahan.
c. Perubahan warna lokal.
d. Pengeluaran lochia bercampur nanah.
e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
f. Temperatur badan dapat meningkat.
Infeksi General :
a. Tampak sakit dan lemah.
b. Temperatur meningkat diatas 39 oC.
c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f. Terjadi gangguan involusi uterus.
g. Lochea : berbau, bernanah serta kotor.
Cara Terjadinya Infeksi
i. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan
dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah
ada ke dalam rongga rahim.
ii. Alat-alat yang tidak suci hama.
iii. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi
kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari
penolong dan pembantunya atau orang lain
Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
a. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
b. Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
c. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam
rongga rahim.
d. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan,
kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya
(jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain).
Klasifikasi
19
a. Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks dan
endometrium.
b. Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah vena,
pembuluh limfe dan endometrium.
Pencegahan Infeksi Nifas
Masa kehamilan
Masa persalinan
i. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah
pecah.
ii. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
iii. Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat
harus suci hama.
iv. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik
pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-
baiknya dan menjaga sterilitas.
v. Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
18
20
Septikemia adalah keadaan di mana kuman-kuman dan atau toksiknya
langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi
embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi
dan abses pada organ-organ tubuh yang di hinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung,
otak dan sebagainya).
- Baik septikemia maupun piemia adalah penyakit berat. Gejala septikemia lebih
akut dari piemia, ibu kelihataan sakit dan lemah, suhu badan naik 39-40oC,
keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 kali permenit atau lebih,
tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran
menurun, gelisah.
- Pada piemia, dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama
postpartum, dan setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum seperti
diatas.
- Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositas, pada kultur darah di jumpai
kuman-kuman yang patogen.
Prognosis
Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang
tinggi, apalagi bila diikuti oleh peritonotis umum.Kadang-kadang walaupun dengan
pemberian antibiotik dan upaya yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan.
Adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan :
21
Salfingitis adalah peradangan dari adneksa.Terdiri dari salfingitis akut dan
kronik. Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi
berlanjut dapat terjadi piosalfing.
20
BAB III
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak 2 jam setelah plasenta lahir
dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan.
1. Perdarahan pervaginam,
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
23
https://wldhmd.blogspot.com/2016/05/makalah-tanda-bahaya-nifas.html
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal
24