Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN TANDA BAHAYA

PADA MASA

PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

1
ARTIKEL PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA MASA PASCA
PERSALINAN DAN MENYUSUI

Dosen Pengampu : Dewi Meliasari SST, M.Kes

Oleh :

KELOMPOK 8

1. Putri Rahayu Wijayati (P07524119072)


2. Ria Agustina (P07524119073)
3. Rotua Panjaitan (P07524119074)
4. Ruth Alfebry Simanungkalit (P07524119075)

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

T.A 2020/2021

2
VISI MISI

VISI

Menjadi Institusi yang unggul dan kompetitif, dalam menyediakan tenaga


kesehatan di tingkat nasional, dan siap bersaing di tingkat internasional pada tahun
2024.

MISI

1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang kompetitif mengikuti


perkembangan IPTEK.
2. Mempersiapkan SDM di bidang kesehatan yang profesional, bermoral,
beretika dan siap bersaing di tingkat nasional dan internasional.
3. Memperkuat jejaring dengan pemerintah, maupun swasta tingkat nasional
dan internasional.

3
DAFTAR ISI

VISI MISI…………………………………………………………….…………….. 1

DAFRTAR ISI……………………………………………….…………………….. 2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 3

BAB I

PRNDAHULUAN………………………………………...……………………….. 4

A. Latar Belakang……………………………………...……………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………...………………………. 5
C. Tujuan Penulisan………………………………………..…………………… 6

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 7

A. Pengertian Masa Nifas………………………………….…...……………… 7


B. Tujuan Asuhan Masa Nifas…………………………………...……………. 7
C. Komplikasi masa nifas………………………………………..…………….. 9
D. Kelainan-kelainan masa nifas………………………………………………. 12
E. Komplikasi dan kelainan penyakit dalam masa nifas……………...……….. 14
F. Tanda bahaya masa nifas……………………………………………….….. 15
G. Jenis infeksi masa nifas……………………………………………….……. 19

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………… 21

A. Kesimpulan………………………………………………….…….……….. 21
B. Saran…………………………………………………………….……….… 21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………… 22

4
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan & Menyusui tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA MASA PASCA


PERSALINAN DAN MENYUSUI” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak.Kami berharap makalah tentang PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA
MASA PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak.Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang
baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan,


terutama pada bagian isi.Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca
demi penyempurnaan makalah.Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan.Akhir kata, semoga makalahmata kuliah


Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan & Menyusui ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 24 November 2020

Kelompok 8

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta
lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi, seluruh organ
kandungan baru pulih kembali seperti sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah
bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena
pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah
terjadinya proses kehamilan dan persalinan.

Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pasca nifas, masa nifas dini dan
masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu. Pasca nifas
adalah masa setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam sesudah
melahirkan). Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas, yaitu 1 hari sesudah
melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama).Masa nifas lanjut adalah 1
minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa
nifas yakni memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis
berlangsung dengan normal, mengamati proses kembalinya rahim ke ukuran
normal, membantu ibu untuk dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada
ibu dalam merawat bayinya. Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak
plasenta lahir, dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan
perdarahan setelah melahirkan dan infeksi.Bila ada luka robek pada jalan lahir atau
luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan dan perawatan luka dengan
sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1
jam sesudah melahirkan, khususnya untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
perdarahan.

Sesudah bersalin, suhu badan ibu dapat naik 0,5 derajat C, tapi tidak melebihi 38
derajat C. Sesudah 12 jam pertama, suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
melebihi dari 38 derajat C, kemungkinan telah terjadi infeksi.Rasa mulas di perut

6
setelah melahirkan timbul akibat kontraksi rahim dan biasanya lebih terasa saat
menyusui.

Keluhan ini dapat dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin.Rasa mulas ini juga
dapat timbul jika masih terdapat sisa selaput ketuban, plasenta atau bekuan darah di
dalam rongga rahim.Bila mulas tersebut sangat mengganggu, dapat diberikan obat
antinyeri dan penenang, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur.

Setelah melahirkan, ibu harus segera buang air kecil sendiri.Kadang-kadang


timbul keluhan kesulitan berkemih yang disebabkan pada saat persalinan otot-otot
kandung kemih mengalami tekanan oleh kepala janin, disertai pembengkakan
kandung kemih. Bila kandung kemih terisi penuh sedangkan si ibu tidak dapat buang
air kecil, sebaiknya dilakukan pemasangan kateter (selang kencing), untuk
mengistirahatkan sementara otot-otot tersebut, yang berikutnya diikuti dengan
latihan berkemih. Ketidakmampuan berkemih dapat menyebabkan terjadinya infeksi,
sehingga harus diberikan antibiotika.Dalam 3-4 hari setelah bersalin, ibu harus
sudah buang air besar.Bila ada sembelit dan tinja mengeras, dapat diberikan obat
pencahar atau dilakukan klisma (pembersihan usus).Demam dapat muncul jika tinja
tertimbun lama di usus besar.

Pada ibu yang bersalin secara normal (bukan operasi), sebaiknya dianjurkan
untuk kontrol kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Pemeriksaan meliputi keluhan,
selera makan, gangguan berkemih dan buang air besar, ASI (payudara dan puting
susu), luka jalan lahir, keputihan, riwayat demam dan perdarahan, dan pemeriksaan
organ kandungan. Pemeriksaan tersebut tidak merupakan pemeriksaan terakhir,
terlebih jika ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Definisi Masa Nifas

2. Untuk mengetahui Tujuan Asuhan Masa Nifas

7
3. Untuk mengetahui komplikasi dari masa nifas

4. Untuk mengetahui kelainan-kelainan masa nifas

5. Untuk mengetahui komplikasi dan kelainan penyakit dalam masa nifas

6. Untuk mengetahui tanda bahay masa nifas

7. Untuk mengetahui jenis infeksi masa nifas

C. Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang deteksi dini pada masa nifas 6jam ,
6hari , 6minggu.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan
waktu 6- 12 minggu.( Ibrahim C, 1998).

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.


2) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari. Memberikan pelayanan keluarga berencana.Mendapatkan
kesehatan emosi.

9
Ku Waktu Asuhan
nju
nga
n
I 6-8 jam post Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia
partum uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang
cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia
uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari post Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal,
partum uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan
perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 minggu post Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan
partum asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post
partum.
IV 6 minggu post Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
partum masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.

C. Komplikasi dan Penyulit pada Masa Nifas

10
1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan


sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi
ini:

a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya,


kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada
anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami
akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam
dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada
semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan
pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau
dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan

 Penyebab:
a. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban
tertahan).
b. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan
atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk
sectio caesaria, episiotomi).
c. Koagulasi intravascular disetaminata.
d. Inversi uterus.

Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang
terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.

11
 Penatalaksanaan:

Hemorargi post partum primer dan Hemorargi post partum atonik.

o Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.


o Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran,
kontraksi uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika
pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka,
palingkan wajah hilang.
o Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan
melalui IM apabila tidak bisa melalui IV).
o Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl
11/15 menit apabila pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah
gunakan plasma ekspander.
o Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
o Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin
dalam 1 liter cairan infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap
menyusui bayinya.
o Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi
bimanual.
o Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik,
pastikan laserasi jalan lahir.
o Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
o Lakukan pencatatan yang akurat.

 Hal yang harus di hindari:


Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah
terkendali dan keadaan umum telah stabil.
Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.
Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.Hemorargi post
partum traumatic
Pastikan asal perdarahan.
Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.

12
Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.

10

Perkirakan darah yang hilang.


Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.
Jahit robekan
Berikan antibiotik.
Membuat catatan yang akurat.
2. Infeksi Masa Nifas

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa


nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI.Infeksi alat genital merupakan
komplikasi masa nifas.Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca
pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi.Gejala umum
infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.Gejala lokal dapat
berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya
disuria.

3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur

Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila


disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.

Pembengkakan di wajah atau ekstremitas ini sama saja atau berhubungan


dengan adanya sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur.

5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih

Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di
dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau
spinal.Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa
tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom
dinding vagina.

6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.

13
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang
lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.

7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu


makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.

Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang
bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang
sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya
kembali.

8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki

Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena


manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri

Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami


kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa
nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,
kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

D. Kelainan-Kelainan Dalam Masa Nifas

1. Kelainan pada rahim

a. Sub involusi uteri

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40–60 gram 6 minggu
kemudian. Pada beberapa keadaan terjadinya proses involusi rahim tidak berjalan

14
sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Keadaan
demikian disebut sub involusi uteri. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah atau mioma uteri. Pada palpasi uterus teraba masih besar,
fundus masih tinggi, lochea banyak, dapat berbau dan terjadi perdarahan.

b. Perdarahan masa nifas

1) Pengertian

Perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.

2) Pembagian

- Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorhage) yang terjadi pada 24


jam pertama.

- Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi


setelah 24 jam.

3). Etiologi

Penyebab perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio


plasenta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan inversio uteri. Sedangkan penyebab
perdarahan postpartum sekunder adalah sub involusi, retensi sisa plasenta, infeksi
nifas.

4). Pencegahan

Pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan dengan mengenali


resiko perdarahan post partum (uterus distensi, partus lama, partus dengan pacuan),
memberikan oksitoksin injeksi setelah bayi lahir, memastikan kontraksi uterus
setelah bayi lahir, memastikan plasenta lahir lengkap, menangani robekan jalan
lahir.

2. Kelainan lain dalam nifas

a. Flegmasia alba dolens

15
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena vemoralis.Hal
ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus yang disebabkan karena
adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada
susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.

Faktor predisposisinya adalah usia lanjut, multi paritas, obstetri operatif,


adanya farices dan infeksi nifas. Gejala klinisnya meliputi suhu badan naik, nyeri
kaki dan betis pada saat berjalan atau ditekan (tanda homan) dan bengkak (tumor)
kalau ditekan menjadi cekung

b. Nekrosis hipofisis lobus anterior post partum

Sindroma sheehan atau nekrosis lobus depan dari hipofisis karena syock
akibat perdarahan persalinan. Hipofisis ikut berinvolusi setelah persalinan karena
syock akibat perdarahan hebat pada hipofisis terjadilah nekrosis pada pars
anterior.Mungkin pula nekrosis ini terjadi karena pembekuan intravaskuler
menyebabkan trombosis pada sinusoid hipofisis. Gejala timbul agalaksia, amenore,
dan insufisiensi hormon pars anterior hipofisis.

E. Komplikasi dan kelainan penyakit dalam masa nifas

 Infeksi Nifas

1. Endometritis

Uterus, tubavalopi, ovarium, pembuluh-pembuluh darah dan limfe, jaringan


ikat di sekitarnya dan peritoneum yang menutupi alat-alat tersebut iatas merupakan
kesatuan fungsional.Radang dapat menyebar dengan cepat dari kavum uteri ke
seluruh genetalia interna.Radang edometrium dinmakan endometritis, radang otot-
otot uterus, dinamakan miometritis atau metritis dan radang peritoneum disekitar
uterus dinamakan perimetritis.

a. Endometritis akut

Pada endometritis akut endommetrium mengalami edema dan hiperemi, dan


pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edem, dan infiltrasi leukosit berinti

16
polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling
penting ialah infeksim gonores dan infeksi pada abortus dan partus

Infeksi gonorea mulai sebagai servicitis akut dan radang menjalar keatas dan
menyebabkan endometritis akut. Infeksi post abortum dan postpartum sering
terdapat karena luka-luka pada serviks uteri, lika pada dinding uterus bekas tempat
plasenta, yang merupakan porte d’entrée bagi kuman-kuman patgen. Selain itu alat-
alat yang digunakan pada abortus dan partus dan tidak steril dapat membawa
kuman-kuman ke dalam uterus.

Pada abortus septic dan sepsis peurperalis infeksi cepat meluas ke


miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke
para metrium, tuba dan ovarium, dan ke peritoneum disekitarnya.Gejala-gejala
endometritis akut yaitu penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea
yang bernanah, dan uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.

2. Kelainan pada Payudara

- Bendungan ASI

Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi


atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas
sampai suhu badan meningkat.

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara


untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan.Bila terjadi juga berikan terapi
simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu
atau dipompa sehingga sumbatan hilang.

F. Tanda Bahaya Masa Nifas

 Infeksi Nifas

17
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi
peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis
atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan
tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala
nifas.Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada
masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan
melebihi 39 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

 Etiologi

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti


eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih
dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai
penghuni normal jalan lahir.

Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah:

Ø Streptococcus haemoliticus aerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari
penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.

Ø Staphylococcus aureus

Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab


infeksi di rumah sakit.

Ø Escherichia coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.

Ø Clostridium welchii

Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis
dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

18
 Infeksi Lokal :
a. Pembengkakan luka episiotomi.
b. Terjadi penanahan.
c. Perubahan warna lokal.
d. Pengeluaran lochia bercampur nanah.
e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
f. Temperatur badan dapat meningkat.
 Infeksi General :
a. Tampak sakit dan lemah.
b. Temperatur meningkat diatas 39 oC.
c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f. Terjadi gangguan involusi uterus.
g. Lochea : berbau, bernanah serta kotor.
 Cara Terjadinya Infeksi
i. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan
dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah
ada ke dalam rongga rahim.
ii. Alat-alat yang tidak suci hama.
iii. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi
kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari
penolong dan pembantunya atau orang lain
 Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
a. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
b. Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
c. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam
rongga rahim.
d. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan,
kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya
(jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain).
 Klasifikasi

19
a. Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks dan
endometrium.
b. Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah vena,
pembuluh limfe dan endometrium.
 Pencegahan Infeksi Nifas
 Masa kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,


malnutrisi dan kelemahan, serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh
ibu.Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu
pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan
mudah masuk dalam jalan lahir.

 Masa persalinan
i. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah
pecah.
ii. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
iii. Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat
harus suci hama.
iv. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik
pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-
baiknya dan menjaga sterilitas.
v. Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.

18

G. Jenis Jenis Infeksi Masa Nifas

a. Septikemia dan Piemia

20
Septikemia adalah keadaan di mana kuman-kuman dan atau toksiknya
langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi
embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi
dan abses pada organ-organ tubuh yang di hinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung,
otak dan sebagainya).

Gambaran klinis dan diagnosis

- Baik septikemia maupun piemia adalah penyakit berat. Gejala septikemia lebih
akut dari piemia, ibu kelihataan sakit dan lemah, suhu badan naik 39-40oC,
keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 kali permenit atau lebih,
tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran
menurun, gelisah.
- Pada piemia, dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama
postpartum, dan setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum seperti
diatas.
- Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositas, pada kultur darah di jumpai
kuman-kuman yang patogen.

Prognosis

Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang
tinggi, apalagi bila diikuti oleh peritonotis umum.Kadang-kadang walaupun dengan
pemberian antibiotik dan upaya yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan.

b. Parametritis ( Selulitis Pelvika )

Adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan :

1) Dari servisitis atau endometritis yang tersebar melalui pembuluh limfe.


2) Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke
parametrium.
3) Atau sekunder dari tromboflebitis.

c. Salfingitis ( Salfingo- ooforitis )

21
Salfingitis adalah peradangan dari adneksa.Terdiri dari salfingitis akut dan
kronik. Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi
berlanjut dapat terjadi piosalfing.

20

BAB III

22
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak 2 jam setelah plasenta lahir
dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan.

Komplikasi dan penyulit pada masa nifas

1. Perdarahan pervaginam,

2. Infeksi masa nifas,

3. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur,

4. Pembengkakan di wajah atau ekstrenitas,

5. Emam, muntah, rasa sakit waktu berkemih,

6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit,

7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,

8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki,

9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.

B. Saran

Bagi para pembaca diharapkan agar dengan membaca makalah/artikel


ini,pengetahuan menjadi bertambah dan jika menemukan salah satu komplikasi
masa nifas diatas,segera memeriksakan kondisi dari penderita.Sehingga asuhan
yang di berikan oleh petugas kesehatan bisa efisien dan mengurangi resiko ibu
mengalami hal yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

23
https://wldhmd.blogspot.com/2016/05/makalah-tanda-bahaya-nifas.html

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal

Pusdiknakes, 2003.Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga


Media Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai