Anda di halaman 1dari 27

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TRANSMISI

OTOMATIS

A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan tentang
sistem transmisi otomatis dan, komponen-komponennya serta cara
pemeriksaannya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat mampu
1. Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja transmisi atomatis
2. Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis

C. Uraian Materi

Sistem Transmisi
Fungsi :
Mengatur perbandingan putaranm mesin dengan roda belakang sehigga
menghasilkan momen / tenaga putar yang diinginkan.

Prinsip Dasar Kerja Transmisi


Prinsip kerja transmisi dapat dianalogika seperti lengan pengungkit yang
mengangkat beban pada kedua ujungnya, seperti terlihat pada gambar di bawah

Gambar 0.1 Lengan Pengungkit

Lengan pengungkit yang panjang memungkinkan perpindahan beban yang berat


dengan tenaga yang kecil. Demikian juga sebaliknya lengan yang pendek akan
terasa berat mengangkat beban, sehingga di butuhkan tenaga yang lebih besar

71
Pada transmisi sepedamotor yang menggunakan rangkaian roda gigi mempunyai

prinsip kerja sebagai berikut


Pada putaran lambat, roda gigi kecil memutar roda gigi besar. Momen putar
besar ,
Karena jari-jari roda gigi yang terputar lebih besar M = Fu x r2

Gambar 0.2 Putaran Lambat


Pada putaran cepat, roda gigi besar memutar roda gigi kecil. Momen putar kecil ,
Karena jari-jari roda gigi yang terputar lebihkecil M = Fu x r1

Gambar 0.3 Putaran Cepat

72
Prinsip kerja pengubahan putaran
Secara umum pengubahan putaran selalu ditentukan oleh perbandingan jumlah
gigi roda gigi pemutar dan jumlah gigi roda gigi yang diputar, pada aplikasinya
perubahan perbandingan (ratio) tersebut secara teknis ada dua cara yaitu :

a. Dengan gigi geser (sliding gear)


Pengubahan putaran pada Sliding gear dilakukan dengan cara menggeser salah
satu roda gigi yang diinginkan output putarannya, seperti gambar di bawah ini

Gambar 0.4 Transmisi Slideing Gear

Keterangan
Putaran I : Roda gigi terputar (D) digeser sampai terhubung dengan roda gigi
pemutar (A), tetapi roda gigi terputar (C) terlepas (tidak terhubung)
dengan roda gigi pemutar (B)
Putaran II : Roda gigi terputar (C) digeser sampai terhubung dengan roda gigi
pemutar (B), tetapi roda gigi terputar (D) terlepas (tidak terhubung)
dengan roda gigi pemutar (A)

73
Aliran tenaga transmisi Roda gigi geser

Gambar 0.5 Aliran Tenaga Putaran Lambat

Putaran I: Poros pemutar memutar roda gigi pemutar (A) kemudian memutar
roda gigi (D), putaran lambat tetapi momen putar besar

Gambar 0.6 Aliran Tenaga Putaran Lambat

Putaran II: Poros pemutar memutar roda gigi pemutar (B) kemudian memutar
roda gigi (C), putaran cepat tetapi momen putar kecil
b. Dengan roda gigi tetap (constant mesh)
Pada transmisi model ini roda pemutar dan roda gigi terputar selalu
berhubungan namun roda gigi terputar bebas terhada ikut berputar dengan
porosnya, untuk mengatur perubahan putaran output digunakan komponen
tambahan (kopling geser) yang bisa digeser yang berfungsi mengunci roda
gigi bebas agar dapat berputar bersama sama roda gigi pemutarnya, seperti
terlihat di bawah gambar ini

74
Gambar 0.7 Transmisi Kopling Geser
Keterangan
Putaran I : Kopling geser dihubungkan dengan roda gigi (D), maka roda gigi
pemutar (A) dan roda gigi terputar (D) akan terhubung
Putaran II : Kopling geser dihubungkan dengan roda gigi (C), maka roda gigi
pemutar (B) dan roda gigi terputar (C) akan terhubung
Aliran tenaga transmisi roda gigi tetap (constant mesh)

Gambar 0.8 Aliran Tenaga Putaran Lambat

Putaran I: Roda gigi pemutar (A) dan roda gigi terputar (D) akan terhubung,
putaran output lambat, tetapi momen putar besar

75
Gambar 0.9 Aliran Tenaga Putaran Cepat

Putaran I: Roda gigi pemutar (B) dan roda gigi terputar (C) akan terhubung,
putaran output cepat, tetapi momen putar kecil

Pada sistem transmisi otomatis prinsip pengubahan putaran output sama


dengan prinsip transmisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu
perbandingan antara diameter puli pemutar dan diameter puli yang diputar
(terputar)

Sistem transmisi otomatik pada sepeda motor juga dikenal dengan nama sistem
CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem otomatik yang
menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran
mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga
lebih nyaman dan santai.
Sistem perbandingan reduksi kecepatan secara otomatis dimungkinkan karena
adanya dua pulley (pulley bergerak dan pulley tetap) yang dihubungkan dengan
V belt. Dengan kata lain system CVT ini tidak lagi menggunakan roda gigi.

76
Kelebihan utama dari sistim CVT
Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda
belakang secara otomatis .
- Perbandingan ratio yg sangat tepat tanpa harus memindah gigi .
- Tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada perpindahan gigi .
- Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik
Jika dibuat grafik perbandingan perubahan kecepatan antara transmisi otomatis
dengan transmisi roda gigi seperti lterlihat pada gambar di bawah ini

Gambar 0.10 Perbandingan Perubahan Kecepatan

1. Konstruksi dan nama bagian

Gambar 0.11 Sistem Transmisi Otomatis

77
Keterangan
A. Crankshaft
B. Primary sliding sheave (pulley bergerak)
C. Weight / Pemberat
D. Secondary fixed sheave(pulley tetap)
E. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
F. Primary drive gear shaft
G. Clutch housing/Rumah kopling
H. Clutch carrier
I. V-belt
J. Primary fixed sheave

2. Fungsi dan cara kerja komponen CVT


a. Primary sliding sheave (pulley bergerak)
Puli primer adalah puli yang terhubung dengan putaran poros engkol. Pada puli
primer terdapat dua dua puli yaitu puli tetap dan puli bergerak,seperti terlihat
pada gambar di bawah

Gambar 0.12 Puli Primer

dimana didalamnya terdapat cam dan pemberat (roller weight)yang berfungsi


sebagai mekanisme pendorong puli bergerak.

78
Ketika putaran tinggi, karena adanya gaya sentrifugal pemberat akan mendorong
puli bergerak sehingga diameter puli membesar.
Puli primer adalah merupakan rangkaian komponen yang dapat di bongkar
(dilepas) komponen-komponen, seperti gambar di bawah

Gambar 0.13 Komponen Puli Primer

b. Puli sekunder
Puli sekunder adalah puli yang terhubung dengan poros roda belakang.
Konstuksi puli sekunder /(Secondary fixed sheave(pulley tetap) dan Secondary
sliding sheave (pulley bergerak) dalah seperti gambar di bawah

Gambar 0.14 Puli Sekunder

79
Seperti puli primer, puli sekunder adalah merupakan rangkaian komponen yang
dapat di bongkar (dilepas) komponen-komponen, seperti gambar di bawah

Gambar 0.15 Komponen Puli Sekunder

Ketika putaran mesin sudah tinggi, dan diameter puli primer mulai membesar
maka dengan tomatis belt akan solah-olah tertarik kearah depan hal ini akan
mendorong puli bergerak pada puli sekunder sehingga diameter puli sekunder
menjadi lebih kecil.

Kesimpulan:
Putaran rendah : Diameter Puli primer kecil sedangkan diameter puli
sekunder besar
Putaran tinggi : Diameter Puli primer besar sedangkan diameter puli
sekunder kecil

3.3.Torsi cam
Torsi cam adalah salah satu sistem terletak pada puli sekunder yang berfungsi
menaikkan torsi roda belakang ketika menanjak atau akselerasi spontan.

80
Prinsip kerja dari torsi cam adalah sebagai berikut
a. Kondisi putaran rendah (beban ringan)

Gambar 0.16 Posisi Torsi Cam Pada Putaran Rendah

Keterangan
1. Puli sekunder tetap
2. Puli sekunder bergerak
Pada kondisi ini beban ringan dikarenakan torsi cam masih menahan pergerakan
puli geser sehingga diameter puli sekunder lebih besar disbanding diameter puli
primer

b. Kondisi ketika menanjak/ mendaki dan akselerasi

Gambar 0.17 Posisi Torsi Cam Pada Saat Akselerasi

81
Ketika bebab roda belakang bertambah besar (berat), maka terjadi penurunan
putaran mesin, kndisi ini menyebakan gaya tarik belt lebih kecil dibanding gaya
pegas, sehingga puli bergerak terdorong oleh pegas dan diameter puli akan
membesar.

3.4. Kopling sentrifugal

Gambar 0.18 Kopling Sentrifugal

Fungsi : Menghubungkan putaran mesin menuju roda belakang.


Cara kerja : Gaya sentrifugal karena adanya putaran mesin akan
menyegakibatkan sepatu kopling terlempar keluar dan terhubung
dengan rumah kopling, sehingga rumah koopling ikut berputar.
Berputarnya rumah kopling juga akan memutar roda belakang.

82
3.5. Roda gigi reduksi
Roda gigi reduksi terpasang diantara puli sekunder dan poros roda belakang

Gambar 0.19 Konstruksi Roda Gigi Reduksi

Fungsi : Untuk menghasilkan total perbandingan putaran yang ideal


antara pros engkol dan roda belakang.

83
3. Cara kerja system transmisi otomatis (Continously Variable
Transmission/CVT).

4.1. Putaran langsam.


Putaran langsam adalah putan tanpa beban, atau ketika putaran stasioner

Gambar 0.20 Ketika Putaran Langsam

Gaya sentrfugal dari rol pemberat belum besar, sehingga belum mampu
mendorong puli bergerak pada puli primer disamping itu gaya dorong per masih
lebih besar disbanding gaya dorong rl pemberat. Sehingga diameter puli primer
kecil sedang diameter puli sekunder besar.
Pada putaran ini clutch carier (kopling sentrifugal) belum mengembang, sehingga
rumah kopling tidak ikut berputar (diam).

4.2. Saat mulai berjalan


Saat mulai berjalan adalah ketika putaran mesin mulai naik melebihi putaran
stasioner

84
Gambar 0.21 Mulai Berjalan

a. Rol pemberat mulai mendorong puli bergerak pada puli primer, gaya tarik
belt sudah lebih besar dari gaya dorong per
b. Puli sekunder berputar lebih cepat, kopling sentrifugal mulai mengembang
menjepit rumah kopling.
Kopling sentrifugal rata-rata mulai mengembang pada putaran antara 2550
sampai 2950 rpm dan terkopel penuh dengan rumah kopling pada putaran antara
4700 rpm sampai 5300 rpm. Jika dilihat perbandingan puli seperti gambar di
bawah

Gambar 0.22 Ratio Puli Mulai Berjalan

85
4.3. Putaran menengah
Putaran menegah adalah ketika grip gas sudah diputar setengah putaran

Gambar 0.23 Putaran Menengah

a. Gaya sentrifugal Rol pemberat bertambah besar mendorong puli bergerak


pada puli primer, gaya tarik belt sudah lebih besar dari gaya dorong per
(diameter puli primer bertambah besar)
b. Puli sekunder berputar lebih cepat, kopling sentrifugal mulai mengembang
dan terkoplel penuh dengan rumah kopling.
c. Jika dilihat perbandingan puli seperti gambar di bawah

Gambar 0.24 Ratio Puli Putaran Menengah

86
4.4. Putaran tinggi.
Pada putaran tinggi grip gas diputar penuh

Gambar 0.25 Putaran Penuh

a. Pada putaran ini gaya centrifugal pada rol pemberat maksimal sehingga
gaya mendorong puli bergerak juga maksimum akibatnya diameter puli
primer membesar, sehingga gaya tarik belt bertambah besar, celah puli
sekunder semakin besar sehingga diameter puli sekunder semakin kecil, hal
ini mengakibatkan perbandingan putaran yang lebih bear. Jika dilihat
perbandingan puli seperti gambar di bawah

Gambar 0.26 Ratio Puli Putaran Tinggi

87
Perawatan dan pemeriksaan sistem transmisi otomatis
Mengganti Oli Gear
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

Langkah Kerja Mengganti Oli Gear :

1. Jalankan sepeda motor


beberapa saat selanjutnya
matikan mesin.
2. Tempatkan penampung oli,
dibawah baut penguras oli
gear
3. Buka:

(1)
2)
(terdapat gasket)

4. Kuras :

(keseluruhan dari dalam rumah


gear) 5. Periksa :

: Ganti
6. Pasang :

(terdapat gasket)
7. Isi :

(dengan spesifikasi dan

88
kapasitas oli gear yang
dianjurkan)

Oli yang disarankan : Oli


mesin
Kapasitas :
Total keseluruhan
0.12 Liter/ 120 cc
Penggantian berkala
0.10 Liter, 100 cc

8. Pasang :

MEMBERSIHKAN SARINGAN UDARA


Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

89
CATATAN
Dibawah kotak saringan udara
terdapat Cap (1) yang berfungsi
sebagai indikator. jika terdapat
debu, atau oli bersihkan saringan
udara.

1. Buka :

(1)

CATATAN
lepaskan pengait (2) dari cap
indikator dan selanjutnya
lepaskan saringan udara
bersama-sama dengan rumah
saringan udara

2. Bersihkan :
Saringan udara
semprot dengan udara
bertekanan dari dalam keluar.
3. Periksa :
Element saringan udara
Rusak/sobek : Ganti
4. Pasang :
Element saringan udara

CATATAN
PERHATIAN :
Pada saat memasang saringan udara,
Jangan sekali-kali
pastikan saringan udara terpasang dengan
menghidupkan mesin, tanpa
sempurna agar tidak terjadi kebocoran
saringan udara terpasang, karena
udara

90
akan mempercepat keausan suku
cadang mesin dan merusak
mesin. Menjalankan mesin tanpa
saringan udara terpasang akan
mempengaruhi setelan
karburator, tenaga mesin
berkurang dan mungkinkan
terjadiny.a "Over heating"

MEMERIKSA V-BELT
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

Langkah Kerja Memeriksa V-Belt :

1. Buka :
-belt
2. Periksa :
V-belt (1)
Retak/Aus : Ganti
Terdapat
gemuk/oli dan
secondary clutch
3. Ukur :
-belt (a)
Diluar spesifikasi :
Ganti

Lebar V-belt 18.2


mm (0.72 in)

91
<Limit>: 17.2 mm
(0.68 in)
4. Pasang :

V-belt

1. Ketika V-belt
check gauge
dimasukkan
pada tonjolan
belt harus ada
kelebihan.
2. Jika rata
maka V-belt
harus diganti

Disarankan
penggantian
V-belt setiap
25.000 km.

MEMBERSIHKAN SARINGAN UDARA RUMAH V-BELT


Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

Langkah Kerja Membersihkan Saringan Udara Rumah V-Belt :

CATATAN
Pada bagian bawah rumah V-
belt terdapat selang indicator
(1). jika terdapat endapan
debu dan air, bersihkan

92
saringan udara

1. Buka :

V-belt (2)

V-belt (3)
-belt (4)

2. Bersihkan :

bersihkan dengan kain yang


bersih dan kering.

3. Bersihkan :
-belt

a. Bersihkan dengan
pembersih filter hingga -
sempurna

PERINGATAN
Pergunakn dengan cairan
pembersih khusus untuk
filter. Jangan menggunakan

93
bensin untuk membersihkan
filter dapat mengakibatkan
kebakaran.

b. Keringkan agar cairan


pembersih betul-betul bersih.

PERHATIAN
Pada saat rnengeringkan
saringan udara, jangan
dipelintir akan merusakkan
filter

c. Lumasi dengan merata


permukaan filtda dengan oli
yang disarankan dan keringkan
: kandungan oli yang masih
tertinggal

CATATAN
kandungan oli jangan sampai
berlebihan
oli yang disarankan Oli mesin

4. Pasang :
-
belt

V-belt
Penutup rumah saringan
udara V-belt

94
MELEPAS SECONDARY SHEAVE DAN V-BELT
Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai
3.
Langkah Kerja Melepas Secondary sheave dan V - Belt :
1. Buka :

2. Buka :
-bell
3. Lepas :
Ring (1)

(2)

housing(3)

CATATAN
Tahan putaran rumah kopling
dengan sheave holder (4),
lepaskan Mur secondary
sheave

4. Buka :

PERHATIAN
Kendorkan Mur clutch carrier
pada posisi ini (posisi ini
hanya unluk mengendorkan
saja)

95
Tahan putaran clutch carrier
dengan rotor holding tool (1),
kendorkan Mur clutch carrier
satu putaran penuh dengan
socket wrench (2)
5. Lepaskan :

-bell

CATATAN
Tarik secondary sliding
sheave keluar seperti gambar,
dan lepas V-belt bersamaan
dengan secondary sheave
(1), dan lepaskan V-belt (2)
dari primary sheave.
6. Lepas :

MELEPAS PRIMARY SHEAVE


Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

96
Langkah Kerja Melepas Primary sheave :

1. Buka :
sheave (1)

-way clutch

CATATAN
Tahan putaran primary fixed
sheave dengan sheave holder
(3) ,kendorkan Mur primary
sheave

2. Lepas :
Plastik Slider guide (1)
Slider (2)
Primary sheave weight (3)
Spacer (4)
Seal oli

MEMBONGKAR SECONDARY SHEAVE


Bahan dan peralatan :
1. Unit Sepeda Motor CVT
2. Kunci-kunci yang sesuai

97

Anda mungkin juga menyukai