Anda di halaman 1dari 6

Analisa Data

No Tanggal/Ja Data Fokus Problem Etiologi TTD


m
1. 25-02-2013 DS: Ketidakefektifan pola Deformitas
Klienmengeluhsesak napas dinding dada
napas

DO :
Tampaksesekali ada
pernapasanmelaluicuping
hidung
Pneumotoraks kanan
berkurang, Sudah tak
tampak efusi pleura
kanan, Efusi pleura kiri
berkurang.
2. 25-02-2013 DS: Ketidakefektifan bersihan Sekresi yang
Klienmengeluhbatuk jalan napas tertahanan

DO:
RR 29 x/menit
Cepat dan danggal
Ronkhi di basal paru kiri

3. 25-02-2013 DS : Gangguan pertukaran gas Ketidakseimba


Klien mengalami ngan ventilasi-
keringat dingin malam perfusi
hari
DO :
Warna bibir pucat, bibir
kering dan pecah-pecah
Diaforesis

4. 25-02-2013 DS : Ketidakseimbangannutris Asupan


Klien mengalami i : kurang dari kebutuhan makanankurang
penurunan berat badan 4 tubuh dari yang
kg direkomendasik
DO : an
kulit abdomen saku
keringdanbersisik harian(RDA)

prioritas masalah
1. Ketidakefektifan pola napas (domain : aktivitas)
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (domain : oksigenasi)
3. Gangguan pertukaran gas (domain : eliminasi dan pertukaran)
4. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (domain : nutrisi)
Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1. Ketidakefektifan pola napasberhubungan dengan deformitas dinding dada
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
4. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanankurangdari yang direkomendasikansaku harian(RDA)
N DiagnosaKeperawatan TujuandanKriteriaHasil TindakanKeperawatan
o
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
. napas berhubungan keperawatan selama 5 1. Evaluasi fungsi pernapasan, catat
dengan deformitas menit kecepatan atau pernapasan serak,
dinding dada (0411) Gangguan pola napas pada dispneau, keluhan “lapar napas”,
pasien teratasi dengan terjadinya sianosis, perubahan
kriteria hasil: tanda vital.
1. Klien tidak 2. Auskultasi bunyi napas.
mengalami sesak 3. Catat perkembangan dada dan
napas posisi trakea.
2. Klien tidak 4. Kaji pasien adanya area nyeri tekan
mengalami napas bila batuk, napas dalam.
cuping hidung 5. Pertahankan posisi nyaman,
3. Efusi pleura klien biasanya dengan peninggian kepala
dapat hilang tempat tidur. Balik kesisi yang
sakit. Dorong pasien untuk duduk
sebanyak mungkin.
6. Pertahankan perilaku tenang, bantu
pernapasan “control diri” dengan
menggunakan pernapasan lebih
lambat atau dalam.
7. Pasang selang dada bila perlu untuk
mengatur sirkulasi pernapasan.
(penghisapan tumpukan cairan
pleura)

Rasional :
1. Kesulitan bernapas “dengan”
ventilator dan atau peningkatan
tekanan jalan napas diduga
memperburuk kondisi atau terjadi
komplikasi (missal: pulmotoraks).
2. Bunyi napas dapat menurun atau
taat pada lobus, sekmen paru, atau
seluruh area paru.
3. Catat pengembangan dada =
ekspansi paru. Defiasi trakea dari
area sisi yang sakit pada tegangan
pneumotoraks.
4. Dorongan pada dada dan otot
abdomen membuatbatuk
lebihefektif (mengurangi trauma).
5. Meningkatkan inspirasi maksimal,
ekspansiparu, dan ventilasi pada
sisi yang sehat.
6. Membantu pasien mengalami efek
fisiologi hipoksia yang dapat
dimanifestasikan sebagai ansietas.
7. Mempertahankan tekanan negative
intrapleura yang dapat
meningkatkan ekspansi paru
optimum dan drainase cairan.
Kolaborasi :
1. Kaji seri foto toraks.
2. Gambarkan seri GDA dan nadi
oksimetri. Kaji kapasitas vital
(volume tidal).
3. Berikan oksigen tambahan melalui
canula.
Rasionalitas :
1. Awasi kemajuan perbaikan
pneumotoraks dan ekspansi paru.
Identifikasi kesalahan posisi selang
endo trakea yang mempengaruhi
inflasi paru.
2. Kaji status pertukaran gas dan
ventilasi untuk kelanjutan gangguan
dalam terapi.
3. Alat dalam menurunkan kerja
napas, meningkatkan penghilangan
distress respirasi dan sianosis
berhubungan dengan hipoksemia.

2 Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan Mandiri:


. bersihan jalan napas keperawatan selama 15 1. kaji fungsi pernapasan, contoh
berhubungan dengan menit bunyi napas, kecepatan, irama dan
sekresi yang tertahan Ketidakefektifan bersihan kedalaman dan penggunaan otot
jalan napas pada pasien aksesori
teratasi dengan kriteria 2. Catat kemampuan untuk
hasil: mengeluaran mukosa/batuk efektif;
catat karakter, jumlah sputum,
1. RR klien normal adanya hemoptisis
(16-24) 3. berikan pasien posisi semi atau
2. Klien dapat batuk fowler tinggi. Bantu pasien untuk
efektif batuk dan latihan napas dalam
3. Tidak adanya ronki 4. bersihkan sekret dari mulut dan
pada basal paru kiri trakea; penghisapan sesuai
4. Napas klien normal keperluan
5. pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari kecuali
kontraindikasi
Rasional :
1. penurunan bunyi napas dapat
menunjukkan atelektasis. Ronki,
mengi menunjukkan akumulasi
sekret atau ketidakmampuan untuk
membersihkan jalan napas yang
dapat menimbulkan penggunaan
otot aksesori pernapasan &
peningkatan kerja pernapasan
2. pengeluaran sulit bila sekresi sangat
tebal (mis. Efek infeksi dan/atau
tidak adekuat hidrasi). Sputum
berdarah kental atau darah cerah
diakibatkan oleh kerusakan
(kavitasi) paru atau luka bronkial
dan dapat memerlukan
evaluasi/intervensi lanjut
3. posisi membantu memaksimalkan
ekspansi paru dan menurunkan
upaya pernapasan. Ventilasi
maksimal membuka area atelektasis
dan meningkatkan gerakan sekret
kedalam jalan napas besar untuk
dikeluarkan
4. mencegah obstruksi atau aspirasi.
Penghisapan dapat diperlukan bila
pasien tak mampu mengeluarkan
sekret
5. pemasukan tinggi cairan membantu
untuk mengencerkan sekret,
membuatnya mudah dikeluarkan.

Kolaborasi:
1. lembabkan udara/oksigen inspirasi
2. beri obat-obatan sesuai indikasi :
- agen mukolitik, contoh asetilsistein
(mucomyst)
- bronkodilator, contoh okstrifillin
(choledyl); teofillin (theo-dur)
- kortikosteroid (prednison)
3. bersiap untuk/membantu intubasi
darurat
Rasional :
1. mencegah pengeringan membran
mukosa; membantu pengenceran
sekret
2. –agen mukolitik menurunkan
kekentalan dan perlengketan sekret
paru untuk memudahkan
pembersihan
-bronkodilator meningkatan ukuran
lumen percabanan trakeobronkial,
sehingga menurunkan tahanan
terhadap aliran udara
-berguna pada adanya keterlibatan
luas dengan hipoksemia dan bila
respons inflamasi mengancam
hidup
3. Intubasi diperlukan pada kasus
jarang bronkogenik TB dengan
edema laring atau perdarahan paru
akut
3 Gangguanpertukaran Setelahdilakukantindakank Mandiri :
. gasberhubungandengan eperawatanselama 2 1. Kajiterbatasnyaekspansidinding
Ketidakseimbanganventi hariGangguanpertukaranpa dada.
lasi-perfusi sienteratasidengankriteriah 2. Evaluasiperubahankesadarandancat
asi: atsianosisatauperubahanpadawarna
1. Klien tidak kulit (membranmukosadan kuku).
mengalami bibir 3. Tingkatkantirah baring
pecah, kering dan ataubatasiaktivitasdanbantuaktivita
warna bibir pucat sperawatandiriseseuaikeperluan.
2. Klien tidak Rasional :
mengalami 1. TB
diaforesis parumenyebabkanefekluaspadaparu
salahsatunyaefusi pleura.
Efekpernapasandapatdariringansam
pai dipseneaberatsampai distress
pernapasan.
2. Pengaruhjalandapatmengangguoksi
genasiorgan vital danjaringan.
3. Menurunkankonsumsioksigenatauk
ebutuhanselamaperiodepenurunanp
ernapasan
(menurunkanberatnyagejala).
Kolaborasi :
1. Awasiseri GDA ataunadioksimetri.
2. Berikanoksigentambahan yang
sesuai.
Rasional :
1. Penurunanoksigendansaturasi(penin
gkatan PaCO2)
menunjukkankebutuhanuntukinterv
ensiatauperubahanprogsmterapi.
2. Alatdalammemperbaikihipoksemia
yang
dapatterjadisekunderterhadappenur
unanventilasiataumenurunnyaperm
ukaan alveolar paru.

Anda mungkin juga menyukai