TATA IBADAH MINGGU SENGSARA III (7-13 MARET 2021) REMAJA GMIM
Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 7:54-8:3 | Tema: “Penderitaan sebagai Konsekuensi Kesetiaan Iman”
PERSIAPAN
1. Tata ibadah ini digunakan oleh remaja atau pembina untuk ibadah remaja di rumah masing-masing atau bagi jemaat yang sudah mendapat rekomendasi untuk
beribadah bersama di rumah gereja dengan memperhatikan protokol kesehatan beribadah.
2. Waktu pelaksanaan ibadah sesuai pengaturan Komisi di jemaat masing-masing.
3. Jika memungkinkan, sediakan 1 (satu) buah lilin putih dan diletakkan di atas meja bagi yang beribadah di rumah.
4. Remaja dan pembina yang mengikuti ibadah dihimbau untuk dapat memakai pakaian rapi dan sopan.
5. Persiapan ibadah lainnya dapat disesuaikan dengan pengaturan jemaat masing-masing (memakai pengeras suara, live streaming, dsb.)
6. Lagu-lagu dalam tata ibadah dapat disesuaikan sesuai pengaturan jemaat masing-masing dan pemilihan lagu tetap dengan memperhatikan unsur liturgi yang ada.
TAHBISAN (Berdiri)
P Pertolongan kepada kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi, yang tetap setia untuk selama-
lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Amin.
P Kepada kita yang sungguh-sungguh mengaku dosa di hadapan Allah dengan penuh ketulusan, dengarkanlah berita
anugerah-Nya dalam 1 Petrus 1:18-19, “ Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan
tak bercacat.”
PELAYANAN FIRMAN
P Mari kita berdoa untuk pembacaan dan perenungan firman Tuhan.
P Membaca Alkitab: Kisah Para Rasul 7:54-8:3
KHOTBAH
Tema: “Penderitaan sebagai Konsekuensi Kesetiaan Iman” Oleh Kak Vik. Pdt. Karnia Kawengian, M.Th.
Adik-adik remaja dan pembina remaja yang dikasihi Tuhan, kita bisa melihat Stefanus masih bisa mengampuni orang yang
menyiksa dia. Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca ini merupakan salah satu kisah yang paling mengharukan. Ada
beberapa hal yang membuat kisah ini begitu menyayat hati. Pertama, pembunuhan ini dilakukan atas nama Tuhan. Mereka
beranggapan bahwa Stefanus menghujat Allah, maka selayaknyalah ia dihukum. Kedua, pada saat meregang nyawa,
Stefanus masih sempat berdoa agar Tuhan tidak menanggungkan dosa ini atas para pembunuhnya. Keduanya mengakui
berbuat atas nama Tuhan, tetapi dengan motivasi yang berbeda. Orang Yahudi mengkambing-hitamkan Tuhan untuk
melampiaskan kebencian mereka, dan melahirkan pembunuhan. Sedangkan Stefanus mengalami ini karena keyakinannya
akan kebenaran sejati yaitu Yesus Kristus, melahirkan pengampunan. Di mata manusia, kematian Stefanus adalah peristiwa
tragis karena tidak seharusnya terjadi. Namun, di mata Tuhan kematian Stefanus tidak tragis dan tidak sia-sia. Kematian
Stefanus adalah bagian dari rencana Allah yang tidak sepenuhnya kita pahami namun sekurangnya bisa kita mengerti kendati
hanya sebagian. Pada saat Stefanus dirajam, ada seorang muda yang menyaksikan kebrutalan para pembunuh itu, namanya
Saulus, yang belakangan kita kenal sebagai Paulus. Di kemudian hari Paulus menjadi Stefanus yang baru, sebagai pengikut
Kristus yang bersedia memberi hidupnya demi Yesus Tuhan. Seperti Stefanus, Paulus pun pernah dilempari batu; Paulus
memahami makna menderita dan mati bagi Kristus sebab ia pernah melihat kematian Stefanus yang mulia.
Bila Tuhan memakai kematian Stefanus sebagai sesuatu cara untuk memanggil Paulus, tidak tertutup kemungkinan Ia
memakai peristiwa yang sedang kita hadapi ini baik dalam keluarga, dalam sekolah, dalam pergaulan, sebagai cara untuk
menghantar kita masuk ke dalam kehendak-Nya yang lain. Di kalangan remaja, ada begitu banyak tantangan iman yang
diperhadapkan dengan kita, tetapi justru di situlah kesaksian iman harus kita nyatakan. Sudah menjadi tugas kita untuk jadi
alat kesaksian bagi kemuliaan Tuhan. Melalui apa? Bukan sebatas melalui perkataan atau khotbah kita, tetapi lewat perbuatan
kita setiap hari yang sungguh-sungguh mencerminkan terang Kristus. Sekalipun harus menderita, teruslah hidup dalam
ketaatan melakukan firman-Nya. Karenanya, mari beri hidup kita dipakai oleh Tuhan. Jadilah remaja-remaja dan pembina-
pembina remaja yang hidup dalam ketaatan dan kesetiaan iman kepada Tuhan. Jangan takut dan ragu jika menyuarakan
kebenaran sekalipun torang akan dibenci. Teruslah berbuat baik dan ketika ada orang-orang yang marah dan membenci kita
bahkan kita harus hidup dalam penderitaan akibat perbuatan baik yang kita lakukan maka ampunilah mereka. Yakinlah bahwa
di balik penderitaan yang teralami dalam hidup kita, ada sukacita kekal yang akan kita terima. Tuhan kiranya memampukan
kita. Amin.
PERSEMBAHAN
2
P Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina remaja, marilah kita memberi persembahan sambil berkomitmen bahwa kita
akan mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada-Nya.
P+J Menyanyi: KJ. 368 “PADA KAKI SALIBMU”
1
Pada kaki salibMu, Yesus, 'ku berlindung;
Air hayat Golgota pancaran yang agung.
SalibMu, salibMu yang kumuliakan
Hingga dalam sorga k'lak ada perhentian.
2
Pada kaki salibMu kasihMu kut'rima;
Sinar Bintang Fajar t'rang yang memb'ri cahaya.
SalibMu, salibMu yang kumuliakan
Hingga dalam sorga k'lak ada perhentian.
3
Pada kaki salibMu kuingat kurbanMu,
dalam jalan hidupku kukenang selalu.
SalibMu, salibMu yang kumuliakan
Hingga dalam sorga k'lak ada perhentian.
DOA SYAFAAT
P Mari kita berdoa: …
P+J Doa Bapa Kami
BERKAT
P Kasih karunia Yesus Kristus, TUHAN kita, menyertai kita sekalian, sekarang dan untuk selama-lamanya.
P+J Amin… Amin… Amin… (dinyanyikan)