memiliki plan untuk setelah SMA harus merasakan kuliah mau bagaimanapun itu. Ketika saya berada di kelas 7, sempat terpikirkan kalau saya mempunyai ketertarikan tersendiri ketika mengedit video karena menurut saya bagian editing adalah hal yang menyenangkan dan saya memutuskan untuk ingin meneruskan pendidikan di SMK dengan jurusan broadcast. Dahulu saya kira ketika lulus SMK langsung bekerja dan saat itu saya sedikit ragu. Namun semakin lama saya menyadari bahwa editing hanya menjadi bagian dari hobi saja, bukan hal yang dapat saya kembangkan untuk rencana hidup nantinya. Ketika saya kelas 8 sempat terpikirkan oleh kata ibu, kalau ketika nanti sudah memasuki dunia kerja, orang yang memiliki kemampuan di bidang bahasa akan mempunyai kesempatan yang lebih besar diterima. Pada saat itu saya pikir saya harus pintar dalam bahasa terutama bahasa asing untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus kelak. Meskipun menentukan pilihan seperti ini terbilang sangat cepat, alasan saya melakukannya saat itu agar saya bisa mengetahui minat dan bakat saya sehingga saya bisa memilih jurusan yang nantinya disediakan di sekolah menengah atas lalu mengejar mimpi saya untuk belajar bahasa. Lambat laun akhirnya saya menyadari minat saya yang sebenarnya dan yang akan saya masukan ke rencana hidup saya adalah bahasa, terutama bahasa Inggris. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih SMA. Ketika sudah kelas 9 saya kembali mencari info tentang SMA, sampai akhirnya saya baru mengetahui kalau ternyata selain IPA dan IPS ada juga SMA yang mempunyai jurusan bahasa. Ya, saya tertarik dan bahkan sudah mencari lebih banyak tentang SMA yang mempunyai jurusan bahasa di Jakarta. Sayang sekali sekolah yang ada jurusan bahasanya berlokasi sangat jauh dari tempat tinggal sehingga tidak memungkinkan untuk saya pilih. Akhirnya pilihan saya kembali kepada SMA dengan jurusan IPS. Dari sini saya tetap semangat, karena saya pikir mempelajari bahasa ketika kuliah bukanlah sesuatu yang buruk. Hal inilah yang membulatkan tekad saya untuk masuk PTN, terlebih lagi jurusan sastra asing
a. Dan keputusan final saya
adalah berkuliah di Universitas Indonesia dengan jurusan sastra Inggris.
Kondisi finansial keluarga sangat tidak
baik, untuk hari-harian saja sudah susah apalagi untuk bimbel saya. Keinginan saya untuk bimbel sedari kelas 10 tidak sebesar itu, bahkan tidak ada sama sekali. Karena saya tahu keuangan tidak memungkinkan akhirnya saya memutuskan untuk bergantung dengan kemampuan belajar sendiri walaupun rasanya saya sedikit putus asa. Tapi, senang sekali rasanya setelah mengetahui RuPin membuka pendaftaran untuk bimbel gratis. Karena, andai saya lolos seleksi, saya bisa bimbel seperti teman-teman yang lainnya. Saya merasa kalau bimbel sangat membantu saya karena saya merupakan tipe orang yang kesusahan dalam belajar mandiri. Belum lagi saya rasa materi yang diajarkan guru-guru ketika sekolah online kurang membantu saya. Saya rasa RuPin dapat membantu saya dalam belajar, terlebih lagi untuk meraih cita-cita saya untuk masuk PTN dengan jalur SNMPTN. Pengajar RuPin bukan orang yang sembarang, maka dari itu saya semakin berharap agar saya dapat lolos seleksi ini. Jika saya lolos seleksi, saya akan senang karena saya akan merasa terbantu untuk persiapan masuk PTN tanpa membebankan orang tua saya juga.