1 Aksara
Aksara adalah nama lain dari sistem tulisan yang menggunakan lambang-lambang. Aksara
Latin yang merupakan aksara yang paling banyak digunakan di dunia ini—termasuk
Indonesia—menggunakan huruf a-z sebagai unsur yang mewujudkan aksara Latin. Huruf-
huruf di dalam untaian a-z dapat dirangkaikan untuk membentuk kata, misalnya huruf a, b, k,
u dapat dirangkaikan menjadi kata buka dan baku.
Aksara Latin merupakan salah satu aksara yang ada di dunia. Aksara Latin merupakan aksara
yang bersifat fonemis, karena satu huruf mewakili satu fonem. Aksara yang mewakili satu
silabe atau suku kata disebut aksara silabis. Aksara Hiragana dan Katakana yang digunakan di
Jepang memiliki untaian ma mi mu me mo, sa si su se so. Kata hiragana terdiri dari suku kata
hi ra ga na. Silabe hi yang terdiri dari huruf h dan i sudah merupakan satu kesatuan bunyi.
Ada pula aksara lain yang lebih kompleks yang tidak hanya terdiri dari huruf dan bunyi saja,
tetapi mempunyai makna, lagu kata (ton), dan bentuknya tidak berupa huruf Latin, melainkan
berupa logo atau gambar. Aksara seperti ini disebut aksara morfem. Ciri aksara morfem:
(1) bentuk atau logo yang berbeda dengan huruf Latin
(2) logo ini memiliki makna tertentu
(3) logo ini memiliki bunyinya sendiri yang berbeda dengan logo lain
(4) lagu kata atau ton (tone) yang tinggi nadanya sudah tertentu.
Aksara memiliki empat komponen, yakni: bentuk atau logo, makna, bunyi dan ton. Aksara ini
adalah aksara Han.
Di atas dikatakan aksara adalah sistem tulisan. Sebagai sebuah sistem dari kegiatan menulis,
aksara terdiri dari komponen-komponen pembentuknya, seperti yang tergambar berikut ini.
aturan
menggurat
ejaan
karakter
Huruf dan karakter merupakan salah satu komponen aksara. Huruf Latin memiliki huruf Latin
sebagai komponennya dan untaian a-z yang sudah diatur urutannya sebagai sebuah satu
kesatuan dalam aksara Latin. Karakter Han—bukan huruf Han—merupakan unsur aksara Han.
Alasan penamaan karakter (character) bukan huruf (alphabet, abjad) memiliki empat alasan
seperti yang telah disebutkan di atas.
Bentuk karakter Han yang kita kenal sekarang ini merupakan hasil dari perkembangan sejak
zaman kuno. Evolusi bentuk ini terjadi selama ratusan tahun. Pada masa dinasti Han di awal
abaad Masehi bentuk karakter mencapai no (4) yang bernama fantizi 繁体字. Bentuk no (5)
merupakan bentuk yang sudah disederhanakan oleh pemerintah RRT pada tahun 1957 yang
dikenal dengan nama jiantizi 简体字. Penemuan arkeologis membuktikan bahwa karakter Han
tertua diukir di atas kulit penyu dan tulang lembu. Berikut disajikan bentuk karakter kuno
sampai dewasa ini.
Gambar 2. Bentuk karakter kuda mulai dari zaman kuno sampai sekarang
(Sumber gambar 5 jenis karakter: Li Leyi 李乐毅 1992)
Seperti telah diutarakan pada subbab di atas, aksara Han tidak mewakili bunyi seperti aksara
Latin. Aksara mewakili bentuk, bunyi, ton dan makna. Aksara Han ini tidak bersifat alfabetis
seperti aksara Latin, melainkan bersifat morfemis. Aksara Han yang bersifat morfemis ini
merupakan aksara yang bersifat piktofonetis. Disebut piktofonetik, karena terdiri dari unsur
komponen gambar (piktogram) dan bunyi (fonetik) yang menyatu ke dalam sebuah bentuk.
Misalnya: Penjelasannya sebagai berkut:
Pada aksara Han sebuah logo yang dikenal dengan nama karakter pada masa kuno berbentuk
gambar (lihat gambar gunung dan orang di atas). Gambar ini menyatu dengan makna, ton dan
bunyi membentuk satu kesatuan yang tidak dapat diceraikan. Inilah kekhasan aksara Han.
Di zaman kuno suku Han hanya menggunakan karakter Han. Di zaman modern di samping
karakter Han, juga digunakan huruf Latin untuk mentranskripsikan karakter Han. Huruf Latin
Bahasa yang ditranskripsikan tidak hanya Bahasa Mandarin saja, tetapi juga merambah ke
bahasa-bahasa daerah lainnya seperti Bahasa Hokkian, Bahasa Hakka, Bahasa Kanton dan
bahasa lainnya. Ejaan yang dikenal dan digunakan secara luas di dunia internasional sebelum
hadir Hanyu Pinyin adalah Ejaan Wade & Giles. Amerika juga menciptakan Ejaan Yale guna
kepentingan mereka. Taiwan tidak menggunakan Hanyu Pinyin, tetapi menggunakan lambang
bunyi yang diambil dari karakter kuno. Nama ejaan yang digunakan di Taiwan adalah Zhuyin
Fuhao.
Setelah RRT berdiri, pemerintah memprakarsai untuk menyusun ejaan huruf Latin dengan
membentuk sebuah asosiasi khusus yang ditangani oleh para pakar yang bergerak di bidang
bahasa. Pada tahun 1958 diresmikan ejaan resmi yang menggunakan huruf Latin didasarkan
pada dialek Beijing. Ejaan ini diberi nama Hanyu Pinyin 汉语拼音. Hanyu berarti Bahasa Han,
terdiri dari 7 bahasa daerah yang semuanya menggunakan aksara yang sama, yakni aksara Han.
Ketujuh bahasa daerah itu—bukan dialek—adalah (Li Rong 1987):
(1) Bahasa Utara (Běifāng Huà 北方话)
Daerah pemakaiannya paling luas, mencakup area dari Nanjing (Nánjīng 南京) di
provinsi Jiangsu (Jiāngsū 江 苏 ) sampai ke Urumqi di daerah otonomi Xinjiang
(Xīnjiāng 新疆), dari Kunming (Kūnmíng 昆明) di provinsi Yunan(Yúnnan 云南)
sampai ke Harbin (Hā’ĕrbīn 哈尔滨) di provinsi Heilongjiang (Hēilóngjiāng 黑龙江).
(2) Bahasa Wu (Wú Huà 吴话)
Dikenal sebagai Bahasa Shanghai, daerah pemakaiannya di Zhejiang (Zhèjiāng 浙江).
(3) Bahasa Xiang (Xiāng Huà 湘话)
Ejaan Hanyu Pinyin tidak digunakan untuk menggantikan karakter Han, karena banyak sekali
suku kata yang berbunyi sama dan memiliki ton sama tetapi memiliki bentuk dan makna
berbeda. Misalnya, kata lí yang berton yangping atau ton kedua berjumlah 23 karakter yang
berbeda bentuk dan maknanya. Berikut ini 6 dari 23 karakter lí yang memiliki bentuk dan
makna berbeda:
丽 lí ‘nama suku di zaman kuno’
鹂 lí ‘nama burung’
厘 lí ‘ukuran jarak’
离 lí ‘jarak’
梨 lí ‘nama buah’
犁 lí ‘alat dalam bertani’
Seandainya ejaan Hanyu Pinyin menggantikan karakter Han dalam kegiatan tulis menulis, tak
terbayangkan betapa repotnya memilih makna yang dimaksud dari kata lí diucapkan itu. Ejaan
ini bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Mandarin pada tahap awal selama ia belum mampu
menghafal karakter Han yang dipelajarinya.
Kepustakaan
Ceng, Bohan. 1949.中国文字演变.北京: 新知识三联书店.
DeFrancis, John.1984. The Chinese Language: Fact and Fantasy. Honolulu: University of
Hawaii Press.
Harimurti, Kridalaksana dan Hermina Sutami. 2005 “Aksara dan Ejaan” dalam Pesona
Bahasa: Langkah awal memahami linguistik. Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia
RMT Lauder (ed). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 65-87.
Houston, Stephen D (ed.). 2004. The First Writing: script invention as history and process.
Cambridge: Cambridge University Press.
Li, Leyi 李乐毅.1992. 汉字演变五百例. Beijing: Beijing Yuyan Xueyuan Chubanshe.
Norman, Jerry. 1988. Chinese. Cambridge: Cambridge University Press.
Sutami, Hermina. 1993. “Asal mula dan perkembangan aksara Han” dalam Lembaran Sastra
Universitas Indonesia. No.19. Hlm.43-68.