A. MENGENAL BAHASA
1. Pengertian Bahasa
KBBI Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Harimurti Kridalaksana (1985) Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi
bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2. Fungsi Bahasa
1) Bahasa sebagai sarana komunikasi
2) Bahasa sebagai sarana adaptasi
3) Bahasa sebagai sarana kontrol sosial (untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang
terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami)
4) Bahasa sebagai sarana memahami diri
5) Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
6) Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
7) Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
8) Bahasa sebagai sarana berfikir logis
9) Bahasa membangun kecerdasan
10) Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru
3. Contoh bahasa sebagai alat komunikasi berupa:
Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-
bunyian, lukisan, gambar, dan sebagainya.
Contohnya :
- Bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam)
- Adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
- Suara adzan untuk tanda segera melakukan sholat
- Telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
- Simbol rambu-rambu lalu lintas yang berada di jalan
- Gambar peta yang menunjukkan jalan
- Melambaikan tangan berarti untuk menyampaikan salam
4. Tata Bahasa Indonesia
1) FONOLOGI (Bunyi bahasa)
Huruf : A = a, B = b, Ny = ..., Ng = ...., Sy = ...., Kh = ...
Penggalan :
- Abstrak : ab-strak - Bersih : ber- sih
- Struktur : struk-tur - Aman : a - man
- Kontrak : kon-trak - Makan : ma – kan
2) MORFOLOGI (Bentuk kata)
MORFO = BENTUK, LOGI= ILMU
a) Bentuk terikat (semua imbuhan, me, ter, ber, ditulis, ketua, kesatu, kedua dsb)
b) Bentuk bebas ( cth: buku, di (sebagai kata depan) di rumah, di kelas, ke kampus
dsb) dimakan, dipukul
c) Kelas kata : K. Benda, K. Ganti, K. kerja, K. Sifat, Sapaan, Petunjuk, Bilangan,
Penyangka, Kata Tanya, Kata Seru, Kata Sandang dsb.
3) SINTAKSIS (Bentuk kalimat)
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
4) SEMANTIK (Makna kata)
Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensi.
a. Makna Denotatif (sebenarnya)
b. Makna Konotatif (kiasan)
c. Makna idiomatik (ungkapan)
Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
a. Sinonim (mirip atau hampir sama)
b. Antonim (berlawanan maknanya)
c. Hiponim (Umum – khusus)
Denotaitif (Sebenarnya)
(1) Bunga itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
Makna Konotatif (kiasan)
(1) Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan.
Kursi artinya jabatan/kekuasaan.
Idiomatik (Ungkapan)
- banting tulang : kerja keras - buah bibir : topik pembicaraan
- gulung tikar : bangkrut - angkat tangan : menyerah
- angkat kaki : pergi - meja hijau : pengadilan
- naik pitam : marah - buah tangan : oleh-oleh
C. RAGAM BAHASA
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.
1. Ragam bahasa Indonesia lama
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat
dicetuskannya Sumpah Pemuda. Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa
Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca,
2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa (bahasa halus/kasar)
3) Keikhlasan suku daerah lain, dan
4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan
2. Ragam bahasa Indonesia baru
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda
pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa
yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
a. Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa yang digunakan pada undang-undang yang berlaku untuk hukum Indonesia.
b. Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita, disebut juga bahasa
komunikasi massa yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa.
Ciri utama dari ragam bahasa jurnalistik adalah komunikatif (mudah dimengerti) dan
spesifik (khusus).
c. Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa yang harus memenuhi syarat diantaranya benar (menurut kaidah bahasa
Indonesia baku.
1) Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah :
- Bahasa Indonesia ragam baku
- Pengunaan kalimat efektif
- Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
- Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas (pokok2) dan menghindari
pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias
- Menghindari penonjolan persona (pribadi) dengan tujuan menjaga objektivitas
(keaslian) isi tulisan
- Adanya keselarasan dan keruntutan antar proposisi (rancangan usulan) dan antar
alinea
d. Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran
yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam
ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi
pembaca.
e. Ragam bahasa bidang-bidang tertentu
Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti transportasi,
komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi. Contoh : diagnosis, USG dipakai dalam bidang
kedokteran.
3. Ragam bahasa lisan
Dalam ragam lisan, lebih ditekankan pada tata bahasa, kosakata, dan lafal. Ragam bahasa
lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, muka, gerak
tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
a. Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
- Memerlukan kehadiran orang lain
- Unsur gramatikal tdk dinyatakan secara lengkap
- Terikat ruang dan waktu
- Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
b. Ragam bahasa lisan meliputi :
1) Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman, berbicara
dengan orang lain yang lebih muda atau berbicara tidak resmi.
2) Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato.
3) Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat mahasiswa
berbicara dengan dosen.
4) Ragam bahasa panggung
Ragam bahasa yang digunakaan saat pentas untuk menghibur orang lain.
4. Kelebihan dan kekurangan
Lebih jelas karena pembicara menggunakan tekanan dan gerak anggota badan,
sehingga pendengar lebih mudah mengerti Pembicara dapat langsung melihat ekspresi
pendengar Lebih bebas dalam mengungkapkan sesuatu
Pembicara sering mengulangi kalimat yang telah diucapkan Pendengar belum tentu
mendengar jelas apa yang dikatakan pembicara Tidak semua orang bisa menyampaikan
sesuatu dengan baik secara lisan
5. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis lebih kepada tata cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata
bahasa dan kosa kata. Ragam bahasa tulis, dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa
seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan
ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
a. Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain 3) Tidak terikat ruang dan waktu
2) Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap 4)Dipengaruhiolehtanda baca/ ejaan.
6. Ragam bahasa berdasarkan situasi
a. Ragam bahasa resmi
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1) Menggunakan unsur gramatikal secara tegas dan tetap;
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap ;
3) Menggunakan kata ganti resmi ;
4) Menggunakan kata baku ;
5) Menggunakan EYD ;
6) Menghindari unsur kedaerahan .
b. Ragam bahasa tidak resmi
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa tidak
resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
c. Ragam bahasa akrab
Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat
pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan
kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.
d. Ragam bahasa konsultasi
Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam
bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi
yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.
7. Ragam bahasa berdasarkan penutur
a. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
b. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari
bahasa asing, misalnya fitnah, teknik, vitamin, video, formal. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, tehnik, pitamin, pideo, pormal.
c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab,
dan santai
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh
antonim:
- Naik x Turun - Banyak x Sedikit
- Besar x Kecil - Tinggi x Rendah
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda
satu sama lain. Berikut contoh homonim,
- Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini
- Semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama.
Berikut contoh homofon,
- Anton menabung uangnya di Bank secara rutin
- Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama.
Berikut contoh homograf,
- Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng
- Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim
adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim.
- Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa,
kuda, dan lain-lain.
5. Syarat kesesuaian dalam pemilihan diksi.
Kesesuaian dalam diksi menunjukkan. kesesuaian tersebut mempersyaratkan untuk :
a. Menghindari kata tutur (bahasa lisan ) yaitu kata dalam pergaulan sehari-hari
Contoh : bilang, dikasih, ngerti, ndak,dll.
b. Menghindari istilah ilmiah dalam kondisi umum.
c. Menghindari jargon. Jargon adalah istilah yang mengenai dialek profesi atau komunitas
darerah tertentu, atau kosakata ini digunakan dalam lingkungan tertentu.
d. Menghindari slang. Kata slang merupakan kata-kata yang diberi makna baru . misalnya:
Pergi – cabut , percepat – tancap
e. Menghindari bahasa artifisial. Artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni ataupun
sastra. Misalnya : gedung itu mencakar langit.
F. SEJARAH EBI
1. Ejaan Van Ophuysen (1901)
Ejaan Van Ophuysen merupakan ejaan pertama yang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
Ejaan ini ditetapkan tahun 1901. Perancang ejaan Van Ophuysen adalah orang Belanda yakni
Charles Van Ophusyen dengan dibantu Tengku Nawawi, dkk. Ejaan ini menggunakan huruf
latin dan bunyinya hampir sama dengan tuturan Belanda. Contoh
- huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti pada kata jang, pajah, sajang.
- huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’, seperti pada kata-
kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong ‘au’ tetap ditulis ‘au’).
- tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan bunyi hamzah,
seperti pada kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi
Ejaan Republik berlaku sejak 17 Maret 1947 menggantikan ejaan pertama yang
dimiliki bahasa Indonesia saat itu. Ejaan ini merupakan upaya pemerintah untuk
mengganti ejaan Van Ophuysen yang disusun oleh orang Belanda dan merupakan ejaan
resmi pertama yang disusun oleh orang Indonesia. Ejaan republik juga disebut
dengan ejaan Soewandi. Ejaan ini di ambil dari nama Mr. Soewandi yang merupakan
seorang menteri Pendidikan dan kebudayaan. Perbedaan ejaan Soewandi dengan ejaan
Van Ophuysen ialah:
a. Huruf oe diganti dengan u. Contohnya dalam ejaan Van Ophuysen penulisannya ‘satoe’,
dalam ejaan Republik menjadi ‘satu’.
b. Huruf Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf K. Contohnya: maklum, pak, tak,
rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 Contohnya: kupu2, main2.
d. Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan
dengan imbuhan ‘di-‘ pada dibeli, dimakan.
3. Ejaan Melindo
Ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Sidang perutusan Indonesia dan Melayu
(Slamet Mulyana-Syeh Nasir bin Ismail) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian
dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). karena perkembangan politik
selama tahun-tahun berikutnya maka diurungkan peresmian ejaan tersebut.
4. Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015, EyD mengalami dua kali revisi,
yakni pada tahun 1987 dan 2009. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EyD,
antara lain:
- Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
- Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan, dan xenon.
- Awalan “di-” dan kata depan “di” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada
contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara “di-”
pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
- Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan
5. Ejaan Bahasa Indonesia
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan EyD adalah:
- Penambahan huruf vokal diftong. Pada EyD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi,
sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser dan
survei).
- Penggunaan huruf tebal. Dalam EyD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul
buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau sublema
dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
H. SURAT