Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Bahasa dan Sastra Indonesia di SD

Tutor : Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd.

Nama : Isni Yunita Sari Semester : 3 (tiga)


NIM : 857923355 Jurusan : PGSD
Pokjar : Godean

Tugas 1
1. a. Harimukti Kridalaksana (1997)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifiksikan diri.
b. Gorys Keraf
Bahasa yaitu alat komunikasi antara satu anggota masyarakat dengan menggunakan simbol
bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia.
c. Tarigan
Bahasa merupakan suatu sistem yang sistematis, dan mungkin juga generatif. Dan bahasa juga
diartikan sebagai lambang-lambang mana suka atau simbol arbiter.
d. Sunaryo
Bahasa diartikan sebagai sebuah struktur budaya yang ternyata memiliki kedudukan, fungsi,
serta peran ganda. Bahasa menjadi akar serta produk dari sebuah budaya yang juga memiliki
fungsi sebagai sarana berfikir, pendukung, pertumbuhan dan juga perkembangan dari ilmu
pengetahuan serta teknologi.

• Persamaan
Bahasa sebagai lambang bunyi, simbol bunyi yang arbitrer dan sistematis serta
dipergunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
• Perbedaan
Bahasa bisa bersifat generatif dan menjadi akar serta produk dari sebuah budaya.
• Kesimpulan
Bahasa merupakan sebuah lambang, simbol bunyi yang arbitrer dan sistematis, mungkin
juga generatif yang dihasilkan dari alat ucap manusia dan muncul sebagai produk dari
sebuah budaya untuk digunakan sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi manusia
dengan manusia lainnya serta mengidentifikasi diri untuk berfikir dalam pertumbuhan dan
perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Masyarakat Bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau menganggap diri mereka
memakai bahasa yang sama.

Dalam suatu masyarakat bahasa sangat mungkin terjadi yang namanya kontak bahasa dan
asimilasi bahasa karena kontak bahasa yang terjadi saling berpengaruh antara dua atau lebih
bahasa atau ragam bahasa karena penutur berbagai bahasa tersebut sering berinteraksi dan
terjadi proses perubahan bunyi yang menyebabkannya mirip atau sama dengan bunyi lain
yang ada di dekatnya.
Contoh:
• kata /sabtu/dalam bahasa Indonesia biasa diucapkan /saptu/
bunyi /b/ berubah menjadi bunyi /p/ sebagai akibat dari pengaruh bunyi /t/
• kata /minbar/ dalam bahasa Arab dalam bahasa Indonesia lazim diucapkan /mimbar/ yang
berarti tempat ceramah.
bunyi /n/ menjadi bunyi /m/ karena terpengaruh oleh bunyi /b/ yang berada di
belakangnya.

3. a. Bunyi vokal
• Bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara. Hambatan hanya terdapat
pada pita suara.
• Tidak terdapat artikulasi
• Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Dengan demikian,
semua vokal adalah bunyi suara.

b. Bunyi konsonan
• Bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara.
• Terdapat artikulasi.
• Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara.
Konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.

c. Bunyi semivokal
• Di dalam bunyi semivokal terdapat vokal dan konsonan.
• Artikulasi dalam mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang
atau renggang lebar. Contoh: air, kalau, radio, kue, daun.
4. a. Dia menumpang bus antar kota dari sana.
Dia : satu morfem bebas
menumpang : satu morfem bebas dan satu morfem terikat (me- tumpang)
bus : satu morfem bebas
antarkota : dua morfem bebas (antar, kota)
dari : satu morfem bebas
sana : satu morfem bebas

b. Mereka menyesal telah melakukan perbuatan tercela itu.


Mereka : satu morfem bebas
menyesal : satu morfem bebas dan satu morfem terikat (me- sesal)
telah : satu morfem bebas
melakukan : satu morfem bebas dan dua morfem terikat (me– laku –kan)
perbuatan : satu morfem bebas dan dua morfem terikat (per– buat –an)
tercela : satu morfem bebas dan satu morfem terikat (ter- cela)
itu : satu morfem bebas

5. – Memukul, pemukul (kata dasar: pukul)


Huruf [p] pada kata memukul atau pemukul dapat meluruh dikarenakan huruf pertama kata
dasar berawalan [p] diikuti oleh vokal [u] yang mendapat awalan meng- atau peng-. Proses
peluluhan fonem ini bertujuan untuk memudahkan artikulasi atau pengucapan kata.

- Mengkristal, mengkritik (kata dasar: kristal, kritik)


Huruf [k] pada kata mengkristal atau mengkritik tidak dapat meluruh karena huruf kedua
pada kata mengkristal atau mengkritik berupa huruf konsonan [r]. Aturan peluluhan hanya
berlaku jika huruf kedua adalah vokal, bukan konsonan.

- Penari (kata dasar: tari)


Huruf [t] pada kata penari luluh karena fonem /t/ diwujudkan dengan bunyi nasal pen yang
membentuk makna sebagai kata pelaku. Kata tari yang mendapat imbuhan prefiks pen-
adalah kata yang mendapat imbuhan men- yang membentuk kata kerja.
penari menari
kata pelaku kata kerja
- Petani (kata dasar: tani)
Huruf [t] pada kata petani tidak luruh sebab bentuk dasar petani berupa kata nominal yang
mempunyai makna pekerjaan melakukan perbuatan yang berhubungan dengan benda yang
tersebut pada bentuk dasarnya.
petani pekerjaannya melakukan usaha tani

Anda mungkin juga menyukai