Menurut Trianto (2007), model pembelajaran terkait atau connected model adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain, mengaitkan suatu pokok bahasan dengan bahasan berikutnya, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan lainnya, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain, atau hari berikutnya dalam satu bidang studi. Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. (Sukayati, 2004: 6) Dengan demikian, Model terhubung (connected) merupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini secara nyata mengorganisasikan atau mengintregrasikan suatu konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau subpokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub bahasan lain, dalam satu bidang studi. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Pengintegrasian ide- ide dipelajari tersebut terdapat dalam satu semester atau catur wulan dengan semester catur wulan berikutnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Sehubungan dengan itu, model berbeda dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang rumit; model dipakai untuk menyerdahanakan proses dan menjadikannya lebih mudah dipahami. Model dipakai untuk menunjukkan bagaimana sesuatu itu seperti sesuatu yang lain. Tetapi, sebuah teori berusaha mendiskripsikan prooses yang mendasari fenomena yang kompleks. Teori penguatan misalnya, adalah usaha untuk menerangkan mengapa proses belajar itu terjadi. Namun berbeda dengan model, teori tidak berusaha untuk menunjukkan seperti apakah belajar itu. Adapun yang dimaksud model pembelajaran dalam pembelajaran Tematik ini merajuk pada pendapat Joyce dan Weil (1980: 1) adalah: “ A patters or plan, which can be used to shaped a curriculum or course to select instruction materials, and to guide a teacher’s actions yaitu sebuah pola atau rencananya, yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum atau kursus untuk memilih bahan ajar, dan untuk membimbing tindakan guru.
Pengertian Model Pembelajaran Tematik Model pembelajaran adalah acuan pembelajaran
yang dilaksanakanberdasarkan pola-pola pembelajaran secara sistematis. Model pembejarantersusun atas beberapa komponen, yaitu fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistempendukung. Model pembelajaran memilki sejumlah karakteristik sebagaiberikut: pertama, berdasarkan teori pendidkan dan teori belajar dari para ahlitertentu; kedua, memilki misi atau tujuan pendidkan tertentu; ketiga, dapatdijadikan pedoaman untuk perbaikan proses belajar mengajar di kelas, keempat,memilki bagain-bagian model yang dinamakan urutan langakah-langkahpembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistempendukung; kelima, memilki dampak sebagai akibat penenrapan penerapanpembelajaran dan keenam, membuat persiapan mengajar (desain instruksional)dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.1Model pembelajaran juga merupakan cara yang dilakukan guru dalammelaksanakan suatu pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahamioleh peserta didik. Cara yang ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaiantujuan pembelajaran tematik SD/MI dilihat dari sudut proses pembelajaran.Guru harus memahami betul pelaksanaan model pembelajaran yang akandiguanakan dalam proses pembelajaran. Karena dengan menguasai modelpembelajaran, guru akan merasakan adanya kemudahan dalam pentransferanilmu berupa sikap, pengetahauan, dan keterampilan sehingga tujuanpembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat.2 Begitu juga dengan siswa,siswa juga akan lebih mudah memahami materi-materi yang diberikan olehpendidik ataupun guru.
B. MODEL PT yang dikembangkan di SD connted, webbing, integrated
Model-Model Pembelajaran Terpadu 1. Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba ( Webbed Model) Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi; a. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari model jaring laba-laba (Webbed) meliputi: 1). Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar 2). lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman 3). Memudahkan perencanaan 4). Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa dan, 5). memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. Selain kelebihan yang dimiliki, model Webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara lain; 1). Sulit dalam menyeleksi tema 2). Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal dan, 3). Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep. b. Contoh Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model) Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 2. Pembelajaran Terpadu Tipe Keterkaitan (Connected) Model pembelajaran terpadu tipe connected atau keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja. Model ini menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan, dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu. a. Kelebihan 1) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan; dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. 2) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah. 3) Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator; 4) Siswa memperoleh gambaran secara siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus; 5) Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. b. Kekurangan 1) Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan atau mata pelajaran yang lain; 2) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin). 3) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi. 4) Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan. 5) Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri. Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks. 3. Pembelajaran Terpadu Model Integrated (Terpadu) Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan. a. Kelebihan 1). Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran; 2). Memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator; 3). Siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu; 4). Memperluas wawasan dan apresiasi guru. b. Kekurangan 1). Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan; 2). Kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru; 3). Sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait; 4). Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema. Dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa, Model keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanya keterhubungan konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Pada model ini, siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena pada model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja. Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan pendekatan tematik. Karena karakterik dari model ini adalah menggunakan pendekatan tema maka dalam model ini, tema dijadikan sebagai pemersatu dari beberapa mata pelajaran. Setelah tema ditemukan. Baru dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitanya dengan mata pebelajaran yang dipadukan. Sedangkan model keterpaduan merupakan model yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Diupayakan penggabungan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Model ini sulit di laksanakan sepenuhnya mengingat sulitnya menemukan materi dari setiap bidang studi yang benar-benar tumpang tindih dalam satu semester, dan sangat membutuhkan keterampilan guru yang cukup tinggi dalam perencanaan dan pelaksanaanya. (Isniatun Munawaroh: 20 Desember 2018) Secara spesifik Teori-teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Tematik adalah; a. Model Keterhubungan (Connected) Model connecteddilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata
b. Model Jaring Laba-laba (Webbeding)
Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Untuk membantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di atas.
c. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD. Untuk membantu Anda memahami model ini, coba perhatikan gambar atau ilustrasi di atas Daftar pustaka
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI,Yogyakarta:
Samudra Biru, 2019Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru,Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di
SD/MI,Yogyakarta: SamudraBiru, 2018
Aminuddin, 1994. Pembelajaran Terpadu sebagai BentukPenerapan Kurikulum 2994
Matapelajaran Bahasa Indonesia. Makalah dalamSeminar JPBSI IKIP Malang, 26 November 1994.Fogarty, Robin. 1991. How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc.Marzano, Robert J. 1992. Dimensions of Thinking: A Frameworkfor Curricullum and Instruction.ASCD. Alexandria:125 New Street.Mathews, Louis De Vries dan Jean Crawford. 1989. Learning through an IntegratedCurruculum: Approach abd Guidelines.Victoria: Ministry of Education.Resmini, Novi, dkk. 1996. Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang: IKIP Malang.2003.Implementasi Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar Kelas Rendah Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.Makalah dalam Pelatihan Manajemen Kelas dan Pembelajaran Terpadu bagi Guru PD, TK, dan Guru SD Kelas Rendah di Lingkungan Yayasan Pendidikan Salman Alfarisi 23-27 Juni 2003. Pappas, Christine C., Kiefer B.Z., dan Levistik L.S. 1995.An Integrated Language Persfective in the Elementary School.White Plans, New York: Longman Publisher.Pusat Kurikulum.2002. Penjelasan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:DEPDIKNAS.Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Dasar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.Tim Pengembang PDSG. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II dan S-II Pendidikan Dasar.Jakarrta: Dirjen Dikti, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekelah Dasar.Tschudi, Stephen. 1993. The Astonishing Curriculum:Integrating Science and Humanities through Language.Urbana: National Council of Teachers of English.Collins and Dixon, 1991