Anda di halaman 1dari 14

Langkah-langkah penyusunan pembelajarantematik

Prabowo dalam Trianto (2011: 167) menyatakan bahwa secara umum langkah-langkah

penyusunan model pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. TahapPerencanaa
Perencanaan adalah penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid, 2006: 15). Perencanaan dapat

disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan pembuat

rencana. Perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat

sasaran dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam

implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar perlu dilakukan beberapa hal yang

meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar,

pengembangan jaringan tema, pengembanagan silabus dan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Depdiknas (2006: 10) menjabarkan tahap-tahap perencanaan

pembelajaran tematik sebagai berikut.

Pemetaan KompetensiDasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan

untuk semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata

pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan dijabarkan

sebagai berikut.

Pemetaan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator

Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator Melakukan

kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran
ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapatdiamati.

Menentukan tema

Penentuan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, mempelajari

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata

pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk

menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga

sesuai dengan minat dan kebutuhan anak

Prinsip penentuantema

Depdiknas (2006: 16) menyatakan bahwa dalam penetuan tema hendaknya

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.


Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan
kehidupan peserta didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupanmereka.

Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana
ke tema-tema yang lebih rumit bagi peserta didik.

Kemenarikan, artinya bahwa tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang menarik ke
tema yang kurang menarik.

Keinsidentalan atau kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada di lingkungan setempat.

Langkah-langkah penentuan tema

Dalam Depdiknas (2006: 17) menyatakan langkah penentuan tema sebagai berikut.

Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalamkurikulum.

Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip- prinsip pemilihantema.

Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema agar cakupan tema lebihterurai.

Memilih sub tema yangsesuai.

Prinsip penggalian tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya

tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam

pembelajaran. Dalam Trianto (2011: 155) telah dijabarkan prinsip penggalian tema

sebagai berikut.
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran.

Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajarselanjutnya.

Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologisanak.

Tema hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang terjadi di


dalam rentang waktubelajar.

Tema hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan


masyarakat (asasrelevansi).

Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumberbelajar.

Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

Melakukan identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar,

dan indikator terbagi habis.

Pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalamTema

Trianto (2011: 324) menyatakan pemetaan KD dan indikator ke dalam tema dimulai

dengan kegiatan sebagaiberikut.

Memetakan semua mata pelajaran yang dijabarkan di kelas 1- 3.

Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap


mata pelajaran yang diajarkan di kelas1-3.
Mengidentifikasi KD setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas1-3.

Menjabarkan KD kedalam indikator.

Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan SK, KD, indikator dalam semua


mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.

Kegiatan pemetaan keterhubungan Tema ke dalam SK, KD, dan Indikator

Trianto (2011: 326) menyatakan bahwa pemetaan keterhubungan tema dengan SK, KD

dan Indikator dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai


matapelajaran.

Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1- 3.

Mengidentifikasi SK dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kela 1-3.

Mengidentifikasi KD setiap mata pelajaran yang diajarkan kelas1-3.

Menjabarkan KD ke dalamindikator.

Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan indikator dari semua mata
pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
Pembuatan jaringantema

Trianto (2010: 328) jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dan sub-

sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait Setelah melakukan

pemetaan, dapat dibuatjaringantema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan

indicator dengan tema pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk

setiap kompetensi dasar yang terpilih (Kunandar, 2007:120).

Dalam teknik pembuatan jaringan tema harus menginventarisasi materi lalu

mengelompokkan materi yang sudah diinventariskan kemudian menghubungkan ke

dalam rumpun mata pelajaran dengan tema. Sebuah jaringan tema dianggap baik jika

memenuhi beberapa kriteria. Trianto (2011: 330) mengungkapkan kriteria jaringan tema

adalah simpel artinya jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan pembuatan

RPP. Sinkron, pada dasarnya, jaringan tema terdiri dari dua komponen utama, yaitu

tema pengikat dan tema terkait. Untuk itu perlu diperhatikan sinkronisasi antara tema

dan materi terkait. Logis, materi yang dijaring memang merupakan bagian dari tema.

Mudah dipahami, jaringan tema yang baik adalah jaringan tema yang dapat dipahami

oleh semua orang. Terpadu, tema dan materi diikat oleh kesamaan substansi yang ingin

disampaikan kepada peserta didik.

Penyusunansilabus

Silabus dikembangkan dari jaringan tema. Silabus dapat dirumuskan untuk keperluan

satu minggu atau atau dua minggu, tergantung pada keluasan dan kedalaman kompetensi

yang diharapkan. Depdiknas (2006: 15) menyatakan bahwa silabus merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,


pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Trianto (2011: 138) silabus adalah rencana

pembelajaran pada satu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Dapat disimpulkan bahwa silabus

merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian.

Penyususan silabus dapat dilakukan oleh tim yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan

konselor, dan dapat melibatkan komite sekolah, narasumber atau pihak terkait lainnya,

yang disupervise oleh dinas/kementrian agama setempat. Tujuan disusun silabus guna

memenuhi kompetensi yang harus dikuasai, cara untuk mencapai, serta cara mengetahui

pencapaianya.

Menurut Saud dalam Trianto (2011: 333) prinsip-prinsip pengembangan silabus

pembelajaran tematik sebagai berikut.

Disusun berdasarkan prinsip ilmiah berarti materi yang disajikan dalam silabus harus
memenuhi kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan secarailmiah.

Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran dalam silabus, termasuk
kedalaman tingkat kesulitanya. Disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhansiswa.

Secara sistematis, artinya semua komponen yang ada dalam silabus harus merupakan
satu kesatuan yang saling terkait untuk mencapai kompetensidasar.
Silabus disusun berdasarkn bagan/matriks
keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu yang
telahditetapkan.

Dalam memilih aktivitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai
kompetensi dasar dantema.

Kompetensi dasar setiap mata pelajarn yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran
tematik disusuntersendiri.

Penyusunan rencana pembelajaran

Kunandar (2007: 343) menyatakan bahwa RPP merupakan penjabaran yang lebih rinci

dari silabus yang dipergunakan untuk satu kali pertemuan. Trianto (2011: 350)

menjelaskan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian

pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi dan telah

dijabarkan dalam silabus. Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa RPP adalah rencana

pengajaran pendidikan yang lebih mengarah kepada guru. Guru mengajarkan apa yang

diberikan sesuai RPP kepada peserta didik.

Untuk kepentingan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru perlu membuat RPP

sebagai pedoman mengajar. Dalam Trianto (2011:

menyatakan bahawa landasan pengembangan RPP di jelaskan dalam PP No. 19 Tahun

2005 pasal 20 yaitu perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, meode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa kurikulum RPP (ditulis dalam

PP No.19, 2005: Bab IV Pasal 19 ayat 1) dalam Standar Nasional

Pendidikan dijelaskan bahwa standar proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaksi, inspirasif, menyenangkan,

menantang, memotivasi anak didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak

didik.AdapunkomponenRPPtematikdijelaskanolehTrianto(2011:

sebagaiberikut.

Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan ditematikkan,


kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan
yangdialokasikan).
Kompetensi dasar dan indikator yang akandilaksanakan.
Materi pokok beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar danindikator.
Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkrit yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi
pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi
dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan
pembukaan, inti danpenutup).
Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam
krgiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar
yang harusdikuasai.
Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta
tindak lanjut hasilpenilaian).

Berdasarkan uraian tentang perencanaan pembelajaran tematik di

atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik


berbeda dengan perencanaan pembelajaran

seperti biasanya. Dalam penyusunan

perencanaan pembelajaran, diharapkan

guru memiliki kreatifitas yang tinggi. Pada

beberapa tahapan seperti pemetaan

kompetensi dasar, menentukan jaringan

tema, dan penyusunan silabus sangat

dibutuhkan ketelitian dan kejelian dari

guru agar tema-tema yang disajikan dalam

proses pembelajaran dapat tepat sasaran

sesuai kebutuhan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, 2012, Jakarta: Kencana Prenada


MediaGroup.

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, 2014, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Ahmad Mustafa Al- Maragi, Tafsir Al-Maragi, 1993, Semarang: PT
Karya Toha Putra.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 2013, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Iin Nur Zakiyah, Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Infaq dan
Shodaqoh melalui model jigsaw learning siswa kelas IV MI
NU 35 Miftahul Ulum Karangdowo Weleri Kendal Tahun
Pelajaran 2013/2014, skripsi, 2014, Semarang:
IAINWalisongo.

Ismail, PTK PAI Konsep dan Contoh Praktis Penelitian Tindakan Kelas

Pendidikan Agama Islam, 2013, Semarang: Pustaka Zaman.

Jamil Supriha tiningrum, Strategi Pembelajaran, 2014, Yogyakarta: Ar-ruzz


Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, Jakarta: Balai Pustaka.


Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran & Intruksi Pendidikan,
2008, Jogjakarta: IRCiSoD.

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, 2010,


Bandung: PT. Rafika Aditama.

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran


Abad 21, 2014, Bogor: Ghalia Indonesia.

Mien A. Rifai, Widjaja, Kamus Biologi Reproduksi, Genetika, Evolusi, dan


Fisiologi, 1996, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mudlofar, “Upaya Peningkatan Pengetahuan Belajar Siswa Melalui


Metode Jigsaw pada Pembelajaran PPKn Materi Arti Sumpah
Pemuda Kelas III Semester I di MI Raudlatul Wildan
Wedung Demak Tahun Pelajaran 2014/2015”, skripsi, 2014,
Semarang: IAIN Walisongo.

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, 2009, Bandung: Sinar


BaruAlgesindo.

Nurul Anam, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung


Satuan Waktu Melalui Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V MI Islamiyah Bulusari
Sayung Demak Tahun Pelajaran 2014/2015, skripsi, 2014,
Semarang: IAIN Walisongo.
Rosma Hartiny, Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 2010, Yogyakarta:
Teras.

S. Rositawaty dan Aris Muharam, Senang Belajar IPA, 2008,


Surabaya: PT. Jepe Press Media Utama.

Sally, Oktavia Septi, Sains 5 SD Kelas 5, 2013, Perpustakaan Nasional


Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Sarjan, dkk.,Sains 5 untuk kelas 5 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,


2010, Klaten: CV. Sahabat.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan, 2010, Yogyakarta: Aditya Media.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, 2012, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, 2001, Jakarta: Grafindo.

Supardi dan Darwiyan Syah, Perencanaan Pendidikan, 2010, Jakarta: Diadit


Media.

Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, 2009, Jakarta: Rineka


Cipta.

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, 2010, Yogyakarta: DIVA Press.


Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, 2013, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsudin, dkk, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, 2011, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan


Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2009, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, 2010, Jakarta: Bumi Aksara.

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 2009, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai