Anda di halaman 1dari 46

Oleh: Asep Sudrajat

Pengantar
Kurikulum Operasional adalah kurikulum yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan konteksnya. Berikut
gambaran adaptasi kurikulum nasional di tingkat
satuan pendidikan sebagai kurikulum operasio-
nal. Kurikulum operasional adalah kontekstuali-
sasi kurikulum sesuai kebutuhan masyarakat se-
hingga peserta didik mampu beradaptasi dengan
perubahan yang berlangsung di lingkungan seki-
tar
Tujuan penyusunan dokumen kurikulum operasional untuk
memberikan informasi kepada masyarakat terkait:
Kebermanfaatan pengembangan kurikulum operasional
oleh satuan pendidikan, yaitu:
TAHAP PENYUSUNAN
(2.1. Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan)

2.1.1. Visi Satuan Pendidikan


Visi adalah pernyataan yang merupakan
proses manajemen saat ini dan menjang-kau
masa yang akan datang. Visi menjadi cara
untuk:
Mengkomunikasikan alasan keberadaan
organisasi dalam arti tujuan dan tugas
pokok

Memperlihatkan framework hubungan


antara organisasi dengan stakeholders

Menyatakan sasaran utama kinerja


organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan
Untuk membuat visi, langkah-langkahnya
adalah:
1. Tuliskan rekomendasi inti dari hasil analisis
konteks
2. Tuliskan visi otoritas pemerintah
3. Dari hasil rekomendasi internal dan eksternal
serta visi pemerintah di atas, rumuskan visi
satuan pendidikan
4. Lakukan evaluasi terhadap visi yang sudah
dirumuskan
2.1.2. Misi Satuan Pendidikan
Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan
layanan yang ditawarkan kepada warga satuan
pendidikan maupun stakeholders. Pernyataan misi
harus:
a. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh satuan pendidikan dan bidang
kegiatan utamanya
b. Mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya
c. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap
perkembangan bidang utama yang akan dilakukan
dan dicapai satuan pendidikan
2.1.3. Tujuan Satuan Pendidikan
Evaluasi rumusan tujuan

Merumuskan tujuan satuan Pendidikan


(2.2. Latar Satuan Pendidikan
dalam Kurikulum)

 Latar belakang satuan pendidikan dibuat mengacu dari


hasil analisis konteks yang sudah dilakukan sebelumnya.
Latar belakang satuan pendidikan memuat kepentingan
yang perlu dikomunikasikan kepada setiap stakeholders
agar memperoleh informasi rinci tentang perencanaan
program yang akan dikembangkan satuan pendidikan.
Program unggulan pada satuan pendidikan dapat dipilih
sesuai dengan asset satuan pendidikan, tenaga
pendidikan, dan peserta didik.
2.2.1. Dasar Latar Satuan Pendidikan
2.2.2. Analisis Isu Strategis
2.2.3. Daya Dukung Satuan Pendidikan
2.2.4. Rancangan Pelaksanaan Program
(2.3. Gambaran Adaptasi SKK dan
Penjadwalan )
2.3.1. Dasar Penentuan SKK
Memperhatikan hasil analisis konteks yang dipilih
sebagai program unggulan pada latar satuan
pendidikan. Program yang telah ditetapkan
kemudian diidentifikasi muatan materi yang
terkait. Hasil identifikasi akan diperoleh jenis
muatan materi yang paling banyak berkaitan
dengan program materi mana yang berkaitan
dengan mata pelajaran, baik muatan kelompok
umum maupun kelompok khusus.
2.3.2. Menentukan SKK
Muatan materi yang teridentifikasi paling
banyak terkait ini diberikan bobot SKK
yang lebih besar. Artinya, mata pelajaran yang
banyak memuat materi tersebut akan
memperoleh bobot SKK yang besar. Hal ini
memberi ruang pengembangan pembelajaran
untuk mencapai program yang sudah ditetapkan.
Dengan SKK, dapat memberi wadah akselerasi
bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
lebih tinggi diatas rata-rata
2.3.3. Rancangan Pembelajaran
2.3.4. Peran Pendidik

Peran pendidik bersifat penting dan strategis.


Pendidik harus memiliki kapasitas memadai
untuk merancang, melaksanakan, dan mengevalu-
asi proses pembelajaran yang sudah direncana-
kan. Pendidik harus mampu menangkap hasil
analisis konteks melalui program unggulan dan
menerjemahkan dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran kontekstual tentu juga
bergantung pada kemampuan pendidik dalam
mengelola pembelajaran.
2.3.5. Penjadwalan

Jadwal pembelajaran harus disesuaikan dengan


strategi pembelajaran tatap muka (TM), pembe-
lajaran tutorial (TT), dan pembelajaran Mandiri
(M). Penjadwalan perlu memperhatikan daya
dukung satuan pendidikan (ruangan, ketersedia-
an waktu, pendidik, sarana, peserta didik dan se-
bagainya) sehingga penjadwalan menjadi tidak
tetap setiap hari/setiap minggu.
(2.4. Rancangan Pembelajaran
Kontekstual Berbasis Modul)
Langkah penyusunan Rasional Rancangan
Pembelajaran Kontekstual berbasis modul
2.4.1. Dasar Rancangan Pembelajaran
Rancangan Pembelajaran memperhatikan
hasil analisis konteks dan SKK serta
penjadwalan yang sudah ditetapkan.
Muatan program unggulan oleh pendidik
dikembangkan yang disesuaikan dengan
materi ajar sehingga sesuai dengan
capaian kompetensi peserta didik dalam
dimensi profil pelajar pancasila
2.4.2. Rancangan Pembelajaran
Berbasis Modul

 Modul sudah dibuat oleh Direktorat PMPK dalam e-


modul. Pendidik memetakan dan menganalisis materi
dalam modul yang dapat dikelompokkan sebagai materi
untukTM, TT, dan M. untuk strategi pembelajaran
tutorial, pendidik perlu memetakan dan menganalisis
materi mana yang cocok untuk pembelajaran tutorial.
Strategi pembelajaran mandiri dilakukan dari hasil
pemetaan dan analisis materi yang bisa digunakan.
Pembelajaran mandiri efektif untuk mewujudkan
kompetensi peserta didik sesuai dimensi Profil Pelajar
Pancasila
2.4.3. Kegiatan Pembelajaran Modul
2.4.4. Persiapan Daya Dukung

Pendidik dapat melakukan identifikasi daya


dukung untuk strategi pembelajaran tatap
muka, tutorial, dan mandiri. Dengan
melakukan identifikasi kesiapan daya
dukung agar kegiatan belajar menjadi
efektif dan efisien.
2.4.5. Asesmen Pembelajaran
2.4.6. Tindak Lanjut
2.4.7. Refleksi Pembelajaran
(2.5. Rancangan Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila)
2.5.1. Dasar Penentuan Proyek Profil
Pelajar Pancasila (P3)
2.5.2. Menentukan Pilihan Program untuk Proyek
P3
2.5.3. Penyusunan Muatan P3
2.5.4. Sasaran Pemberdayaan dan Daya Dukung
2.5.5. Pelaksanaan Proyek P3
2.5.6. Pelaporan Hasil Proyek P3
(2.6. Peningkatan Kapasitas SDM )
2.6.1. Pendidik
2.6.2. Pimpinan Satuan Pendidikan
2.6.3. Peserta Didik
2.6.4. Pemangku Kepentingan

Anda mungkin juga menyukai